Anda di halaman 1dari 14

KAJIAN LAJU INFILTRASI CAIRAN LIMBAH SAWIT (Elaeis

guineensis Jacq.) TERHADAP SIFAT FISIK TANAH ULTISOL

USULAN PENELITIAN

OLEH :
PUTRI AISYAH KAMAL
170308006

PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021
KAJIAN LAJU INFILTRSI CAIRAN LIMBAH SAWIT (Elaeis
guineensis Jacq.) TERHADAP SIFAT FISIK TANAH ULTISOL

USULAN PENELITIAN

OLEH :
PUTRI AISYAH KAMAL
170308006/KETEKNIKAN PERTANIAN

Outline sebagai salah satu syarat untuk melakukan penelitian


di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh :
Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Ir., Sumono, MS)

PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat

dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan outline dengan judul

“Kajian Laju Infiltrasi Cairan Limbah Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Terhadap

Sifat Fisik Tanah Ultisol” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat

melakukan penelitian di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak

Prof. Dr. Ir., Sumono, MS selaku ketua komisi pembimbing yang telah

membimbing dan memberikan berbagai masukan, saran, dan kritik kepada penulis

sehingga outline ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan outline ini. Untuk

kesempurnaan usulan penelitian ini, maka penulis sangat mengharapkan saran dan

kritik yang bersifat membangun.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga outline ini

bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, Juni 2021

Penulis
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
DAFTAR TABEL......................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1.1. Latar Belakang
...............................................................................................................
1.2. Tujuan Penelitian
...............................................................................................................
1.3. Kegunaan Penelitian
...............................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................
2.1. Infiltrasi
......................................................................................................................
2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Infiltrasi
......................................................................................................................
2.2.1. Sifat Fisik Tanah
...............................................................................................................
A. Tekstur Tanah
.......................................................................................................
B. Kerapatan Massa (Bulk Density)
.......................................................................................................
C. Kerapatan Partikel (Particel Density)
.......................................................................................................
D. Porositas
.......................................................................................................
2.2.2. Kadar Air Tanah
...............................................................................................................
2.2.3. Cairan Limbah Kelapa Sawit
...............................................................................................................
2.2.4. Bahan Organik Tanah
...............................................................................................................
2.2.5. Tanah Ultisol
...............................................................................................................
2.3. Metode Penentuan Laju Infiltrasi
......................................................................................................................
2.4. Infitrometer
......................................................................................................................
BAB III BAHAN DAN METODE............................................................................
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
....................................................................................................................................
3.2. Bahan dan Alat
....................................................................................................................................
3.3. Metode Penelitian
....................................................................................................................................
3.4. Prosedur Penelitian
....................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
LAMPIRAN...............................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dari famili Palmae merupakan

salah satu sumber minyak nabati. Potensi kelapa sawit di Indonesia sangat besar,

penyebaran perkebunan kelapa sawit di Indonesia saat ini sudah berkembang di 22

provinsi. Luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia dari tahun ke tahun terus

meningkat. Luas kebun kelapa sawit pada tahun 2009 adalah 8.248.328 ha dan

meningkat pada tahun 2010 menjadi 8.430.026 ha. Produksi juga terus meningkat

seiring bertambahnya luas perkebunan kelapa sawit. Produksi kelapa sawit pada

tahun 2007 sebesar 19.324.293 ton dan meningkat pada tahun 2009 menjadi 19

760.011 (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2010).

Infiltrasi merupakan komponen yang sangat penting karena pengaturan

hubungan antara intensitas hujan dan kapasitas infiltrasi, dan pengaturan aliran
permukaan. Kapasitas infiltrasi merupakan laju maksimum air yang dapat masuk

ke dalam tanah pada suatu saat (Putra, 2013).

Dalam proses pengolahan sawit dihasilkan limbah padat dan limbah cair.

Banyak yang tidak mengetahui bahwa limbah cair dapat digunakan sebagai pupuk

untuk menyuburkan tanaman. Diketahui sawit mengandung unsur penting yang

bermanfaat bagi pertumbuhan dan produksi sawit seperti N, P, K dan Mg, mulai

ada yang memanfaatkan sebagai pupuk dan menyuburkan tanah (Maryadi, 2006).

Faktor yang mempengaruhi infiltrasi adalah jenis tutupan lahan, curah

hujan yang dimana kapasitas infiltrasi akan tercapai jika hujan melebihi kapasitas

infiltrasi. Jika curah hujan kecil maka rerata infiltrasi sama dengan curah hujan.

Faktor tutupan lahan juga menentukan sifat fisik tanah seperti tekstur tanah yang

berpengaruh kuat terhadap peresapan air ke dalam tanah (Ningsih, 2010).

Setiap jenis tanah memiliki laju infiltrasi yang berbeda. Semakin padat

suatau tanah makin kecil laju infiltrasinya. Kelembaban tanah yang selalu berubah

setiap saat sangat berpengaruh erhadap lamu infilrasinya. Makin tinggi kadar air

dalam tanah maka semakin kecil laju infiltrasinya. Seperti jenis tanah berpasir

memiliki laju infiltrasi yang sangat tinggi, dan jenis tanah liat memiliki laju

infiltrasi yang rendah (Sari, 2012).

