Anda di halaman 1dari 25

PELAKSANAAN ETIKA PROFESI PADA SEKRETARIAT DPRD

PROVINSI BENGKULU

PROPOSAL

Oleh:

BOY SIHITE

NPM.D1D017032

JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVESITAS BENGKULU
2021

PELAKSANAAN ETIKA PROFESI PADA SEKRETARIAT DPRD

PROVINSI BENGKULU

PROPOSAL

Oleh.

BOY SIHITE

NPM.D1D017032

Telah disetujui dan disahhkan oleh

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Drs.Kahar Hakim,M.Si Jatmiko Yogopriatno,S.IP,M,Si

NIP. 195911221985031003 NIP.198903172019031011


BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Etika profesi merupakan menjadi topik pembicaraan yang sangat penting

dalam ruang lingkup masyarakat saat ini.Kata etika sudah melekat dalam setiap

interaksi yang dilakukan manusia dengan sesamanya.Sebagai suatu subyek,etika

berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu atau kelompok untuk menilai

apakah tindakan-tindakan yang dikerjakan itu salah,benar,baik,buruk.Setiap

manusia selalu erat kaitannya dengan etika,baik ketika manusia tersebut

berperilaku dalam lingkungan masyarakat maupun dalam lingkungan kerja.

Menurut (Salmiah Salmiah),berdasarkan data yang diperoleh dalam

penelitian dan berdasarkan hasil analisis terhadap data tersebut menunjukkan

bahwa spirit umum tingkat etos kerja Aparatur Sipil Negara dikantor Sekretariat

DPRD Kabupaten Buleleng adalah sebesar 83,95% dan berada pada interval 76%-

100% atau termasuk dalam kategori baik.Sementara menurut Sp,Hendra (2019)

dalam Peranan badan kehormatan DPRD provinsi Jambi dalam menegakkan nilai-

nilai etika bagi anggota dewan,Badan kehormatan sebagai salah satu alat

kelengkapan DPRD alah lembaga yang berhubungan dengan masalah kehormatan

para wakil rakyat baik di DPR maupun di DPRD,lembaga ini dalam

keberadaannya untuk menjawab kebutuhan dari adanya arus reformasi yang

menuntut adanya perubahan,keberadaan lembaga ini sangat penting dan strategis

dalam melaksanakan tugas dan fungsinya guna mewujudkan pemerintahan yang


bersih (good and clean governance).Berdasarkan latar belakang yang dirumuskan

permasalahannya yaitu bagaimanakah tugas dan wewenang badan kehormatan

dalam menjaga martabat kehormatan anggota DPRD,dan kendala,dan upaya

badan kehormatan sebagai salah satu alat kelengkapan DPRD dalam

menyelasaikan pelanggaran kode etik.Etika itu sendiri dapat diartikan cabang

filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan perilaku

manusia dalam hidupnya. Terjadinya pelanggaran etika profesi di Indonesia

menyadarkan masyarakat untuk mengutamakan perilaku etis,dimana selama ini

perilaku etis seringkali diabaikan.Etika menjadi kebutuhan penting bagi semua

profesi yang ada agar tidak melakukan tindakan yang menyimpang hukum.Semua

profesi dituntut untuk berperilaku etis yaitu bertindak sesuai nilai-nilai yang

berlaku.

Agoes(2012),kelompok-kelompok profesional,seperti akuntan,memiliki

kode etik perilaku yang disebut etika profesional.Kode etik tersebut berupaya

untuk memastikan standar kompotensi yang tinggi diantara anggota-anggota

kelompok,mengatur hubungan mereka,dan meningkatkan serta melindungi citra

profesi dan kesejahteraan komunitas profesi.

Menurut Samuel christian hasiholan siahaan (2012),etika moral dapat

diartikan sebagai nilai-nilai azas moral yang disepakati bersama baik pemerintah

atau masyarakat untuk dijalankan dalam proses pembagian kekuasaan dan

pelaksaan keputusan yang mengikat untuk kebaikan bersama.

