Anda di halaman 1dari 11

PRAKTIKUM TEKNIK GELOMBANG MIKRO

MODUL 4

MATCHING IMPEDANCE PADA SALURAN WAVEGUIDE


Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Prak. Teknik Gelombang Mikro Semester V

Penyusun:
JTD 3E
KELOMPOK GENAP

NO NAMA NIM
02 ADITYA SINDUNG F. 1741160063

D-IV JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL


TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2019
PROFIL ANGGOTA KELOMPOK

Foto 3 x 4 Foto 3 x 4 Foto 3 x 4 Foto 3 x 4

Aditya Sindung F Aisyah Nanda K Fatimatus Zahra Hamzah Dwi H


1741160063 1741160083 1741160034 1741160030

Foto 3 x 4 Foto 3 x 4 Foto 3 x 4 Foto 3 x 4

M Agin S Maulana A S M Miqdad H A M Firdig H A


1741160062 1741160053 1741160124 1741160014

Foto 3 x 4 Foto 3 x 4

Omas Adzan A R M Maghrifi D C


1741160118 1741160038
MODUL 4
MATCHING IMPEDANCE PADA SALURAN WAVEGUIDE

4.1 Pendahuluan
Pada era globalisasi ini dapat dirasakan pesatnya kemajuan teknologi dunia terutama
di bidang informasi. Pencarian informasi di dunia internet saat ini sangatlah mudah. Hanya
perlu mengetikkan beberapa keyword informasi yang kita perlukan maka dalam sekejap
ribuan informasi dapat kita download. Dalam dunia pertukaran informasi kita juga dapat
meng-upload informasi yang mungkin akan dibutuhkan oleh orang lain. Tapi apakah kita
semua tau bagaimana proses download-upload dapat berjalan ? dibutuhkan sebuah saluran
transmisi untuk menjembatani pertukaran informasi tersebut dan agar saluran tranmisi
tersebut dapat bekerja maksimal maka diperlukan penyesuaian impedansi ( matching
impedance ) untuk meminimalisasi terjadinya loss data dan collusion ( bercampurnya dua
data menjadi satu ).
4.2 Tujuan
1. Mengukur gelombang berdiri (standing wave) dalam waveguide
2. Menentukan perbandingan gelombang berdiri (standing wave ratio, SWR) dan factor
penyesuai m (matching factor) dengan slotted line
3. Menghitung daya nyata sebagai fungsi m
4. Mendapatkan kondisi sesuai (matching) menggunakan tiga sekrup pengatur
4.3 Alat yang Digunakan
1. 1 Osilator Gunn
2. 1 Coaxial detector
3. 1 Diode detector probe
4. 1 Waveguide, 250 mm
5. 1 Slotted line
6. 1 3-sekrup pengatur (screw tuner)
7. 1 Moveable short
8. 1 Terminasi resistor dengan detector
9. 1 Antena horn
10. 1 Multimeter digital
11. 1 Generator fungsi dengan sumber tegangan
12. 1 Kabel konektor, 1 mm, 4 mm, merah
13. 1 Kabel konektor, 1 mm, 4 mm, biru
14. 1 Kabel test, BNC to BNC 4 mm
Diagram Rangkaian