Tingkat kemampuan tanah untuk melewati air dipengaruhi oleh kadar air

tanah atau potensial hidrolik tanah. Nilai laju infiltrasi bergantung pada kapasitas

infiltrasi tanah. Infiltrasi ke dalam tanah mulanya tidak jenuh karena pengaruh

potensial matriks. Infiltrasi yang efektif akan menurunkan run off, dan potensial

yang tidak efektif akan memperbesar run off (Maroah, 2011).

1.2. Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Kajian Laju

Infiltrasi dari Cairan Limbah Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Terhadap Sifat Fisik

Tanah Ultisol.

1.3. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai syarat untuk menyelesaikan skripsi dan memperoleh gelar sarjana di

Program Studi Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas

Sumatera Utara, Medan.

2. Sebagai informasi bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian

mengenai Kajian Laju Infiltrasi Cairan Limbah Sawit (Elaeis guineensis

Jacq.) Terhadap Sifat Fisik Tanah Ultisol.

3. Sebagai informasi bagi masyarakat untuk mengetahui Kajian Laju Infiltrasi

Cairan Limbah Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Terhadap Sifat Fisik Tanah

Ultisol.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Infiltrasi

Infiltrasi adalah proses masuknya air ke dalam tanah melalui permukaan

tanah. Proses infiltrasi ini sangat penting dalam daur hidrologi karena

mempengaruhi jumlah air yang berada di permukaan tanah. Tidak semua air di

permukaan tanah masuk ke dalam tanah. Hal ini karena sebagian air berada di

lapisan tanah atas (top soil). Air yang berada di lapisan tanah atas akan diuapkan

ke atmosfer melalui permukaan tanah (Irawan dan Slamet, 2016).

Laju infiltrasi adalah jumlah air per satuan waktu yang masuk ke dalam

tanah. Laju infiltrasi ditentukan pada besarnya kapasitas infiltrasi dan intensitas

hujan. Jika intensitas hujan lebih besar dari kapasitas infiltrasi maka akan terjadi

limpasan. Limpasan yang berlebihan akan menyebabkan erosi. Intesitas hujan

dengan jumlah lebih kecil dari kapasitas infiltrasi, maka laju infiltrasi sama
dengan kapasitas infiltrasi. Artinya pada hal tersebut tidak akan terjadi limpasan

yang akan menyebabkan terjadinya erosi. Kapasitas infiltrasi yaitu kemampuan

tanah untuk merembeskan air ke dalam tanah. Laju infiltrasi berbeda-beda

tergantung pada tipe penggunaan lahan (Yunagardasari, dkk., 2017).

Adanya proses infiltrasi ini sangat bermanfaat untuk kebutuhan vegetasi

termasuk transpirasi, menyediakan air untuk evaporasi, dan aliran sungai saat

musim kemarau jadi terpenuhi. Selain itu infiltrasi juga bemanfaat untuk

mengurangi adanya erosi tanah dan mengurangi banjir. infiltrasi sangat

bergantung pada hujan, sifat fisik tanah, hiraulik tanah, dan pemanfaatan lahannya

(Sudarmanto, dkk., 2014).

2.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Infiltrasi

2.2.1. Sifat Fisik Tanah

Sifat fisik tanah merupakan unsur tanah yang berpengaruh untuk

pertumbuhan dalam memproduksi tanaman dan secara tidak langsung

mempengaruhi ketersediaan unsur hara tanaman. Pengolahan tanah secara terus

menerus akan mempengaruhi sifat fisik tanah yang berbeda-beda, baik secara

fisik, kimia, maupun biologi tanah (Delsiyanti, dkk., 2016).

a. Tekstur Tanah

Tekstur tanah adalah perbandingan antara partikel-partikel tanah

yang terdiri dari pasir, debu, dan liat dalam suatu massa tanah. Tekstur

tanah sebagai penentu fisik tanah. untuk penentuan tekstur tanah dapat

menggunakan alat hydrometer, metode pipet, dan metode langsung.

Penetapan kelas tekstur tanah dapat dilihat dari USDA (Isra, dkk., 2019).
Tanah bertekstur liat memiliki kemampuan lebih besar dalam

menahan air di banding dengan tanah yang bertekstur pasir. Semakin

halus tekstur tanah maka semakin besar kapasitas dalam menahan air

pada tanah. Tanah yang tekstur halus memiliki ciri-ciri luas permukaan

besar, kemampuan menahan air besar, dan ukuran partikel kecil. Setiap

tekstur tanah memiliki kemampuan menahan air yang berbeda-beda

(Haridjaja, dkk., 2013).

b. Kerapatan Massa (bulk density)

Kerapatan massa tanah atau bulk density adalah massa tanah per

volume tanah yang dinyatakan dengan satuan g/cm3 atau ton/m3. Kerapatan

massa merupakan parameter terpenting untuk menghitung penyimpanan

karbon organik tanah. Kerapatan massa tidak hanya mempengaruhi

ketersediaan unsur hara tanah, tetapi secara tidak langsung memberikan

kualitas dan produktivitas tanah (Wulandari, 2018).

