Anda di halaman 1dari 111

SKRIPSI

IMPLEMENTASI PROGRAM DINAS PEKERJAAN UMUM DAN

PENATAAN RUANG DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

JALAN DI KOTA WATAMPONE KABUPATEN BONE

Oleh:

WIRDAYANTI
Nomor Induk Mahasiswa : 105611125316

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
SKRIPSI

IMPLEMENTASI PROGRAM DINAS PEKERJAAN UMUM DAN


PENATAAN RUANG DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
JALAN DI KOTA WATAMPONE KABUPATEN BONE

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan


Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun dan Diajukan oleh :

WIRDAYANTI

Nomor Stambuk : 10561 11253 16

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

i
HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN AKHIR

Judul Skripsi :Implementasi Program Dinas Pekerjaan Umum


dan Penataan Ruang Dalam Pembangunan
Infrastruktur Jalan di Kota Watampone Kabupaten
Bone
Nama Mahasiswa : Wirdayanti
Nomor Stambuk : 105611 1253 16
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyetujui:
Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Muhammad Isa Ansari, M.Si Drs. Ansyari Mone, M.Pd

Mengetahui:
Dekan Ketua Program Studi

Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos, M.Si Nasrul Haq, S.Sos, M.PA
NBM: 730727 NBM: 1067463

ii
HALAMAN PENERIMAAN TIM

Telah diterima oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Makassar berdasarkan Surat Keputusan Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar

Nomor 0157/FSP/A.4-II/II/42/2021 sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

studi dan memperoleh gelar sarjana dalam Program Studi Ilmu Administrasi

Negara yang dilaksanakan di Makassar pada hari Rabu, tanggal 24 Februari 2021.

TIM PENILAI

Ketua Sekretaris

Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si Dr. Burhanuddin, S.Sos., M.Si
NBM: 730727 NBM: 1084366

PENGUJI:

1. Dr. Hj. Budi Setiawati, M.Si ( )

2. Dr. H. Samsir Rahim, S.Sos., M.Si ( )

3. Dr. Haerana, S.Sos., M.Pd ( )

iii
HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Wirdayanti

Nomor Stambuk : 10561 11253 16

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa benar skirpsi ini adalah karya saya sendiri dan bukan hasil

plagiat dari sumber lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan

apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima

sanksi akademik sesuai aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Makassar, 24 Februari 2021

Yang Menyatakan

Wirdayanti

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT

atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul “Implementasi Program Dinas

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Dalam Pembangunan Infrastruktur Jalan di

Kota Watampone Kabupaten Bone”

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bimbingan, saran, motivasi,

dan bantuan dari berbagai pihak tugas akhir skripsi ini tidak akan terselesaikan

dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua bapak almahrum Rustan dan ibu Sakura yang tercinta,

tersayang, dan terkasih yang selalu senantiasa memberikan semangat, doa,

kasih sayang serta bantuan baik moril maupun materil.

2. Bapak Dr. Isa Ansari, M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Drs. Ansyari

Mone, M.Pd selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan

waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan.

3. Ibu Dr. Ihyani Malik, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Nasrul Haq, S.Sos., MPA selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Makassar.

5. Seluruh staf pengajar, baik dosen maupun asisten dosen, staf pegawai

v
yang ada di lingkup Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Makassar.

6. Seluruh pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten

Bone, Inspektorat Kabupaten Bone, dan seluruh informan yang telah

banyak membantu kemudahan serta kelancaran dalam melakukan

penyusunan tugas akhir ini.

7. Adik serta kakak ku yang tercinta Riska erpiana dan Adi wardana yang

senantiasa membantu, memberikan semangat dan segala dukungan.

8. Serta teman-teman kelas seperjuangan Ilmu Administrasi Negara terima

kasih untuk segala cerita, kenangan dan kebersamaannya selama ini.

9. Seluruh Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Makassar.

10. Serta yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan

bantuan dan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis beranggapan bahwa skripsi ini merupakan karya terbaik yang dapat

penulis persembahkan. Dan penulis menyadari bahwa tidak tidak tertutup

kemungkinan di dalamnya masih terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena

itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada

umumnya.

Makassar, 24 Februari 2021

Wirdayanti

vi
ABSTRAK

Wirdayanti, Muhammad Isa Ansari, dan Ansyari Mone. Implementasi


Program Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam Pembangunan
Infrastruktur Jalan di Kota Watampone Kabupaten Bone.
Implementasi program adalah tindakan-tindakan yang dilaksanakan oleh
individu-individu atau pejabat-pejabat terhadap suatu objek atau sasaran yang
diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya,
melalui adanya organisasi, interpretasi dan penerapan. Berdasarkan hal tersebut,
kajian penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan
implementasi program Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam
Pembangunan Infrastruktur Jalan di Kota Watampone Kabupatn Bone.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif untuk
mendeskripsikan dan menjelaskan implementasi program Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang dalam Pembangunan Infrastruktur Jalan di Kota Watampone
Kabupaten Bone dengan melakukan teknik pengumpulan data melalui observasi,
wawancara dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini meliputi Kepala
bidang jalan dan jembatan, Kepala sub bagian TU UPT pemeliharaan jalan dan
jembatan wilayah VII, Inspektorat Kabupaten Bone, serta masyarakat umum. Data
yang diperoleh dari hasil penelitian di kaji dengan menggunakan teknik reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam mengimplementasikan
program pembangunan infrastruktur jalan di Kota Watampone oleh Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bone pelaksanaannya belum
berjalan baik. Dalam aspek komunikasi masih kurang dilihat dari kurangnya
respon atau menanggapi setiap usulan dari masyarakat untuk memperbaiki jalan-
jalan yang rusak atau jalan yang perlu untuk di bangun. Dari aspek sumberdaya
dalam implementasi program pembangunan infrastruktur jalan dari aspek
sumberdaya anggaran menyesuaikan dari anggaran yang ada, serta kurangnya
sumberdaya manusia seperti pengawas dan pejabat eselon. Aspek disposisi dari
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam implementasi program
pembangunan infrastruktur jalan sudah bagus dilihat dari Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya. Struktur birokrasi
dalam implementasi program pembangunan infrastruktur jalan sudah bagus dilihat
dari telah memiliki SK pada bidang masing-masing namum dalam menjalankan
tugasnya masih kurang dilihat dari masih di dapati jalan-jalan yang rusak dan
berlubang.

Kata Kunci: implementasi program, pembangunan jalan

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJAN ........................................................................ ii
HALAMANPENERIMAAN TIM ................................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL........................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 7


A. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 7
B. Konsep dan Teori ................................................................................. 9
1. Teori Administrasi Pembangunan .................................................... 9
2. Pengertian Program .......................................................................... 10
3. Konsep Kebijakan Publik................................................................. 11
4. Konsep Implementasi Kebijakan ..................................................... 12
5. Perspektif Implementasi ................................................................... 13
6. Model Implementasi Kebijakan ....................................................... 15
7. Konsep Pembangunan Infrastruktur ................................................. 23
C. Kerangka Pikir ..................................................................................... 26
D. Fokus Penelitian .................................................................................. 27
E. Deskripsi Fokus Penelitian................................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 29


A. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................... 29
B. Jenis dan Tipe Penelitian...................................................................... 29
C. Informan Penelitian .............................................................................. 30
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 30
E. Teknik Analisis Data ............................................................................ 31

viii
F. Teknik Pengabsahan Data .................................................................... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 33


A. Deskripsi Lokasi Penelitian.................................................................. 33
B. Hasil penelitian..................................................................................... 53
C. Pembahasan Penelitian ......................................................................... 76

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 83


A. Kesimpulan .......................................................................................... 83
B. Saran..................................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 85


LAMPIRAN .................................................................................................... 88

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 7

Tabel 3.1 Informan Penelitian ......................................................................... 30

Tabel 4.1 Data Pejabat Struktural PUPR Kabupaten Bone ............................. 51

Tabel 4.2 Data SOP Bidang Jalan dan Jembatan ............................................. 66

Tabel 4.3 Data Musrenbang Bidan Jalan dan Jembatan .................................. 70

Tabel4.4 Realisasi dan Rencancana Kerja Program Pembangunan dan


Rehabilitasi Jalan dan Jembatan Tahun 2017 .................................. 71

Tabel 4.5 Realisasi Fisik Kegiatan Pembangunan Jalan (DAU) .................... 73

Tabel 4.6 Realisasi Fisik Kegiatan Pembangunan Jalan (DAU) Tahun


Anggaran 2017 ................................................................................ 74

Tabel 4.7 Realisasi Fisik 5 Pembangunan Jalan (DAU Perubahan) ............... 75

Tabel 4.8 Anggaran Pembangunan Infrastruktur Jalan Dinas PUPR


Kabupaten Bone .............................................................................. 78

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Implementasi Kebijakan Van Metter dan Carl Van
Horn .......................................................................................... 16

Gambar 2.2 Model Implementasi Kebijakan Daniel Mazmanian dan Paul


Sabatier ..................................................................................... 19

Gambar 2.3 Model Implementasi Kebijakan George Edward III ............... 20

Gambar 2.4 Model Implementasi Kebijakan Grindle .................................. 22

Gambar 2.5 Kerangka Pikir .......................................................................... 27

Gambar 4.1 Peta Administrasi Kabupaten Bone .......................................... 33

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Dinas PUPR Kabupaten Bone .................. 50

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Infrastruktur mempunyai peranan penting dalam memudahkan masyarakat

setiap hari dalam melakukan aktifitas, saat ini setiap Negara memberikan

kesejahteraan bagi rakyatnya. Pembangunan infrastruktur merupakan sebuah

pelayanan atau fasilitas yang diberikan dari Negara untuk rakyat menjadi bagian

pembangunan nasional, pemerintah pusat sendiri sudah mengalokasikan Anggaran

Pendapatan Belanja Negara (APBN) di bagian infrastruktur khususnya jalan dan

jembatan, baik untuk pembangunan, pengembangan maupun pemeliharaan ke

dalam anggaran Departemen Pekerjaan Umum.

Pembangunan infrastruktur jalan bertujuan untuk memperlancar arus

distribusi barang dan jasa, srta berperan dalam peningkatan kualitas hidup dan

kesejahteraan manusia. Pembangunan jalan sebagai infrastruktur transportasi

mengacu pada tata ruang, terintegrasi sistem transportasi nasional, serta

memenuhi standar keselamatan jalan, dan berwawasan lingkungan. Pembangunan

infrastruktur jalan juga harus memperhatikan 3 aspek penting sekaligus yaitu:

aspek ekonomi, social, dan lingkungan. Pembangunan infrastruktur jalan yang

memadai merupakan kondisi yang penting karena mampu meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Jika suatu Daerah mempunyai infrastruktur jalan yang

baik maka perekonomiannya juga dapat mendapatkan peningkatan, sebaliknya

jika suatu Daerah yang kebutuhan infrastruktur jalannya kurang baik atau tidak

terpenuhi maka perekonomian Daerahnya dapat mendapatkan penurunan.

1
2

Pengembangan perekonomian suatu Daerah akan menjadikan kesejahteraan

masyarakat sehingga pembangunan jalan sangat penting.

Implementasi kebijakan yaitu tindakan-tindakan yang dibuat oleh individu

dan kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan demi pencapaian tujuan

sasaran yang dibuat oleh lembaga pemerintah.

Program merupakan kegiatan yang direncanakan, sehingga tentu saja

perencanaan itu diarahkan pada pencapaian tujuan. Oleh karena itu maka program

itu bertujuan dengan keberhasilan dapat diukur. Memang dapat dikatakan tiap

orang yang membuat progam kegiatan pasti ingin mengetahui sejauh mana

program tersebut dapat terlaksana. Pencapaian tujuan tersebut diukur dengan cara

alat tertentu.

Kebijakan publik adalah langkah yang diusulkan dari seseorang, kelompok

atau pemerintah pada saat suatu lingkungan tertentu, yang memberikan kendala-

kendala dan harapan-harapan atas kebijakan yang diusulkan demi memanfaatkan

dan mengatasi untuk rangka memperoleh suatu tujuan ataupun melaksanakan

suatu sasaran atau maksud tertentu.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang adalah perpanjangan tangan

dari pemerintah pusat yaitu Kementrian Pekerjaan Umum, kehadirannya banyak

memberi warna kepada pelayanan publik. Dinas Pekerjaan Umum (PU)

merupakan perangkat daerah yang diberikan kekuasaan, kewajiban dan tanggung-

jawab untuk melakukan otonomi daerah, desentralisasi pada bidang pekerjaan

umum. Sebagaimana amanah Undang-undang Republik Indonesia di jabarkan

dalam Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 1 Tahun 2019 tentang
3

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan

Tahun 2018-2023 yang tertuang dalam pasal 1 diantaranya menyebutkan bahwa

urusan Pemerintahan merupakan kekuasaan pemerintahan yang menjadi

kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh Kementrian Negara

dan penyelenggara pemerintahan Daerah untuk mengamankan, mengabdi,

memberdayakan, dan memakmurkan masyarakat.

Pembangunan adalah cara yang sistematik dan berkesinambungan atau

berkelanjutan untuk membentuk keadaan yang mampu menyediakan berbagai

alternatif yang berlaku pada pencapaian cita-cita setiap warga yang sangat

humanistik (Anwar, 2005:59). Pembangunan adalah suatu terkoordinasi untuk

menjadikan alternatif yang lebih banyak secara sah kepada setiap warga Negara

untuk melengkapi dan mendapatkan aspirasinya yang paling manusiawi

(Nugroho, 2004:9).

Infrastruktur adalah sistem fisik yang menyajikan transportasi, pengairan,

drainase, bangunan gedung, dan fasilitas publik lainnya, yang dibutuhkan demi

mencukupi keperluan dasar manusia baik kebutuhan sosial ataupun kebutuhan

ekonomi (Grigg, 1998). Dalam hal ini, hal-hal yang terikat oleh infrastruktur tidak

dapat dipisahkan satu sama lainnya, struktur lingkungan bisa terhubung oleh

adanya infrastruktur yang membantu antara sistem sosial dan sistem ekonomi.

tersedianya infrastruktur memberikan efek kepada sistem sosial dan sistem

ekonomi yang ada di masyarakat. Maka infrastruktur harus di mengerti sebagai

dasar-dasar dalam pengambilan kebijakan (J.Kodoatie, 2005).


4

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang memiliki tugas

mengimplementasikan urusan-urusan pemerintahan Daerah di bidang pekerjaan

umum dan penataan ruang yang menjadi tanggungjawab Daerah dalam tugas

pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah. Salah satu tugas dari Dinas

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bone dalam bidang

pembangunan infrastruktur jalan yaitu jalan-jalan yang rusak perlu perbaikan,

jalan rusak yang berlobang, pengerasan dan perluasan ruas jalan.

Hasil observasi awal peneliti menemukan bahwa pembangunan

infrastruktur jalan di Kabupaten Bone belum terlalu menggembirakan, hal itu

infrastruktur yang ada seolah-olah luput dari kepedulian pemerintah dimana

keadaan infrastruktur yang merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi

dapat dikatakan rusak dan sudah tidak layak. Banyak permasalah timbul akibat

permasalahan tersebut seperti tingkat kecelakaan yang terjadi akibat jalan yang

rusak dan berlubang Hal ini dibuktikan pada artikel yang dimuat salah satu media

cetak/online https://radarbone.fajar.co.id/562.titik berlubang. Di kota.watampone/

Penelitian ini penting dilakukan agar dapat dijadikan rekomendasi bagi

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bone agar

pengembangan infrastruktur jalan yang terkesan belum tersentuh secara optimal

dapat menjadi prioritas. Alasannya dengan pengembangan jalan yang lebih

sempurna, dapat memperpendek waktu dalam jarak tempuh yang jauh. Selain itu

komunikasi antar produsen dan inspektor dapat terakses lebih cepat. Dan aktivitas

masyarakat dalam kota akan lebih lancar.

Menariknya penelitian ini karena akan mendeskripsikan dan menganalisis


5

Kebijakan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bone dengan

menggunakan teori-teori dan konsep-konsep terkait Ilmu Administrasi Negara dan

Pelayanan Publik.

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan,

peneliti tertarik mengangkat judul “Implementasi Program Dinas Pekerjaan

Umum dan Penataan Ruang dalam pembangunan infastruktur jalan di Kota

WatamponeKabupaten Bone”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan

masalah ini, adalah:

Bagaimanakah Implementasi Program Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan

Ruang dalam pembangunan infrastruktur jalan di Kota Watampone Kabupaten

Bone?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka

tujuan penelitian ini, adalah:

Untuk mengetahui Implementasi Program Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan

Ruang dalam pembangunan infrastruktur jalan di Kota Watampone Kabupaten

Bone.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan, maka manfaat

penelitian ini, adalah:


6

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis dapat digunakan sebagai masukan atau referensi bagi

ilmu pengetahuan dan bagi peneliti yang akan mengangkat mengenai

Implementasi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam

pembangunan infrastruktur jalan.

