Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KEHAMILAN NORMAL
DI SUSUN OLEH :
PO.62.20.1.19.426
JURUSAN KEPERAWATAN
2021
1. DEFINSI
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum serta
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Pertumbuhan dan perkembangan janin
intra uterine mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan.
(Hanifah,2008)
Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lama hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 10 hari) dihiotung
dari hari pertama haid terakhir. (Sarwono, 2007)
Kehamilan adalah keadaan diawali dengan bertemunya sel sperma dan ovum
kemudian membentuk zigot, kemudian zigot berubah menjadi morulla, blastula,
blastokist yang akan melakukan nidasi pada endometrium. Kemudian hasil
konsepsi (janin dan plasenta) akan tumbuh dan berkembang sampai aterm dan
diakhiri persalinan.
Jadi kehamilan adalah penyatuan dari spermatozoa dan ovum yang dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi kemudian hasil konsepsi akan tumbuh dan berkembang
sampai terjadinya persalinan.
1. PROSES KEHAMILAN
a. Fertilisasi
Fertilisasi adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa yang
biasanya berlangsung di ampula tuba. (Sarwono, 2009)
Saat terjadi ejakulasi, + 3 cc sperma dikeluarkan dari organ reproduksi pria yang +
berisi 300 juta sperma. Setelah masuk ke organ genetalia interna wanita, sperma
akan menghadapi berbagai rintangan antara lain lendir vagina yang bersifat asam,
lendir serviks yang kental, panjang uterus serta silia yang ada di tuba fallopi.
Untuk menghadapi rintangan tersebut sperma harus mempunyai akrosom yang
melewati proses kapasitasi. Sedangkan ovum akan dikeluarkan dari ovarium
sebanyak satu dalam tiap bulan, ditangkap oleh fimbrae dan berjalan menuju tuba
fallopi. Tempat bertemu ovum dan sperma paling sering di daerah ampula tuba.
b. Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi kedalam
endometrium. Hasil konsepsi menanamkan dirinya dalam bentuk blastula, suatu
bentuk dibagian luarnya terdapat trofoblas dan bagian dalamnya disebut massa
inner cell yang berkembang menjadi plasenta. Blastula diselubungi oleh suatu
simpai yang disebut trofoblas. Sejak trofoblas terbentuk, produksi HCG dimulai.
Trofoblas mempunyai kemampuan menghancurkan dan mencairkan jaringan
endometrium dalam masa sekresi dengan sel-sel desidua. Blastula dengan bagian
yang berisi inner cell mass akan mudah masuk ke desidua, menyebabkan luka
kecil yang kemudian sembuh dan menutup lagi.
c. Plasentasi
Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Setelah
nidasi embrio ke dalam endometrium, plasentasi dimulai. Plasentasi berlangsung
sampai 12-18 minggu setelah fertilisasi. Dalam 2 minggu pertama perkembangan
hasil konsepsi, trofoblas telah melakukan penetrasi ke pembuluh darah
endometrium. Terbentuklah sinus intertrofoblastik yaitu ruangan yang berisi darah
maternal dari pembuluh darah yang dihancurkan. Pertumbuhyan ini berjalan terus,
sehingga timbul ruang-ruang interviler dimana vili korialis seolah-olah terapung
diatas ruangan tersebaut sampai terbentuk plasenta. Tiga minggu pasca fertilisasi,
sirkulasi darah janin dapat diidentifikasi dan dimulai pembentukan fili korialis.
Sirkulasi darah janin dipenuhi dengan darah maternal yang dipasok oleh atreri
spiralis dan dikeluarkan melalui vena uterine. Vili korialis akan tumbuh menjadi
suatu massa jaringan yaitu plasenta.
4. Air
Wanita hamil harus minum cukup banyak kira-kira 6-8 gelas air/hari. Air
menambah keringat dan juga pengeluaran racun melalui usus dan ginjal.
B. Kebersihan badan
Kebersihan badan mengurangkan kemungkinan infeksi, karena badan yang kotor
banyak mengandung kuman-kuman.
