Anda di halaman 1dari 20

PENUGASAN CPNS DAY 4

MENGIDENTIFIKASI GRATIFIKASI, INOVASI PELAYANAN PUBLIK DALAM DAN


LUAR NEGERI, SALAH SATU INOVASI PELAYANAN PUBLIK BERDASARKAN
DAFTAR INVENTARIS MASALAH YANG ADA DI RSUD SLG KABUPATEN KEDIRI

OLEH:
PUSPITA PURWA KRASTANTI, A.Md.Kep
NIP. 199506262020122029

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh Mentor


untuk menjadi Evaluasi dalam Kegiatan Orientasi CPNS 2019

Kediri, 29-01-2021
Mengetahui,
Mentor Peserta

SUJIMAN, S.Kep, Ns PUSPITA PURWA K., A.Md.Kep


NIP. 197102191990021001 NIP. 199506262020122029
BEST PRACTICE INOVASI PELAYANAN PUBLIK SESUAI DENGAN URUSAN
PEMERINTAHAN ATAU TUGAS POKOK YANG DITANGANI SKPD DAN DAFTAR
INVENTARIS MASALAH

Disusun oleh :
PUSPITA PURWA K., A.Md.Kep.

NIP. 199506262020122029 – No. Urut 571


Pelaksana/Terampil – Perawat

RSUD SIMPANG LIMA GUMUL KEDIRI


TAHUN 2021
BEST PRACTICE INOVASI PELAYANAN PUBLIK SESUAI DENGAN URUSAN PEMERINTAHAN
ATAU TUGAS POKOK YANG DITANGANI SKPD DAN DAFTARINVENTARIS MASALAH

Salah satu tuntutan dalam Reformasi 1998 adalah reformasi di bidang birokrasi
pemerintahan. Reformasi birokrasi menjadi harapan baru masyarakat bagi terwujudnya birokrasi
pemerintahan yang bebas dari KKN dan dapat memberikan pelayanan secara tepat, cepat, dari
birokrasi yang baik dan akuntabel.
Reformasi birokrasi merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mencapai good
governance dan melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem
penyelenggaraan pemerintahan khususnya yang menyangkut aspek-aspek kelembagaan
(organisasi), ketatalaksanaan, sumberdaya manusia aparatur, dan peningkatan pelayanan publik
(http://pemerintah.net/reformasibirokrasi/). Peningkatan pelayanan publik menjadi concern atau
perhatian utama dalam reformasi birokrasi karena pelayanan publik komponen dalam lembaga
pemerintahan baik kelembagaan, ketatalaksanaan dan sumberdaya manusia aparatur diarahkan.
Selain itu kepuasan atas pelayanan publik menjadi indikator yang kuat dalam mengukur kinerja
birokrasi.
Inovasi pelayanan membuat pelayanan publik lebih baik jika diselenggarakan dengan baik
pula, jangan sampai inovasi hanya mengikuti trend saja sehingga akan mati kemudian. Inovasi
harus berkelanjutan sehingga inovasi dapat berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan masyarakat. Inovasi pelayanan sangat dekat dengan kualitas pelayanan karena
dapat memperkuat nilainilai publik misalnya dalam kualitas pelayanan ataupun efisiensi. Inovasi
tidak sesederhana perubahan atau peningkatan ataupun melakukan sesuatu yang baru yang hampir
memenuhi kualifikasi inovasi. Inovasi merupakan transformasi yang orisinil, disruptif dan
fundamental dari tugastugas inti organisasi.
Inovasi pelayanan kesehatan di berbagai pemerintah daerah membuktikan bahwa
menghasilan perubahan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang lebih baik. Inovasi mampu
menghadirkan perubahan di dalam organisasi dan memaksanya untuk berbuat lebih baik atau
