Anda di halaman 1dari 4

BORANG UKM PKM

No.
1. Tgl Mulai Kegiatan Selasa, 29/09/2020
Tgl Akhir Kegiatan Rabu, 29/09/2020
Kode Kegiatan F6 Upaya Pengobatan Dasar
Peserta Hadir
Judul Laporan Upaya Pengobatan pada Pasien yang Berkunjung
ke Poliklinik Lansia Pkm Berseri Pkl. Kerinci
Latar Belakang Hiperglikemia adalah suatu kondisi medik
berupa peningkatan kadar glukosa dalam darah
melebihi batas normal. Hiperglikemia merupakan
salah satu tanda khas penyakit diabetes mellitus
(DM), meskipun juga mungkin didapatkan pada
beberapa keadaan yang lain. Saat ini penelitian
epidemiologi menunjukkan adanya
kecenderungan peningkatan angka insidensi dan
prevalensi DM tipe-2 di berbagai penjuru dunia.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi
adanya peningkatan jumlah penyandang DM
yang menjadi salah satu ancaman kesehatan
global. Pada buku pedoman ini, hiperglikemia
yang dibahas adalah yang terkait dengan DM
tipe-2. WHO memprediksi kenaikan jumlah
penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada
tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun
2030. Laporan ini menunjukkan adanya
peningkatan jumlah penyandang DM sebanyak 2-
3 kali lipat pada tahun 2035. Sedangkan
International Diabetes Federation (IDF)
memprediksi adanya kenaikan jumlah
penyandang DM di Indonesia dari 9,1 juta pada
tahun 2014 menjadi 14,1 juta pada tahun 2035.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
Indonesia tahun 2003, diperkirakan penduduk
Indonesia yang berusia diatas 20 tahun sebanyak
133 juta jiwa. Dengan mengacu pada pola
pertambahan penduduk, maka diperkirakan pada
tahun 2030 nanti akan ada 194 juta penduduk
yang berusia diatas 20 tahun. Laporan hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 oleh
Departemen Kesehatan, menunjukkan bahwa
rata-rata prevalensi DM di daerah urban untuk
usia di atas 15 tahun sebesar 5,7%. Prevalensi
terkecil terdapat di Propinsi Papua sebesar 1,7%,
dan terbesar di Propinsi Maluku Utara dan
Kalimantan Barat yang mencapai 11,1%.
Sedangkan prevalensi toleransi glukosa
terganggu (TGT), berkisar antara 4,0% di
Propinsi Jambi sampai 21,8% di Propinsi Papua
Barat dengan rerata sebesar 10.2%.
Data-data diatas menunjukkan bahwa
jumlah penyandang DM di Indonesia sangat
besar. Dengan kemungkinan terjadi peningkatan
jumlah penyandang DM di masa mendatang akan
menjadi beban yang sangat berat untuk dapat
ditangani sendiri oleh dokter
spesialis/subspesialis atau bahkan oleh semua
tenaga kesehatan yang ada. Penyakit DM sangat
berpengaruh terhadap kualitas sumber daya
manusia dan berdampak pada peningkatan biaya
kesehatan yang cukup besar. Oleh karenanya
semua pihak, baik masyarakat maupun
pemerintah, seharusnya ikut serta secara aktif
dalam usaha penangglukosangan DM, khususnya
dalam upaya pencegahan.
Permasalahan Melalui anamnesis yang dilakukan kepada
penderita hipertensi, didapatkan penyebab paling
banyak berkaitan dengan pola hidup sehat, seperti
makanan dan aktivitas fisik yang kurang serta
kepatuhan minum obat yang belum diterapkan
secara optimal oleh pasien.
Pasien dan keluarga juga mempunyai peran
yang penting, sehingga perlu mendapatkan
edukasi untuk memberikan pemahaman
mengenai perjalanan penyakit, pencegahan,
penyulit, dan penatalaksanaan DM.
Perencanaan dan Pemilihan Bentuk kegiatan: Intervensi secara edukatif pada
Intervensi pasien dan keluarga pasien serta upaya
pengobatan dasar
Tanggal kegiatan: Selasa, 29 September 2020
Nama pemeriksa: dr. Disa Novellin
Pelaksanaan Nama pemeriksa: dr. Disa Novellin
Hari/tanggal: Selasa, 29 September 2020
Tempat: Poliklinik Lansia Puskesmas Berseri
Jam: 08.00-14.00 WIB
Kegiatan: Upaya Pengobatan Dasar
Sasaran: Pasien yang berobat ke Poliklinik Lansia
Puskesmas Berseri

Selasa, 29/09/2020
Ny. Endrawati; 60 tahun; 155cm; 60 kg; MR -

S/
Anamnesis
KU: Kontrol ulang DM
KT: Pusing ±3 hari, kebas pada kedua tangan dan
kaki
RPP: Os datang ke PKM untuk kontrol ulang
DM. Saat ini os mengeluh pusing sudah 3 hari
dan gatal-gatal di badan. Kebas dirasakan pada
kedua tangan dan kaki. Lemas (-). Luka di kaki
(-). BB menurun (-). Nafsu makan baik. BAB dan
BAK normal.
RPD: DM (+) ±2 tahun, hipertensi (-)
RPK: -
RPO: Metformin tab 3x500mg PO, glibenclamid
tab 1x25mg PO
RSE: Os seorang IRT

O/
Pemeriksaan Fisik Umum
Keadaan umum: tampak sakit sedang
Sensorium: compos mentis
TD: 110/70 mmHg
N: 97 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36.5 oC
TB: 155 cm
BB: 60 kg

Pemeriksaan Fisik Khusus


Kepala: normosefali, konjungtiva anemis (-),
sclera ikterik (-)
Leher: pembesaran KGB (-)
Thoraks:
Cor: BJ I-II normal, regular, murmur (-), gallop
(-)
Pulmo: retraksi (-), vesikuler (+) normal, rhonki
(-/-), wheezing (-/-)
Abdomen: datar, lemas, nyeri tekan (-), hepar dan
lien tidak teraba, BU (+) normal, timpani (+)
Ekstremitas: akral hangat, edema pretibial (-),
CRT <2”

Pemeriksaan Penunjang
Gula darah sewaktu: 361mg/dl
A/ DM tipe 2

P/
Farmakologi:
R/ metformin 500mg tab no. XXX
S3dd tab 1 pc
R/ glibenclamid 5 mg tab no. X
S1dd tab 1 ac
R/ vitamin B komplek tab no. X
S1dd tab 1 pc
R/ cetirizine 10 mg tab no. X
S1dd tab 1 pc

Non-farmakologi:
KIE:
- Latihan jasmani ringan ±30 menit 3-4x
dalam seminggu
- Kurangi makanan berlemak, tinggi
karbohidrat, makanan yang manis
- Perhatikan apabila terdapat luka pada
tubuh
- Istirahat yang cukup
- Rutin kontrol ke dokter
Monitoring dan Evaluasi Monitoring:
- Melakukan pengukuran kadar gula darah
setiap kali kunjungan ke Poliklinik Lansia
Puskesmas Berseri.
- Pemeriksa memberikan kesempatan kepada
pasien untuk bertanya tentang penyakitnya
- Pasien mengerti tentang upaya pengobatan
yang dijalaninya

Evaluasi:
- Pasien rutin kontrol ke dokter
- Pasien memiliki kepatuhan yang baik untuk
minum obat
- Gula darah terkontrol sehingga diharapkan
dapat mencegah komplikasi.
- Pasien memiliki perubahan dalam gaya
hidupnya

Anda mungkin juga menyukai