Disamping itu pengemban profesi sering dihadapkan pada situasi yang

menimbulkan masalah pelik untuk menentukan perilaku apa yang memenuhi


tuntukan etika profesi.Etika sendiri dikenal melalui sejarah pada abad ke lima

sebelum masehi.Berbagai mazhab di Yunani yang ditandai dengan kehadiran

Socrates,yang mengatakan bahwa kebaikan adalah pengetahuan.(Franz Magnis

Suseno,1997:19) etika merupakan filsafat praktis,artinya filsafat yang ingin

memberikan penyuluhan kepada tingkah laku manusia dengan memperlihatkan

apa yang harus kita lakukan.Sifat praktis bertahan sepanjang sejarah filsafat.

Masalah-masalah itu ditimbulkan karena perkembangan pesat dibidang

ilmu pengetahuan dan teknologi,tapi juga karena perubahan sosio-budaya yang

masyarakat modern.Untuk lebih mengetahui perubahan dalam etika medis yang

dewasa ini sering diperbincangkan di masyarakat luas karena sering dengan

perubahan zaman masyarakat juga lebih peka terhadap kondisinya sekarang.

Menurut Suhartini Evi B,M.Kes,Ada dua macam etika,Pertama etika

deskriptif yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap

dan perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai

sesuatu yang bernilai.Kedua etika normatif yaitu yang memberi peneliaian

sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan

diputuskan.Etika secara umum dapat dibagi menjadi :

 Etika secara umum dibagi 2

Etika umum,kondisi-kondisi dasar:

• Bagaimana manusia bertindak secara etis

• Bagaimana manusia mengambil keputusan etis

 Etika khusus

Merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang


kehidupan yang khusus.

Etika khusus dibagi menjadi 2:

 Etika individual

Yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap

dirinya sendiri.

 Etika sosial

Yaitu berbicara mengenai kewajiban,sikap dan pola

perilaku manusia sebagai anggota umat manusia.

Suhartini Evi B M.Kes,Sementara profesi sendiri memiliki pengertian

pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah

hidup dan yang mengandalkansuatu keahlian.Seorang profesional adalah yang

hidup dengan mempraktekkan suatu kegiatan tertentu yang menurut

keahlian,sementara orang lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar

hobi,untuk senang-senang,atau untuk mengisi waktu luang.Secara umum ada

beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi,yaitu:

1. Adanya pengetahuan khusus,yang biasanya keahlian dan keterampilan ini

dimiliki berkat pendidikan,pelatihan dan pengelaman yang bertahun-

bertahun.

2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi.Hal ini biasanya

setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.

3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat,artinya setiap pelaksana profesi

harus meletakkan kepentingan pribadi dibawah kepentingan masyarakat.

4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi.Setiap profesi akan


selalu berkaitan engan kepentingan masyarakat,dimana nilai-nilai

kemanusiaan berupa keselamatan,keamanan,kelangsungan hidup,dan

sebagainya,maka untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu

ada izin khusus.

5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.

 Adapun juga beberapa prinsip-prinsip etika profesi:

1. Tanggung jawab

-Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.

2. Keadilan

Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa

yang menjadi haknya.

3. Otonomi

Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan

diberi kebebasan menjalankan profesinya.

Peranan etika dalam profesi

 Nilai-nilai etika dimiliki oleh:

Setiap kelompok masyarakat,bahkan kelompok yang paling kecil

yaitu keluarga sampai pada suatu bangsa.Dengan nilai-nilai etika

tersebut,suatu kelompok diharapkan akan mempunyai tata nilai

untuk mengatur kehidupan bersama.

 Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai

yang menjadi landasan dalam pergaulan baik dengan kelompok

atau masyarakat umumnya maupun dengan sesama

anggotanya,yaitu masyarakat profesional.Golongan ini sering


menjadi pusat perhatian karena adanya tata nilai yang mengatur

dan tertuang secara tertulis(yaitu kode etik profesi) dan diharapkan

menjadi pegangan para anggotanya.

 Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam manalkala perilaku-

perilaku sebagian para anggota profesi yang tidak didasarkan pada

nilai-nilai pergaulan yang telah disepakati bersama(tertuang dalam

kode etik profesi),sehingga terjadi kemerosotan etik pada

masyarakat profesi tersebut.Sebagai contohnya adalah pada profesi

hukum dikenal dengan adanya mafia peradilan,demikian juga pada

profesi dokter dengan pendirian klinik super spesialis didaerah

mewah,sehingga masyarakat miskin tidak mungkin menjamahnya.

Perbedaan etika dan etiket:

 Etika adalah niat apakah perbuatan itu boleh dilakukan atau tidak sesuai

dengan pertimbangan niat baik atau buruk sebagai sebagai akibatnya.

 Etiket adalah menerapkan cara untuk melakukan perbuatan benar sesuai

dengan yang diharapkan

 Etika berkaitan dengan nurani,absolut,menetap

 Etiket berkaitan dengan formalitas,relatif,sementara.

Definisi Profesi :

Profesi adalah sebutan atau jabatan dimana orang yang menyandangnya

memiliki pengetahuan khusus yang diperolehnya melalui minimal training atau

pengalaman lain atau bahkan diperoleh melalui keduanya,sehingga dapat

membimbing atau memberi nasehat/saran juga melayani orang lain dalam

bidangnya sendiri (Prakoso 2015:67).Menurut Muchtar (2016:95) etika profesi


merupakan aturan perilaku yang memiliki kekuatan mengikat bagi setiap

pemegang profesi.Maka dapa disimpulakan etika profesi merupakan suatu tujuan

agar setiap pemegang profesi tetap berada dalam nilai nilai

profesional,bertanggung jawabdan menjunjung tinggi profesinya yang

dipegangnya.

Etika Kepegawaian

Menurut Hartini (2014:48),etika kepegawaian merupakan nilai-nilai etika

yang harus ditaati oleh Pegawai Negeri Sipil tercermin dalam kewajiban PNS

berdasarkan peraturan perundangan.Sementara menurut Hartono dalam Utami

(2011:12),etika kepegawaian merupakan rumusan penerapan nilain-nilai etika

yang berlaku dilingkungan pegawai atau karyawan.Tujuan untuk pengenalan etika

dilingkungan pegawai terutama untuk mengatur tata krama aktivitas para pegawai

atau karyawan agar mencapai efisiensi tinggi dan produktivitas maksimal.

Maka dapat disimpulkan bahwa etika kepegawaian merupakan nilai-nilai-

nilai etika yang harus ditaati oleh setiap pegawai untuk menjaga tata krama dalam

setiap aktivitas guna mencapai efisiensi tinggi dan produktivitas maksimal.Etika

pegawai ini juga bisa ditelusuri pada (PP No.53 Tahun 2010 tentang displin

Pegawai Negeri Sipil).

Pengaruh etika profesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas

Sarwini (2014) menjelaskan dengan menjunjung tinggi etika profesi

diharapkan tidak terjadi kecurangan diantara para auditor,yang menjurus kepada

sikap curang dan melanggar kode etik yang telah ditatapkan,sehingga tidak dapat
memberikan pendapat audit yang benar-benar sesuai dengan laporan keuangan

yang disajikan oleh perusahaan.

Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan perilaku,adat

kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana

yang benar dan mana yang buruk.Perkataan etika atau lazim juga disebut

etik,berasal dari kata Yunani Ethos yang berarti norma-nirma,nilai-nilai,kaidah-

kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik,seperti yang

disampaikan oleh beberapa ahli berikut ini:

 Drs.O.P Simorangkir : Etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam

berperilaku menurut ukuran dan nilai yang baik

 Drs.Sidi Gajalba : Etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan

manusia dipandang dari segi baik dan buruk,sejauh yang dapat ditentukan oleh

akal.

 Drs.H.Burhanudin Salam : Etika adalah cabang filsafat yang berbicara

mengenai nilai dan norma moral yang mennentukan perilaku manusia dalam

hidupnya.

Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan

manusia.Etika memberi manusia informasi bagaimana ia menjalani hidupnya

melalui rangkaian tindakan sehari-sehari.

Sistem penilaian etika :

 Titik berat penilaian etika sebagai suatu ilmu,ada pada perbuatan baik ata

jahat,susila,atau tidak susila.

 Perbuatan atau kelakuan seseorang yang telah menjadi sifat baginya atau
telah mendarah daging,itulah yang disebut akhlak atau budi pekerti.Budi

tumbuhnya dalam jiwa,bila telah dilahirkan dalam bentuk perbuatan namanya

pekerti,pangkal penilaiannya adalah dari dalam jiwa; dari semasih berupa

angan-angan ,cita-cita,niat hati,sampai ia lahir keluar berupa perbuatan nyata.

 (Burhanudin salam,Drs) menjelaskan bahwa sesuatu perbuatan dinilai dari

pada tingkat :

a.Tingkat pertama,semasih belum lahir menjadi perbuatan,jadi masih berupa

rencana dalam hati,niat.

b. Tingkat kedua,setelah lahir menjadi perbuatan nyata,yaitu budi pekerti.

c. Tingkat ketiga,akibat atau hasil perbuatan tersebut,yaitu baik atau buruk.

Gambar 1.1

Ilustrasi tata tertib kantor

Sumber : Standar pelayanan bandung

Rumusan masalah

Berdasarkan dengan latar belakang yang penulis paparkan berkaitan

dengan Pelaksanaan etika profesi,maka penulis merumuskan masalah sebagai

berikut : “ Bagaimana Pelaksanaan Etika Profesi pada Sekretariat DPRD Provinsi

Bengkulu?”

Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pelaksanaan Etika

Profesi pada Sekretariat DPRD Provinsi Bengkulu dan memberikan input yang

dianggap perlu perlu untuk mendukung kinerja pegawai pada Sekretariat DPRD

Provinsi Bengkulu.

Manfaat Penelitian

a.Kegunaan Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah memperkaya pengalaman

dibidang keilmuan Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Bengkulu.

b.Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pada bidang

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik khususnya Administrasi Publik,terkait

pelaksanaan etika profesi pada Sekretariat DPRD Provinsi Bengkulu

serta sebagai bahan perbandingan dengan penelitian yang lain yang

praktis dilakukan sehingga segala kekurangan yang dapat dibenahi dan

disempurnakan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam sebuah penelitian,tentunya kita membutuhkan berbagai macam

teori yang dapat membantu sebagai pedoman ketika akan melakukan

penelitian.Berikut ini adalah tinjauan pustaka yang sudah penulis rangkai guna

menunjang penelitian tentang Pelaksanaan etika profesi pada Sekretariat DPRD

Provinsi Bengkulu

Penelitian terdahulu

Dalam membuat sebuah penelitian dibutuhkan penelitian terdahulu untuk

menjadi sebuah landasan dan acuan guna penelitian terkait.Pada penlitian ini

peneliti merujuk dari 20 jurnal yang kemudian peneliti kelompokan kedalam 5

kelompok penelitian yaitu Pengawasan etika,penegakan kode etik Anggota

Dewan,analisis kerja anggota dewan,peran etika pada kinerja

pegawai,pelaksanaan etika kinerja pegawai.

Penelitian tentang pengawasan etika,yang pertama adalah penelitian oleh

(Nur Habibi),untuk memahami praktik pengawasan etika DPR RI,Pengadilan

etika internal DPR RI merupakan realisasi pengawasan publik yang diatur dalam

peraturan DPR RI,Keberadaan lembaga ini sangat diperlukan karena teori dasar

perwakilan terkait dengan kontrol masyarakat.Peradilan etika dan moral ini


didibentuk agar perwujudan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik dan benar

dapat diterapkan legislator sesuai harapan Undang-Undang Dasar Kesatuan

Republik Indonesia dan peraturan perundang-undangan terkait.