sebaliknya organisasi yang baik akan mampu menciptakan berbagai inovasi pelayanan. Adanya
inovasi pelayanan kesehatan pada suatu institusi juga membuktikan adanya kemauan keras dari
dalam organisasi kesehatan untuk berbuat lebih baik, sebab menciptakan inovasi pelayanan
tidaklah mudah, organisasi yang mampu memandang diri sendiri sebagai pelayan masyarakatlah
yang mampu menciptakan inovasi yang sulit untuk dirinya sendiri akan tetapi bermanfaat bagi
masyarakat luas. Sulit bagi organisasi kesehatan jika hanya berorientasi pada tugas-tugas pokok
saja untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, akan tetapi dengan menciptakan inovasi
pelayanan kesehatan maka kualitas pelayanan yang didapat oleh masyarakat akan meningkat
dengan sendirinya jika inovasi pelayanan kesehatan dianggap berhasil oleh masyarakat sebagai
penerima jasa pelayanan kesehatan.
I. Inovasi Dari Dalam Negeri
Jawa Timur, pemerintah provinsi di Kota Surabaya merupakan salah satu pemerintahan
yang dapat dikatakan cukup responsif dan paling inovatif dalam mewujudkan good governance
melalui e-government yang dikembangkannya (Kurch, 2008:322). Hal ini terbukti dengan
adanya berbagai produk pemerintahan khususnya berupa produk pelayanan publik berbasis
internet yang mendapatkan pengakuan dan penghargaan baik secara nasional maupun
internasional.
Terkait e-government dengan yang dikembangkan dalam mewujudkan good governance
untuk tata kelola pemerintahan bersih dan akuntabel, pemerintah Kota Surabaya di bawah
kepemimpinan Tri Rismaharini telah mengembangkan berbagai pelayanan online baik terkait
dengan sistem pengelolaan keuangan daerah, perizinan, perkantoran SDM, kesehatan,
monitoring, pendidikan dan beberapa fasilitas lain terkait dengan pemerintahan dan masyarakat.
E-government ini merupakan bagian dari pengembangan teknologi informasi di Surabaya dalam
sebuah konsep besar yang menjadikan Kota Surabaya sebagai kota modern berbasis teknologi
informasi.
Salah satu yang cukup mendapatkan apresiasi dari banyak kalangan di antara banyaknya
inovasi pelayanan pemerintahan yang dilakukan di Surabaya adalah inovasi pelayan kesehatan
melalui e-health. Kehadiran e-health bukan hanya menjadi solusi terhadap masalah pelayanan
kesehatan di Surabaya yang memudahkan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan, namun
juga menjadi model percontohan bagi banyak kabupaten atau kota lainnya yang ingin
menerapkan e-health di daerahnya masing-masing. e-health membuat pelayanan kesehatan
pada masyarakat lebih efisein, dapat mendaftarkan diri secara online untuk mendapatkan
kepastian waktu pelayanan dari manapun sepanjang terdapat akses internet. Sistem e-health
terintegrasi dengan sistem informasi kependudukan dan data pasien di puskesmas dan rumah
sakit di kota Surabaya. Hal ini tentu saja sangat memudahkan dalam setiap pelayanan terkait
dengan pasien dan pengurusan administrasi kependudukan. Ini merupakan kreasi sendiri hasil
dari keprihatinan terhadap layanan kesehatan, dan mungkin menjadi yang pertama di Indonesia.