C. Gerak badan
Kegunaannya:
- Sirkulasi darah menjadi baik
- Nafsu makan bertambah
- Pencernaan lebih baik
- Tidur lebih nyenyak
Gerak badan yang melelahkan dilarang.
Dianjurkan berjalan-jalan pada pagi hari dalam udara yang masih segar.
D. Pakaian
- Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut.
- Pakailah kutang yang menyokong payudara
- Memakai sepatu dengan timut yang tidak terlalu tinggi
- Pakaian dalam yang selalu bersih.
E. Perawatan payudara
- Putting susu harus dibersihkan bila terbasahi oleh kolostrum
- Putting susu yang masuk diusahakan supaya keluar dengan pemijatan keluar
setiap kali mandi
- Pada 2 bulan terakhir kehamilan, lakukan pemijatan (massage) untuk
mengeluarkan kolostrum agar tidak terjadi penyumbatan.
F. Koitus
Koitus tidak dilarang kecuali riwayat:
- Sering abortus/prematur
- Perdarahan pervaginam
- Pada minggu terakhir kehamilan, koitus harus hati-hati
- Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang
- Dikatakan orgasme pada hamil tua dapat menyebabkan kontraksi uterus partu
prematurus.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
1. PENGKAJIAN
A. Identitas
Meliputi nama suami/istri, umur, agama, alamat, pekerjaan, pendidikan, dll.
B. Alasan datang
Untuk mengetahui alasan pasien datang apakah untuk kontrol atau kunjungan
ulang ataupun ada keluhan.
C. Keluhan utama
Mengetahui keadaan ibu saat datang, keluhan yang sering terjadi, pada saat hamil
adalah sering buang air kecil (TM I dan III), Keputihan (TM I,II, dan III),
Sembelit (TM II dan III), Kram kaki (TM II dan III), napas sesak (TM II dan III),
Pusing/sinkop (TM II dan III), mual muntah (TM I), sakit punggung (II dan III).
D. Riwayat kesehatan
Selama hamil, ibu dan janin dipengaruhi oleh kondisi medis/sebaliknya. Kondisi
medis dapat dipengaruhi oleh kehamilan. Bila tidak diatasi dapat berakibat serius
bagi ibu.
Hipertensi dapat mempredisposisikan pada trombosit vena profilasi dan
selanjutnya embolisme paru. Kondisi lain seperti asma, epilepsi, infeksi
memerlukan pengobatan dan dapat menimbulkan efek samping pada janin.
Komplikasi media utama seperti DM, jantung memerlukan keterlibatan dan
dukungan spesialis medis.
Menurut Poedji Rouhjati, 2003 riwayat kesehatan yang dapat berpengaruh pada
kehamilan antara lain:
a. Anemia (kurang darah), bahaya jika Hb < 6 gr % yaitu kematian janin dalam
kandungan, persalinan prematur, persalinan lama dan perdarahan postpartum.
b. TBC paru, janin akan tertular setelah lahir. Bila TBC berat akan menurunkan
kondisi ibu hamil, tenaga bahkan ASI juga berkuran. Dapat terjadi abortus,
bayi lahir prematur, persalinan lama dan perdarahan postpartum
c. Jantung, bahayanya yaitu payah jantung bertambah berat, kelahiran prematur/
lahir mati
d. Diabetes melitus, bahayanya yaitu dapat terjadi persalinan premature,
hydraamnion, kelainan bawaan, BBL besar, kematian janin dalam kandungan.
e. HIV/AIDS, bahayanya pada bayi dapat terjadi penularan melalui ASI dan ibu
mudah terinfeksi.