2. Manfaat Praktis

Sebagai bahan bacaan bagi masyarakat agar dapat mengetahui

bagaimana implementasi program Dinas Pekerjaan Umum dalam melakukan

tugasnya. Dan hasil penelitian ini merupakan salah satu bahan evaluasi Dinas

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam pembangunan fisik infrastruktur

jalan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu berguna sebagai salah satu acuan peneliti untuk

mencari perbandingan dan memperkaya teori dalam penelitian ini, dan juga dalam

penelitian ini dapat memperhatikan kekurangan dan kelebihan penelitian

terdahulu dengan penelitian yang dilakukan. Tentunya penelitian terdahulu ini

terkait dengan implementasi program Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan

Ruang dalam pembangunan infrastruktur jalan di Kota Watampone Kabupaten

Bone berikut ini beberapa hasil penelitian terdahulu :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Metode
No Nama Judul Teori yang di Hasil Penelitian
gunakan

1 Venny Implementa Konsep Kualitatif Aspek komunikasi


Ria si kebijakan Dinas Pekerjaan
Ngongo Kebijakan pemerintah, Umum dan Penataan
loy Dinas konsep Ruang Kota Manado
(2019) Pekerjaan pemeliharaan dengan masyarakat
Umum dan jalan, konsep Kota Manado masih
Penataan infrastruktur kurang dilihat dari
Ruang Kota jalan, konsep kurang menanggapi
Manado perangkat usulan masyarakat.
dalam daerah. Aspek sumberdaya
Pemeliharaa anggaran masih
n kurang karena harus
Infrastruktu menyesuaikan dari
r Jalan anggaran yang ada,
sedangkan
sumberdaya peralatan
terbatas yaitu mesin
produksi aspal. Aspek

7
8

disposisi pelaksanaan
kebijakan Dinas
Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kota
Manado dalam
pelaksanannya
cenderung
menunjukkan sikap
yang tidak merespon.
Aspek birokrasi
Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan
Ruang Kota Manado
dalam melaksanakan
pemeliharaan jalan
tidak semua
dilaksanakan bahkan
tidak terlaksana.
2 Retno Implementa Konsep dan Kualitatif Pada umumnya
W. S., si pengertian infrastruktur jalan dan
(2018) Kebijakan implementasi pembangunan jalan di
Pembangun , Konsep dan Kabupaten Kediri
an Jalan pengertian sudah baik untuk
Antar kebijakan jalan-jalan dari ibu
Kecamatan publik, kota kabupaten ke ibu
Di Implementasi kota kecamatan,
Kabuaten kebijakan antara ibu kota
Kediri publik, Good kecamatan, dan dari
governance ibu kota kecamatan ke
dalam desa. Tetapi masi ada
pembanguna sedikit kekurangan,
n yaitu infrastruktur
infrastruktur, jalan desa dan pada
Teori pembangunan jalan
pembanguna penghubung antar
n desa, serta jalan-jalan
infrastruktur di dalam desa itu
sendiri. Pembangunan
jalan Desa (jalan
penghubung antar
desa dan jalan di
dalam desa) hanya
mendapat sedikit
perhatian dari
Pemerintah
Kabupaten.
9

3 Endah Implementa Kebijakan Kualitatif Sistem konstraktual,


Puji si publik, Good pelaksanaan
Lestari Kebijakan governance pavingisasi jalan desa
dkk Pembangun pada melalui sistem
an pembanguna kontraktual yaitu
Infrastruktu n jalan desa, pelaksaan pavingisasi
r Pedesaan Pembanguna jalan desa yang
n dilakukan atas kerja
infrastruktur sama antara Dinas
jalan, Pekerjaan Umum
Pavingisasi (PU) dengan penyedia
jalan di jasa kontruksi melalui
Kabupaten sistem pengadaan
Bojonegoro. barang dan jasa.
Sistem pemberian
bantuan paving
(sharing) pelaksanaan
pavingisasi jalan desa
melalui sistem paving
sharing adalah
kegiatan pemeberian
bantuan paving dari
pemerintah daerah ke
pemerintah desa yang
bermanfaat pada
pemeberdayaan
masyarakat desa.

B. Konsep Dan Teori

1. Teori Administrasi Pembangunan

Siagian (2007) menyatakan bahwa administrasi pembangunan

mencakup dua pengertian, yaitu (1) administrasi dan (2) pembangunan.

Administrasi berarti keseluruhan proses pelaksanaan keputusan yang sudah

diambil dan siselenggarakan oleh dua orang atau lebih guna mencapai tujuan

yang telah ditetapkan.

Pembangunan biasanya di definisikan sebagai rangkaian usaha

menciptakan pertumbuhan dan perubahan secara terancang dan sadar, yang di


10

tempuh suatu Negara bangsa mengarah modernitas dalam rangka pembinaan

bangsa (nation building). Siagian (2007) akhirnya mendefinisikan administrasi

pembangunan sebagai: segala usaha yang dilakukan untuk suatu Negara

bangsa untuk bertumbuh, berkembang, dan berbuah secara sadar dan

terencana dalam semua segi kehidupan dan penghidupan Negara bangsa yang

bersangkutan dalam rangka pencapaian tujuan akhirnya.

2. Pengertian Program

Pembahasan mengenai program tidak dapat di lepaskan oleh aspek

kebijakan. Menurut Dye (1992), kebijakan yang dalam hal ini kebijakan

publik bisa didefinisikan sebagai “Whatever government choose to do or not

to do”. Hal itu diperkuat oleh Hogwood dan Gunn (1986) yang menyatakan

bahwa kebijakan publik yaitu seperangkat kegiatan pemerintah yang

dirancang untuk mencapai hasil tertentu. Dan sebagai suatu perangkat yang

dibuat oleh pemerintah, kebijakan publik dapat berbentuk aturan-aturan umum

atau khusus baik secara tertulis maupun tidak tertulis yang berisi pilihan-

pilihan tindakan yang merupakan keharusan, larangan atau kebolehan yang

dilakukan untuk mengarahkan seluruh warga masyarakat, pemerintah dan

dunia usaha atas tujuan tertentu.

Sedangkan pengertian program itu sendiri, menurut Jones (1984),

program yaitu cara yang disahkan agar mencapai tujuan. Maka pengertian

tersebut menggambarkan bahwa program itu muncul pada Rencana Strategis

Kementrian/Lembaga atau Rencana Kerja Pemerintah (RKP).


11

3. Konsep Kebijakan Publik

Kebijakan publik (public policy) adalah segala hal yang mengatur dan

mengikat semua lapisan masyarakat dalam suatu Negara. Suatu kebijakan

publik bukan membatasi aktivitas dan peran masyarakat, tapi lebih

menyelaraskan peran Negara dan masyarakat dalammencapai tujuan-tujuan

bernegara secara efektif dan efisien. Riant Nugroho (2004) dalam Yuwono,

dkk (2008:4) mengartikan kebijakan publik yaitu segala sesuatu yang dibuat

dan tidak dibuat oleh pemerintah sebagai tokoh sentral kebijakan publik .

kebijakan public merupakan kebijkan yang dibuat oleh pemerintah (public

organizations) yang dilaksanakan oleh pejabat pemerintah yang berwenang

untuk kepentingan masyarakat atau rakyat dengan berbagai strategi dan

program.

Thomas R. Dye (1992) dalam Yuwono, dkk (2008:6) menguraikan

proses kebijakan publik dalam beberapa tahapan yaitu: a) identifikasi masalah

kebijakan, yang dibuat melalui pengenalan apa yang sebagai tuntutan

(demands) atas tindakan pemerintah. b) penyusunan agenda yang dilakukan

dengan memfokuskan perhatian kepada pejabat public dan media masa atas

hasil keputusan terhadap masalah public tertentu. c) perumusan kebijakan

yang diawali dengan pengusulan rumusan kebijakan dan pembentukan usulan

kebijakan dengan organisasi perencanaan kebijakan, kelompok kepentingan

dan birokrasi pemerintah. d) pengesahan kebijakan yaitu dengan kegiatan

politik oleh partai politik, presiden dan kongres. e)implementasi kebijakan,

yang dilaksanakan dengan birokrasi, anggaran publik dan aktivitas agen


12

eksekutif yang terorganisasi. f) evaluasi kebijakan yang dilakukan oleh

lembaga pemerintah, konsultan di luar pemerintah, pers, dan masyarakat

(publik).

4. Konsep Implementasi Kebijakan

Menurut smith (Tachan, 200:37), implementasi kebijakan di

pandang sebagai suatu proses atau alur. Model smith ini memandan proses

implementasi kebijakan melaui proses kebijakan perspektif perubahan sosial

dan politik, dimana kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah bertujuan guna

melakukan perbaikan atau perubahan pada masyarakat sebagai kelompok

sasaran.

Menurut George C. Edward III (dalam Subarsono, 2011:90-92)

Implementasi kebijakan memiliki aspek penting dalam mengukur keberhasilan

suatu implementasi kebijakan, dengan melihat aspek sebagai berikut:

1. Komunikasi adalah keberhasilan implementasi kebijakan menuntut agar

implementor memahami apa yang harus dilakukan, dimana yang

merupakan tujuan dan sasaran kebijakan harus transmisikan terhadap

kelompok sasaran (target group) sehingga untuk mengurangi distorsi

implementasi. Proses penyampaian informasi komunikator dalam hal ini.

2. Sumber Daya, meskipun isi kebijakan telah dikomunikasikan secara jelas

dan sesuai, namun ketika implementor kekurangan sumberdaya untuk

melakukan, lalu implementasi tidak akan berjalan secara efektif. Sumber

daya tersebut bisa berbentuk sumber daya manusia, misalnya kemampuan

implementor dan sumber daya finansial.


13

3. Disposisi, yaitu watak dan karakteristik yang dimiliki bagi implementor,

seperti tanggungjawab, kejujuran, sifat demokratis. Apabila implementor

mempunyai disposisi yang baik, kemudian implementor tersebut dapat

melaksanakan kebijakan dengan baik sebagaimana apa yang diharapkan

dari pembuat kebijakan. Jika implementor mempunyai sikap atau

pandangan yang bertentangan dengan pelaksana kebijakan, kemudian

proses implementasi kebijakan juga menjadi tidak berhasil.

4. Struktur Birokrasi, struktur birokrasi atau struktur organisasi yang bekerja

mengimplementasikan kebijakan mempunyai pengaruh yang penting

kepada implementasi kebijakan. Bagian dari struktur organisasi yaitu

Standard Operating Procedure (SOP) dan fragmentasi. Struktur organisasi

yang sangat panjang akan condong melemahkan pengawasan dan

melahirkan red-tape, yaitu proses birokrasi yang rumit dan berbelit-belit

yang membuat aktivitas organisasi tidak fleksibel.

5. Perspektif Implementasi

Meski penelitian implementasi telah dikembangkan selama hampir 30

tahun, implementasi telah diuji secara perspektif dari berbagai strategi, standar

evaluasi, konsep, ruang lingkup dan metodologi sebagaimna disebutkan

sebelumnya. (Parawangi, 2011).

Para ahli telah mengidentifikasi tiga generasi penelitian implementasi.

Menurut Goggin 1986 (dalam Parawangi, 2011). Pertama; meriview segala

sesuatu yang dapat memberikan kontribusi untuk pengembangan selanjutnya.

Kedua; strategi penelitian model: top down dan botton up. Ketiga; pengujian
14

secara sistematis berdasarkan kepada perbandingan dan disain peneliti

statistik.

Senada dengan Goggin dikemukakan Peter deLeon dan Linda deLeon

(2002) mengakomodir pendekatan-pendekatan implementasi kebijakan publik

kedalam tiga kelompok generasi. Generasi pertama yaitu; pada tahun 1970-an,

menafsirkan implementasi kebijakan menjadi persoalan yang terjadi antara

kebijakan dan pelaksanaannya. Peneliti yang mempergunakan pendekatan ini

antaralain Graham T.Allison dengan studi kasus misil kuba (1971,1999). Pada

generasi ini implementasi kebijakan berhimpitan dengan studi pengambilan

keputusan di sektor publik. Generasi Kedua; tahun 1980-an, yaitu generasi

yang menguraikan pendekatan implementasi kebijakan yang berkarakter “dari

atas ke bawah” (top down). Perspektif ini lebih inti pada tugas birokrasi untuk

melakukan kebijakan yang telah diputuskan sebagai politik. Para ilmuan sosial

yang menafsirkan pendekatan ini, terutama Daniel Mazmanian dan Paul

Sabatier (1983), Robert Nakamura dan Frank Smallwood (1990), dan Paul

Berman (1980). Pada waktu yang serupa, lahir pendekatan bottom-up yang

dikembangkan oleh Michaael Lipsky (1971,1980), dan Benny Hjeren

(1981,1983).

Generasi Ketiga; tahun 1990-an, di kembangkan oleh ilmuan sosial

Malcolm L.Goggin (1990), mendatangkan pemikiran bahwa faktor perilaku

faktor implementasi kebijakan makin menentukan keberhasilan implementasi

kebijakan. Pada saat yang sama hadir pendekatan kontigensi atau situasional

dalam implementasi kebijakan banyak di dukung oleh adaptasi implementasi


15

kebijakan tersebut. Para ilmuan yang mengembangkan pendekatan ini antara

lain Richard Matland (1995), Helen Ingram (1990) dan Denise Scheberle

(1997).

Tapi suatu pertanyaan yang memprihatinkan dikemukakan deLeon,

bahwa pada tahun 2000-an, study tentang implementasi kebijakan secara

intelektual berada di ujung buntu. (The study policy implementation has

reached an intellectual dead end).

Sesungguhnya, study implementasi kebijakan, jika kita cermati

dewasa ini, bukan berada di ujung buntu, seperti dikuatirkan deLeon tersebut,

namun pada suatu muara di mana begitu banyak cabang ilmu pengetahuan

memberikan kontribusi pada studi implementasi kebijakan. Masuknya

pengaruh berbagai cabang ilmu pengetahuan, menurut Riant Nugroho

(2009:503) memang membawa implikasi praktikalitas.

Perkembangan selanjutnya, adalah Generasi Keempat; yang salah satu

pengaruh dapat kita lihat akhir-akhir ini adalah manajemen, khususnya

manajemen yang dikembangkan pada sektor bisnis, sebagaimana Winter,

Seren C (2004) mengembangkan model “An Integreted Implementation

Model” Ia menekankan bahwa dalam konteks sosio-ekonomi keberhasilan

implementasi di pengaruhi oleh: 1) formulasi kebijakan; 2) proses

implementasi kebijakan; dan 3) dampak/hasil implementasi kebijakan.

6. Model Implementasi Kebijakan

Beberapa model implemntasi kebijakan yang dikemukakan oleh

Agustino dalam bukunya Dasar-dasar Kebijakan Publik (2008:140) antara


16

lain:

a) Model Donald Van Metter dan Carl Van Horn. Model ini disebut dengan

model A Model Of The Policy Implemention. Proses implemntasi ini

dilakukan secara sengaja untuk meraih kinerja implementasi kebijakan

publik yang tinggi yang berlangsung dalam hubungan berbagai factor.

Faktor tersebut antara lain: (1) ukuran dan tujuan kebijakan; (2) sumber

daya; (3) karakteristik agen pelaksana; (4) sikap/ kecenderungan para

pelaksana; (5) komunikasi antar organisasi dan aktivitas pelaksana; (6)

lingkungan ekonomi, sosial, dan politik.

Gambar 2.1
Model implementasi kebijakan Van Metter dan Carl Van Horn

Komunikasi
Antar Organisasi
Standar dan
dan Pelaksana
Sasaran

Karakteristik Sikap Kinerja


Badan Pelaksana Pelaksana Kebijakan

Lingkungan
Sumber Daya Sosial Ekonomi
dan Politik

(Sumber: Van Metter dan Van Horn dalam Indiahono (2009,40))

1. Standar dan sasaran kebijakan/ukuran dan tujuan kebijakan

Kemampuan implementasi kebijakan dapat diukur tahap

kesuksesannya pada ukuran dan tujuan kebijakan yang berwatak efisien dan

sosio-kultur yang ada di tahap pelaksana kebijakan. Apabila bentuk dan dan
17

sasaran kebijakan sangat sempurna (utopis), maka tentu susah direalisasikan

(Agustino, 2006).

2. Sumber daya

Kesuksesan implementasi kebijakan benar-benar bergantung pada

potensi menggunakan sumber daya yang ada. Manusia adalah sumber daya

yang sangat penting dalam mensyaratkan keberhasilan suatu implementasi

kebijakan. Selain sumberdaya manusia dan sumberdaya finansial waktu

merupakan perhitungan yang penting kepada keberhasilan implementasi

kebijakan.