Selanjutnya adalah tentang penelitian oleh Penegakan kode etik anggota

Dewan Perwakilan rakyat melalui Mahkamah Kehormatan Dewan,Pertama oleh

(Diah Imaniah,Retno Saraswati,Hasyim Asy`ari) untuk mendeskripsikan dan

menganalisis bagaimana pelaksanaaan penegakan kode etik anggota DPR melalui

mahkamah kehormatan dewan.Kode etik telah diatur diperaturan DPR Nomor 1

Tahun 2015 tentang kode etik DPR adapun salah satu alat kelengkapan Dewan

Perwakilan Rakyat yang mengatur tentang kode etik sendiri adalah Mahkamah

Kehormatan Dewan.Sistem tata beracara Mahkamah Kehormatan Dewan telah

diatur sepenuhnya dalam peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Nomor 2 Tahun

2015 tentang tata beracara Mahkamah Dewan Kehormatan.Kedua adalah

penelitian oleh Hendra Sp (120245) & Rahman,Fuad,An Juharmen (2019) untuk

menjelaskan Badan kehormatan sebagai salah satu alat kelengkapan DPRD adalah

lembaga yang berhubungan dengan masalah kehormatan para wakil rakyat baik di

DPR maupun di DPRD lembaga ini dalam keberadaannya untuk menjawab

kebutuhan dari adanya arus reformasi yang menuntut adanya

perubahan,keberadaan lembaga ini sangat penting dan strategis dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya guna mewujudkan pemerintahan yang bersih

(good and clean governance). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tugas

dan wewenang badan kehormatan DPRD dalam menjaga martabat dan

kehormatan anggota DPRD dan untuk mengetahui kendala dan upaya yang

dilakukan badan kehormatan sebagai alat kelengkapan dalam penyelesaikan


pelanggaran kode etik pada DPRD provinsi Jambi.Ketiga adalah penelitian oleh

Edmondus Sadesto Tandungan,Elfran Bima Muttaqin untuk mendeskripsikan

Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah merupakan salah satu alat

kelengkapan dewan yang berfungsi menegakkan kode etik anggota dewan dalam

melaksanakan tugas dan wewenangnya. Kehadiran Badan Kehormatan DPRD

memiliki arti yang sangat penting karena terkait dengan kehormatan para wakil

rakyat di daerah. Dalam hal ini, keberadaan Badan Kehormatan adalah dalam

rangka menegakkan kode etik anggota DPRD yang berisi aturan yang merupakan

manifestasi atas landasan etik mengenai hal-hal yang diwajibkan, dilarang, atau

tidak patut dilakukan oleh anggota DPRD.Keempat adalah penelitian oleh Regina

Raudina Mahaseng untuk menjelaskan bagaimana peran Mahkamah Kehormatan

Dewan DPR RI dalam menegakkan kode etik anggota dewan periode 2014–2019?

Problematika apa saja yang dilalui Mahkamah Kehormatan Dewan dalam

menegakkan kode etik anggota dewan periode 2014-2019? Apa faktor pendukung

dan penghambat Mahkamah Kehormatan Dewan dalam menegakan kode etik

anggota dewan periode 2014-2019? Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk

menjawab peran Mahkamah Kehormatan Dewan dalam menegakkan Kode Etik

Anggota DPR RI Periode 2014-2019. Hasil penelitian menunjukan Mahkamah

kehormatan Dewan, telah meaksanakan penegakkan kode etik di lingkungan DPR

RI secara optimal dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

tercermin dalam mekanisme pelaksanaan penegakkan kode etik.Adapun yang

membedakan antara penelitian ini dengan penelitian yang akan saya lakukan

adalah fokus penelitian yang dilakukan pada jurnal ini adalah pelaksanaan kode
etik anggota DPR melalui Mahkamah Kehormatan Dewan,sedangkan penelitian

yang akan saya lakukan adalah fokus untuk pelaksanaan etika anggota DPRD.