Nilai kerapatan massa dari tanah dapat dituliskan sebagai:

berat tanahkering oven( gr )


Bulk density=
volume tanah( c m3 )

c. Kerapatan Partikel (particle density)

Beberapat faktor yang mempengaruhi kerapatan partikel (particle

density) yaitu tekstur, bahan organik, kerapatan massa (bulk density) dan

topografi. massa unit volume partikel tanah dinyatakan dalam gram/cm 3.


Kerapatan partikel tanah mineral rata-rata 2,6 gr/cm3 (Silalahi dan Nelvia,

2017).

d. Porositas Tanah

Porositas tanah adalah total pori tanah untuk ketersediaan air dan

sirkulasi udara dalam tanah. Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan

bahan organik, struktur, ukuran pori, dan tekstur tanah. jika bahan organik

tinggi, maka porositas tanah akan tinggi (Afrianti, dkk., 2019).

Porositas tanah dapat dihitung dengan rumus:

Porositastanah=1−
(
Bulk density
cm )3
x 100 %
g
Particle density
(cm ) 3

2.2.2. Kadar Air Tanah

Kadar air tanah merupakan faktor penting dalam pertumbuhan tanaman.

Air yang berada di dalam tanah sangat dibutuhkan oleh tanaman dan proses

respirasi untuk pertumbuhan tanaman. Kekurangan air tanah menyebabkan

pertumbuhan tanaman menjadi layu atau mati, dikarenakan penyerapan air lebih

rendah dibanding penguapan pada tanamn tersebut. kelebihan air tanah

menyebabkan tanaman menjadi layu akibat keracunan nitrogen dan pemborosan

air (Dharma dan Maman, 2015).

Air yang terkandung dalam tanah disebut kadar air tanah. Kadar air tanah

yang optimal pendukung kebutuhan tanaman berada pada kadar air kapasitas

lapang. Kadar air kapasitas lapang merupakan kadar air tanah di lapang saat air

drainase hamper berhenti mengalir karena adanya gaya gravitasi yang sebelumnya
tanah mengalami jenuh sempurna. Kadar air tanah dapat dilakukan dengan metode

gravimetric (Stanny, 2017).

2.2.3. Cairan Limbah Sawit

Limbah cair sawit merupakan buangan pabrik pengolahan kelapa sawit

dari air kondensat pada proses sterilisasi, proses klarifikasi, air pencucian. Limbah

cair ini dapat dimanfaatkan sebagai energi seperti biogas dengan tahap reaksi

hidrolisis, acidogenesis, acetogenesis dan metagonesis (Rambe, dkk., 2014).

Cairan limbah sawit mengandung bahan organik dan anorganik yang

cukup tinggi. Perlu dilakukan pengolahan limbah dan pencegahannya agar tidak

terjadi pencemaran air, menimbulkan bau, dan menghasilkan gas methan dan CO2

yaitu terjadinya efek rumah kaca yang sangat berbahaya untuk lingkungan

(Yulastri, dkk., 2013).

Limbah cair sawit dapat memberikan dampak negatif untuk lingkungan,

karena terdapat kandungan Biochemical Oxygen Demand (BOD) dan Chemical

Oxygen Demand (COD) yang tinggi. Oleh karena itu sebelum dialirkan ke lahan,

BOD dan COD harus diturunkan. Kandungan BOD sebesar 20.000-30.000 mg/l

dan COD sebesar 40.000-60.000 mg/l (Widarti, dkk., 2015).

2.2.4. Bahan Organik Tanah

Bahan organik tanah sangat berpengaruh dalam menahan air dalam tanah

dan mempertinggi jumlah air tersedia untuk kebutuhan tanaman. Kandungan

bahan organik semakin banyak menyebabkan air yang berada di dalam tanah

bertambah banyak. Bahan organik dalam tanah dapat mengikat air 2-4 kali lipat
dari berat bobot yang berperan dalam ketersediaan air. Penambahan bahan organik

dapat dilkaukan dengan pemberian pupuk organik. Keuntungannya untuk

memperbaiki struktur tanah, aerasi, kapasitas menahan air, mengatur temperature

tanah, dan menyediakan zat hasil perombakan untuk pertumbuhan tanaman

(Intara, dkk., 2011).

Pemberian bahan organik dapat meningkatkan kesuburan tanah. bahan

organik sangat diperlukan untuk mempertahankan dan meningkatkan

produktivitas tanaman dengan efisiensi penggunaan pupuk anorganik/kimia.

Bahan organik memiliki kapasitas menyimpan lengas yang tinggi. Pemberian 20-

30 ton per hektar bahan organik berpengaruh nyata untuk meningkatkan porositas

total, jumlah pori berguna, menurunkan kerapatan permeabilitas (Hasibuan,

2015).

Anda mungkin juga menyukai