3. Karakteristik organisasi pelaksana

Fokus kepedulian biro pelaksana mencakup organisasi resmi dan

organisasi tidak resmi yang hendak berperan serta kepada

pengimplementasian kebijakan. Hal ini penting sebab kinerja implementasi

kebijakan akan banyak dipengaruhi oleh kualitas yang tepat serta cocok oleh

para agen pelaksananya. Hal ini berkaitan dengan kondisi kebijakan yang

hendak dilakukan pada sebagian kebijakan didesak pelaksana kebijakan yang

selektif dan displin.

4. Komunikasi antar organisasi terkait dengan tindakan-tindakan pelaksanaan

Supaya kebijakan publik mampu dilakukan dengan efisien, menurut

Van Horn dan Van Mater (dalam Widodo 1974) apa yang merupakan standar

tujuan perlu dipahami oleh para individu (implementors). Yang berfungsi

berdasarkan pencapaian standar dan tujuan kebijakan, sebab itu tolak ukur dan

tujuan perlu dikomunikasikan terhadap para pelaksana.


18

5. Disposisi atau sikap para pelaksana

Berdasarkan pandangan (Van Metter dan Van Horn dalam Agustinus

(2006)): “sikap penerimaan atau penolakan dari para biro pelaksana kebijakan

benar-benar mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan implementasi

kebijakan publik. Hal ini benar-benar sepertinya berjalan karena kebijakan

yang dilakukan tidaklah hasil perumusan warga setempat yang mengetahui

pasti permasalahan dan persoalan yang mereka lalui.

6. Lingkungan sosial, ekonomi dan politik

Hal yang terakhir harus dilihat untuk menilai kinerja implementasi

kebijakan yaitu sejauh mana lingkungan internal ikut serta membawa

keberhasilan kebijakan publik. Lingkungan sosial, ekonomi dan politik yang

tidak mendukung bisa sebagai awal masalah oleh kegagalan kinerja

implementasi kebijakan. Oleh sebab itu, usaha implementasi kebijakan

menentukan kondisi lingkungan eksternal yang mendukung.

b.) Model Daniel Mazmanian dan Paul Sabatier. Model ini disebut A

Framework for Policy Impleention Analysis. Peranan penting implementasi

kebijakan publik yaitu kemampuan dalam pengenalan faktor-faktor yang

mempengaruhi berhasilnya tujuan-tujuan formal pada keutuhan proses

implementasi. Faktor tersebut yaitu: (1) mudah tidaknya masalah yang akan

dilakukan; (2) kapasitas kebijakan membentuk metode implementasi secara

akurat; (3) faktor di luar undang-undang yang mempengaruhi implementasi.


19

Gambar 2.2
Model implementasi Daniel Mazmanian dan Paul Sabatier
Mudah tidaknya masalah dikendalikan
1. Dukungan teori dan teknologi
2. Keragaman perilaku kelompok
sasaran
3. Prosentase kelompok sasaran
dibanding jumlah penduduk
4. Ruang lingkup perubahan perilaku
yang diinginkan

Kemampuan kebijakan untuk menstrukturkan proses Variabel diluar kebijakan yang mempengaruhi
implementasi proses implementasi
1. Kejelasan dan konsisten tujuan 1. Kondisi sosio-ekonomi dan teknologi
2. Dipergunakannya teori kausal 2. Perhatian media terhadap masalah
3. Ketepatan alokasi sumber dana tersebut
4. Keterpaduan hirarkis diantara lembaga 3. Dukungan public
pelaksana 4. Sikap dan risorsis dari konsistuen
5. Aturan pelaksana dari lembaga pelaksana 5. Dukungan pejabat yang lebih tinggi
6. Perekrutan pejabat pelaksana 6. Komitmen dan kualitas kepemimpinan
7. Keterbukaan kepada pihak luar dari pejabat pelaksana

Tahapan dalam proses implementasi

Output Kepatuhan target Hasil nyata output Diterimanya Revisi


Kebijakan dari untuk mematuhi kebijakan hasil tersebut undang-undang
lembaga pelaksana output kebjakan

(Sumber:Subarsono 2005:95)

Menurut Mazmanian dan Sabatier dalam Subarsono (2005: 94) dan

Tilaar dan Nugroho (2008: 215), ada tiga kelompok variabel yang

mempengaruhi kesuksesan implementasi :

a. Mudah tidaknya masalah dikendalikan (tractability of the problem).

b. Kapasitas kebijakan untuk menstrukturkan proses implementasi (ability of

statute to structure implementation)

c. Variabel di luar kebijakan / variabel lingkungan (nonstatutory variables

affecting implementation)

c.) Model George C. Edward III. Model ini disebut dengan Direct And

Indirect Impact On Implemtion. Menurut Edward terdapat 4 yang sangat

menentukan kebijakan adalah: (1) komunikasi (2) sumberdaya (3)


20

disposisi (4) struktur birokrasi.

Gambar 2.3
Model Implementasi George C. Edward III:
Komunikasi

Sumber Daya

Implementasi
Disposisi

Struktur
Birokrasi

(Sumber: Subarsono,2005:91)

a. Menurut Edward dalam Budi Winarno (2007:174) komunikasi berkenaan

dengan bagaimana kebijakan di komunikasikan kepada organisasi atau

publik dan sikap serta tanggapan dari para pihak yang terlibat. Sedangkan

pengertian komunikasi itu sendiri merupakan proses penyampaian

informasi dari komunikasi kepada komunikan.

b. Sumber Daya, sumberdaya menjadi salah satu faktor penting dalam

implementasi kebijakan publik. Sumberdaya meliputi sumberdaya

manusia, sumberdaya anggaran, dan sumberdaya fasilitas. Sumberdaya

manusia berkenaan kecakapan pelaksana kebijakan publik untuk

mengimplemntasikan kebijakan secara efektif.

c. Disposisi, adalah watak atau karakteristik yang dimiliki oleh

implementor. Disposisi menentukan keberhasilan sebuah implementasi


21

kebijakan. Apabila implementor memiliki disposisi yang baik maka dia

akan dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang

diinginkan oleh pembuat kebijakan.

d. Struktur Birokrasi, ada dua karakteristik utama dari birokrasi menurut

Edward, yaitu prosedur-prosedur kerja ukuran-ukuran dasar atau sering

disebut sebagai Standard Operating Procedures (SOP) dan fragmentasi

(Winarno,2014:206). SOP yang baik adalah yang mencantumkan

kerangka kerja yang jelas, sistematis, tidak berbelit-belit dan mudah

dipahami oleh siapapun karena akan menjadi acuan dalam bekerja

implementor.

d.) Model Merilee S. Grindle. Model Grindle ini dikenal dengan Implemention

as A Political and Administrative Process. Menurut Grindle variabel yang

mempengaruhi kebijakan ini adalah outcome merupakan berhasil atau

tidaknya tujuan yang akan diraih. Pengukuran kebijakan tersebut dapat dilihat

dari dua hal yaitu: (1) dilihat dari prosesnya; (2) tujuan kebijakan tercapai.

Gambar 2.4
Model Grindle ini di definisikan oleh Suwitri (2008: 86-89).
22

Faktor Konten berikutnya diperinci lagi ke dalam 6 unsur sebagai

berikut:

1. Kelompok yang kepentingannya dipengaruhi The odore Lowi (dalam

Grindle, 1980) mengatakan maka bentuk kebijakan publik yang dilakukan

akan menyebabkan dampak tertentu terhadap bentuk kegiatan politik.

Dengan begitu, jika kebijakan publik dimaksud untuk mendatangkan

perubahan pada hubungan sosial, politik, ekonomi, dan sebagainya, untuk

bisa mendatangkan munculnya perlawanan dari kelopok-kelompok yang

keinginannya berbahaya dari kebijakan publik tersebut.

2. Jenis manfaat yang bisa didapat (type of benefits) rencana yang

memberikan keuntungan secara bersama-sama atau kepada banyak orang

akan bertambah ringan untuk mendapatkan dorongan dan derajat

kedisiplinan yang tinggi dari sasaran group atau masyarakat banyak.

3. Capaian perubahan yang bisa di inginkan (extent of change envisioned)

Program yang berupa jangka panjang dan menghendaki perubahan


23

karakter masyarakat dan tidak secara spontan atau secepat mungkin bisa

dirasakan fungsinya oleh masyarakat cenderung lebih mendapat kesulitan

dalam implementasinya.

4. Kedudukan pengambil keputusan (site of decision making) bertambah

menjalar kedudukan pengambil keputusan pada implementasi kebijakan

publik, baik secara geografis atau organisatoris, akan lebih sulit pula

implementasi program. Karena semakin banyak unit-unit pengambil

keputusan yang berpartisipasi di dalamnya.

5. Pelaksana-pelaksana program (program implementors) Keahlian pelaksana

program dapat mempengaruhi pencapaian implementasi program itu.

Birokrasi yang mempunyai staff yang rajin, bermutu, berkompeten serta

berdedikasi tinggi kepada pelaksanaan kewajiban dan banyak mendukung

keberhasilan implementasi program.

6. Sumber-sumber yang dapat disediakan (resources committed) Tersajinya

sumber-sumber secara layak akan membantu keberhasilan implementasi

program dan kebijakan publik.

7. Konsep Pembangunan Infastruktur

a. Pengertian infrastruktur

Menurut Fajar Suryanto (2009) infrastruktur adalah suatu rangkaian

yang terdiri atas adanya berbagai bangunan fisik yang masing-masing saling

mengkait dan saling ketergantungan satu sama lainnya. Pembangunan

infrastruktur jalan berdasarkan atas sebuah gagasan, yang dimana memiliki

maksud dan tujuan yang harus mampu meningkatkan masyarakat luas,


24

keberhasilan sebuah pembangunan infrastruktur yaitu dapat diukur dari

sejauhmana pemanfaatan dan akibatnya bagi dinamika pembangunan ekonomi

masyarakat menambah. Menurut Fajar Suryanto (2009) infrastruktur dapat

digolongkan kedalam beberapa kategori yaitu:

1. Objek rahasia: gedung pusat pemerintahan, pusat penelitian, instansi

militer, instansi polisi, BIN.

2. Objek vital: pusat dan jaringan listrik, pusat dan jaringan komunikasi

perdagangan, pusat konsentrasi masyarakat, serta sarana dan prasarana

transportasi.

3. Objek strategis: pabrik alat tempur militer, pabrik obat-obatan, radar

pengamat, garisb perbatasan.

4. Objek umum: bangunan fasos dan fasum (pendidikan, peribadatan,

tempat hiburan dll).

b. Definisi Pembangunan

BintoroTjokroamidjo dan Mustofadidjaja (2002:10) berpendapat bahwa

pembangunan yaitu suatu upaya suatu masyarakat/bangsa yang merupakan

suatu perubahan sosial yang besar dalam berbagai bidang kehidupan ke arah

masyarakat yang tamba berkembang dan baik, sesuai pandangan

masyarakat/bangsa itu. Pembangunan adalah cara yang terancang dan

berkelanjutan untuk membentuk situasi yang dapat menyiapkan berbagai

alternatif yang berlaku bagi pencapaian ambisi setiap warga yang sangat

humanistik (Anwar, 2005:59).


25

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembangunan berarti

upaya yang dilakukan dengan tujuan menempatkan manusia pada posisi

perannya secara wajar yakni sebagai subyek dan obyek pembangunan untuk

nanpu mengembangkan dan memberdayakan dirinya sehingga kdluar dapat

berhubungan secara serasi, selaas, dinamis, sedangkan ke dalam mampu

menciptakan keseimbangan (Suryono, 2004:37).

c. Perencanaan Pembangunan

Perencanaan merupakan campur tangan pada ikatan kejadian-kejadian

sosial kemasyarakatan dengan tujuan untuk menyempurnakan susunan

kejadian dan tindakan yang ada dengan tujuan: (a) menumbuhkan efisiensi

dan rasionalitas, (b) menumbuhkan peran kelembagaan dan profesional dan

(c) merubah atau memperluas pilihan-pilihan untuk menuju tingkat

kesejahteraan yang lebih tinggi bagi seluruh warga masyarakat (Sirojuzilam

dan Mahalli, 2010).

Berdasarkan jangka waktunya, perencanaan dapat dibagi menjadi:

1) Perancanaan jangka panjang, umumnya memiliki rentang waktu antara

10 sampai dengan 25 tahun. Perencanaan jangka panjang yaitu cetak

biru pembangunan yang perlu dilaksanakan dalam jangka waktu yang

panjang.

2) Perancanaan jangka menengah, umunya memiliki rentang waktu antara

4 sampai dengan 6 tahun. Dalam perencanaan jangka menengah

meskipun masih umum, namun sasaran pada kelompok besar sudah

bisa diproyeksikan dengan jelas.


26

3) Perencanaan jangka pendek, memiliki rentang waktu 1 tahun

umumnya disebut juga dengan rencana operasional tahunan. Apabila

membandingkan pada rencana jangka panjang dan jangka menengah,

rencana jangka pendek umumnya lebih akurat (Munir, 2002:47).

C. Kerangka Pikir

Penelitian ini di lakukan di Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang Kabupaten Bone, di mana masih didapati beberapa

permasalahan berupa banyak jalan-jalan yang belum tersentuh tangan

pemerintah sehingga menghambat pekerjaan masyarakat yang dalam hal ini

seperti aktivitas masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Penelitian tentang Kebijakan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan

Ruang ini akan dianalisis berdasarkan indikator: (1) komunikasi (2) sumber

daya (3) disposisi (4) struktur organisasi.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi bagi Kantor

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang agar pembangunan infrastruktur

jalan dapat lebih meningkat dan lebih baik. Uaraian yang telah dikemukakan,

mendasari lahirnyakerangka pikir penelitian seperti pada Gambar dibawah.


27

Gambar 2.5
Kerangka Pikir Penelitian

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR)


Kabupaten Bone

Implementasi Program

Komunikasi Sumberdaya Disposisi Struktur


Birokrasi

Peningkatan Pembangunan Infrastruktur


Jalan di Kota Watampone Kabupaten
Bone

D. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini dengan fokus penelitian implementasi program

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam pembangun infrastruktur

jalan di Kota Watampone Kabupaten Bone yang akan menjadi indikator untuk

pencapaian tujuan yaitu:

1. Komunikasi

2. Sumberdaya

3. Disposisi

4. Struktur birokrasi
28

E. Deskripsi Fokus Penelitian

Adapun sub-sub fokus dari fokus penelitian Implementasi Program

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam pembangunan infastruktur

jalan di Kota Watampone Kabupaten Bone adalah:

1. Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi dari komunikasi

kepada komunikan. Komunikasi sangat menentukan keberhasilan pencapaian

tujuan dari implementasi kebijakan publik. Selain itu, kebijakan yang

dikomunikasikan pun harus tepat, akurat dan konsisten.

2. Sumber Daya merupakan salah satu faktor penting dalam implementasi

kebijakan Sumberdaya meliputi sumberdaya manusia, sumberdaya anggaran,

dan sumberdaya fasilitas. Sumberdaya manusia berkenaan kecakapan

pelaksana kebijakan publik untuk mengimplemntasikan kebijakan secara

efektif.

3. Disposisi, adalah watak atau karakteristik yang dimiliki oleh implementor.

Disposisi menentukan keberhasilan sebuah implementasi kebijakan. Apabila

implementor memiliki disposisi yang baik maka dia akan dapat menjalankan

kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh pembuat kebijakan.

4. Struktur Birokrasi merupakan struktur organisasi yang bekerja

mengimplementasikan kebijakann, bagian dari struktur organisasi yaitu

Standard Operating Procedure (SOP) dan fragmentasi.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi

Waktu penelitian dilakukan selama 2 (dua) bulan dari tanggal 14

September sampai tanggal 14 November 2020. Lokasi penelitian ini berada di

Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bone.

Dipilihnya lokasi penelitian ini karena melihat jalan yang terdapat di Kota

Watampone Kabupaten Bone masih banyak jalanan baik dalam kondisi rusak

ringan, sedang dan berat yang perlu diadakan pembangunan infrastruktur

jalan.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu jenis

penelitian kualitatif untuk menggambarkan atau melukiskan fenomena

sesuai dengan objek penelitian mengenai program pembangunan

infrastruktur jalan di Kota Watampone Kabupaten Bone.

2. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan yaitu tipe penelitian deskriptif

kualitatif yaitu merupakan penelitian yang menggambarkan secara jelas

tentang program pembangunan infrastruktur jalan di Kota Watampone

Kabupaten Bone.

29
30

C. Informan

Informan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang mampu

memberikan informasi tentang kodisi dan situasi penelitian ini. Informan

dalam penelitian kualitatif, lokasi dan partisipan penelitian atau informan di

pilih dengan sengaja dan penuh perencanaan untuk membantu penulis dalam

memahami masalah dalam suatu proses penelitian yang teliti (Craswell: 2010).