Selanjutnya adalah penelitian tentang analisis kerja anggota

dewan,Pertama penelitian oleh (H.Masduki),Penelitian ini mempunyai tujuan:

Pertama, untuk mengetahui tingkat kecerdasan (intelaktual, emosional, dan

spiritual), serta kinerja anggota DPRD Kabupaten Majalengka; kedua, untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh kecerdasan terhadap kinerja anggota DPRD

Kabupaten Majalengka. Metode penelitian yang digunakan adalah survey pada

anggota DPRD Kabupaten Majalengka yang berjumlah 50 orang. Analisis data

dilakukan dengan tiga tahap: Pertama, uji instrumen penelitian, transformasi data,

dan uji normalitas data; kedua, analisis korelasi dan analisis koefisien determinasi;

dan ketiga, pengujian hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat

kecerdasan (intelektual, emosional, dan spiritual) anggota DPRD Kabupaten

Majalengka seacara mayoritas termasuk kategori tinggi, demikian pula dengan

tingkat kinerjanya termasuk kategori tinggi.Kedua adalah penelitian oleh Widya

Wiwaha,Penelitian bermaksud untuk menggambarkan kinerja anggota DPRD

dalam pembentukan peraturan daerah belum optimal sehingga dapat disimpulkan

secara sementara kinerja anggota DPRD Kota Magelang dalam pembentukan

Peraturan Daerah masih perlu ditingkatkan.Adapun yang membedakan antara

penelitian ini dengan penelitian yang akan saya lakukan adalah analisis kerja

anggota Dewan Perwakilan Rakyat,sedangkan penelitian yang saya lakukan

adalah berfokus pada analisis etika kerja pegawai pada Sekretariat DPRD

Provinsi Bengkulu.