Inovasi dari dalam negeri mengenai covid-19 yaitu didapat dari RSUP Jember yaitu dengan
diadakannya BUSY COVID-19 (Burning System Corona Virus Disease 2019). Bahwa BUSY
COVID-19 ini merupakan inovasi pelayanan publik tentang bagaimana cara mencegah dan
mengendalikan infeksi COVID-19 dengan cara membakar virus SARS COV-2, dimana secara
teori virus SARS COV-2 akan mati jika berada pada suhu di atas 56 derajat celcius. Inovasi ini
terbutkti efektif, terlihat dari tidak adanya pegawai RS Paru Jember yang terpapar COVID-19.

Inovasi Dalam Peningkatan Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit secara umum


1. Penataan Sistem
a. Alur Proses Yang Jelas
Dengan Dengan cara memperpendek alur pelayanan RS. Menyediakan alur proses
pelayanan yang jelas seperti informasi mengenai rawat jalan rawat inap alur, penanganan
keluhan pelanggan alur pasien hak hak pasien daftar tarif denah daftar dokter dan petunjuk
arah.
b. Akurasi Biaya Biling sistem sesuai dengan tarif dan sesuai dengan hak pasien Tertera jelas
papan daftar tarif
c. Keamanan
a) Untuk keamanan pasien dilakukan upaya jemput bola, dimana petugas menjemput
pasien yang baru datang di depan rumah sakit Kemudian disediakan . instalasi peduli
masyarakat dan security.
b) Untuk keamanan lingkungan dilakukan penanganan , limbah medis secara benar.
d. Pelaksanaan Tanggung Jawab Tersedianya Duty Manager , di instalasi rawat jalan serta
dokter jaga jam di semua unit pelayanan 24.
2. Peningkatan Mutu
a. Melakukan audit mutu eksternal ISO dan 9001:2000 audit mutu internal ISO 9001:2000.
b. Melakukan survey akreditasi.
c. Pelatihan problem solver.
d. Pengukuran IKM Indeks Kepuasan Masyarakat dalam bentuk penyebaran kuisioner yang
dilakukan kali 2 setahun
e. Manajemen Keluhan Pelanggan
a) Menyediakan sarana seperti alur komplain kotak , saran.
b) Terdapat prosedur penanganan keluhan yang dituangkan ke dalam peraturan rumah
sakit
c) Dilakukan pembahasan komplain setiap minggu
d) SMS langsung kepada direksi dan IPHI Instalasi ( Pemasaran Humas dan Informasi )
f. Upaya peminimalisiran terjadinya penyimpangan adalah dengan penggunaan Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit CBS SIM RS CBS yang dapat dipantau secara
langsung oleh Direktur selaku pimpinan dan SPI . Pemberian pelayanan kesehatan sesuai
SOP Protap Prosedur Mutu Survey Internal Akreditasi dilakukan . setiap bulan sekali
Evaluasi kegiatan juga dilakukan dengan adanya laporan triwulan semester tahunan serta
pemantauan oleh tim monitoring dan evaluasi setiap bulan sekali 6.
3. Upaya Peningkatan kesehatan perorangan
a. Pemantauan Kotak Saran
Pemantauan kotak saran dilakukan setiap hari dan dievaluasi setiap hari.
4. Peningkatan manajemen Pelayanan
a. Penyempurnaan Standar Operasional Prosedur.
b. Pengembangan pelayanan kesehatan dilaksanakan dengan berbagai pelatihan bagi tenaga
medis dan paramedis maupun non paramedis yang bertujuan memberikan peningkatan
pengetahuan keahlian , keterampilan serta wawasan , dalam mengoptimalkan pemberian
pelayanan kesehatan kepada masyarakat pelanggan Selain itu . diterapkan penggunaan
CBS di masing masing poli rawat - dengan bertujuan mencegah terjadinya antrian panjang
di loket pembayaran Yang berikutnya adalah penggunaan sistem jemput bola terhadap
pasien yang datang berobat dengan adanya perawat sebagai petugas front line di pintu
masuk IRJA Selain itu adanya duty manager serta pelayanan tingkat VIP .
c. Peningkatan profesionalisme petugas di rawat jalan dan meningkatkan budaya senyum
dalam melayani pasien .

II. Inovasi Dari Luar Negeri


Menurut Kemenkes pada tahun 2019, terdapat beberapa inovasi yang muncul hasil
Kerjasama dengan luar negeri dapat mempermudah masyarakat mendapatkan informasi
maupun akses layanan kesehatan dengan mudah dan cepat, antara lain:
1. Diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi kebijakan untuk penguatan cakupan pelayanan
kesehatan semesta (UHC) dan perbaikan pelaksanaan JKN yang diikuti pelayanankesehatan
rumah sakit, klinik, apotek, laboratorium kesehatan, dokter prakter mandiri, dan bidan.
2. E-Pengawasan Intern. Melalui e-pengawasan intern seluruh aktivitas di Kemenkes dapat
terpantau bersih dan bebas korupsi. Data meliputi audit, review, evaluasi, dan pemantauan.
Dengan integrasi teknologi ini dapat dilakukan dengan praktis dan akurat.
3. Sistem Pelaporan Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir (aplikasi Maternal Death Notification).
Aplikasi tersebut untuk memantau kematian ibu dan bayi baru lahir.
4. Aplikasi mobile Germas. Aplikasi tersebut diciptakan sesuai standar inspeksi lingkungan
yang mempermudah masyarakat menemukan tempat makan sehat, bersih tanpa penyakit.
5. E-consultation.
Konsultasi elektronik ini hasil kerjasama luar negeri bidang kesehatan. Pedoman kerjasama
luar negeri telah dipaparkan dengan jelas demi kesehatan masyarakat yang lebih baik.
6. QR code. Inovasi yang satu ini berfungsi memindai QR code untuk mendapatkan informasi
kesehatan dengan lebih praktis dan tepat sasaran.
7. Pedoman Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam Mencapai Pencegahan Stunting
di Indonesia.
8. Sinkarkes (Sistem Karantina Kesehatan, Sinkarkes merupakan layanan berbasis online
terkait vaksinasi internasional untuk perjalanan luar negeri dan juga jamaah umrah, baik di
bandara, pelabuhan, maupun pos lintas batas.