Informan penelitian sebagai berikut

Tabel 3.1

Informan Penelitian

No. Nama informan Inisial Pekerjaan Jumlah

1. Jibang, S.ST, M, Si J Kepala bidang jalan dan 1


jembatan
2. Rustan, ST R Kasi pembangunan jalan 1
dan jembatan
3. Samsul Bahri, ST SB Kasubag TU UPT pamel. 1
Jalan & jembatan Wil. VII
4. Drs. H.A. Islamuddin Inspektorat Kabupaten Bone 1

5. Nahadriana N
Masyarakat pengguna jalan
2

6. Suma S

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah tindakan yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian yaitu mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan memperoleh


31

data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono 2013:62).

1. Observasi adalah teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan

pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala subjek yang di selidiki.

Fungsi observasi yaitu melengkapi data yang mungkin tidak di peroleh

melalui wawancara.

2. Wawancara

Wawancara mendalam penelitian ini dilakukan melalui jalan

mewawancarai narasumber penelitian dengan mengajukan beberapa

pertanyaan kepada sumber informasi dengan panduan wawancara dengan

beberapa informan seperti Kepala bidang jalan dan jembatan, Kasi

pembangunan jalan dan jembatan, inspektorat Kabupaten Bone, Kasubag

TU UPT pamel. Jalan & jembatan Wil. VII, masyarakat pengguna jalan

serta pihak-pihak yang relevan dengan penelitian.

3. Dokumentasi

Dokumen adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seseorang. Hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan lebih

kredibel kalau di dukung oleh dokumen yang bersangkutan.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis data model interaktif (Miles dan Huberman 1984 dalam Sugiyono

2013:91-99), sebagai berikut:

1. Reduksi data (data reduction), proses pemilihan atau menyederhanakan

data mentah yang telah dikumpulkan dengan membuat abstraksi.


32

2. Penyajian data (data display), yaitu proses penyajian data yang telah

direduksi kedalam bentuk uraian teks naratif bentuk-bentuk praktis

perilaku sosial masyarakat.

3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi (Conclusion Drawing/verification)

merupakan proses terakhir yaitu menyimpulkan data-data yang telah

disederhanakan.

F. Teknik Pengabsahan Data

Validasi mendalam penelitian sangat mendukung pada hasil akhir

sebuah penelitian. Tentunya sangat diperlukan dalam sebuah penelitian

kualitatif yakni melalui:

1. Tringulasi sumber peneliti membandingkan hasil wawancara informan

yang satu dengan hasil wawancara informan lainnya dan beberapa

informasi lainnya yang terkait dengan objek penelitian.

2. Tringulasi teknik membantu peneliti memperoleh informasi yang

dibutuhkan dengan tujuan untuk menguji tingkat kepercayaan data dengan

melakukan pemeriksaan data terhadap berbagai sumber dengan

menggunakan teknik yang berbeda. Misalnya hasil wawancara dicetak

ataupun dibandingkan dengan hasil dokumentasi maupun dokumen-

dokumen lainnya.

3. Triangulasi waktu

Triangulasi waktu yaitu mengecek semua hasil wawancara berulangkali

dengan maksud untuk mendapatkan sebuah data akurat dan valid.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Deskripsi Umum Kabupaten Bone

Ibu kota Kabupaten Bone merupakan Kota Watampone yang terletak

174 Km arah timur dari Kota Makassar (Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan). Luas

daerah Kabupaten Bone yaitu 4.559,00 Km2. Secara administrasi pemerintahan

daerah Kabupaten Bone dibagi kedalam 27 kecamatan dan terdiri oleh 333 desa

dan 39 kelurahan. Tiga kecamatan di antaranya merupakan wilayah perkotaan

Watampone, yaitu Tanete Riattang Barat, Tanete Riattang, serta Tanete Riattang

Timur.

Gambar 4.1: Peta Admnistrasi Kabupaten Bone

33
34

Batas-batas administrasi Kabupaten Bone secara jelas terbagi sebagai

berikut

a. Di Sebelah Utara berbatasan oleh Kabupaten Wajo dan Kabupaten

Soppeng

b. Di Sebelah Selatan berbatasan oleh Kabupaten Sinjai dan Kabupaten

Gowa

c. Di Sebelah Timur berbatasan oleh Teluk Bone

d. Di Sebelah Barat berbatasan oleh Kabupaten Maros, Pangkep, dan juga

Barru.

2. Deskripsi Wilayah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Kabupaten Bone.

Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bone

yang mempunyai tugas untuk melaksanakan urusan pemerintahan daerah

dibidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dan bidang lingkungan hidup

melalui beberapa perumusan kebijakan teknis, pembinaan, fasilitasi serta

penerapan kegiatan bia marga, sumber daya air, cipta karya, tata ruang dan

tata perkotaan, air bersih, sanitasi dan dranaise, pertamanan, kebersihan serta

pembinaan jasa konstruksi serta berbagai tugas lain yang telah diberikan oleh

Bupati sesuai dengan aturan perundang- undangan yang berlaku yang

berlokasi di Jl. Laksamana Yos Sudarso Watampone, Tanete Riattang,

Kabupaten Bone, Sulawesi- Selatan, kode pos 92715.


35

3. Visi Dan Misi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Kabupaten Bone.

a. Visi

Infrastruktur pekerjaan umum dan penataan ruang yang handal, di

dalam mendukung kabupaten Bone yang Mandiri, Berdaya saing dan

sejahtera.

b. Misi

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bone

adalah rumusan upaya yang hendak dilakukan selama periode 2018-

2023 dalam rangka untuk mencapai visi dan membantu cara

pencapaian tujuan pembangunan wilayah di Kabupaten Bone,

sebagaimana yang diamanatkan dalam Renstra dan RPJMD.

1. Mempercepat pembangunan jalan serta jembatan secara utuh,

untuk mendukung keterpaduan konektivitas guna meningkatkan

produktifitas, efesiensi dan pelayanan sistem logistik bagi

penguatan daya saing daerah.

2. Mempercepat untuk pembangunan infrastruktur secara terpadu,

yang didukung oleh industri dan sumber daya manusia dibidang

konstruksi yang berkualitas.

3. Mempercepat penyediaan dan meningkatkan pengawasan serta

pengendalian tata ruang, untuk mendukung kemampuan daya

saing dan peluang investasi daerah.


36

4. Meningkatkan kemampuan sarana dan prasarana ke PU-an untuk

mendukung seluruh kegiatan pembangunan infrastruktur dan

penataan ruang.

4. Kewajiban Inti Serta Tanggungjawab Dari Dinas Pekerjaan Umum

dan Penataan Ruang Kabupaten Bone.

Kewajiban Inti dengan Tanggungjawab

Berlandaskan Peraturan Bupati Bone nomor 62 tahun 2016 tentang

kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja dinas

pekerjaan umum dan penataan ruang.

KEPALA DINAS

 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, memiliki tugas

melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bagian Pekerjaan Umum

dan Penataan Ruang yang merupakan kekuasaan daerah serta tugas

pembantuan yang ditugaskan kepada daerah.

 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, saat melakukan tugas

seperti dimaksud dalam ayat (1) menjalankan fungsi :

1. Perumusan kebijakan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan bagian

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;

2. Pelaksanaan kebijakan kegiatan pemerintahan bagian Pekerjaan

Umum dan Penataan Ruang;

3. Pengerjaan penilaian serta pelaporan kegiatan pemerintahan bagian

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;

4. Pelaksanaan administrasi dinas kegiatan pemerintahan bagian


37

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang; dan

5. Pengerjaan tugas lain yang diserahkan dari Bupati mengenai dengan

kewajiban serta tanggungjawabanya.

SEKRETARIAT DINAS

 Sekretariat Dinas dipimpin oleh Sekretaris Dinas yang memiliki tugas

membantu kepala dinas saat melakukan tugas koordinasi di bagian

kesekretariatan yang merupakan tanggung jawab kedinasan.

 Sekretariat Dinas saat melakukan tugas seperti dimaksud pada ayat (1)

menjalankan tugas:

1. Pembuatan program serta anggaran pada Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang;

2. Pengerjaan program dan anggaran;

3. Pengoordinasian tugas-tugas kepada Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang serta memberikan pelayanan adminsitrasi pada

bidang-bidang lain.

4. Penyusunan peralatan pengumpulan serta dat, peraturan perundang-

undangan, penataan peralatan bacaan serta pelaksana kemitraan

bersama masyarakat.

5. Penyusunan data, evaluasi dan penyediaan informasi penerapan

program kerja pada kepala dinas.

6. Pengerjaan kegiatan ketatausahaan serta rumah tangga;

7. Pelaksanaan pengelolaan dokumen dinas serta kearsipan;

8. Pelaksanaan pembinaan ASN.


38

9. Pengerjaan tugas lain yang diserahkan dari Kepala Dinas mengenai

kewajiban dan tanggungjawabnya.

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian memiliki tugas :

1. Melakukan penhasilan, pengalokasian serta pemberian surat-

menyurat, dokumen dinas serta pengurusan kearsipan;

2. Membentuk rencana formasi, informasi jabatan dengan data

kepegawaian;

3. Melaksanakan masalah administrasi kepegawaian, keprotokolan,

kehumasan serta pengadaan rapat dinas;

4. Melaksanakan ide perubahan, kenaikan pangkat, kenaikan gaji teratur,

libur, berhenti, pemecatan, izin belajar, kartu pegawai, kartu askes

serta pembaharuan karir pegawai;

5. Melakukan penambahan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) dan

Aparatur Sipil Negara (ASN) dari program Pekerjaan dan pelatihan;

6. Melakukan pemeliharaan atau perawatan kendaraan dinas, gedung

kantor, perlengkapan kantor serta substansi lainnya;

7. Menyediakan penghapusan sarana dan prasarana/perlengkapan/aset;

8. Melakukan pembinaan staf; dan

9. Melakukan tugas lain yang diserahkan dari Sekretaris mengenai

tugasnya.

Sub Bagian Program memiliki tugas :

1. Melakukan penghimpunan, pengerjaan, perancangan, penataan,

monitoring, pemberitahuan dan evaluasi program kerja


39

2. Melakukan fasilitasi dan koordinasi program dan penganggaran pada

wilayah di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

3. Melakukan dan menumbuhkan sistem informasi

4. Melakukan sosialisasi program pada wilayah

5. Melakukan pembuatan catatan tahunan, catatan triwulan, catatan

bulanan, catatan pertanggung jawaban serta catatan kinerja

6. Melakukan pembentukan laporan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

7. Menyediakan rencana umum pengadaan

8. Melakukan rencana kerja tahunan; dan

9. Melakukan tugas lain yang diserahkan dari Sekretaris mengenai

tugasnya.

Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas :

1. Membentuk agenda serta aktivitas bagian keuangan, mengadakan

pelayanan administrasi keuangan rutin, melakukan pembukuan

keuangan, membuat laporan keuangan rutin, menjaga bahan dan

pengurusan dokumen keuangan dengan membuat laporan

pertanggung jawaban keuangan seperti dengan peraturan perundang-

undangan;

2. Mengenali serta menginventarisasi sumber penerimaan dinas;

3. Mengarahkan dan melaksanakan adminsitrasi keuangan seperti asas

akuntansi pemerintah serta ketetapan perundang-undangan;

Mengawasi dan melakukan verifikasi administrasi keuangan;


40

4. Membina dan menata penatausahaan perbendaharaan sesuai bagi

ketentuan yang berlaku;

5. Melakukan evaluasi pelaporan peningkatan pemakian dana dengan

teratur;

6. Mengatur laporan hasil pengerjaan tugas di bagiannya; dan

7. Melakukan tugas lain yang diserahkan dari Sekretaris Dinas mengenai

fungsinya.

BIDANG BINA TEKNIK DAN JASA KONTRUKSI

1. Bidang Bina Teknik Serta Jasa Konstruksi dipimpin dari Kepala

Bidang Bina Teknik Dan Jasa Konstruksi memiliki tugas membantu

kepala dinas saat mengatur kegiatan Pembinaan Teknik dan Jasa.

2. Bidang Bina Teknik Serta Jasa Konstruksi saat melakukan tugas

seperti dimaksud dalam ayat (1) menjalankan fungsi :

a. Pelaksanaan monitoring, penilaian serta pelaporan mengenai

penerapan program serta urusan dinas baik itu fisik maupun

nonfisik.

b. Perancangan dengan pemeliharaan teknis bidang ke-PU an;

c. Pembentukan agenda umum peningkatan jaringan jalan, tugas dan

status jalan kabupaten;

d. Penyelenggaraan sistem manajemen jalan atau jembatan;

e. Pembentukan pengutamaan pengerjaan jaringan jalan dan

jembatan;

f. Penerapan justifikasi teknis;


41

g. Pemeliharaan kegunaan jalan;

h. Pengoordinasian, penyelarasan serta diskusi mengenai

pembaharuan mekanisme serta pelayanan arsitektur;

i. Penerapan tugas lain yang diserahkan dari pimpinan mengenai

kewajiban dan tanggungjawabnya;

Seksi Pengawasan serta Pengendalian memiliki tugas :

1. Melakukan pengawasan, penilaian dan penanganan mengenai

pengerjaan pekerjaan pengurusan jalan/jembatan, pemeriksaan tingkat

arsitektur serta kegiatan ke PU-an lainnya;

2. Melakakukan penyediaan pelayanan konsultan;

3. Mengkaji dan menilai validasi teknis;

4. Membentuk pemberitahuan hasil monitoring dengan penilaian

pengerjaan kegiatan ke PU- an secara teratur begitupun insendentil;

5. Melakukan kegiatan penunjang lainnya yang membantu kecepatan

pengerjaan pengawasan serta pengawasan kegiatan ke-PU an;

6. Melakukan fungsi lain yang diserahkan dari pimpinan mengenai

tugasnya.

BIDANG JALAN DAN JEMBATAN

 Bidang Jalan dan Jembatan dipimpin dari Kepala Bidang Jalan Dan

Jembatan memiliki tugas pokok melakukan kegiatan dinas pada

bidang jalan dan jembatan dan pengembangannya yang sebagai tugas

Pemerintah Kabupaten.

 Untuk melakukan tugas seperti dimaksud dalam ayat 1 Kepala Bidang


42

Jalan Dan Jembatan memiliki fungsi :

1. Pembangunan, pengawasan dan pembangunan infrastruktur jalan

dan jembatan tergolong administrasi pengelolaannya;

2. manajemen dan penyelenggaraan pengerjaan infrastruktur jalan

dan jembatan;

3. Pemilihan kedudukan, derajat serta manfaat jalan dan jembatan.

4. Pemberian izin serta pemeliharaan perluasan jalan bebas kendala

dan lintas Kabupaten yang dibuat oleh inisiatif Daerah.

5. Pembaharuan, pengendalian serta pemeriksaan kualitas konstruksi

jalan atau jembatan.

6. Pengordinasian, koordinasi dan diskusi mengenai perluasan,

pengawasan serta peningkatan infrastruktur jalan dan jembatan;

7. Penerapan tugas lain yang diserahkan dari pimpinan mengenai

tugas dan fungsinya.

Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan memiliki tugas :

1. Melakukan pembangunan jalan dan jembatan termasuk juga

administrasi pengelolaannya;

2. Membuat urutan prioritas pembangunan jalan/jembatan.

3. Membuat studi kelayakan gambar RAB dengan dasar tehnis

jalan/jembatan yang hendak dibangun;

4. Melakukan pengawasan dan penilaian kepada pengerjaan

pembangunan jalan/ jembatan;

5. Membuat dan menyiapkan laporan terkait pelaksanaan kegiatan;


43

6. Melakukan kegiatan lainnya yang mendorong kesuksesan

penyelenggaraan pembangunan jalan/jembatan;

7. Melakukan fungsi lain yang diserahkan dari pimpinan mengenai

tugasnya.

Seksi Pemeliharaan Jalan Dan Jembatan memiliki tugas :

1. Melakukan pengawasan jalan atau jembatan dengan upaya

penyelesaian kerusakannya;

2. Melaksanakan pengelolaan pemeliharaan jalan atau jembatan;

3. Membentuk dan mengerjakan jalan atau jembatan;

4. Menginventarisir data-data terkait pemeliharaan jalan/jembatan;

5. Membuat daftar pengutamaan pemeliharaan jalan/ jembatan;

6. Membuat studi kelayakan;

7. Melakukan pengawasan dan penilaian bagi pengerjaan pemeliharaan

jalan/ jembatan;

8. Membuat seeta menyiapkan laporan terhadap pelaksanaan kegiatan;

9. Melakukan kegiatan penunjang lainnya yang mendorong kecepatan

pengerjaan pengawasan jalan/jembatan;

10. Melakukan fungsi lain yang diserahkan dari pimpinan mengenai

fungsinya.