Penelitian selanjutnya adalah tentang pelaksanaan etika kinerja anggota


dewan,Pertama penelitian oleh Rasyidin,chulafaau (Perpustakaan pusat UMJ)
untuk mendeskripsikan dan menjawab pertanyaan subsantsial dari publik tentang
bagaimanakah Badan kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kota Kendari
dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya dalam meningkatkan kedisplinan
anggota DPRD kota Kendari,dan faktor kendala yang dihadapi badan kehormatan
dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya dalam meningkatkan kedisplinan
DPRD kota Kendari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan tugas dan
wewenang badan kehormatan anggota DPRD kota Kendari dalam rangka
meningkatkan kedisplinan,belum dilaksanakan,dalam hal pemberian sanksi
berkaitan dengan pelanggaran;1.Ketidakhadiran rapat,sejak ditetapkannya
peraturan DPRD kota Kendari Nomor 02/DPRD/VI/2010 tentang kode
etik,seringkali terjadi dalam rapat paripurna DPRD kota Kendari tidak dihadiri
oleh beberapa anggota DPRD,tanpa sanksi,baik bersifat lisan maupun bersifat
teguran tertulis.2.Berpakaian tidak sopan,seringkali dipertontonkan oleh beberapa
oknum anggota DPRD kota Kendari mengenakan pakaian tidak sopan,tidak sesuai
dengan semangat kode etik DPRD kota Kendari seperti memakai kaos oblong dan
celana jeans pada jam kerja,3.Berbicara tidak sopan dalam menyampaikan
pendapat,tanggapan,dan sanggahan,dibeberapa rapat DPRD kota Kendari,baik
rapat pleno maupun rapat komisi dan badan,oknum anggota DPRD kota Kendari
dalam menyampaikan pendapat tidak mematuhi etika dan sopan santun
berbicara,misalnya berteriak,mencaci maki,marampas hak bicara orang lain dan
memarahi peserta rapat.Dan kebiasaan ini sering berulang.Faktor kendala yang
dihadapi terhadap pelaksanaan tugas dan wewenang dalam meningkatkan
kedisplinan anggota DPRD kota Kendari adalah : Terbangunnya emosional rasa
persaudaraan dan rasa solidaritas saling melindungi,antara sesama anggota
dewan.Dalam hal ini ada 3(tiga) faktor yang sangat berpengaruh yakni; 1.Faktor
kuantitas keanggotaan,2.Faktor struktur dan keanggotaan badan kehormatan,dan
3.Faktor kultur politik.
Kedua adalah penelitian oleh Ayu Andira untuk menyimpulkan bahwa
realisasi dari pelaksanaan wewenang Badan Kehormatan dalam menegakkan kode
etik berdasarkan keputusan DPRD kota Makassar nomor:19/DPRD/XII/2014
tentang peraturan tata tertib DPRD kota Makassar sudah berjalan sesuai peraturan
tata tertib DPRD kota Makassar dan wujud penyelesaian pelanggaran kode etik
dibuktikan dengan kesanggupan BKDPRD kota Makassar memberikan
pertanggungjawaban dengan baik dan menjalankan mekanisme
pengaduan/pelaporan pelanggaran dan kode etik DPRD kota Makassar
berdasarkan pada keputusan DPRD nomor:19/DPRD/XII/2014 tentang peraturan
tata tertib DPRD kota Makassar.Adapun yang membedakan antara penelitian ini
dengan yang saya lakukan adalah,Fokus yang dilakukan pada jurnal ini adalah
lebih mengarah pelaksanaan wewenang terhadap Badan Kehormatan yang
menaungi anggota dewan terkait pelaksanaan etika profesi sedangkan penelitian
yang akan saya lakukan adalah fokus kepada pelaksanaan etika kinerja pegawai
pada sekretariat DPRD Provinsi Bengkulu.
Selanjutnya adalah penelitian tentang peran etika pada kinerja
pegawai,Pertama adalah penelitian oleh Nur Rohim Yunus untuk
mendeskripsikan dan bertujuan agar anggota dewan hendaknya memiliki etika dan
moralitas politik yang baik.Dengan begitu harapannya anggota dewan akan dapat
bersikap bijak,sehingga aspirasi rakyat yang diwakilkannya dapat
terpenuhi.Beberapa kajian memberikan rekomendasi tentang bagaimana
seharusnya anggota dewan beretika ,diantaranya rekomendasi islam.Kedua
merupakan penelitian oleh Paulus I.Funome,Willy Tri Hardiyanto,Doddy
Setyawan guna menjelaskan upaya yang memungkinkan institusi-institusi sosial
mendistribusikan hak-hak dan kewajiban dasariah serta menentukan pemagian
keuntungan hasil kerjasama sosial.Keadilan yang diarahkan bukan ingin
menghapus ketidaksamaan terjadinya keadilan dan keseimbangan,Perumusuan
kebijakan publik merupakan kebijakan atau aturan yang dibuat oleh pemerintah
sebagai pembuat kebijakan untuk menapai tujuan-tujuan tertentu dalam
membangun masyarakat maaupun pemerintahan.Adapun yang membedakan
antara penelitan ini dengan yang saya lakukan adalah bahasan peran etika pada
jurnal lebih tertuju kepada anggota dewan,Sedangkan penelitian yang saya
lakukan lebih mengarah kepada peran etika kinerja pegawai yang pada
Sekretariat DPRD.
Yang terakhir merupakan penelitian tentang pelaksanaan etika kinerja
pegawai,Pertama adalah penelitian oleh Anisa Eka Syafrina (Universitas
Bhayangkara Jakarta Raya) untuk mendeskripsikan public relations Dewan
Perwakilan Rakyat(DPR) berusaha membangun hubungan baik dengan seluruh
stakeholders-nya.Sebagai salah satu lembaga tinggi negara,etika tentunya menjadi
hal penting bagi Public Relations Officer dalam menjalankan setiap
fungsinya.Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimana etika public
relations yang digunakan dalam meningkatkan citra Dewan Perwakilan
Rakyat.Kedua adalah jurnal penelitian oleh Helmy Nuky Nugroho untuk
mendeskripsikan isi pasal 154 ayat 2 UU 23 Tahun 2014 tata cara pelaksanaan
tugas dan wewenang DPRD diatur dalam tata tertib.Anggota DPRD
Kabupaten/kota melaksanakan wewenang dan tugas lain sesuai peraturan
perundang-undang termasuk tentaang kode etik.Alat kelengkapan DPRD dalam
melaksanakan hak dan kewajiban berdasarkan tata tertib.Permasalahan yang dikaji
dalam penulisan jurnal ini adalah:peranan badan kehormatan DPRD dalam
penegakan pelanggaran kode etik yang dilakukan anggota dewan. Faktor
Penghambat Kinerja Badan Kehormatan DPRD Kabupaten Pemalang. Strategi
peningkatan kinerja badan kehormatan DPRD.Ketiga adalah penelitian oleh
Dahlia Dahlia untuk mendeskripsikan peran Mahkamah Kehormatan Dewan
(MKD) Dalam Menegakkan Kode Etik Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Indonesia (DPR RI) Periode 2014-2019 ini mengangkat suatu rumusan masalah,
yakni bagaimana peran Mahkamah Kehormatan Dewan DPR RI dalam
menegakkan kode etik anggota dewan periode 2014–2019? Problematika apa saja
yang dilalui Mahkamah Kehormatan Dewan dalam menegakkan kode etik
anggota dewan periode 2014-2019? Apa faktor pendukung dan penghambat
Mahkamah Kehormatan Dewan dalam menegakan kode etik anggota dewan
periode 2014-2019? Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menjawab peran
Mahkamah Kehormatan Dewan dalam menegakkan Kode Etik Anggota DPR RI
Periode 2014-2019.Adapun yang membedakan antara ketiga jurnal penelitian
diatas dengan penelitian yang akan saya lakukan adalah fokus penelitian yang
dilakukan pada jurnal ini adalah pelaksanaan etika lebih mengarah kepada
anggota dewan itu sendiri dan lokasi tempat pelaksanaan etika kinerja pegawai
itu dilaksanakaan,Sedangkan penelitian yang saya lakukan berfokus pada
pelaksanaan etika kinerja pegawai pada sekretariat DPRD.
Gambar 2.1