G. Riwayat haid
Anamnese haid memberikan kesan tentang faal alat reproduksi / kandungan,
meliputi hal – hal seperti ; umur menarche (pada wanita indonesia umumnya
sekitar 12 – 16 tahun), lamanya (frekuensi haid bervariasi 7 hari atau lebih), siklus
haid ( lebih awal atau lebih lambat dari siklus normal 28 hari), banyaknya darah,
HPHT (membantu penetapan tanggal perkiraan kelahiran), keluhan saat
haid(keluahn yang disampaikan dapat menunjukkan diagnose tertentu, seperti
sakit kepala sampai pingsan atau jumlah darah yang banyak).
H. Riwayat kehamilan sekarang
a. Trimester I : berisi tentang bagaimana awal mula terjadinya kehamilan,
ANC dimana dan berapa kali, keluhan selama hamil muda, obat yang
dikonsumsi, serta KIE yang didapat.
b. Trimester II : berisi tentang ANC dimana dan berapa kali, keluhan selama
hamil muda, obat yang dikonsumsi, serta KIE yang didapat. Sudah atau belum
merasakan gerakan janin, usia berapa merasakan gerakan janin(gerakan
pertama fetus pada primigravida dirasakan pada usia 18 minggu dan pada
multigravida 16 minggu), serta imunisasi yang didapat.
c. Trimester III : berisi tentang ANC dimana dan berapa kali, keluhan selama
hamil muda, obat yang dikonsumsi, serta KIE yang didapat.
I. Riwayat KB
Apakah selama ini ibu menggunakan KB, jika iya ibu menggunakan KB jenis apa,
sudah berhenti berapa lam, keluhan selama ikut KB dan rencana penggunaan KB
setelah melahirkan. Hal ini untuk mengetahui apakah kehamilan ini karena faktor
gagal KB atau tidak.
K. Riwayat psikososial
Faktor – faktor situasi, latar belakang budaya, status ekonomi sosial, persepsi
tentang hamil, apakah kehamilannya direncanakan/diinginkan. Bagaimana
dukungan keluarga. Adanya respon positif dari keluarga terhadap kehamilannya
akan mempercepat proses adaptasi ibu dalam menerima perannya.
L. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Kesadaran :
TD : RR :
S : N :
BB: TB :
M. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
1. Rambut :
Bersih/kotor, warna hitam/merah jagung, mudah rontok/tidak
2. Muka :
Muka bengkak/oedem tanda eklampsi, terdapat cloasma gravidarum
sebagai tanda kehamilan. Muka pucat tanda anemia, perhatikan ekspresi
ibu, kesakitan atau meringis.
3. Mata :
Konjungtiva pucat menandakan anemia pada ibu yang akan mempengaruhi
kehamilan dan persalinan yaitu perdarahan, Sclera icterus perlu dicurugai
ibu mengidap hepatitis
4. Hidung :
Simetris, adakah sekret, ada kelainan lain.
5. Mulut dan gigi :
Bibir pucat tanda ibu anemia, bibir kering tanda dehidrasi, sariawan tanda
ibu kekurangan vitamin C. Caries gigi menandakan ibu kekurangan
kalsium.
6. Leher :
Adanya pembesaran kelenjar tyroid menandakan ibu kekurangan iodium,
sehingga dapat menyebabkan terjadinya kretinisme pada bayi dan
bendungan vena jugularis/tidak
7. Dada :
Bagaimana kebersihannya, Terlihat hiperpigmentasi pada areola mammae
tanda kehamilan, puting susu datar atau tenggelam membutuhkan
perawatan payudara untuk persiapan menyusui. Adakah striae gravidarum
8. Ekstremitas :
Adanya oedem pada ekstremitas atas atau bawah dapat dicurigai adanya
hipertensi hingga Preeklampsi dan Diabetes melitus, varises.tidak, kaki
sama panjang/tidak memepengaruhi jalannya persalinan.
b. Palpasi
Tujuan:
- untuk mengetahui umur kehamilan
- Untuk mengetahui bagian bagian janin
- Untuk mengetahui letak janin
- Janin tunggal atau tidak
- Sampai dimana bagian terdepan janin masuk kedalam rongga panggul
- Untuk mengetahui kelainan abnormal ditubuh
Letak palpasi :
1. Leher :
- Tidak tampak pembesaran vena jugularis. Jika ada hal ini
berpengaruh pada saat persalinan terutama saat meneran. Hal ini
dapat menambah tekanan pada jantung. Potensial terjadi gagal
jantung.