BIDANG PENATAAN RUANG

 Bidang Penataan Ruang dipimpin dari Kepala bidang Penataan Ruang

memiliki tugas menginterprestasikan serta melakukan kebijakan

teknis pada bagian Penataan Ruang yang merupakan tugas Pemerintah


44

Kabupaten.

 Untuk melakukan tugas pokok seperti tersebut dalam ayat (1), di

Bidang Penataan Ruang memiliki fungsi:

a. Penyediaan bahan dalam rencana penyusunan kebijakan Penataan

Ruang;

b. Pelaksanaan sistem, konsultasi, singkronisasi dan membimbing

dalam Penataan Ruang;

c. Pembuatan kebijakan perizinan pemanfaatan ruang;

d. Pengerjaan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan Penataan

Ruang;

e. Penerapan tugas lain yang diserahkan dari pimpinan mengenai

tugas dan fungsinya.

Seksi Pemanfaatan Ruang memiliki tugas:

1. Menyediakan dan membangun pada hal fungsi ruang kabupaten dan

kawasan;

2. Menghimpun, mengatur, membenahi, menjaga, memperbaharui data

serta laporan dalam rangka membuat kebijakan pemanfaatan ruang;

3. Membuat kebijakan perizinan pemanfaatan ruang;

4. Menyediakan penambahan fungsi serta masyarakat pada pemanfaatan

ruang;

5. Mengatur dan menyiapkan laporan yang terkait pengerjaan kegiatan;

dan

6. Melakakukan fungsi lain yang diserahkan dari pimpinan mengenai


45

tugasnya.

Seksi Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang memiliki tugas:

1. Menyediakan bahan dalam rangka membuat kebijakan pemeliharaan

dan pengendalian penggunaan ruang;

2. Mengkoordinasikan, menyediakan dan melakukan pemeliharaan dan

pengelolaan kegunaan ruang yang mencakup pemeliharaan,

peninjauan, penyelidikan serta penertiban kegunaan ruang;

3. Menyediakan peningkatan fungsi dengan masyarakat pada

pemeliharaan dan pengelolaan kegunaan ruang;

4. Mengatur dan menyediakan informasi mengenai pengerjaan kegiatan;

dan

5. Melakakukan fungsi lain yang diserahkan dari pimpinan mengenai

tugasnya.

BIDANG PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS UMUM

 Bidang Prasarana, Sarana Dan Utilitas Umum dipimpin oleh Kepala

Bidang Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum memiliki tugas

melakukan kegiatan pada bidang Prasarana, Sarana dan Utilitas

Umum yang membantu kegiatan ke-PU an yang merupakan tanggung

jawab Pemerintah Kabupaten.

 Untuk melakukan tugas pokok seperti tersebut dalam ayat (1), bagian

fasilitas, aparat dan manfaat Umum memiliki fungsi:

a. Perluasan dan pengawasan fasilitas, aparat dan manfaat umum

bidang ke PU- an termasuk manajemen pengurusannya;


46

b. Penerapan pengaturan, diskusi, sinkronisasi serta pembaharuan

pada bagian fasilitas, aparat dan manfaat umum;

c. Pemeliharaan serta pengelolaan kegunaan fasilitas, aparat dan

manfaat umum yang membantu kegiatan ke PU-an;

d. Pengerjaan aktivitas lain mengenai fasilitas, aparat dan manfaat

umum bidang ke PU- an; dan

e. Pengerjaan tugas lain yang diserahkan dari pimpinan mengenai

tugas serta fungsinya.

Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana ke PU-an

memiliki tugas:

1. Melakukan pengembangan, operasi serta pengawasan Prasarana serta

Sarana kePU- an;

2. Melakukan pengaturan serta pengelolaan pengunaan prasarana dan

sarana ke PU-an;

3. Mengatur dan menyiapkan laporan hasil pengerjaan tugas di

bidangnya;

4. Melakukan kegiatan-kegiatan lainnya yang mendorong kecepatan

perluasan/ pengawasan Prasarana dan Sarana ke PU- an; dan

5. Melakukan fungsi lain yang disediakan dari pimpinan mengenai

tugasnya.

Seksi Pembangunan/Pemeliharaan Utilitas Umum memiliki tugas :

1. Pembangunan/Pemeliharaan Utilitas umum bidang ke PU-an;

2. Melakukan peningkatan, pekerjaan serta pengawasan utilitas umum;


47

3. Melakukan koordinasi serta pengelolaan penggunaan utilitas umum;

4. Mengatur dan menyediakan laporan hasil pengerjaan tugas

dibidangnya;

5. Melakukan kegiatan-kegiatan lainnya yang mendorong kecepatan

pembangunan/ pengawasan utilitas umum bidang ke PU-an; dan

6. Melakukan fungsi lain yang diserahkan dari pimpinan mengenai

tugasnya.

UPT DINAS

 UPT Dinas dipimpin oleh Kepala UPT Dinas yang memiliki tugas

mendukung kepala dinas seperti bidang tugas yang diurusi.

 Pembentukan UPT Dinas sepertu dimaksud dalam ayat (1) diatur

lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Kelompok Jabatan Pelaksana dan Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Pelaksana melakukan tugas mendukung kepala sub

bagian dan/atau kepala seksi mengenai bidang tugasnya seperti ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Kelompok Jabatan Fungsional memiliki fungsi melaksanakan urusan

mengenai dalam jabatan fungsional masing-masing seperti ketentuan

peraturan perundang-undangan.

 Kelompok jabatan fungsional terbagi dalam berbagai kelompok

jabatan fungsional sama dengan bidang keahliannya.

 Tiap-tiap jabatan fungsional seperti dimaksud ayat (1),

disinkronisasikan dari seorang tenaga fungsional yang tingkatannya


48

paling tinggi dalam satuan kerja pada wilayah Dinas Pendidikan.

 Jumlah tenaga fungsional seperti dimaksud ayat (1), ditentukan atas

kebutuhan dan beban kerja.

 Jenis dan tingkatan jabatan fungsional sesuai dimaksud ayat (1),

ditetapkan sebagaimana ketentuan peraturan perundang-undangan.

5. Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Kabupaten Bone.

Susunan organisasi didasarkan pada Peraturan Bupati Kabupaten

Bone Nomor 62 Tahun 2019 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,

Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan

Ruang Kabupaten Bone, yang dijabarkan sebagai berikut:

a. Kepala dinas

b. Sekretariat dinas terdiri dari :

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

2. Sub Bagian Keuangan

3. Sub Bagian Program

c. Bidang Bina Teknik terdiri dari :

1. Seksi Pembinaan Jasa Konstruksi

2. Seksi Perencanaan

3. Seksi Pengawasan dan Pengendalian

d. Bidang Jalan dan Jembatan terdiri dari :

1. Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan

2. Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan


49

3. Seksi Pengembangan Infrastruktur Wilayah

e. Bidang Penataan Ruang terdiri dari :

1. Seksi Perencanaan Penataan Ruang

2. Seksi Pemanfaatan Ruang

3. Seksi Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

f. Bidang Prasarana, Sarana dan Utilitas umum :

1. Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana ke-

PU an

2. Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Utilitas Umum; dan

3. Seksi Operasional Alat Berat dan Laboratorium

g. UPTD

h. Kelompok jabatan pelaksana dan jabatan fungsional.

6. Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Kabupaten Bone.

Berikut disertakan struktur organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang Kabupaten Bone Tahun 2016:


50
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Dinas PUPR Kabupaten Bone

KEPALA DINAS

H. Askar, S.T., M.Si


SEKRETARIS

Dra. A. Fatmawati, A.M.

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

KASUBAG UMUM DAN KASUBAG PROGRAM KASUBAG KEUANGAN


KEPEGAWAIAN

Rosdianah, S.Sos Samsiar. S, S.Sos., M.Si Abdul Rahman, S.Sos

KABID BINA TEKNIK DAN JASA KABID JALAN DAN JEMBATAN KABID PENATAAN RUANG KABID PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS UMUM
KONSTRUKSI
Ir. H. Anshar, M.P H. Jibang, S.ST., M.T Ir. Husain Rauf, M.Si H. Samad

KASI PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI KASI PEMBANGUNAN JALAN KASI PERENCANAAN PENATAAN RUANG KASI PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN
DAN JEMBATAN PRASARANA DAN SARANA KE- PU AN
Jumran, S.T., M.T Rustan, S.T Syamsul Bahri Amin A. Asma Jaya Sakka, S.T

KASI PERENCANAAN BINA TEKNIK KASI PEMELIHARAAN JALAN KASI PEMANFAATAN RUANG KASI PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN
DAN JEMBATAN UTILITAS UMUM
A. Syamsul Rijal, S.T Evi Asikin Sosdja, S.T Junaedhy, S.E., M.Si A. Cakra Alam, S.Sos

KASI PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KASI PENGEMBANGAN KASI PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KASI OPERASIONAL ALAT BERAT DAN
INFRASTRUKTUR WILAYAH PEMANFAATAN RUANG LABORATORIUM
A. Tenri Maulana Ilyas, S.T M. Ruslan, S.T., M.T Bakhtiar H. Samad

UPTD
51

7. Sumber Daya Manusia Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Kabupaten Bone.

Sumber daya manusia merupakan aspek kontribusi yang sangat

penting pada perkembangan suatu organisasi, karena hal ini merupakan

faktor penentu dalam pengambilan keputusan yang menentukan arah

organisasi tersebut. Begitu juga dengan Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang diKabupaten Bone yang mempunyai sumber daya

manusia dalam mencapai kinerja yang sesuai dengan harapan masyarakat,

salah satunya adalah di bidang pengelolaan sampah.

Jumlah pegawai dalam data pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang di Kabupaten Bone dikelompokkan berdasarkan

beberapa kategori berikut ini:

Tabel 4.1
Data Pejabat Struktural PUPR Kabupaten Bone Tahun 2020

No Nama Gol Nama Jabatan


1 5. Askar, S.ST, M.Si IV/b Kepala Dinas PU &
Penataan Ruang
2 Dra. A. Fatmawati, AM, M.Si IV/b Sekretaris Dinas PU &
Penataan Ruang
3 Andi Zulfadli, ST, MT III/d Kabid Tata Ruang
4 Jumran, ST, MT IV/a Kabid Bina Teknik & jasa
Konstruksi
5 Teezar Ariesanto, SE III/d Kabid Prasarana, sarana
dan Utilitas Umum
6 Jibang, S.ST, M, Si IV/a Kabid Jalan/ Jembatan
7 Samsiar, S, Sos, M. Si IV/a Kasubag Program
8 Syamsul Bahri Alam III/d Kasi Perencanaan Tata
Ruang
9 A.Asmajaya Sakka, ST III/d Kasi Pembangunan dan
Pemeliharaan Prasarana
dan sarana ke PU-an
10 Junaedhy, SE, M. Si IV/a Kasi Pemanfaatan Ruang
52

11 Rosdiana, S. Sos III/d Kasubag Umum dan


Kepegawaian
12 Muhammad Jamil, SH III/d Kasi operasional Alat
Berat dan Laboratorium
13 Andi Syamsul Rijal, ST III/d Kasi Perencanaan Bina
Teknik
14 Abd. Rahman S.Sos III/d Kasubag Keuangan
15 A.Tenri Maulana Ilyas, ST, III/d Kasi Pengawasan dan
M. SP pengendalian
16 M.Ruslan, ST, M.Si III/c Kasi Pengembangan
Infrastruktur Wilayah
17 Evi Asjikin Sosdja III/c Kasi Pemeliharaan Jalan
dan Jembatan
18 Rustan, ST III/c Kasi pembangunan jalan
dan Jembatan
19 A.Cakra Alam, S.Sos III/c Kasi Pembangunan jalan
20 Hasanuddin, S. Sos III/c Kepala UPT pemel. Jalan
& jembatan Wil.V
21 A.Kaslinda, S.Sos III/c Kepala UPT pem. Jalan &
jembatan Wil IV

22 Muhammad Khomeini, ST III/c Kepala UPT pemel. Jalan


& jembatan Wil. IX
23 Muliati, SE III/c Kepala UPT pemel. Jalan
& Jembatan Wil. VII
24 Andi asrijal, SH III/c Staf dinas PU & penataan
ruang
25 H. Agus, SE III/c Kepala UPT pemel.
Jalanan & jembatan Wil.
VI
26 Bahri, S. Sos III/c Kepala UPT pemel.
Jalanan & jembatan Wil.
III
27 Adrianty Adnan, SE III/c Kepala UPT pemel.
Jalanan & jembatan Wil. I

28 ST. Raoda. HM,SE III/c Kepala UPT pemel.


Jalanan & jembatan Wil.
VIII

29 Fatmawati, SE III/b Kasubag TU UPT pamel.


Jalan & jembatan Wil. II
29 Fatmawati, SE III/b Kasubag TU UPT pamel.
Jalan & jembatan Wil. II
30 Alfian, ST III/b Kasubag TU UPT pamel.
53

Jalan & jembatan Wil.


VIII
31 Syamsul Bahri, ST III/b Kasubag TU UPT pamel.
Jalan & jembatan Wil. VII

Sumber: PUPR kab.Bone 2020

B. Hasil Penelitian

Implementasi kebijakan pada prinsipnya merupakan cara agar sebuah

kebijakan dapat mencapai tujuannya. Fokus dari penelitian ini menggunakan teori

Edward III (dalam Subarsono, 2011: 90-92) yaitu dalam penelitian ini ingin

mengetahui mengapa implementasi program Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang Kota Watampone Kabupaten Bone dalam pembangunan

infrastruktur jalan tidak terimplementasi dengan baik. Dengan menggunakan teori

dari Edward III (dalam Subarsono, 2011: 90- 92) menjelaskan keberhasilan dari

suatu implementasi kebijakan dipengaruhi oleh :

1. Komunikasi

Menurut Edward dalam Budi Winarno (2007:174) komunikasi

berkenaan dengan bagaimana kebijakan di komunikasikan kepada organisasi

atau publik dan sikap serta tanggapan dari para pihak yang terlibat.

Sedangkan pengertian komunikasi itu sendiri merupakan proses

penyampaian informasi dari komunikasi kepada komunikan. Komunikasi

sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan dari implementasi

kebijakan publik. Selain itu, kebijakan yang dikomunikasikan pun harus

tepat, akurat dan konsisten. Berlandaskan hal tersebut kemudian perlu

melihat Komunikasi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten


54

Bone dalam mengimplementasikan program pembangunan infrastruktur

jalan pada jalan yang mengalami kerusakan berat atau bencana alam

sebagaimana tugas Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten

Bone yang diatur dalam Peraturan “Bupati Bone Nomor 62 Tahun 2016

tentang Kedudukan, susunan organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang”.

Berikut salah satu wawancara penulis dengan S masyarakat yang

berada di jl cokroaminoto, mengatakan:

“Dinas Pekerjaan Umum kurang bersosialisasi dengan masyarakat


karena kita tidak tau mengenai jalan-jalan yang akan di bangun di
Kota Watampone karena tidak ada sosialisasi dari pihak Dinas
Pekerjaan Umum dan kurang merespon atau tidak menanggapi
keluhan bahkan usulan-usulan perbaikan jalan yang kami usulkan”.
(Wawancara, 01 oktober 2020)

Berdasarkan penuturan narasumber dapat disimpulkan bahwa

komunikasi antara Dinas Pekerjaan umum dan masyarakat yang ada di Kota

Watampone tidak berjalan dengan baik dikarenakan setiap usulan-usulan

perbaikan jalan yang di usulkan masyarakat kurang di respon atau tidak di

tanggapi.

Pendapat tersebut di dukung oleh J selaku kabid jalan dan jembatan

mengatakan:

“tidak setiap usulan-usulan yang ada di masyarakat itu di tindak


lanjuti setiap tahun karena itu terbatas, pembangunan infrastruktur
tidak hanya berpusat pada kota pusat perekonomian jadi kami
prioritaskan di kota tetapi kita juga tidak lupakan kecamatan jadi kita
harus berusaha membangun infrastruktur yang merata di setiap
wilayah di Kabupaten Bone.”
(Wawancara, 29 september 2020)
55

Berdasarkan penuturan narasumber tersebut dapat di simpulkan

bahwa tidak setiap usulan-usulan yang ada di masyarakat itu di tindak lanjuti

karena itu berbatas, pembangunan infrastruktur tidak hanya memprioritaskan

pembangunan infrastruktur di kota tetapi membangun infarstruktur yang

merata di setiap wilayah di kabupaten Bone.