Inovasi lain dari Singapura


Salah satu inovasi Singapura yang hingga kini menjadi model sistem kesehatan di berbagai
negara adalah National Electronic Health Record (NEHR). Sistem yang diimplementasi sejak
tahun 2011 ini, membuat riwayat kesehatan setiap pasien tersimpan secara rapi dan aman di satu
tempat. Sistem ini berlaku bagi pasien di rumah sakit umum dan swasta di Singapura.
Misal, jika seorang pasien melakukan pengobatan dari rumah sakit A ke rumah sakit B, maka pihak
rumah sakit B dapat secara langsung mengakses data pasien A melalui NEHR.
Lebih lengkapnya, sistem NEHR punya beberapa manfaat:
a. Memudahkan dokter dari bidang spesialis berbeda untuk saling bekerjasama, dengan
mengacu data riwayat kesehatan pasien di NEHR.
b. Dokter dapat lebih mengerti kondisi pasien dan riwayat kesehatannya, sehingga mampu
melakukan diagnosis dan memberi pengobatan paling optimal.
c. Karena data konsumsi obat, alergi hingga hasil investigasi medis tersimpan di NEHR, maka
pasien jauh lebih aman dari kesalahan diagnosis.
d. Menghemat waktu dan biaya bagi pasien yang berpindah-pindah rumah sakit atau dokter,
karena riwayat kesehatannya bisa diakses cepat oleh tenaga medis yang sedang
menanganinya.
Selain NEHR, Singapura, melalui National Universal Health System (NUHS) membuatinovasi
yang diberi nama Telehealth Programme di tahun 2015. Program percontohan tersebut
memungkinkan rumah sakit memantau kondisi pasiennya dari jarak jauh, misalnya: tekanan darah,
denyut nadi, dan kadar glukosa darah. Dengan begitu, pasien tidak perlu mendatangi rumah sakit.
Hal ini tentu sangat bermanfaat bagi pasien yang sulit bergerak.
DAFTAR INVENTARIS MASALAH
DI SKPD
NO. UNIT KERJA MASALAH INOVASI
1 Dinas Kesehatan Bertambahnya pasien covid-19 yang semakin banyak Dinas Kesehatan berupaya memberikan pelayanan terbaik di
dan tidak tersedianya RS yang dapat menerima pasien masyarakat dengan membukanya RS khusus covid yang
dinamakan RS Darurat Covid-19.
2 Dinas Kesehatan Kurangnya SDM untuk mengampu di ruang isolasi atau Dilakuakan recruitmen pegawai kontrak
ditempatkan di RSD Covid-19

DI RSUD SLG KEDIRI

NO. UNIT KERJA MASALAH INOVASI


1 Ruang Isolasi 1. Kurang Fasilitas sarana prasarana seperti tekanan Mengajukan untuk persediaan alat baru ke management,
negatif, hepafilter, dan alat medis lainnya sementara bila alat belum terpenuhi pasang alat penting sesuai
kondisi pasien
2. Perbandingan jumlah perawat dengan jumlah pasien Melakukan stafing pegawai dari ruang lain untuk saling
yang tidak sebanding membantu
3. Ketersediaan APD yang kurang memadai menyediakan Alat Apd yang reuse yang masih aman untuk
dipakai dan bisa menghemat cost
4. Kebersihan sepatu boot, face shield, dan gogle Koordinasi dengan CSSD RS untuk sterilisasi google
5. Tracing perawat yang post kontak sesama teman yang melakukan koordinasi dengan management keperawatan,
positif covid 19 yang kurang pihak laborat dan membantu melakukan tracing
6. Ketersediaan vitamin untuk tenaga medis yang masih mengajukan ketersediaan vitamin bagi tenaga medis ke bagian
kurang pengadaan
7. Ruang bersih diri yang kurang memadai sehingga Mengusulkan untuk menyediakan ruang bersih diri atau kamar
terlalu lama untuk antri mandi tiap ruang isolasi
8. Komunikasi yang terkadang masih kurang antar shift menyediakan buku yang bisa menjadi komunikasi tertulis
9. Dokter spesialis sering tidak visite ke pasien menyarankan untuk visite via vedeo call atau terjadwal visite
2hari sekali
10. Petugas tidak melakukan pembersihan membuat SPO tentang perawatan alat medis
setelah selesai menggunaan alat atau
ruangan
PAPER

INOVASI SEDERHANA

(KETERBUKAAN INFORMASI KETERSEDIAAN TEMPAT TIDUR)

Disusun oleh :
PUSPITA PURWA K., A.Md.Kep.

NIP. 199506262020122029 – No. Urut 571


Pelaksana/Terampil – Perawat

RSUD SIMPANG LIMA GUMUL KEDIRI


TAHUN 2021
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................................i


Lembar Pengesahan ........................................................................................................ii
Daftar Isi .........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ...........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................1
1.3. Tujuan ........................................................................................................1
BAB II DASAR TEORI/LANDASAN TEORI..............................................................2
2.1. Konsep Pelayanan Kesehatan ....................................................................2
2.2. Konsep Komunikasi ..................................................................................3
2.3. Dasar Hukum .............................................................................................5
BAB III PEMBAHASAN ...............................................................................................6
BAB IV PENUTUP ........................................................................................................7
4.1. Kesimpulan ................................................................................................8
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat membaca berita online, tertegun dengan judul sebuah berita yang sangat
menohok “Rumah Sakit Diduga Memperjualbelikan Tempat Tidur Perawatan”.
Sebuah aduan dan kisah dari seorang bapak yang merasa mendapat perlakuan
diskriminasi, orang tuanya tidak dapat dirawat di rumah sakit tersebut dengan alasan
penuh. Padahal hampir pada saat bersamaan ada keluarga pasien lain yang datangnya
belakangan, namun bisa masuk ruang perawatan. Berdasarkan hal tersebut si bapak
menyimpulkan rumah sakit memperjualbelikan tempat tidur perawatan. Ingatan
melayang pada tragedi Dara dan Dera Tahun 2013 yang menghebohkan nusantara
dengan kisah tragis “penolakan” bayi kembar tersebut di beberapa rumah sakit di
Jakarta dengan alasan tempat tidur penuh sampai akhirnya meninggal. Memang saat
itu hampir semua telunjuk menyalahkan pihak rumah sakit sampai ke jajaran
Kemenkes. Ada “tuduhan” bahwa rumah sakit menyembunyikan keberadaan tempat
tidur, tidak terbuka tentang informasi ketersediaan tempat tidur dan sebagainya.Kisah-
kisah diatas hanyalah sekelumit dari cerita bagaimana seringkali terjadi miss-
komunikasi dan miss-persepsi bahkan tak jarang sampai terjadi adu mulut, debat
sampai gebrak meja. Malah pernah terjadi sampai petugas mengalami kekerasan fisik
akibat dari kurangnya keterbukan informasi publik terhadap kapasitas tempat tidur di
rumah sakit

1.2 Rumusan Masalah


Bagiamana cara agar masyarakat dapat mengetahui informasi ketersediaan
tempat tidur di rumah sakit

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui cara akses masyarakat tentang ketersediaan tempat tidur di
rumah sakit
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Pelayanan Kesehatan


Pelayanan Kesehatan Definisi dari pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang
diselenggarakan sendiri ataupun secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara serta meningkatkan kesehatan, mencegah serta menyembuhkan penyakit, serta
memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat. (Mubarak dan
Chayatin, 2009:132) Sedangkan definisi dari pelayanan kesehatan menurut undang-undang
nomer 36 tahun 2009 adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pemerintah dalam menyediakan pelayanan kesehatan dapat berupa pelayanan kesehatan secara
masal atau umum yang biasanya berbentuk program-program kesehatan dan pelayanan secara
individu.
Dalam memberikan pelayanan jasa di bidang kesehatan, maka setiap kebijakan pemerintah
harus disertai dengan sasaran kebijakan. Agar kebijakan pelayanan kesehatan yang dibuat itu
tepat pada sasaran maka dibuatlah kategori penerima layanan kesehatan. pada dasarnya ada
dua kategori dalam pelayanan kesehatan yang berdasarkan pada sasaran dan orientasinya, yaitu
:
1. Kategori yang berorientasi pada publik atau masyarakat: Pelayanan kesehatan yang
termasuk dalam kategori publik terdiri dari sanitasi lingkungan (air bersih, sarana pembuangan
limbah baik limbah padat maupun limbah cair, imunisasi, dan perlindungan kualitas udara ).
Pelayanan kesehatan yang berorientasikan masyarakat lebih difokuskan langsung pada
individuindividu di masyarakat. Orientasi ini merupakan usaha dari pencegahan, serta
peningkatan kesehatan masyarakat.
2. Kategori yang berorientasi pada perorangan atau pribadi: Pelayanan kesehatan
perorangan atau pribadi merupakan pelayanan kesehatan yang berfokus untuk melayani
kesehatan individu yang pada umumnya memiliki masalah kesehatan atau penyakit yang
membutuhkan pelayanan kesehatan yang intensif. Dalam pelayanan kesehatan perorangan atau
pribadi ini lebih berorientasi pada penyembuhan dan pengobatan serta pemulihan yang
ditujuhkan langsung kepada individu yang membutuhkan pelayanan kesehatan pribadi ini.
(Notoatmodjo:2 010: 109)
2.2 KONSEP KOMUNIKASI

