Anda di halaman 1dari 14

STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE

TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF, TEKNIK DISTRAKSI -

DAN SOP GUIDED IMAGERY

Kelompok I :

MUHAMAD VANNY ONTALU

NIM : 711490121034

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MANADO

PROGRAM STUDI PROFESI NERS LANJUTAN

2021
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF

A. Pengertian Terapi Relaksasi Otot Progresif


Teknik relaksasi otot progresif adalah teknik relaksasi otot dalam yang tidak memerlukan imajinasi,
ketekunan, atau sugesti (Herodes, 2010) dalam (Setyoadi & Kushariyadi, 2011). Terapi relaksasi
otot progresif yaitu terapi yang menggabungkan teknik nafas dalam dengan cara peregangan otot
atau relaksasi otot (Gemilang, 2013). Relaksasi progresif adalah cara yang efektif untuk relaksasi
dan mengurangi kecemasan (Sustrani, Alam, & Hadibroto, 2004).

B. Tujuan Terapi Relaksasi Otot Progresif


Menurut Herodes (2010), Alim (2009), dan Potter (2005) dalam Setyoadi dan Kushariyadi (2011)
bahwa tujuan dari teknik ini adalah:
i. Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri Kepala, leher dan punggung, tekanan
darah tinggi, frekuensi jantung, laju metabolik.
ii. Mengurangi distritmia jantung, kebutuhan oksigen.
iii. Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar dan tidak memfokus
perhatian seperti relaks.
iv. Meningkatkan rasa kebugaran, konsentrasi.
v. Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stres.
vi. Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, spasme otot, fobia ringan, gagap ringan,
dan
vii. Membangun emosi positif dari emosi negatif.

C. Indikasi Terapi Relaksasi Otot Progresif


Menurut Setyoadi dan Kushariyadi (2011, hlm.108) bahwa indikasi dari terapi relaksasi otot
progresif, yaitu:
a. Klien yang mengalami insomnia.
b. Klien sering stres.
c. Klien yang mengalami kecemasan.
d. Klien yang mengalami depresi.
D. Teknik Terapi Relaksasi Otot Progresif
Menurut Setyoadi dan Kushariyadi (2011) persiapan untuk melakukan teknik ini yaitu:

a. Persiapan
Persiapan alat dan lingkungan : kursi, bantal, serta lingkungan yang tenang dan sunyi.
1. Pahami tujuan, manfaat, prosedur.
2. Posisikan tubuh secara nyaman yaitu berbaring dengan mata tertutup menggunakan bantal
di bawah kepala dan lutut atau duduk di kursi dengan kepala ditopang, hindari posisi
berdiri.
3. Lepaskan asesoris yang digunakan seperti kacamata, jam, dan sepatu.
4. Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang atau hal lain sifatnya mengikat.

b. Prosedur
(SEMUA GERAKAN BISA DIBARENGI DENGAN TEKNIK NAFAS DALAM (3 KALI / GERAKAN)
1). Gerakan 1 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan.
a) Genggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan.
b) Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi ketegangan yang terjadi.
c) Pada saat kepalan dilepaskan, rasakan relaksasi selama 10 detik.
d) Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga dapat membedakan
perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan relaks yang dialami.
e) Lakukan gerakan yang sama pada tangan kanan.

2) Gerakan 2 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan bagian belakang.


a) Tekuk kedua lengan ke belakang pada peregalangan tangan sehingga otot di tangan
bagian belakang dan lengan bawah menegang.
b) Jari-jari menghadap ke langit-langit.

3). Gerakan 3 : Ditunjukan untuk melatih otot biseps (otot besar padabagian atas pangkal lengan).
a) Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan.
b) Kemudian membawa kedua kapalan ke pundak sehingga otot biseps akan menjadi tegang.
Gambar gerakan 3

4). Gerakan 4 : Ditunjukan untuk melatih otot bahu supaya mengendur.


a) Angkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan hingga menyentuh kedua telinga.
b) Fokuskan perhatian gerekan pada kontrak ketegangan yang terjadi di bahu punggung atas, dan
leher.
Gambar 4