Kemudian di tambahkan oleh SB selaku TU UPT mengatakan,

“proses komunikasi dengan masyarakat itu saat kita musrembang


semua hal yang di kerja harus melalui musrembang tingkat desa,
kecamatan, dan kabupaten dan disesuaikan dengan ketersediaan dana
di kabupaten”.
(Wawancara, 05 oktober 2020)

Dilanjutkan dengan informan yang sama mengenai imlementasi

program Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang mengatakan,

“ implementasi program atau kegiatan di Dinas Pekerjaan Umum


dan Penataan Ruang ini melalui tiga program kegiatan pertama
program pembangunan jalan dan jembatan, kedua program
rehabilitasi jalan dan jembatan, dan ketiga program pemeliharaan
rutin jalan dan jembatan. Terlaksana sesuai dengan anggaran Dinas
Pekerjaan Umum atas hasil musrembang berdasarkan pokok-pokok
pikiran DPR termasuk juga inisiatif pemerintah daerah dalam hal ini
teknogratifnya kita bekerja sesuai dengan renstra atau rencana
strategis target RPMJ renstra 5 tahun kemudian dilakukan pertahun
dalam dokumen renja”.
(Wawancara, 05 oktober 2020)

Berdasarkan hasil wawancara dengan SB di atas dapat disimpulkan

bahwa semua hal yang di kerja harus melalui musrembang tingkat desa

kecamatan dan kabupaten melalui tiga program melalui tiga program

kegiatan pertama program pembangunan jalan dan jembatan kedua program


56

rehabilitasi jalan dan jembatan ketiga program pemeliharaan rutin jalan dan

jembatan.

Kemudian ditanggapi oleh masyarakat N pengguna jalan di Kota

Watampone mengatakan

“implementasinya atau pelaksanaan pembangunan jalan di Kota


Watampone sudah ada yang terlaksana dilihat dari pembangunan
infrastruktur jalannya sudah ada beberapa yang di bangun tapi
kurang karena jalan di cokro sudah beberapa kali diukur katanya
mau di perluas 2 meter sebelah kanan 2 meter sebelah kiri tapi
sampai sekarang belum di kerja kita lihat juga itu jalan di sekitar
stadion banyak yang berlubang-lubang sudah lama itu tidak di
perbaiki”.
(Wawancara, 01 oktober 2020)

Berdasarkan hasil wawancara oleh N dapat disimpulkan bahwa,

implementasi program pembangunan jalan sudah telaksana namum belum

maksimal di lihat dari masih ada beberapa jalan di Kota Watampone yang

harus di tingkatkan pembangunan infrastruktur jalannya.

Berdasarkan uraian dan hasil wawancara dari semua informan di atas

dapat disimpulkan bahwa komunikasi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan

Ruang dengan masyarakat terkait pembangunan infrastruktur jalan sudah

terlaksana ketika musrembang tetapi belum maksimal karena setiap usulan-

usulan dari masyarakat tidak di respon atau tidak di tanggapi karena

pembangunan infrastruktur jalan menggunakan skala prioritas.

2. Sumberdaya

Sumberdaya mempunyai peranan penting dalam implementasi

kebijakan. Sumberdaya tersebut meliputi sumber daya manusia dan

sumberdaya anggaran karena tidak akan berjalan efektif jika sumberdayanya


57

kurang atau tidak memadai. Sumberdaya manusia merupakan salah satu

variabel yang mempengaruhi keberhasilan pelaksaan program. Terbatasnya

sumber daya anggaran yang tersedia juga akan mempengaruhi keberhasilan

implementasi program dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bone karena

untuk pembangunan infrastruktur jalan tidak bisa dilaksanakan dengan

optimal, terbatasnya insentif yang dididtribusikan kepada pelaksana adalah

penyebab utama gagalnya pelaksaan program.

Berikut hasil wawancara oleh J kabid jalan dan jembatan

mengatakan,

“sumber daya manusia implementor sudah cukup karena rata-rata


orang teknik semua kepala bidang, pejabat eselon II di duduki oleh
orang teknis yang berlatar pendidikan teknik dalam hal ini teknik
sipil dan arsitek sub seksi kegiatan ada beberapa atau hampir semua
teknik untuk pejabat eselon ada beberapa yang kosong ada 2 pejabat
tetapi dalam hal ini ada perubahan rekontruksi organisasi perubahan
organisasi urusan pekerjaan dari Dinas Pekerjaan Umum menjadi
Dinas Bina Marga Tata Karya Tata Ruang”.
(Wawancara, 29 september 2020)

Di lanjutkan dengan informan yang sama mengenai sumberdaya

anggaran:

“mengenai sumber daya anggaran ini yang menjadi penentu


pembangunan infrastruktur karena kami bergantung pada jumlah
anggaran yang akan kita bangun setiap tahun karena faktor
pendukung masalah keuangan masalahnya semakin banyak anggaran
kami tentunya semakin melakukan program kegiatan itu semakin
banyak infrastruktur yang dilaksanakan”.
(Wawancara, 29 september 2020)

Berdasarkan hasil wawancara dengan J dapat disimpulkan bahwa

sumberdaya manusia yang ada di Dinas pekerjaan Umum dan Penataan

Ruang Kabupaten Bone sudah cukup karena rata-rata berlatang belakang


58

orang teknik dari kepala bidang, pejabat eselon, sub seksi kegiatan dan untuk

pejabat eselon ada dua yang kosong. Dan untuk sumber daya anggaran

menjadi penentu pembangunan infrastruktur jalan yang akan di bangun

karena bergantung pada anggaran yang akan bangun setiap tahun karena

faktor pendukung adalah keuangan semakin banyak anggaran semakin

banyak program kegiatan infrastruktur yang dilaksanakan.

Kemudian ditambahkan oleh SB selaku kasubag TU UPT

mengatakan,

“untuk sumber daya manusia yang kurang yaitu tenaga-tenaga teknik


yang posisi sebagai staff pengawas dalam hal ini memang kurang di
bandingkan dengan luas wilayah yang ada di Kabupaten Bone
kemudian banyaknya ruas jalan yang dikerjakan ini menjadi kendala
karena kurangnya pengawas dalam hal ini yang mempunyai latar
belakang pendidikan teknik sipil ataupun arsitek relevan dengan
pekerjaan ini”
(Wawancara, 05 oktober 2020)
Berdasarkan hasil wawancara dengan SB dapat di simpulkan bahwa

sumberdaya manusia kurang yaitu tenaga-tenaga teknik yang posisi sebagai

staff pengawas kurang di bandingkan dengan luas wilayah yang ada di

Kabupaten Bone kurangnya pengawas dalam hal ini yang memunyai latar

belakang pendidikan teknik sipil ataupun arsitek.

Kemudian di tambahkan oleh R kasi pembangunan jalan dan

jembatan sebagai berikut:

“pembangunan infrastruktur bergantung pada jumlah anggaran yang


di setujui oleh DPR kalau misalnya banyak anggaran yang di berikan
banyak juga pembangunan yang di kerjakan kalau sedikit anggaran
yang di berikan sedikit juga pembangunan yang di kerjakan itu
tergantung dari jumlah anggaran penanganan seluruh Kabupaten
59

Bone jumlah anggaran yang di dapatkan tidak terlalu besar namun


panjang jalan yang mau di kerjakan 1.500 km dalam setahun”.
(Wawancara, 21 oktober 2020)

Berdasarkan hasil wawancara dengan R dapat di simpulkan bahwa

pembangunan infrastruktur bergantung pada jumlah anggaran yang di setujui

oleh DPR pembangunan bergantung pada jumlah anggaran banyak anggaran

yang diberikan banyak pembangunan yang di kerjakan.

Kemudian ditanggapi oleh masyarakat setempat mengenai sumber

daya anggaran Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bone

mengatakan,

“setiap tahun kan ada anggaran yang diberikan kepada Dinas


Pekerjaan Umum berarti mereka bisa setiap tahun membangun
infrastruktur di Kabupaten Bone seperti dalam hal menambal jalan
perbaikan jalan hanya di tambal-tambal saja ada yang
bergelombang-gelombang atau ditutupi tidak memperbaiki kualitas
agar tahan lama”
(Wawancara, 01 oktober 2020)
Berdasarkan hasil wawancara oleh S dapat disimpulkan bahwa

dalam hal pembangunan infrastruktur jalan Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Kuang kabupaten Bone tidak memperhatikan kualitas sesuai

dengan anggaran yang didapatkan setiap tahun.

Berdasarkan uraian dan hasil wawancara dari semua informan di atas

dapat disimpulkan bahwa sumberdaya manusia implementor masih

terkendala karena masih kurang yaitu tenaga-tenaga teknik yang posisi

sebagai staff pengawas dalam hal ini memang kurang di bandingkan dengan

luas wilayah yang ada di Kabupaten Bone kemudian banyaknya ruas jalan

yang dikerjakan ini menjadi kendala karena kurangnya pengawas dalam hal
60

ini yang mempunyai latar belakang pendidikan teknik sipil ataupun arsitek

relevan dengan pekerjaan ini. Kemudian untuk sumberdaya anggaran

implementor pembangunan infrastruktur jalan bergantung pada jumlah

anggaran yang tersedia di Kabupaten yang di setujui oleh DPR karena

semakin banyak anggaran maka semakin banyak pembangunan yang

dilaksanakan begitupun sebaliknya semakin sedikit anggaran maka semakin

sedikit pula pembangunan yang dilaksanakan.

3. Disposisi

Disposisi yaitu sifat serta karakter yang dimiliki dari implementor

atau pelaksana, sebagaimana tanggungjawab, kejujuran, sifat demokratis.

Jika implementor mempunyai disposisi yang baik, kemudian implementor itu

bisa melaksanakan kebijakan dengan baik sesuai apa yang diharapkan dari

pembuat kebijakan. Apabila implementor mempunyai sikap atau pandangan

yang berbeda dengan pelaksana kebijakan, kemudian proses pelaksanaan

kebijakan juga menjadi tidak efisien.

Berikut hasil wawancara oleh J selaku kabid jalan dan jembatan

mengatakan,

“watak implementor sesuai dengan apa yang dilaksanakan


dilapangan itu wataknya tergantung dari individu tergantung dari
situasi dan kondisi”.
(Wawancara, 29 september 2020)

Berdasarkan penuturan narasumber tersebut dapat di simpulkan

bahwa watak implementor sesuai dengan apa yang dilaksanakan di lapangan

dan tergantung oleh situasi dan kondisi.


61

Kemudian ditambahkan ol eh SB selaku kasubag TU UPT

mengatakan,

“watak cukup memadai mumpuni karena orang-orang teknik


sehingga dalam pengimplementasiannya melakukan pengawasan dan
pengendalian yang cukup ketat karena beberapa hal yang ingin
dikendalikan yaitu kualitas maupun kuantitas”
(Wawancara, 05 oktober 2020)

Berdasarkan penuturan narasumber tersebut dapat di simpulkan

bahwa watak sudah cukup memadai mumpuni sehingga dalam

pengimplementasiannya melakukan pengawasan dan pengendalian yaitu

kualitas maupun kuantitas.

Kemudian di tambahkan oleh inspektur pada kantor Inspektorat

daerah Kabupaten Bone, sebagai berikut:

“watak dan karakteristik Dinas Pekerjaan Umum sudah bagus karena


mereka sudah melaksanakan pekerjaan dan tanggung jawabnya
dengan baik sesuai dengan tugasnya karena apa yang di berikan
tanggungjawab itu juga yang dikerjakan dan kontribusinya Dinas
Pekerjaan Umum sudah lumayan tapi yang menjadi kendala adalah
dana”
(Wawancara, 22 oktober 2020)

Berdasarkan hasi wawancara oleh inspektur Kabupaten Bone dapat

disimpulkan bahwa, watak atau karakteristik Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang Kabupaten Bone sudah bagus karena mereka sudah

melaksanakan pekerjaan dan tanggung jawabnya dengan baik.

Hampir sama yang dikatakan informan diatas, berikut pendapat R selaku

kasi pembangunan jalan dan jembatan mengatakan,

“persoalan watak sebenarnya dimana-mana watak seseorang pasti


berbeda-beda dan intinya sebenarnya apa yang di beri tanggungjawab
62

di sini itulah yang kita kerjakan bagaimana seorang pemimpin bisa


mengendalikan semua itu apa yang diberi tangungjawab maka itu harus
dilakukan”
(Wawancara, 21 oktober 2020)

Berdasarkan hasil wawancara dengan R dapat disimpulkan bahwa

watak dan karakteristik Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Kabupaten Bone mereka bekerja sesuai dengan tanggungjawab yang berikan.

Berdasarkan uraian dan hasil wawancara dari semua informan di atas

dapat disimpulkan bahwa disposisi atau watak atau karakteristik

implementor watak cukup memadai mumpuni karena berlatar belakang

orang-orang teknik Dinas Pekerjaan Umum sudah melaksanakan pekerjaan

dan tanggung jawabnya dengan baik sesuai dengan tugasnya karena apa yang

di berikan tanggungjawab itu juga yang dikerjakan.

4. Struktur Birokrasi

Struktur Birokrasi, Struktur organisasi yang berkerja

mengimplementasikan kebijakan mempunyai pengaruh yang penting bagi

implementasi kebijakan. “Peraturan Bupati Bone Nomor 62 Tahun 2016

tentang Kedudukan, susunan organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang”. Berikut hasil wawancara oleh

SB selaku kasubag TU UPT mengatakan, SB selaku kasubag TU UPT

mengatakan,

“struktur organisasi yang bertugas bisa dikatakan sudah sempurna.


Dalam hal pelaksanaan pekerjaan dipimpin oleh pimpinan kegiatan
kita semua yang ada di Dinas Pekerjaan Umum rata-rata orang
teknik dari bidangnya masing-masing dan dari pihak ketiga
Alhamdulillah dari dokumen yang ada semua sudah ber SK bidang
keahlian”
63

(Wawancara, 05 oktober 2020)

Berdasarkan penuturan narasumber tersebut dapat disimpulkan

bahwa struktur organisasi yang bertugas bisa dikatakan sudah sempurna

karena rata-rata yang bekerja pada dinas pekerjaan umum dan penataan

ruang kabupaten Bone adalah orang-orang berlatar pendidikan teknik dari

bidangnya masing-masing dari dokumen yang ada semua sudah ber SK

bidang keahlian.

Hampir sama yang dikatakan oleh informan diatas, berikut yang

dikatakan oleh J selaku kabid jalan dan jembatan bahwa,

“struktur organisasinya memang kita sudah buatkan SK terutama


dalam pemeliharaan rutin ada SKnya tersendiri mulai dari
pelaksanaanya semua sampai tim-timnya semua ada. Dan untuk
semua program yang ada di Kantor Dinas Pekerjaan Umum itu
dalam melaksanakan programnya sesuai dengan SOP kita bekerja
sesuai dengan SOP yang ada.
(Wawancara, 29 september 2020)

Dari penuturan narasumber diatas dapat di simpulkan bahwa struktur

organisasi yang bertugas mengimplementasikan program kegiatan sudah

memiliki SK mulai dari pelaksanaan sampai tim-timnya dan pelaksanaan

program pembangunan infrastruktur bekerja sesuai dengan SOP yang ada.

Kemudian ditambahkan oleh inspektur pada kantor Inspektorat

daerah Kabupaten Bone, sebagai berikut:

“yang kita lihat struktur organisasinya sudah bagus mereka bekerja


sesuai dengan tugasnya di inspektorat itu yang kita periksa itu
perbandingan antara pembangunan jalan atau jembatan dibandingkan
dengan yang direncanakan dalam RAPD, gambar desain dengan
pekerjaan fisik di lapangan, tidak hanya itu seperti pengelolaan
sumberdayanya seperti apa seperti minyak panas di ajukan
rekomendasi apakah akan dikenakan disiplin ringan, sedang atau
berat kemudian pengelolaan keuangan sesuai tidak dengan regulasi
64

yang berlaku dan pengelolaan sarana dan prasarana termasuk di


dalamnya pengelolaan alat berat dan juga bagaimana pelayanan
publiknya”.
(Wawancara, 22 oktober 2020)

Berdasarkan hasil wawancara oleh inspektor kabupaten Bone dapat

disimpulkan bahwa struktur organisasi dinas pekerjaan umum dan penataan

ruang kabupaten Bone sudah bagus dinas pekerjaan umum dan penataan

ruang bekerja sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.

Kemudian ditambahkan oleh R selaku kasi jalan dan jembatan

mengatakan,

“struktur organisasi mendekati kesempurnaan dalam hal pelaksanaan


pekerjaan sudah ada istilahnya pimpinan kegiatan dibantu dengan
PPTK pejabat pelaksana teknis kegiatan pimpinan kegiatan itu
namanya PPK pejabat pembuat komitmen maksudnya dia pemilik
proyek yang bertanggungjawab penuh baik fisik maupun keuangan
terus dibantu dengan PPTK pejabat pelaksana teknis kegiatan yang
membantu PPK pejabat pembuat komitmen dalam pengumpulan
semua administrasi terus dilapangan ini dibantu lagi pengawas
lapangan pengawas lapangan ini juga di kontrak pihak ke tiga
namanya konsultan pengawas seperti supervisi konsultan supervisi
itulah yang membantu kita dari teknik dan mereka menjamin
mutunya dengan pembuktian hasil laboratorium seperti itu”
(Wawancara, 21 oktober 2020)

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas maka dapat

disimpulkan bahwa struktur organisasi pada dinas pekerjaan umum dan

penataan ruang kabupaten Bone sudah bagus dan mendekati sempurna

karena implementor dalam melaksanakan tugasnya sudah sesuai dengan baik

dilihat dari pelaksana kegiatan dipimpin oleh PPK (Pejabat Pembuat

Komitmen) dan di bantu oleh PPTK (Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan)


65

kemudian di bantu lagi oleh pengawas lapangan yang di kontrak oleh pihak

ke tiga namanya konsultan pengawas seperti supervisi konsultan.

Berdasarkan uraian dan hasil wawancara dari semua informan di atas

dapat disimpulkan bahwa struktur organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang untuk program Pembangunan infrastruktur jalan

implementor bekerja sesuai dengan SOP yang ada sehingga pelaksanaannya

terstruktur dan setiap struktur organisasinya telah memiliki SK pada bidang

masing-masing.
66

Tabel 4.2
Data SOP Bidang Jalan dan Jembatan
PELAKSANA MUTU BAKU
Kabid Jalan
URAIAN PROSEDUR Staf Sub KETERANGAN
Kepala Dinas dan Kepala Seksi KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
Bagian
Jembatan
1. Memerintahkan Kepala Bidang, Kepala Surat Tugas 5 menit Perintah Kepala
Seksi untuk membuat dokumentasi Dinas
MC Nol jalan yang akan dibangun

2. Membuat format dokumentasi MC Nol Perintah Kepala 30 menit Format


dan menentukan jadwal peninjauan Dinas dokumentasi MC.
Nol dan jadwal
peninjauan telah
dibuat
3. Menyiapkan format dokumentasi MC Format 45 menit Format
Nol dan kelengkapan alat ukur dokumentasi MC. dokumentasi MC
Nol dan jadwal Nol dan
peninjauan telah kelengkapan alat
dibuat ukur telah
disiapkan
4. Melakukan peninjauan dan Format dan alat 180 menit Data Dokumentasi
pengambilan Dokumentasi MC Nol kelengkapan alat MC Nol dan
jalan ukur telah pengukuran jalan
disiapkan
5. Menginput data dokumentasi MC Nol Data 30 menit Data telah diinput
jalan ke dalam format yang telah Dokumentasi MC
disediakan Nol dan
pengukuran jalan

6. Meneliti dan Mengoreksi dokumentasi Data telah 15 menit Data telah diteliti
MC Nol dan Pengukuran Jalan diinput dan dikoreksi serta
sekaligus memberi paraf diparaf
2
1
67

PELAKSANA MUTU BAKU


Kabid Jalan
URAIAN PROSEDUR Staf Sub KETERANGAN
Kepala Dinas dan Kepala Seksi KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
Bagian
Jembatan
7. Menandatangani Data dokumentasi 1 2
Data telah diteliti 10 menit Data telah
MC Nol Jalan yang akan dibangun dan dikoreksi ditandatangani
serta diparaf

8. Menerima data untuk diarsipkan Data telah 5 menit Data telah


ditandatangani diarsipkan
68

Alur SOP (Standar Operasional Prosedur) Bidang Jalan dan Jembatan:

1. Kepala Dinas Memerintahkan Kepala Bidang dan Kepala Seksi untuk

membuat dokumentasi MC.Nol jalan yang akan dibangun dengan

kelengkapan surat tugas dalam waktu 5 menit output (keluaran) perintah

Kepala Dinas

2. Kepala Bidang dan Kepala Seksi Membuat format dokumentasi MC Nol

dan menentukan jadwal peninjauan dengan kelengkapan perintah

Kepala Dinas dalam waktu 30 menit, output Format dokumentasi MC.

Nol dan jadwal peninjauan telah dibuat

3. Kepala Bidang dan Kepala Seksi memerintahkan Staf Sub Bagian untuk

menyiapkan format dokumentasi MC Nol dan kelengkapan alat ukur

dengan waktu 45 menit, output Format dokumentasi MC Nol dan

kelengkapan alat ukur telah disiapkan

4. Kepala Seksi dan Staf Sub Bagian melakukan peninjauan dan

pengambilan dokumentasi MC Nol jalan dengan kelengkapan Format

dan alat kelengkapan alat ukur telah disiapkan dalam waktu 180 menit,

output Data Dokumentasi MC Nol dan pengukuran jalan

5. Staf Sub Bagian mengimput data dokumentasi MC Nol jalan kedalam

format yang telah disediakan dengan kelengkapan Data Dokumentasi

MC Nol dan pengukuran jalan dalam waktu 30 menit, output Data telah

diinput

6. Kepala Dinas meneliti dan mengoreksi dokumentasi MC Nol dan

pengukuran jalan sekaligus memberikan paraf kemudian diberikan


69

kepada Kepala Bidang dengan kelengkapan data telah diinput dalam

waktu 15 menit, output Data telah diteliti dan dikoreksi serta diparaf

7. Kepala Dinas dan Kabid jalan dan jembatan menandatangani data

dokumentasi MC Nol jalan yang akan di bangun dengan kelengkapan

Data telah diteliti dan dikoreksi serta diparaf dalam waktu 10 menit,

output Data telah ditandatangani

8. Kepala Dinas memerintahkan Staf Sub Bagian untuk menerima data

untuk diarsipkan dengan kelengkapan data telah di tandatangani dalam

waktu 5 menit, output data telah diarsipkan


70

Tabel 4.3
Data Musrenbang Bidang Jalan Jembatan
HASIL PENILAIAN USULAN PRIORITAS DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
RENCANA KERJA TAHUN 2020
KRITERIA : ……………………………………………………………………………………………..

LOKASI SKOR % TOTAL


NO URAIAN USULAN KETERANGAN
DESA KECAMATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 NILAI

Pengaspalan Jalan Lingkungan Sinri


1 Kelurahan Bulu Tempe Tanete Riattang Barat
(Welalange-Labekku)
10 12 0 10 0 5 5 10 8 10 5 5 80

2 Perbaikan Drainase Jl. Ahmad Yani Lr. 4 Kelurahan Jeppee Tanete Riattang Barat
10 12 0 10 0 5 10 10 8 0 5 5 75
Pengaspalan Lorong A. Yani Coppoleang Jln
3 Kelurahan Macanang Tanete Riattang Barat
Langsat(Samping Wisma Rajawali) 10 12 0 10 0 5 10 10 8 0 5 5 75
Pekerjaan Talud Lingkungan IV Anrebiring
4 Kelurahan Macege Tanete Riattang Barat
Lr. SD 23 Majang 10 0 0 10 0 2 10 10 8 0 5 5 60
Pembangunan Jembatan Sungai
5 Kelurahan Mattirowalie Tanete Riattang Barat
Salapanreng 10 0 0 10 0 2 10 10 8 0 5 5 60

6 Pembangunan Jalan Cenranae-Tobuttu Kelurahan Polewali Tanete Riattang Barat


10 0 0 10 0 2 10 10 8 0 5 5 60
Pengaspalan Jalan Ibu Kota Kecamatan
7 Kelurahan Watang Palakka Tanete Riattang Barat
Tanete Riattang Barat 10 12 0 10 5 5 10 10 8 10 5 5 90 PEMBANGUNAN

CATATAN : NILAI
1. HASIL MUSRENBANG 15
2. STATUS JALAN KABUPATEN 10
3. AKSES SIMPUL-SIMPUL TRASPORTASI (PELABUHAN, TERMINAL, PASAR, DERMAGA) 10
4. AKSES MENGHUBUNGKAN KE STATUS JALAN LEBIH TINGGI 10
5. AKSES SIMPUL UNTUK KAWASAN PARIWISATA 5
6. AKSES SIMPUL UNTUK KAWASAN PEREKONOMIAN 5
7. LHR TINGGI 10
8. KESESUAIAN DENGAN DOKUMEN RPJMD 10
9. KONDISI JALAN 8
10.DED DAN RAB 2
11.KEBEBASAN LAHAN 5
12.POKIR 10
TOTAL 100
71

Tabel 4.4

Realisasi dan Rencancana Kerja Program Pembangunan dan Rehabilitasi

Jalan dan Jembatan Tahun 2017

No Ruas Jalan Panjang (Km)

1. Mappesangka- Binuang 1,100

2. Poros Dusun Appale Desa Mario 1,500

3. Sijelling- Turungeng 1,000

4. Tinco- Tompo Bulu 1, 500

5. Pasippo- Bainang 1,000

6. Hub- Paccing 1,000

7. SMP 9 Watampone 1,500

8. Jl. Pendidikan Desa Watu 1,500

9. Jalan Depan SMP 6/SMK 3 0,200

10. Kompleks Terminal PL Ponggawae 0,300

11. Jalan Dusun Lerang Desa Ambbumpungeng 0,700

12. Calo- Buareng 1,500

13. IKK Tonra, Desa Bulu-bulu 1,000

14. IKK Mare, (Kadai-Padelo) 1,000

15. IKK Ulaweng, (JL. Pahlawan) 1,000

16. IKK Ponre 0,770

17. Palattae- Pammusureng 0,535

18. Cenrana- Labotto 4,110


72

19. Paccing- Mattirowalie 4,270

20. Teko-Kaju 1,866

21. Waetuo- Lamurukung 5,677

22. Salosawae- Tujue 1,300

23. Poleonro- Barakkae 1,500

24. Patangkai- Waekecce 1,500

25. Mattaropurae- Tobenteng 1,600

26. Ureng- Lonrong 1,500

27. Masago- Patimpeng 1,400

28. Padaidi- Pallawarukka 1,500

29. Watu- Pallae 1,500

30. Wanuawaru- Pitumpidange 1,000

Jumlah 47,828

Realisasi Pembangunan Jalan Tahun 2017

1. Pembangunan Jalan 01 (DAU Pokok)

Kegiatan ini menggunakan anggaran sebesar Rp.

21.371.026.000 dengan realisasi anggaran Rp. 21.362.332.900 atau

99.96% dengan realisasi fisik 100% tersisa anggaran Rp. 105.069.000.

Kegiatan ini meliputi pembiayaan Perencanaan, pengawasan,

pelaksanaan fisik dan biaya honorarium dan administrasi dalam rangka

pelaksanaan fisik yang dimaksud.


73

Tabel 4.5

Realisasi Fisik Kegiatan Pembanguan Jalan (DAU)

No Nama Ruas (Lokasi) Volume Satuan


1 Ruas Jalan Mappesangka - Binuang Kec. Ponre 1.100 Km
2 Ruas Jalan Poros Dsn Appale Desa Mario Kec. Libureng 1.500 Km
3 Ruas Jalan Sijelling - Turungeng Kec. Tellu Siattinge 1.000 Km
4 Ruas Jalan Tinco - Tompo Bulu Kec. Libureng 1.500 Km
5 Ruas Jalan Passippo - Bainang Kec. Palakka 1.000 Km
6 Ruas Jalan Hulo - Paccing Kec. Kahu 1.000 Km
7 Ruas Jalan SMP 9 Watampone Kec. T. Riattang Barat 1.500 Km
8 Ruas Jalan Pendidikan Desa Watu Kec. Barebbo 1.500 Km
9 Ruas Jalan Depan SMP 6 / SMK 3 Kec. T. Riattang 0.200 Km
TOTAL 10.30 Km
Sumber Data Bidang Jalan dan Jembatan Dinas PU - PTR

= Jalan Kota
= Jalan Desa

2. Pembangunan Jalan 02 (DAU Pokok)

Kegiatan ini menggunakan anggaran sebesar Rp. 5.766.113.000

dengan realisasi anggaran Rp. 5.769.270.200 atau 99.88% dengan

realisasi fisik 100% tersisa anggaran Rp. 6.842.800

Kegiatan ini meliputi pembiayaan Perencanaan, pengawasan,

pelaksanaan fisik dan biaya honorarium dan administrasi dalam rangka

pelaksanaan fisik yang dimaksud.


74

Tabel 4.6
Realisasi Fisik Kegiatan Pembanguan Jalan (DAU)
Tahun Anggaran 2017
Nama Ruas (Lokasi) Volume Satuan
1 Ruas Jalan Kompleks Terminal Petta Ponggawae Kec. T. Riattang
0.300 Km
Barat
2 Ruas Jalan Dsn Lerang Desa Abbumpungeng Kec. Cina 0.700 Km
3 Ruas Jalan Jalan Calo - Buareng Kec. Sibulue 1.500 Km
4 Ruas Jalan IKK Tonra (Desa Bulu-bulu Kec. Tonra) 1.000 Km
5 Ruas Jalan IKK Mare (Kadai-Padaelo) 1.000 Km
6 Ruas Jalan IKK Ulaweng (Jalan Pahlawan) 1.000 Km
7 Ruas Jalan IKK Ponre 0.770 Km
TOTAL 6.27 Km

Sumber Data Bidang Jalan dan Jembatan Dinas PU - PTR

= Jalan Kota
= Jalan Desa

3. Pembangunan Jalan 03 (DAU Perubahan)

Kegiatan ini menggunakan anggaran sebesar Rp.

40.581.950.000 dengan realisasi anggaran Rp. 39.448.542.00 atau

97.21% dengan realisasi fisik 100% tersisa anggaran Rp.

1.133.408.000

Kegiatan ini meliputi pembiayaan Perencanaan, pengawasan,

pelaksanaan fisik dan biaya honorarium dan administrasi dalam

rangka pelaksanaan fisik yang dimaksud


75

Tabel 4.7
Realisasi Fisik Pembanguan Jalan (DAU Perubahan)
NO Nama Ruas (Lokasi) Volume Satuan
1 - Ruas Jalan Pabbacue – Lonrong 0.276 Km

2 - Ruas Jalan Kampung Baru - pelabuhan Barebbo 1.000 Km

3 - Ruas Jalan Uloe – Timurung 2.000 Km

4 - Ruas Jalan Balange – Masago 1.400 Km

5 - Ruas Jalan Palakka – Hulo 1.000 Km

6 - Ruas Jalan Padaelo-Lappabosse-Kalero 1.000 Km

7 - Ruas Jalan Kol.A. Suaib 0.430 Km

8 - Ruas Jalan A.P. Pettarani 0.500 Km

9 - Ruas Jalan A.Sulolipu Dalam 0.150 Km

10 - Ruas Jalan K.H. Ramli 0.289 Km

11 - Ruas Jalan Latenri tappu & Laummasa 0.690 Km

12 - Ruas Jalan Sungai Musi 1.000 Km

13 - Ruas Jalan Sungai Limboto 1.000 Km

14 - Ruas Jalan Sungai Asahan 0.693 Km

15 - Ruas Jalan Sungai Barito 0.172 Km

16 - Ruas Jalan Passippo – Mico 1.000 Km

17 - Ruas Jalan Mutiara-Waeputtang(BontoRihu) 1.087 Km

18 - Ruas Jalan Jampue-Palakka 1.000 Km

19 - Ruas Jalan Waekecce'e-Pekkae-Larumange 2.000 Km

20 - Ruas Jalan Masago – Patimpeng 0.940 Km

21 - Ruas Jalan Malaka – Balubu 1.650 Km

=22 - Ruas Jalan Lilina Ajangale – Alinge 1.500 Km

TOTAL 20.777 Km

= Jalan Kota Sumber Data Bidang PUPR Kabupaten Bone


= Jalan Desa
76

C. Pembahasan Penelitian

Implementasi kebijakan di pandang sebagai suatu metode atau alur metode

dari implementasi kebijakan dari metode kebijakan perspektif perubahan sosial

serta politik, dimana kebijakan yang dilakukan dari pemerintah bermaksud untuk

membentuk perbaikan atau perubahan dalam masyrakat sebagai kelompok

sasaran.

Implementasi kebijakan memiliki aspek penting dalam mengukur

keberhasilan suatu implementasi kebijakan, dengan melihat aspek sebagai

berikut:

1. Komunikasi

Komunikasi merupakan salah satu elemen signifikan yang

memengaruhi pelaksanaan kebijakan publik. Keberhasilan sebuah kebijakan

dapat dilihat dari komunikasi yang ada. Kebijakan harus disampaikan kepada

pihak-pihak yang terkait, sehingga informasi yang disampaikan harus akurat.