2.2.1 Pengertian Komunikasi


Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin yang berarti ‘sama’,
Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama (make to common).
Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan
dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita
untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya (communication depends on our ability to
understand one another).

2.2.2 Pengertian Komunikasi Publik


Komunikasi publik adalah pertukaran pesan dengan sejumlah orang yang berada dalam
sebuah organisasi atau yang di luar organisasi, secara tatap muka atau melalui media. Tipe
komunikasi publik ini sebagai monological karena hanya seorang yang biasanya terlibat dalam
mengirimkan pesan kepada publik. Kualitas yang membedakan komunikasi organisasi publik
ini dengan komunikasi interpersonal dan komunikasi kelompok kecil adalah:
1. Komunikasi publik berorientasi kepada si pembicara atau sumber. Sedangkan pada
komunikasi interpersonal dan kelompok kecil terdapat hubungan timbale balik di antara si
pembicara dengan si penerima yag terlibat. Pada komunikasi organisasi publik, si pembicara
mendominasi hubungan.
2. Pada komunikasi publik melibatkan sejumlah besar penerima tetap pada komunikasi
intepesonal biasanya hanya 2 orang dan komunikasi kelompok kecil tidak lebih 5 – 7 orang
penerima.
3. Pada komunikasi publik kurang terdapat interaksi antara si pembicara dengan
pendengar. Hal ini menjadikan kurangnya interksi secara langsung antara si pembicara dengan
si pendengar lebih-lebih bila pendengarnya makin banyak.
4. Bahasa yang digunakan dalam komunikasi publik lebih umum supaya dapat
dipahami oleh pendengar.

2.2.3 Tujuan Komunikasi Publik


Tujuan umum dari komunikasi publik terutama sekali adalah untuk member informasi
kepada sejumlah besar orang mengenai organisasi misalnya mengenai aktivitas-aktivitas
organisasi dan hasil produksi organisasi. Selain itu komunikasi publik juga bertujuan untuk
menjalin hubungan antara organisasi dengan masyarakat diluar organisasi. Komunikasi publik
juga dapat digunakan untuk member hiburan. Tujuan-tujuan tersebut berhubungan satu sama
lain dan sulit untuk dipisahkan. Di samping adanya tujuan umum juga terdapat tujuan khusus
yang perlu ditetapkan. Tujuan-tujuan khusus ini dinyatakan dalam bentuk pernyataan dalam
kalimat yang lengkap.

2.2.4 Pentingnya Komunikasi Publik Dalam Organisasi


Organisai sebagai sistem terbuka dengan lingkungan luarnya terutama dengan
badanbadan yang berpengaruh kepada kehidupan organisasi itu sendiri. Sekarang kebanyakan
organisasi merasa penting untuk mengadakan bagian hubungan masyarakat dalam
organisasinya yang menangani khusus masalah promosi, penyiaran pers, kajian-kajian khusus,
pertunjukan, dan darmawisata. Kebanyakan organisasi telah menyadari pentingnya komunikasi
public ini dan telah mempunyai program-program khusus untuk itu. Hal ini dapat kita lihat
dengan banyaknya sekarang kita jumpai berbagai media yang digunakan untuk itu seperti
brosur, majalah, surat-surat edaran CCTV dan poster.

2.3 DASAR HUKUM

Saat Ini Mulai Marak Dikembangkan Sistem Aplikasi Dan Informasi Ketersediaan Tempat
Tidur Rawat Inap Rumah Sakit. Konon Katanya Merupakan Tuntutan Dari Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik. Sehingga Sekarang
Banyak Daerah Yang Memasang Informasi Tersebut Pada Website Resmi Pemerintah
Daerahnya, Ada Juga Yang Sudah Berbasis Android Sehingga Siapapun Dapat Mengunduh
Dan Menggunakan Aplikasi Tersebut.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2013 Tentang Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Menteri Kesehatan
Republik Indonesia,

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1171/Menkes/Per/Vi/2011 Tentang