5). Gerakan 5 dan 6: ditunjukan untuk melemaskan otot-otot wajah (seperti dahi, mata, rahang dan mulut).
a) Gerakan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot terasa kulitnya keriput.
b) Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan ketegangan di sekitar mata dan otot-otot yang
mengendalikan gerakan mata.
6). Gerakan 7 : Ditujukan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh otot rahang. Katupkan
rahang, diikuti dengan menggigit gigi sehingga terjadi ketegangan di sekitar otot rahang.
7). Gerakan 8 : Ditujukan untuk mengendurkan otot-otot di sekitar mulut. Bibir dimoncongkan sekuat-
kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan di sekitar mulut.
Gambar 5, 6, 7 dan 8

8). Gerakan 9 : Ditujukan untuk merilekskan otot leher bagian depan maupun belakang.
a) Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian otot leher bagian depan.
b) Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat.
c) Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga dapat merasakan
ketegangan di bagian belakang leher dan punggung atas.
9). Gerakan 10 : Ditujukan untuk melatih otot leher bagian depan.
a) Gerakan membawa kepala ke muka.
b) Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan ketegangan di daerah leher bagian
muka.
10). Gerakan 11 : Ditujukan untuk melatih otot punggung
a) Angkat tubuh dari sandaran kursi.
b) Punggung dilengkungkan
c) Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik, kemudian relaks.
d) Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil membiarkan otot menjadi lurus.
11). Gerakan 12 : Ditujukan untuk melemaskan otot dada.
a) Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara sebanyak-banyaknya.
b) Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di bagian dada sampai turun
ke perut, kemudian dilepas.
c) Saat tegangan dilepas, lakukan napas normal dengan lega.
d) Ulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan perbedaan antara kondisi tegang dan relaks

Gambar 9, 10, 11, 12


2). Gerakan 13 : Ditujukan untuk melatih otot perut

a) Tarik dengan kuat perut ke dalam.


b) Tahan sampai menjadi kencang dan keras selama 10 detik, lalu dilepaskan bebas.
c) Ulangi kembali seperti gerakan awal untuk perut.
13). Gerakan 14-15 : Ditujukan untuk melatih otot-otot kaki (seperti paha dan betis).
a) Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang.
b) Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian rupa sehingga ketegangan pindah ke otot
betis.
c) Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu dilepas.
d) Ulangi setiap gerakan masing-masing dua kali.
Gambar 13,14

III. PENUTUP
A. Simpulan
1. Ada 15 macam gerakan relaksasi yang bisa dilakukan untuk menurunkan stres dan
kecemasan. Gerakan itu bisa dilatih pada area tangan, bahu, wajah, punggung, perut,
dada dan kaki.
2. Gerakan relaksasi ini bisa dilakukan kapan saja, tanpa pembatasan waktu dan akan
memberikan efek relaks apabila dilakukan dengan benar.
B. Saran
1. Lakukan gerakan relaksasi ini secara bertahap dan tidak dalam sekali waktu. Bisa
membagi 15 gerakan ini dalam 2 atau 3 sesi sesuai dengan kondisi dan kemampuan.
2. Setiap kali mengalami stres atau cemas, terapi ini bisa dilakukan, hati-hati bagi yang
memiliki tekanan darah di atas normal ( > 120/80 mmHg). Terutama pada saat
melakukan penegangan pada area leher, karena dikhawatirkan akan terjadi vaso
konstriksi pembuluh darah leher.
PROSEDUR TETAP TEKNIK DISTRAKSI

1 PENGERTIAN Suatu metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara


. mengalihkan perhatian klien pada hal-hal lain sehingga
klien akan lupa terhadap nyeri yang dialami

Jenis Distraksi:

1. Distraksi visual
a) Membaca/menonton TV
b) Menonton pertandingan
c) Imajinasi terbimbing

2. Distraksi Auditori
a) Humor
b) Mendengar musik

3. Distraksi Taktil
a) Bernapas perlahan dan berirama
b) Masase
c) Memegang mainan

4. Distraksi  Intelektual
a) Hobi (menulis cerita)

2 TUJUAN a. Mengurangi rasa sakit/nyeri


b. Mengurangi rasa cemas
.
c. Menjadikan hati tenteram
3 INDIKASI a. Ketika badan terasa sakit/nyeri
b. Ketika cemas atau gelisah
.
c. Ketika tergesa-gesa dalam melakukan aktivitas
d. Pikiran tidak tenang atau tidak fokus/konsentrasi
4 KONTRAINDIKASI -
.