Apabila penyampaian tujun dan terget suatu kebijakan tidak transparan, tidak

memberikan interprestasi atau terlebih tujuan dan sasaran kebijakan tidak

diketahui sama sekali oleh kelompok target, maka tampaknya akan timbul

suatu penentangan atau resistensi dari kelompok target yang berkaitan. Oleh

karena itu diperlukannya tiga hal, yaitu penyaluran (transmisi) yang baik

akan menciptakan implementasi yang baik pula, adanya transparansi yang

diterima oleh pelaksana kebijakan sehingga tidak mengelirukan dalam

pelaksanaannya, dan adanya kestabilan yang diberikan pelaksanaan

kebijakan. Apabila yang dikomunikasikan tidak konsisten akan


77

mengelirukan dalam pelaksanaan kebijakan yang bersangkutan. Peneliti

membahas fenomena komunikasi dengan memperhatikan transmisi dan

kejelasan yang disesuaikan dengan hasil penelitian.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan

bahwa dalam hal komunikasi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Kabupaten Bone yang menjadi tujuan dan sasaran kebijakan harus

transmisikan kepada kelompok sasaran sehingga akan mengurangi distorsi

implementasi dalam hal ini sasaran dari kebijakan adalah masyarakat. Dinas

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bone terus mengupayakan

implementasi program dinas pekerjaan umum dan penataan ruang terlaksana

dengan maksimal sesuai dengan harapan masyarakat.

Berkaitan dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa

implementasi program Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Kabupaten Bone dalam pembangunan infrastruktur jalan di Kota Watampone

sudah terlaksana namun belum maksimal karena terbatas dari anggaran

sehingga tidak setiap usulan yang di usulkan oleh masyarakat itu ditindak

lanjuti karena itu terbatas dan pembangunan infrastruktur jalan menggunakan

skala perioritas yang menjadi acuan dalam program pembangunan

infrastruktur jalan di Kabupaten Bone.

2. Sumber Daya

Sumber daya menjadi salah satu elemen yang penting pada pelaksanaan

kebijakan publik. Sumberdaya mencakup sumberdaya manusia dan sumberdaya

anggaran. Sumberdaya menusia berkenaan dengan kecakapan pelaksana


78

kebijakan publik untuk mengimplementasikan kebijakan secara efektif. George

Edward (dalam Tangkilisan, 2003:55-88) sumber daya dikatakan baik dilihat

dari sumber daya manusia, anggaran dan fasilitas. Sumberdaya manusia di

dalam suatu organisasi merupakan hal yang penting. Ketersediaan staf beserta

kualitas dalam penelitian ini adalah tentang ketersediaan satuan tugas yang

dapat digunakan untuk menggantikan tugas tertentu dari implementor terhadap

implementasi program pembangunan infrastruktur jalan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan untuk

sumberdaya anggaran pembangunan infrastruktur jalan bergantung pada jumlah

anggaran yang di berikan kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Kabupaten Bone karena faktor pendukung keberhasilan implementasi program

pembangunan infrastruktur jalan adalah faktor dana. Kemudian untuk

sumberdaya manusia implementor masih kurang dilihat dari dua posisi pejabat

eselon yang kosong dengan tenaga-tenaga teknik yang posisi sebagai staff

pengawas.

Berikut ini tabel rencana anggaran pembangunan infrastruktur jalan di

Kabupaten Bone:

Tabel 4.8
Anggaran pembangunan infrastruktur jalan Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Bone Tahun 2017
Nama Jalan Aggaran Realisasi Sisa Anggaran

Jalan 01 DAU Rp.21.371.026.000 Rp.21.362.332.900 Rp.105.069.000


pokok
Jalan 02 DAU Rp.5.766.113.000 RP. 5.769.270.200 Rp. 6.842.800
pokok
Jalan 03 DAU Rp.40.581.950.000 Rp. 39.488.542.00 Rp.1.133.408.000
perubahan
79

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat di simpulkan bahwa

implementasi program Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota

Watampone tidak dapat berjalan dengan baik apabila tanpa adanya dukungan

dari anggaran. Anggarakan yang disediakan oleh pemerintah pusat diberikan

kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bone dan

digunakan untuk segala dana operasional Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan

Ruang Kabupaten Bone. Pada kebijakan program pembangunan infrastruktur

jalan di Kota Watampone ini anggaran yang di dapat masi terbilang kurang,

karena pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sendiri tidak hanya

mengurusi tentang program pembangunan jalan sehingga anggaran yang

didapatkan di bagi-bagi untuk program kegiatan yang lainnya. Ketersediaan

jumlah sumberdaya manusia sebagia satuan tugas pelaksana pembangunan

infrastruktur jalan di Kota Watampone yang dimiliki oleh Dinas Pekerjaan

Umum masih kurang dilihat dari posisi pejabat yang kosong dan tenaga teknik

untuk pengawas. Apabila implementor kekurangan sumberdaya manusia untuk

melaksanakan implementasi kebijakan maka kebijakan tidak akan berjalan

efektif dan efisien.

3. Disposisi

Disposisi yaitu watak atau karakter yang dimiliki dari pelaksana.

Disposisi menentukan keberhasilan sebuah implementasi kebijakan. Jika

implementor mempunyai disposisi yang baik kemudian implementor akan

bisa melaksanakan kebijakan dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan

oleh pembuat kebijakan. Disposisi memegang salah satu peran penting dalam
80

keberhasilan sebuah implementasi kebijakan. Hal ini dikarenakan dalam

menjalankan tugasnya, seseorang harus paham dan memiliki pandangan yang

baik terkait dengan kebijakan tersebut (Budi Winarno, 2007:174).

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan bahwa

watak atau karakteristik yang dimiliki oleh Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang Kabupaten Bone sebagai implementor program pembangunan

infrastruktur jalan di kota watampone sudah baik karena implementor telah

melaksanakan pekerjaaan dan tanggungjawabnya dengan baik sesuai dengan

tugasnya terkait dengan program pembangunan infrastruktur jalan di Kota

Watampone Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sendiri melaksanakan

program kegiatan berdasarkan dengan anggaran yang tersedia dengan melihat

skala prioritas.

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat di simpulkan segi disposisi adalah

watak dan karakterisik implementor dalam pembangunan infrastruktur jalan di

Kota Watampone Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang telah bekerja

sesuai dengan kemampuan yang di miliki dengan melihat pembangunan

infrastruktur jalan adalah infrastruktur dasar sebab akibatnya banyak

berpengaruh positif antara lain kepada akses masyarakat umum kepada

pertumbuhan serta peningkatan ekonomi masyarakat dan komunikasi antar

kecamatan.

4. Struktur Birokrasi

Struktur Birokrasi termasuk salah satu elemen yang sangat penting

dalam implementasi kebijakan. Ada dua karakter utama pada birokrasi menurut

Edward, yaitu prosedur -prosedur kerja ukuran-ukuran dasar atau sering disebut
81

sebagai Standard Operating Procedures (SOP) dan fragmentasi (Winarno,

2014:206). SOP yang baik adalah yang menempatkan bentuk kerja yang

transparan, terstruktur, tidak ribet serta mudah dipahami oleh siapapun sebab

akan sebagai acuan pada bekerja implementor. Harapan dengan adanya SOP,

sumber daya pengampu kebijakan mampu dapat menjalankan tugasnya sesuai

pada standar yang sudah ditentukankan dalam SOP sehingga dapat

menimbulkan efektivitas dan efisiensi kinerja, sedangkan struktur organisasi

pelaksana sebisa mungkin menjauhi hal yang ribet, panjang serta berbelit-belit.

Mengenai struktur birokrasi dan SOP ini telah tercantum dalam

Peraturan “Peraturan Bupati Bone Nomor 62 Tahun 2016 tentang

Kedudukan, susunan organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang”.

Berdasarkan hasil kesimpulan dari beberapa informan terkait dengan

struktur birokrasi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang bahwa struktur

organisasi telah memiliki SK dengan bidang masing-masing sehingga dalam

pelaksaan tugas sesuai dengan SOP.

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat di simpulkan bahwa struktur

birokrasi pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam

implementasi program pembangunan infrastruktur jala di Kota Watampone telah

melaksanakan sesuai SOP yang berlaku namun kenyataan dilapangan masih

ditemui jalan-jalan yang rusak dan belubang. Struktur birokrasi yang terdapat

yang terdapat pada implementasi program pembangunan infrastruktur jalan

dapat dilihat dari aspek SOP dan aspek struktur birokrasi dimana pada aspek

SOP Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang telah memiliki SOP yang
82

diatur dalam “Peraturan Bupati Bone Nomor 62 Tahun 2016 tentang

Kedudukan, susunan organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang”, sehingga memudahkan dalam

pembagian tugas.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari penelitian ini yang dilakukan di lapangan

tentang implementasi program Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

dalam pembangunan infrastruktur jalan di Kota Watampone Kabupaten Bone

maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Komunikasi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dengan

masyarakat mengenai program pembangunan infrastruktur jalan di Kota

Watampone Kabupaten Bone sudah terlaksana ketika musrenbang. Akan

tetapi belum maksimal karena usulan-usulan perbaikan jalan kurang di

respon atau di tanggapi.

2. Sumberdaya dalam pelaksaaan program pembangunan infrastruktur jalan

di Kota Watampone Kabupaten Bone sumberdaya manusia implementor

masih kurang yaitu tenaga-tenaga teknik yang posisi sebagai staff

pengawas yang mempunyai latar belakang pendidikan teknik sipil maupun

teknik arsitek. Kemudian untuk sumberdaya anggaran pelaksaan program

pembangunan infrastruktur jalan bergantung pada jumlah anggaran yang

tersedia di Kabupaten.

3. Disposisi watak atau karakteristik implementor dalam program

pembangunan infrastruktur jalan di Kota Watampone Kabupaten Bone

83
84

implementor telah bekerja sesuai dengan kemampuan yang di miliki dan

tanggung jawab yang di berikan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4. Struktur Birokrasi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten

Bone dalam program Pembangunan infrastruktur jalan implementor

menjalankan tugasnya sesuai pada standar yang telah di tentukan dalam

SOP sehingga pelaksanaannya terstruktur dan setiap struktur organisasinya

telah memiliki SK pada bidang masing-masing.

B. Saran

Berdasarkan dari kesimpulan yang ada di atas, maka yang menjadi bahan

masukan untuk Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bone:

1. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bone diharapkan

dalam melaksanakan tugas dan fungsinya membangun komunikasi yang

baik dengan masyarakat yang menjadi target/sasaran dari kebijakan agar

program yang dibuat diharapkan berjalan efektif dan efisien.

2. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bone diharapkan

untuk mengadakan evaluasi revisi anggaran supaya anggaran yang

dibutuhkan tercukupi dan tepat sasaran. Serta sumberdaya implementor

harus terpenuhi agar program yang dibuat bisa terlaksana dengan baik.

3. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bone diharapkan

dalam melaksanakan program pembangunan infrastruktur jalan agar dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bone.


DAFTAR PUSTAKA

Agustino, Leo. (2008). Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung, Alfabeta.


Agus Purwanto, Erwan dan Dyah Ratih Sulistyastuti (2007). Metode Penelitian
Kualitatif, Untuk Administrasi Publik, dan Masalah-masalah Sosial.
Yogyakarta: Gaya Media.

Anwar, 2005. Evaluasi Kinerja. Refika Aditama. Bandung.

Dye, Thomas R. 1992. Understanding Public Policy. USA: Prentice-Hall, INC.,


Englewood Cliffs, NJ.

Edward III, George C. 2003. Implementing Public Policy. Jakarta.

Endah Puji Lestari dkk. Implementasi Kebijakan Pembangunan Infrastruktur


Pedesaan. Jurnal Administrasi Publik Vol (3) No (5)
https://scholar.google.co.id diakses tanggal 07 juli 2020.

Fajar Suryanto. 2009. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Sanksi Paja, dan


Kesadaran Wajin Pajak. Skripsi (Tidak dipublikasikan). Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.

Griggn, N. 1998. Infrastructure Eingineeringand Management, John Wiley &


Sons.

Hogwood, Briant W, and Lewis A. Gunn 1986, Policy Analysis for the Real
World. Oxford University Press.

Islamy. 2003. Prinsip-prinsip Perumusan Kebijakan Negara. Jakarta: Bumi


Aksara.

Kodoatie, Robert J., Roestam, Sjarief. 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air
Terpadu. Yogyakarta:Andi.

Lester. 2006. Public Policy: An Evolutionary Approach. Australia: Wadsworth.

Mayer. 2009. Policy and Program Planning, A Development Perspektive, Edisi


Terjemahan. Jakarta: Bumi Aksara.

Miles, B. Mathew dan Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif Buku
Sumber Tentang Meode-metode Baru. Jakarta: UIP.

Munir. 2002. Perencanaan Pembangunan Daerah dalam Perspektif Otonomi

85
86

Daerah. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Nugroho D, Riant. 2004. Kebijakan Publik, Formulasi, Implementasi, dan


Evaluasi. Jakarta: Gramedia.

O Jones, Charles., 1984. An Introduction to the study of Public Policy.


Terjemahan. Jakarta.
Parawangi, Anwar. (2011). Implementasi Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (Studi Kasus Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi
Wilayah di Kabupaten Bone). Universitas Hasanuddin Makassar.

Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 1 Tahun 2019 tentang


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan , Tahun 2018-2023.

Peraturan Bupati Bone Nomor 62 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan


Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang Kabupaten Bone.

Retno W. S., (2018) Implementasi Kebijakan Pembangunan Jalan antar


Kecamatan di Kabupaten Kediri. Jurnal Ketahanan Pangan Vol (2) No
(1) https://cholar.google.co.id diakses tanggal 07 juli 2020.

Siagian, Sondang P. (2007) Administrasi Pembangunan: Konsep Demensio, dan


Strateginya. Jakata: Bumi Aksara.

Sirojuzilam dan Mahalli. 2010. Regional: Pembangunan, Perencanaan dan


Ekonomi, USU Press, Medan.

Subarsono, A.G. (2011). Analisi Kebijakan Publik (konsep, teori, dan aplikasi)
Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, R & D. Bandung:


Alfabeta.

Suryono, Agus. 2004. Pengantar Teori Pembangunan. Malang: Universitas


Negeri Malang.

Sunarko. 2006. Pengantar Manajemen Publik. Gramedia Pustaka Utama.

Tachan, H. 2006. Implementasi Kebijakan Publik. Gramedia Pustaka Utama.

Tjokromidjojo, Bintoro. 1995. Perencanaan Pembangunan. Jakarta: Toko


Gunung Agung.
87

Venny Ria Ngongoloy (2019). Implementasi Kebijakan Dinas Pekerjaan Umum


dan Penataan Ruang Kota Manado dalam Pemeliharaan Infrastruktur
Jalan. Vol (5) No (80) https://scholar.google.co.id diakses tanggal 07 juli
2020.

Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik: Teori dan Proses. Yogyakarta: Med
Press (Anggota IKAPI).

Yuwono, Sony dkk. 2008. Memahami APBD dan Permasalahannya: Panduan


Pengelolaan Keuangan Daerah. Malang: Bayumedia.

Wow, Bone “Dikepung” Jalan Rusak;


https://radarbone.fajar.co.id/562.titikberlubang.DiKota. Watampone/.
Diakses tanggal 13 maret 2019.
LAMPIRAN

88
89

Dokumentasi Wawancara

Bersama Kepala Bidang Jalan dan Jembatan

Bersama Kasi Pembangunan Jalan dan Jembatan


90

Bersama Kasubag TU UPT Pamel. Jalan dan Jembatan Wil. VII

Bersama Inspektorat Kabupaten Bone


91

Bersama Masyarakat Pengguna Jalan

Dokumentasi Jalan di Kota Watampone


92

Jalan Terminal Palakka

Jalan Langsat
93

Jalan Hos Cokroaminoto

Jalan Palakka
94
95
96
97
98
99

RIWAYAT HIDUP

Wirdayanti. Lahir pada tanggal 14 Juni 1998 di Dekko.

Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, dari

pasangan Bapak Almarhum Rustan dan Ibu Sakura. Penulis

pertama kali masuk pendidikan di TK SAMATURUE pada

tahun 2002 dan lulus di tahun 2004. Pada tahun itu juga

penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar pada tahun 2004 di

SD/INPRES 6/75 Mappesangka dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun yang

sama penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang menengah pertama di SMPN 1

Ponre dan lulus pada tahun 2013. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan

pendidikan ke jenjang menengah atas di SMAN 1 Lappariaja dan sekarang

berubah menjadi SMAN 5 Bone dan lulus pada tahun 2016.

Kemudian pada tahun 2016 atas kehendak-Nya penulis bisa melanjutkan

pendidikan di perguruan tinggi, yaitu pada Universitas Muhammadiyah Makassar

di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan memilih program studi Ilmu

Administrasi Negara dan diakhir studinya menyusun skripsi dengan judul

Implementasi Program Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Dalam

Pembangunan Infrastruktur Jalan di Kota Watampone Kabupaten Bone.

Anda mungkin juga menyukai