Kerangka fishbone

Pelaksanaan etika
profesi

Pengawasan etika Nur Habibi


dewan DPRD
-Diah Imaniah dkk
Penegakan kode etik -Hendra Sp
ASN dkk(2019)

-Edmondus Sadesto
Tandungan dkk

-Regina Raudina
Mahsaseng

-H.Masduki
Analisis kerja
anggota dewan -Widya Wiwaha

-Rasyidin dkk
Peran etika
kinerja pegawai -Ayu Andira

-Anisa Eka Syafrina


Pelaksanaan etika
-Helmy Nuky Nugroho
kinerja pegawai
-Dahlia Dahlia
Pencapaian tujuan pelaksanaan
etika profesi
Menurut kamus besar bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan merumuskan etika dalam tiga arti sebagai berikut:
1.Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk, tentang hak dan kewajiban
moral.
2.Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
3.Nilai mengenai benar salah yang dianut masyarakat.
Dari asal usulnya, etika berasal dari bahasa yunani ”ethos” yang berarti adat
istiadat atau kebiasaan yang baik. Bertolak dari kata tersebut, akhirnya etika
berkembang menjadi studi tentang kebiasan manusia berdasarkan kesepakatan,
menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang menggambarkan perangai manusia
dalam kehidupan pada umumnya.
Menurut profesor Robert Salomon, etika dapat dikelompokkan menjadi dua
definisi yaitu:
a. Etika merupakan karakter individu, dalam hal ini termasuk bahwa orang yang
beretika adalah orang yang baik.
b. Etika merupakan hukmn sosial. Etika merupakan hukum yang mengatur,
mengendalikan serta membatasi periaku manusia.
Pada perkembangannya, etika telah menjadi sebuah studi.
Fagothey (1953) mengatakan bahwa etika adalah studi tentang kehendak
manusia, yaitu kehendak yang berhubungan dengan keputusan yang benar dan
yang salah dalam tindak perbuatannya.Pernyataan tersebut kembali ditegaskan
oleh Sumaryono (1995) yang menyatakan bahwa etika merupakan studi tentang
kebenaran dan ketidak benaran berdasarkan kodrat manusia yang diwujudkan
melalui kehendak manusia dalam perbuatannya.

Anda mungkin juga menyukai