5 PERSIAPAN PASIEN a. Berikan salam, perkenalkan diri anda, dan tanyakan


kondisi pasien.
. b. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan,
berikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya dan
jawab seluruh pertanyaan pasien.
c. Atur posisi yang aman dan nyaman pada pasien.
6 PERSIAPAN ALAT 1. Disesuaikan dengan Metode distraksi yang akan
diberikan.
.

7 CARA KERJA 1.  Berikan kesempatan pada pasien untuk bertanya jika


. kurang jelas
2.  Tanyakan keluhan pasien

3.  Menjaga privasi pasien

4.  Memulai dengan cara yang baik

5.  Mengatur posisi pasien agar rileks tanpa beban fisik

6.  Menberikan penjelasan pada pasien  beberapa cara


distraksi

a. Bernafas pelan-pelan

b. Massage sambilbernafas pelan-pelan

c. Mendengarkan lagu sambil, menepuk-nepuk jari


kaki

d. Membanyangkan hal-hal yang indah sambil


menutup mata

e.  Menonton TV

f.  Berbincang-bincang dengan orang lain

7.  Menganjurkan pasien untuk melakukan salah satu


teknik distraksi tersebut

8.  Menganjurkan pasien untuk mencoba teknik tersebut


bila terasa nyaman atau ketidak- nyamanan

8 HASIL 1.    Evaluasi hasil kegiatan

2.   Lakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya

3.   Akhiri kegiatan dengan baik

9 HAL YANG PERLU -

DIPERHATIKAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

GUIDED IMAGERY

Pengertian Guided Imagery adalah sebuah teknik yang menggunakan

imajinasi dan visualisasi untuk membantu mengurangi stres dan


mendorong relaksasi.

Tujuan Mengarahkan secara lembut seseorang ke dalam keadaan

dimana pikiran mereka tenang dan tetap rileks.

Manfaat Mengurangi stress dan kecemasan, mengurangi nyeri,

mengurangi efek samping, mengurangi tekanan darah tinggi,

mengurangi level gula darah (diabetes), mengurangi alergi dan

gejala pernapasan, mengurangi sakit kepala, mengurangi biaya

rumah sakit, meningkatkan penyembuhan luka dan tulang, dan

lain-lain.

Prosedur Tahap pre interaksi:

1. Mengeksplorasi perasaan, harapan, dan kecemasan diri

sendiri.

2. Menganalisis kekuatan dan kelemahan diri perawat

sendiri.

3. Mengumpulkan data tentang pasien

4. Merencanakan pertemuan pertama dengan klien.


Tahap Persiapan:

1. Berikan salam, tanyakan nama pasien dan perkenalkan

diri.

2. Menjelaskan prosedur dan tujuan kepada klien atau


keluarga klien.

3. Memberi kesempatan klien untuk bertanya

4. Menjaga privasi klien Mencuci tangan (Dengan prinsip 7

langkah benar)
Tahap Pelaksanaan:

1. Dimulai dengan proses relaksasi pada umumnya yaitu

meminta kepada klien untuk perlahan-lahan menutup

matanya dan fokus pada nafas mereka. Klien didorong

untuk relaks, mengosongkan pikiran dan memenuhi

pikiran dengan bayangan yang membuat damai dan

tenang.

2. Klien dibawa menuju tempat spesial dalam imajinasi

mereka (misal: sebuah pantai tropis, air terjun, lereng

pegunungan, dll), mereka dapat merasa aman dan bebas

dari segala gangguan (interupsi). (Bila keadaan klien

memungkinkan)

3. Pendengaran difokuskan pada semua detail dari

pemandangan tersebut, pada apa yang terlihat,

terdengar dan tercium dimana mereka berada di tempat

special tersebut (Bila keadaan klien memungkinkan)


D Tahap Terminasi:

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan yang telah

dilakukan.

2. Rencana tindak lanjut.


3. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai