Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUJIAN PENGAWASAN ALAT UKUR MASSA


MODUL 1

Nama Mahasiswa : Elma Febriana


NIM : A020016
Modul Praktikum : Pengujian Timbangan Sentisimal
Nama Asisten Praktikum : Adinda Fitri Octavia Pratiwi
Tanggal Pelaksanaan Praktikum : 12 September 2021

AKADEMI METROLOGI DAN


INSTRUMENTASI
KEMENTERIAN PERDAGANGAN
2020/2021
BAB I
TUJUAN PRAKTIKUM

1. Menjelaskan tentang cara kerja timbangan sentisimal


2. Menjelaskan cara pemeliharaan timbangan sentisimal
3. Menjelaskan prosedur pengujian timbangan sentisimal.
BAB II
TEORI DASAR
Timbangan sentisimal termasuk timbangan majemuk kelas menengah yang
banyak digunakan para pedagang. Lantai muatannya luas, sehingga timbangan
ini dapat menimbang muatan yang relatif besar dan tanpa memerlukan anak
timbangan yang besar, karena anak timbangan yang diperlukan hanya 1/100 dari
muatan yang ditimbang, sehingga disebut timbangan sentisimal yang artinya
seperseratus.

Gambar 2.1 Timbangan Sentisimal

2.1 Persyaratan Teknis


1. Bahan
Timbangan harus dibuat dari bahan yang kualitasnya sedemikian
rupa, sehingga dapat menjamin keserasian, kekuatan, keawetan dan
karakteristik serta sifat-sifat kemetrologiannya.
2. Konstruksi
a. timbangan harus dibuat sesuai dengan maksud dan tujuan
penggunaannya;
b. timbangan harus dibuat kokoh dan rapih agar menjamin
pemeliharaan kualitas kemetrologiannya selama periode
penggunaannya;
c. timbangan harus mempunyai penerimaan muatan yang sedemikian
rupa, sehingga massa standar/anak timbangan standar dapat
diletakkan dengan mudah dan aman pada saat pengujian. Jika
massa standar/anak timbangan standar tidak dapat ditempatkan,
perlu ada penyangga tambahan;
d. timbangan tidak boleh mempunyai karakteristik yang memudahkan
untuk melakukan kecurangan;
e. timbangan harus dibuat sedemikian rupa, sehingga gangguan yang
mempengaruhi kebenaran fungsinya segera dapat diketahui;
f. timbangan harus dilengkapi pengaman alat penyetel. Untuk
timbangan kelas satu alat penyetel kepekaan boleh tidak disegel;
g. timbangan boleh dilengkapi dengan alat untuk kompensasi
pengaruh perubahan gravitasi. Setelah penyegelan/ pengamanan,
pengaruh luar pada atau akses terhadap alat ini harus tidak
memungkinkan.
2.2 Persyaratan Kemetrologian
1. Penetapan kelas timbangan
Tabel 1 Penetapan kelas timbangan

2. Batas Kesalahan yang Diizinkan


Tabel 2 Batas Kesalahan yang Diizinkan
BAB III
DATA DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 DATA
3.1.1 Tabel Uji Kebenaran

Posisi Tolok Imbuh Posisi Tolok


Muatan Pengamatan Kesetimbangan
(Awal) 1 BKD (Akhir)
SAH Bergerak
minimal ke
posisi
150000 setimbang
Tolok 1 gram Tolok
gram BATAL Tidak bergerak
menjungkit menjungkit
atau bergerak <
ke atas ke bawah
posisi
setimbang
3.1.2 Tabel Uji Kepekaan
Muatan Imbuh 1 BKD Pengamatan Kesetimbangan
SAH Bergerak
minimal 2 mm
100 gram (pada BATAL Tidak bergerak
150000 gram
lantai muatan) atau bergerak
kurang dari 2
mm
3.1.3 Tabel uji Repeatability
Muatan Posisi Tolok Kesimpulan