- Tidak tampak pembesaran kelanjar tiroid, jika ada potensial terjadi
kelahiran prematur, lahir mati, kretinisme dan keguguran.
- Tidak tampak pembesaran limfe, jika ada kemungkinan terjadi infeksi
oleh berbagai penyakit misal TBC, radang akut dikepala
2. Dada :
Adanya benjolan pada payudara waspadai adanya Kanker payudara dan
menghambat laktasi. Kolostrum mulai diproduksi pada usia kehamilan 12
minggu tapi mulai keluar pada usia 20 minggu.
3. Abdomen :
a. Leopold I
Untuk menentukan usia kehamilan berdasarkan TFU dan bagian yang
teraba di fundus uteri.
Pengukuran tinggi fundus uteri
Sebelum bulan III tinggi fundus uteri belum bisa diraba
12 minggu TFU 1 – 2 jari diatas symphisis
16 minggu TFU pertengahan antara symphisi dan pusat
20 minggu TFU 3 jari dibawah pusat
24 minggu TFU setinggi pusat
28 minggu TFU 3 jari diatas pusat
32 minggu TFU pertengahan antara pusat dan procesus
xymphoideus
36 minggu TFU 3 jari dibawah procesus xymphoideus
40 minggu TFU pertengahan antara pusat dan procesus
xymphoideus
Tanda kepala : keras, bundar, melenting
Tanda bokong: lunak, kurang bundar,kurang melenting.
b. Leopold II
- Menentukan batas samping rahim kanan-kiri
- Menentukan letak punggung janin
- Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin
c. Leopold III
- Menentukan bagian terbawah janin
- Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk PAP atau masih
goyang.
d. Leopold IV
Seberapa jauh bagian terbawah masuk PAP
4. Ekstremitas
Adanya oedem pada ekstremitas atas atau bawah dapat dicurigai adanya
hipertensi hingga Preeklampsi dan Diabetes melitus.
2. DIAGNOSA
2. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurangnya nafsu makan, mual dan muntah
3. Resiko tinggi defisit cairan berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah
4. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan pembesaran uterus
5. Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan pergeseran diafragma
sekunder kehamilan
6. Resiko tinggi konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik, penekanan
uterus
3. INTERVENSI
1. Resiko tinggi konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik, penekanan
uterus
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan
ibu dapat mengatasi konstipasi
Kriteria Hasil : Ibu tidak mengalami konstipasi
Intervensi :
1. Jelaskan perubahan fisiologis pada ibu hamil yang dapat menyebabkan ibu
mengalami konstipasi
R: penjelasan yang diberikan dapat menambah pengetahuan ibu sehingga dapat
mengurangi kecemasan ibu
2. Anjurkan ibu untuk mengonsumsimakanan tinggi serat dengan menu seimbang
R: makanan yang tinggi serat menjadikan feses tidak terlalu padat sehingga
mempermudah penegaluaran feses
3. Anjurkan ibu untuk minum air hangat satu gelas tiap bangun pagi dan
menambah konsumsi air minum menjadi 2liter / hari (8-10 gelas/ hari)
R: minum air hangat akan merangsang peristaltik usus sehingga dapat
merangsang pengosongan kolon lebih cepat. Mengkonsumsi air yang cukup
dapat mencegah timbulnya reabsorbsi yang berlebihan.
4. IMPLEMENTASI
Tindakan pelaksanaan dari intervensi yang telah dibuat untuk mengatasi diagnosa
keperawatan yang telah ada.
5. EVALUASI
Disimpulkan berdasarkan sejauh mana kriteria hasil yang telah tercapai, sehingga
dapat disimpulkan apakah intervensi tetap dilanjutkan, dihentikan atau diganti jika
tindakan sebelumnya tidak berhasil.