Gambar 4.1 Konstruksi Rangkaian untuk Percobaan Penyesuai Impedansi


4.3 Teori Dasar
Gelombang elektromagnetik yang diradiasikan oleh waveguide telah diuraikan
disebelumnya. Bila radiasi dalam waveguide bebas pantulan (reflection free), oleh karena
terjadi beban yang tidak sesuai maka gelombang akan menjalar ke arah beban dan ada pula
yang kembali ke arah sumbernya, akan menghasilkan gelombang yang disebut “gelombang
berdiri” (standing waves). Nilai-nilai kuat medan disepanjang waveguide, dapat diukur
dengan menggunakan detector tegangan.
Amplitudo maksimum dihitung pada tempat dimana gelombang dating dan pantulan
bertepatan saling menjumlahkan yaitu:
Umak = | Ufor | + | Urev |
Untuk nilai amplitude minimum adalah pada jarak ¼  λ dari maksimum dan dihitung dengan
nilai:
Umin = | Ufor | - | Urev |
Untuk menentukan kondisi sepadan (matching) sebuah system,
s = Umak / Umin (standing wave ratio), dimana s adalah antara 1 sampai ∞
m = Umin / Umak (matching factor), dengan nilai antara 0 dan 1
Dua kondisi yang perlu diperhatikan:
1. Sepadan (matched), tidak ada gelombang yang terpantul, Umak = Umin atau m = s = 1
2. Pantulan total (total reflection) (missal hubungan singkat pada ujung saluran),
sehingga Umak = 2 Ufor dan Umin = 0, m = 0 dan s = ∞
Antara harga-harga ekstrim, semua perbandingan amplitude dan fasa pada saluran, dapat
dideteksi dengan slotted line.
Lebih lanjut karakteristik system saluran, yaitu factor pantulan (reflection factor), r
didefinisikan sebagai:
r = Urev / Ufor (nilai antara 0 dan 1)
Hubungan yang diberikan antara factor pantulan dan SWR:
s = Umak / Umin = Ufor + Urev / Ufor – Urev = 1 + r / 1 – r = 1 / m
r = s - 1/ s + 1
4.4 Langkah Percobaan
Pasang komponen-komponen seperti gambar 4.1 dan atur tegangan sumber 8V. Probe
detector diatur menggunakan kunci pas, sehingga tegangan yang diukur maksimum 300mV.
Karakteristik diode pada daerah ini quadratic, oleh karena itu tegangan harus disesuaikan.
1. Pengukuran waveguide dengan ujung terbuka, yaitu kondisi tidak sepadan (no
matching). Catat tegangan yang didistribusikan sepanjang slotted line. Tentukan nilai-
nilai s, r, dan m
2. Pengukuran dengan waveguide hubung singkat yang dapat diatur (moveable short
circuit). Ulangi pengukuran pada langkah 1. Ubah setiap jarak 2cm dan amati tempat
minimum dan maksimum sepanjang slotted line
3. Ukur kondisi sepadan (matching), menggunakan 3 skrup dan terminasi dengan
mengamati pada detector tegangan
a. Ukur mismatch yang diterminasi resistor dengan memutar ketiga skrup.
Tentukan nilai-nilai r, s, dan m
b. Dengan mengatur ketiga skrup, coba dapatkan tegangan linier yang
terdistribusi sepanjang slotted line. Tentukan variable r,s dan m
4. Pasang antenna horn dan tentukan nilai-nilai r, s, dan m. tentukan daya yang
diradiasikan pada keluaran pembangkit daya
P / Pmak = 4.m / (1+m)2
Lembar Kerja 1
Untuk Langkah 1 A
1A s = Umax / Umin = 300 / 163,2 = 1,83
l (cm) Ud (mV)
0 212 r = s – 1 / s + 1 = 1,83 – 1 / 1,83 + 1 = 0,29
2 163,2
4 300 m = 1 – r /1 + r = 1 – 0,29 / 1 + 0,29 = 0,55
6 240,2
8 280,4
10 183,7
12 300
Untuk Langkah 1 B
1B s = Umax / Umin = 287 / 44,5 = 6,44
l (cm) Ud (mV)
0 275,2 r = s – 1 / s + 1 = 6,44 – 1 / 6,44 + 1 = 0,731
2 222,4
4 277 m = 1 – r /1 + r = 1 – 0,731 / 1 + 0,731 = 0,155
6 300
8 156,5
10 44,5
12 287

Lembar Kerja 2
Untuk Langkah 2
2 (Min) 2 (Max) s = Umax / Umin = 113,2 / 8,9 = 12,7
I(cm) UD I (cm) UD
r = s – 1 / s + 1 = 12,7 – 1 / 12,7 + 1 = 0,854

m = 1 – r /1 + r = 1 – 0,854 / 1 + 0,854 = 0,07

s = Umax / Umin = 123,1 / 60,2 = 2,04


(mV) (mV)
0 8,9 0 195,7
2 75,2 2 175,2
4 38,8 4 106,7
6 51,4 6 60,2
8 38,1 8 83,2
10 46,3 10 92,3
12 113,2 12 123,1

Lembar Kerja 3
Untuk Langkah 3 A
Max = 96 mV
Min = 65 mV
s = Umax / Umin = 96 / 65 = 1,47