150000 gram Tolok menjungkit ke SAH


atas

BATAL
150000 gram Tolok menjungkit ke
atas

150000 gram Tolok menjungkit ke


atas
3.1.4 Tabel Uji Eksentrisitas
Imbu
Posis Posisi Tolok Posisi Tolok Pengamatan
Muatan h1
i uji Awal Akhir Kesetimbangan
BKD
Bergerak
minimal ke
posisi
setimbang
1 15000 g 0,5 g Tidak bergerak
atau bergerak
kurang dari
posisi
setimbang
Bergerak
minimal ke
posisi
setimbang
2 15000 g 0,5 g Tidak bergerak
atau bergerak
kurang dari
posisi
setimbang
Bergerak
minimal ke
posisi
setimbang
3 15000 g 0,5 g Tidak bergerak
atau bergerak
kurang dari
posisi
setimbang
Bergerak
minimal ke
posisi
setimbang
4 15000 g 0,5 g Tidak bergerak
atau bergerak
kurang dari
posisi
setimbang
Bergerak
minimal ke
posisi
setimbang
5 15000 g 0,5 g Tidak bergerak
atau bergerak
kurang dari
posisi
setimbang
Kesimpulan :
SAH BATAL
3.1.5 Tabel Uji Kemiringan
Imbu Pengamatan
Posisi Tolok Posisi Tolok
Muatan h1 Kesetimbangan Setelah
Awal Akhir
BKD Timbangan Dimiringkan
SAH Bergerak
minimal ke
posisi
setimbang
75000 g 1g BATAL Tidak bergerak
Menjungkit Menjungkit
atau bergerak
ke atas ke bawah
kurang dari
posisi
setimbang
3.2 PENGOLAHAN DATA
3.2.1 Kelas Timbangan
Diketahui :
Maksimum menimbang (Max) = 150 kg = 150000 gram
e = d = 100 gram
Kelas Timbangan :
max
n=
e
150000 g
n= = 1500 gram
100 g
Tabel Berdasarkan SK Dirjen No. 131/SPK/KEP/10/2015

Maka kelas timbangannya adalah kelas III


Minimum Menimbang = 20e
= 20 x 100 g
= 2000 g
= 2 kg
3.2.2 BKD MUatan Uji
Dikarenakan kelas timbangannya adalah kelas III maka berdasarkan
tabel SK Dirjen SPK No. 131/SPK/KEP/10/2015 :

Karena e = 100 g maka tabelnya menjadi :


BKD Muatan
± 50 g 0 ≤ m ≤ 50.000 g
± 100 g 50.000 g < m ≤ 200.000 g
± 150 g 200.000 g < m ≤ 1.000.000 g
Jika besar muatan uji tersebut 150.000 g maka BKD nya ± 100 g.
3.2.3 Kelas Anak Timbangan Standar
Dalam menentukan kelas anak timbangan, muatan uji tidak
diperbolehkan mempunyai kesalahan yang lebih besar dari 1/3 BKD.
Oleh karena itu besar kelas < 1/3 BKD.
BKD = ± 100 g
1
(100) = 33,333 g = 33333 mg
3
Berdasarkan tabel, dengan muatan uji = 150 kg maka 100 kg = 16000
mg dan 50 kg = 8000 mg sehingga jika ditotalkan 16000 + 8000 =
24000 mg. Hasil 24000 mg < 33333 mg maka anak timbangan berada
di Kelas M2.
3.2.4 Muatan Uji Setiap Pengujian
a. Uji Kebenaran = 150 kg
b. Uji Kepekaa = 150 kg
c. Uji Repeatability = 150 kg
d. Uji Kemiringan = 75 k
e. Uji Kebenaran Gandar Utama :15 kg
BAB IV
ANALISIS

Pada praktikum ini dilakukan peneraan timbangan sentisimal yang


merupakan timbangan bukan otomatis mekanik. Peralatan yang digunakan pada
praktikum kali ini yaitu anak timbangan standar, obeng minus, meter saku, dan
ganjal. Sedangkan dokumen yang diperlukan yaitu instruksi kerja dan cerapan.
Langkah pertama yang dilakukan untuk sebelum melakukan pengujian yaitu
memastikan timbangan sentisimal bersih, kering dan tidak berkarat, sehingga
pengujian dapat dimulai dengan mencatat identitas timbangan sentisimal.
Timbangan sentimental memiliki kapasitas 150 kg x 0,1 kg dengan minimal 3 kg.
Untuk timbangan sentisimal terdiri dari 6 pengujian. Pengujian yang pertama
yaitu uji kebenaran. Dalam pengujian ini pertama-tama timbangan di setel nol.
Selanjutnya timbangan diberikan muatan uji maksimum dengan berat 150 kg.
Kemudian, piring gantung diberi muatan dengan anak timbangan sebesar 1/100
muatan uji pada lantai timbangan yaitu sebesar 1,5 kg. Lalu amati penunjukan
tolok. Jika tolok menjungkit keatas, maka dilakukan penambahan imbuh sebesar
1/100 BKD atau 1 gram pada piring gantung. Jika tolok menjungkit kebawah,
maka ditambahkan imbuh sebesar BKD atau 100 g pada lantai penerima muatan.
Kemudian diamati pergerakan toloknya. Pengujian kedua yaitu uji kepekaan,
pada pengujian ini juga menggunakan muatan uji 150 kg pada lantai timbangan
dan anak timbangan sebesar 1,5 kg pada piring gantung dan juga ditambahkan
imbuh sebesar BKD atau 100 g dan diamati pergerakan toloknya. Berikutnya
yaitu uji kemampuan ulang atau pengujian repeatability. Sebelum dilakukan
pengujian, terlebih dahulu dipastikan timbangan dalam keadaan setimbang, dan
jika belum setimbang maka dilakukan penyetelan nol. Timbangan diberikan
muatan anak timbangan standar maksimum timbangan yaitu sebesar 150 kg.
Piring gantung timbangan juga dimuati dengan anak timbangan sebesar 1/100
BKD pada muatan uji pada lantai timbangan yaitu sebesar 1,5 kg. Kemudian tarik
lantai muatan lalu lepaskan, perhatikan penunjukan tolok dan ulangi hingga tiga
kali. Pengujian yang keempat adalah uji eksentrisitas. Pada pengujian ini terlebih
dahulu dipastikan bahwa keadaan dalam keadaan setimbang pada saat belum
bermuatan. Pada pengujian eksentrisitas yang pertama yaitu melakukan
pengujian pada posisi uji 1. Timbangan dimuati dengan anak timbangan standar
dengan skala maksimum pada gandar utama yaitu 15 kg. Piring gantung pada
timbangan juga dimuati dengan anak timbangan sebesar 1/100 dari muatan uji
pada lantai timbangan yaitu sebesar 150 g. lalu amati penunjukan tolok. Jika
tolok menjungkit keatas, maka ditambahkan imbuh sebesar 1/100 BKD yaitu 500
mg pada piring gantung. Jika tolok menunjuk kebawah maka ditambahkan imbuh
sebesar BKD pada lantai timbangan. Lakukan langkah-langkah tesebut pada
setiap posisi uji dan amati penunjukan tolok. Selanjutnya adalah pengujian
kelima yaitu uji kemiringan. Sebelum pengujian dilakukan, terlebih dahulu
memastikan timbangan berada di posisi setimbang. Lalu timbangan diposisikan
dalam keadaan miring sebesar 50/1000 atau sesuai dengan nilai batas
kemiringan dengan memberikan ganjal dengan arah panjang atau melintang.
Jika akan dilakukan pengganjalan bagian samping, ukur panjang bagian depan
lantai muatan untuk menentukan tebal pengganjal. Panjang sisi melintang yang
diukur sebesar 45 cm sehingga tebal ganjalannya 2,5 cm. Jika dilakukan
pengganjalan pada bagian depan maka mengukur panjang bagian samping lantai
timbangan untuk menentukan tebal Pengganjal. Setelah diukur maka dapat
diketahui bahwa panjang sisi membujur 60 cm dan tebal ganjalannya 3 cm.
Selanjutnya timbangan dimuati dengan anak timbangan standar minimal 50%
dari kapasitas maksimum yaitu 75 kg. Piring gantung timbangan juga diberi anak
timbangan sebesar 1/100 muatan uji pada lantai timbangan sebesar yaitu 750 g.
Lalu amati posisi kesetimbangannya. Jika tidak setimbang tolok menjungkit
keatas maka ditambahkan imbuh sebesar 1/100 BKD yaitu 1 g pada piring
gantung dan amati penunjukkan kesetimbangan toloknya. Kemudian ganjal
diambil hingga timbangan ke posisi datar kembali. Pengujian yang terakhir
adalah uji kebenaran gandar. Langkah pertama timbangan disetel nol. Lalu
timbangan di muati dengan anak timbangan standar dengan skala maksimum
pada gandar utama yaitu 15 kg. Kemudian ingsut di geser ke skala maksimum
gandar dan amati posisi kesetimbangannya. Apabila tolok menjungkit keatas
maka diberi imbuh sebesar 1/100 dari BKD yaitu 500 mg pada piring gantung.
Apabila tolok menjungkit kebawah maka diberikan imbuh di lantai timbangan
sebesar BKD. Lalu amati posisi penunjukan toloknya. Setelah itu turunkan anak
timbangan dan setel nol pada timbangan.
Pada pengujian timbangan sentisimal terdapat hal-hal yang bias menjadi
faktor kesalahan saat melakukan pengujian tera atau tera ulang. Faktor factor itu
seperti keadaan timbangan sentisimal yang tidak setimbang menyebabkan
kesalahan dalam pengamatan penunjuk tolok maupun kesalahan paralaks.
Kesalahan paralaks ini dapat terjadi saat membaca hasil pengukuran mata
pengamat tidak sejajar dengan tolok dan indeks yang ditunjukkan oleh alat ukur.
Kesalahan tersebut dapat diatasi oleh pengamat dengan mengatur posisi mata
sejajar dengan penunjuk.
Sebelum pengujian timbangan sentisimal dilakukan terlebih dahulu
dipastikan berada di posisi datar dan setimbang pada saat belum bermuatan.
Timbangan dapat dikatakan setimbang jika posisi tolok sejajar dengan
indeksnya. Namun jika belum setimbang maka timbangan disetimbangkan
terlebih dahulu dengan memutar sekrup di ujung sebelah kiri gandar utama agar
timbangan kembali setimbang
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Cara kerja timbangan sentisimal adalah menimbang muatan dengan
kapasitas maksimum 150 kg dan menaruh anak timbangan dengan
perbandingan 1:100 dengan muatan yang ada di lantai timbangan di
piring gantung timbangannya.
2. Cara pemeliharaan timbangan sentisimal dengan memastikan
timbangan berada di tempat yang bersih, datar dan aman, serta
memerhatikan batas maksimal berat yang ditentukan. Lalu hindari
dari air, debu, atau kotoran.
3. Pengujian timbangan sentisimal terdiri dari enam pengujian yaitu uji
kebenaran, uji kepekaan, uji repeatability, uji eksentrisitas, uji
kemiringan, dan uji gandar utama. Dari keenam hasil pengujian
tersebut pada timbangan sentisimal dengan maksimal kapasitas
muatan 150 kg ini dinyatakan sah.
5.2 Saran
Saran untuk praktikum kali ini yaitu agar video praktikum dapat
dibagikan untuk memudahkan mahasiswa dalam mengamati praktikum
dengan seksama.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Praktikum PPAUM AKMET. 2021. “Pedoman Praktikum Pengujian