Sistem Informasi Rumah Sakit
BAB III

PEMBAHASAN

Good governance yang semakin berkembang di Indonesia, semakin


mendorong perbaikan di berbagai bidang pemerintahan di indonesia. Salah satu hal
yang penting yang bisa dilakukan dalam pengembangan good governance adalah
pembaharuan pelayanan publik. Salah satu nilai dari good governance yang penting
untuk dilaksanakan dalam pelayanan publikadalah transparansi. Selama ini pelayanan
publik dikenal sebagai area yang sulit diketahui masyarakat sebagai pengguna
layanan. Keterbukaan ini penting agar dalam penyelenggaraan pelayanan publik
masyarakat pengguna dapat mengetahui apa yang menjadi hak dan kewajibannya
dalam pelayanan publik. Salah satu pelayanan publik dasar adalah pelayanan publik
bidang kesehatan. Dan institusi pelaksana pelayanan dasar salah satunya Rumah Sakit
Umum Daerah. Di Indonesia pelayanan RSUD secara umum, bernasib sama dengan
pelayananpublik lainnya, lekat dengan citra buruk dalam pelayanan.
Melihat fenomena diatas, untuk itu penulis tertarik untuk membahas
keterbukaan informasi ketersediaan tempat tidur di Rumah Sakit di kabupaten Kediri,
salah satunya akses yang mudah mendapatkan informasi tersebut secara digital.Untuk
keterbukaan informasi ketersediaan tempat tidur di Rumah Sakit di kabupaten Kediri
sudah dilakukan melalui operator yang selalu siap di hubungi 1x24 jam. Penulis
memberikan saran agar pihak RSUD SLG Kediri menyediakan informasi yang lebih
baik lagi salah satunya dari segi media penyajian dalam bentuk digital. Demi
terlaksananya keterbuakaan informasi tersebut RSUD SLG Kediri perlu
memanfaatkan integrasi secara digital melalui bed monitoring di ruang tunggu atau
melalui website Rumah sakit bahkanmenyediakan media aplikasi berbasis yang dapat
diakses masyarakat tanpa mengurangi keamanan data dan hak pasien.
Akan tetapi akan timbul kendala lain dalam memperbaharui data ketersediaan
tempat tidur secara real time. Ini terjadi manakala sebuah RS belum melakukan
integrasi SIMRS nyadengan aplikasi Bed Monitoring. Apalagi lagi rumah sakit yang
belum memiliki SIMRS yang baik dan hampir mustahil bisa melakukan update
informasi ketersediaan tempat tidur secara real time bila dilakukan secara manual oleh
orang.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Secara umum RSUD SLG sudah menerapkan transparansi dalam pemberian


informasi tentang jumlah kapasitas tempat tidur yang tersedia oleh petugas khusus
yang ditunjuk yaitu operator yang selalu siap di hubungi 1x24 jam.

4.2 Saran

Integrasi secara digital melalui bed monitoring di ruang tunggu atau melalui
website Rumah sakit bahkan menyediakan media aplikasi berbasis yang dapat diakses
masyarakat tanpa mengurangi keamanan data dan hak pasien.
LAPORAN HASIL IMPLEMENTASI PENGENDALIAN GRATIFIKASIDI UPTD RSUD
SIMPANG LIMA GUMUL KEDIRI

Disusun oleh :
PUSPITA PUR[WA K., A.Md.Kep.