r = s – 1 / s + 1 = 1,47 – 1 / 1,47 + 1 = 0,19

m = 1 – r /1 + r = 1 – 0,19 / 1 + 0,19 = 0,68

Untuk Langkah 3 B
3B s = Umax / Umin = 106 / 45,7 = 2,32
UD
I/cm
(mV) r = s – 1 / s + 1 = 2,32 – 1 / 2,32 + 1 = 0,397
0 55
2 45,7 m = 1 – r /1 + r = 1 – 0,397 / 1 + 0,397 = 0,431
4 96,3
6 100,2
8 103
10 106
12 91,6
Lembar Kerja 4
Untuk Langkah 4
4
4 s = Umax / Umin = 165,2 / 95,3 = 1,73
250 UD
I/cm
(mV) r = s – 1 / s + 1 = 1,73 – 1 / 1,73 + 1 = 0,267
2000 115,3
2 100,1 m = 1 – r /1 + r = 1 – 0,267 / 1 + 0,267 = 0,578
1504 155,2
6 151,5 P = 4m / (1+m)2 = 4 x 0,578 / (1 + 0,578)2 = 0,928
1008 203,3
10 95,3
5012 165,2
4.5 Soal – soal
0
0 2 4 6 8 10 12 14
1. Jelaskan
apa yang
dimaksud dengan matching impedance !
 Proses penyesuaian nilai impedansi di input dengan impedansi di output agar
didapatkan transfer daya maksimum. Manfaat dari Macthing Impedance ini
adalah:
a) Memaksimalkan nilai dari power transfer (Transfer daya Maksimum)
b) Meminimalkan sinyal pantulan dari beban
c) Dengan daya maksimum dan gangguan dari sinyal pantulan yang kecil
kemungkinan data diterima dengan utuh semakin besar.
2. Jelaskan hubungan antara Standing Wave Ratio, Reflection Factor, dan Matching
Factor !
 Hubungan antara SWR, RF, dan MF yaitu sebagai matching impedance. Jadi,
Syarat kondisi matching yaitu mempunyai standing wave ratio (SWR) atau s yang
bernilai antara 1 sampai ∞ dimana nilai SWR yang ideal seharusnya adalah satu
tetapi dalam prakteknya tidak mungkin diperoleh kondisi tersebut. Maka SWR
yang baik adalah yang bernilai minimal dari kondisi yang diperoleh. Memiliki
matching factor (m) dengan nilai antara 0 dan 1 dan reflection factor (r) dengan
nilai antara 0 dan 1
4.6 Analisa
Pada percobaan Langkah Kerja 1A pengukuran menggunakan slotted line untuk
mengetahui nilai Umak dan Umin, dimana dalam praktik diperoleh Umak 300mV dan Umin
163,2mV. Dari hasil pengukuran tersebut didapatkan standing wave (s) 1,83, reflection pantul
(r) 0,29, dan matching impedance (m) 0,55. Nilai tersebut berdasarkan teori bahwa nilai s
antara 1 - ∞ dan nilai m & r antara 0 & 1. Pada Langkah Kerja 1B menggunakan terminasi,
didapatkan bahwa masi ada pantulan yang dihasilkan.
Pada percobaan Langkah Kerja 2 menggunakan slotted line dan moveable short untuk
mengetahui nilai Umak dan Umin, dimana disepanjang slotted line diubah jaraknya tiap 2cm.
Dalam praktik diperoleh Umak 195,7mV dan Umin 60,2mV. Dari hasil pengukuran tersebut
didapatkan standing wave (s) 2,04, reflection pantul (r) 0,342, dan matching impedance (m)
0,49.
Pada percobaan Langkah Kerja 3 menggunakan screw tuner. Pengukuran dengan
screw tuner akan didapatkan kondisi matching yaitu tidak ada gelombang yang terpantul. Hal
tersebut dibuktikan pada nilai r yaitu mendekati 0. Pada hasil grafik percobaan 3a dan 3b
menunjukkan bahwa semakin besar nilai tegangan maka panjan yang dihasilkan juga semakin
besar.
Pada percobaan Langkah Kerja 4 menggunakan antenna horn, untuk mengetahui nilai
Umak dan Umin menggunakan slotted slotted line. Diperoleh nilai U mak 165,2mV dan Umin
95,3mV. Dari hasil pengukuran tersebut didapatkan standing wave (s) 1,73, reflection pantul
(r) 0,267, dan matching impedance (m) 0,578. Pada percobaan ini juga menghitung daya,
dimana daya dihasilkan 0,928. Dengan adanya antenna horn, pantulan masih dihasilkan.
4.7 Kesimpulan
Dari hasil percobaan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Gelombang berdiri dalam waveguide akan bernilai 1 jika keadaan pada saluran
matching. Sedangkan, yang lain adalah mendekati 1
2. Untuk mendapatkan nilai Umak dan Umin yang lebih besar, maka menggunakan antenna
horn
3. Untuk menggunakan kondisi matching, maka digunakan skrup pengatur
4. Daya yang dihasilkan oleh antenna horn pada saluran waveguide bernilai mendekati

4.8 Lampiran

Anda mungkin juga menyukai