Timbangan Pegas”. Bandung
SK Dirjen Perdagangan Dalam Negeri No. 31/PDN/KEP/3/2010 Tanggal 3 Maret
2010 Tentang Timbangan Bukan Otomatis
Jurnal PPSDMK Diklat Kemetrologian ISS 2088-6608 No.3 Vol. 6 Tahun 2013
PP Nomor 2 Tahun 1985 Tentang Syarat-Syarat Teknis Kemetrologian (SSTK)
LAMPIRAN

Cerapan Pengujian Timbangan Sentisimal

Pemeriksaan
Pengujian Untuk : Tera
Dasar Pengujian : SK Dirjen SPKN Nomor 131/SPK/KEP/10/2015

Dokumentasi
Pemilik : Pusat Pengembangan Sumber Daya
Tanggal Pengujian : 13 September 2021
Pegawai berhak

Data Timbangan
Kelas keakurasian : kelas III
Kapasitas maksimum (Max) : 150 kg
Kapasitas minimum (Min) : 2 kg
Interval skala verifikasi (n) : 1500 g
Interval skala (d), jika d<e : 100 g
Merek PRESISI – CAHAYA ADIL
Negara Pembuat (Jika ada) Indonesia
Tipe Model
Nomor Seri F190031

No Uraian Ya/ad Ya/tidak Keterangan


a ada
1 Tanda tera √
2 Alat penunjuk kedataran √
3 Bersih dan siap uji √
4 Sesuai ITP/IT yang berlaku √
5 Bahan dan konstruksi √
timbangan sesuai dengan
peraturan yang berlaku
(hanya untuk tera)
6
7

Anda mungkin juga menyukai