NIP. 199506262020122029 – No. Urut 571


Pelaksana/Terampil – Perawat

RSUD SIMPANG LIMA GUMUL KEDIRI


TAHUN 2021
LAPORAN HASIL IMPLEMENTASI PENGENDALIAN GRATIFIKASI

No Jenis Kegiatan Potensi Terjadinya Faktor Penyebab Sistem Pengendalian Rencana Perbaikan
Berpotensi Gratifikasi (Aktivitas (Faktor Internal Dan Dan Pengawasan Yang Ada
Gratifikasi Yang Berpotensi) Eksternal)
1 Dalam pemberian 1. Penerimaangratifikasi Faktor Internal : • UU no.28 tahun 1999 tentang 1. Pembentukan
pelayanan kesehatan dari pasien/ keluarga 1. Sifat tamak/rakus Penyelenggaraan Negara yang Tim Pengendalian
kepada petugas RS agar 2. Tidak puas dengan apa yang Bersih dan Bebas Korupsi, Gratifikasi
pasien didahulukan telah dicapai, selalu merasa Kolusi dan Nepotisme 2. Diadakan workshop
dalam pelayanan kurang sehingga • UU no 31 tahun 1999 yang mengenai gratifikasi yang
2. Penerimaangratifikasi menyebabkan tindakan telah diamandemen dilakukan di lingkungan RS
dari pasien/ keluarga gratifikasi berdasarkan UU no 3. Pemasangan banner / tulisan
dalam rangka 3. Moral yang kurang kuat 20 tahun 2001 tentang himbauan Anti Gratifikasi
mendapatkan fasilitas Seseorang yang moralnya Pemberantasan Tindak Pidana untuk satuan kerja di
ruang rawat inap kurang Korupsi Lingkungan RS
3. Penerimaan gratifikasi 4. kuat akan mudah tergoda • Uu no 30 tahun 2002 tentang 4. Penayangan anti gratifikasi
berupa uang/ makanan untuk melakukan gratifikasi Komisi Pemberantasan Korupsi sebelum diadakan rapat
dari pasien/ keluarga 5. Kurangnya banteng agama • Permenkes RI no 14 tahun 5. Rapat rutin pengendalian
pasien sebagai tanda 6. Gaya hidup konsumtif yang 2014 tentang Pengendalian gratifikasi di RS
terimakasih dengan tidak dibarengi dengan Gratifikasi di Lingkungan 6. Sosialisasi melalui
pelayanan yang telah pendapatan yang cukup Kementrian Kesehatan computer billing di
diberikan 7. Ingin memperkaya diri • Keputusan Menteri Kesehatan lingkungan RS
4. Penerimaan gratifikasi sendiri RI no 7. Pekan anti korupsi dan
dalam bentuk pemberian HK.02.02/MENKES/306/2014 gratifikasi di RS
pulsa dan makanan dari Faktor Eksternal : tentang Petunjuk Teknis
rekan sebagai tanda 1. Factor ekonomi kurangnya Pengendalian Gratifikasi di
terima kasih gaji pegawai Lingkungan Kementrian
5. Penerimaan gratifikasi 2. Factor kekuasaan dan Kesehatan
dalam rangka pelayanan monopoli yang tidak
kesehatan kunjungan dibarengi dengan
rumah, penggunaan akuntabilitas
ambulans pada jam kerja 3. Factor kesempatan/
dengan tambahan biaya kelemahan system,
diluar tarif resmi pengawasan kurang

2 Pengurusan 1. Penerimaan gratifikasi Moral yang kurang kuat Jika mengetahui atau mengalami 1. Penataan system
kepegawaian dalam rangka pengurusan menganggap segalanya bisa praktik gratifikasi dilaporkan ke: manajemen SDM
kepegawaian (missal : tercapai dengan memberi 1. Tim pengendalian gratifikasi 2. Penguatan pengawasan
surat keputusan mutasi gratifikasi RS melalui whistle blowing
kepegawaian, penetapan 2. Website kementerian system dan penanganan
peserta tugas belajar dan Kesehatan RI= kepentingan
penetapan angka kredit) https://gratifikasi.ropeg- 3. Peningkatan kualitas
2. Penerimaan gratifikasi kemenkes.or.id/ pelayanan public
dalam rangka penerimaan 3. Website KPK: 4. Dilakukan public campaign
pegawai baru http://www.kpk.go.id/ dan pengaduan masyarakat

3 Penerimaan Potensi terjadinya Produsen atau distributor Jika mengetahui atau 1. Penataan system
gratifikasi dalam gratifikasi sangat mungkin obat/alkes/ susu ingin mengajak mengalami praktik gratifikasi manajemen SDM
bentuk pembiayaan terjadi dibagian farmasi, Kerjasama dengann pegawai dilaporkan ke: 2. Penguatan pengawasan
untuk mengikuti pengadaan alat elektromedic RS/ Perawat untuk 1. Tim pengendalian gratifikasi melalui whistle blowing
seminar atau RS, bagian instalasi gizi dan mendapatkan keuntungan / laku RS system dan penanganan
pelatihan, baik bagi di ruang neonates. banyak dari produk yang 2. Website kementrian benturan kepentingan
peserta maupun dipasarkan Kesehatan RI = 3. Peningkatan kualitas
naras umber yang https://gratifikasi.ropeg- pelayanan public
dibiayai atau kemenkes.or.id/ 4. Dilakukan public campaign
diseponsori secara 3. Website KPK: dan pengaduan masyarakat
individu oleh https://www.kpk.go.id/
produsen, distributor
obat/alat/kesehatan/
makanan

Anda mungkin juga menyukai