Anda di halaman 1dari 27

2.

2 Hipertensi

2.2.1 Pengertian Hipertensi

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah dimana tekanan

sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.( Smith

Tom, 1995 ).

Menurut WHO hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih

besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih

besar 95 mmHg ( Kodim Nasrin, 2003 ).

2.2.2 Hipertensi dalam Kehamilan

2.2.2.1 Definisi Hipertensi dalam kehamilan

Adalah hipertensi yang terjadi saat kehamilan berlangsung dan biasanya

pada bulan terakhir kehamilan atau lebih setelah 20 minggu usia kehamilan pada

wanita yang sebelumnya normotensif, tekanan darah mencapai nilai 140/90

mmhg, atau kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg dan tekanan diastolik 15 mmHg

di atas nilai normal (Junaidi, 2010).

2.2.2.2 Epidemiologi Hipertensi pada kehamilan

Berperan besar dalam morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal.

Hipertensi diperkirakan menjadi komplikasi sekitar 7-10% seluruh kehamilan.

Dari seluruh ibu yang mengalami hipertensi selama hamil, setengah sampai dua

pertiganya didiagnosis mengalami preeklampsi atau eklampsi (bobak, 2005).

Di indonesia mortalitas dan morbiditas hipertensi pada kehamilan juga

masih cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh etiologi yang tidak jelas, dan juga

perawatan dalam persalinan masih ditangani petugas non medik serta sistem

7
8

rujukan yang belum sempurna. Hipertensi pada kehamilan dapat dipahami oleh

semua tenaga medik baik di pusat maupun di daerah ( prawirohardjo, 2013).

Berdasarkan data yang ada di palembang,kasus ibu hamil dengan

hipertensi pada tahun 2013 ada 5,3% ibu hamil,pada tahun 2014 ada 1,7% ibu

hamil dengan hipertensi.sedangkan pada tahun 2015,ada (1,1%) kasus ibu hamil

dengan hipertensi.

2.2.2.3 Klasifikasi Hipertensi

Berdasarkan The National High Blood Pressure Education Program

Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy (NHBPEP) memberikan

suatu klasifikasi untuk mendiagnosa jenis hipertensi dalam kehamilan (NHBPEP,

2000) menurut Cunningham G, 2013).

1. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan

20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis 9 setelah umur

kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12 minggu

pascapersalinan.

2. Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan

disertai dengan proteinuria. Eklampsia adalah preeklampsi yang disertai

dengan kejang-kejang dan/atau koma.

3. Preeklampsia pada hipertensi kronik (preeclampsia superimposed upon

chronic hypertension) adalah hipertensi kronik disertai tanda-tanda

preeklampsi atau hipertensi kronik disertai proteinuria.


9

4. Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa

disertai proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan

pascapersalinan atau kematian dengan tanda-tanda preeklampsi tetapi

tanpa proteinuria (Prawirohardjo, 2013).Hipertensi gestasional didapat

pada wanita dengan tekanan darah ≥140/90 mmhg atau lebih untuk

pertama kali selama kehamilan tetapi belum mengalami proteinuria.

Hipertensi gestasional disebut transien hipertensi apabila tidak terjadi

preeklampsi dan tekanan darah kembali normal dalam 12 minggu

postpartum. Dalam klasifikasi ini, diagnosis akhir bahwa yang

bersangkutan tidak mengalami preeklampsi hanya dapat dibuat saat

postpartum. Namun perlu diketahui bahwa wanita dengan hipertensi

gestasional dapat memperlihatkan tanda-tanda lain yang berkaitan dengan

preeklampsi, misalnya nyeri kepala, nyeri epigastrium atau 27

trombositopenia yang akan mempengaruhi penatalaksanaan.

2.2.2.4 Etiologi

2.2.2.4.1 Penyebab Hipertensi

1. Keturunan

Faktor ini tidak dikendalikan.Jika seseorang memiliki orang tua atau

saudara memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan iya menderita tekanan

darah tinggi lebih besar.Statistik menunjukan bahwa masalah tekanan darah tinggi

lebih tinggi pada kembar identik dari pada yang kembar tidak identik. Sebuah

penelitian menunjukan bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk masalah

tekanan darah tinggi.

2. Usia
10

Faktor ini tidak bisa dikendalikan .menunjukan bahwa seraya

usiaseseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Anda tidak dapat

mengharap kan bahwa tekanan darah anda saat muda akan sama ketika anda

bertambah tua. Namun anda dapat mengendalikan agar jangan melewqti batas atas

yang normal.

3. Garam
Faktor ini bisa dikendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan darah

dengan cepat pada beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes, penderita

hipertensi ringan, orang dengan usia tua, mereka yang berkulit hitam.

4. Kolesterol.

Faktor ini bisa dikendalikan.Kandungan lemak yang berlebih dalam

darah anda, dapat menyebabkan timbunan kolesterol pda dinding pembuluh darah.

Hal ini dapat membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah

akan meningkat. Kendalikan kolesterol anda sedini mungkin.

5. Obisitas/kegemukan

Faktor ini bisa dikendalikan.Orang yang memiliki berat badan diatas 30%

berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah

tinggi.

6. Stress
11

Faktor ini bisa dikendalikan. Stress dan kondisi emosi yang tidak stabil

juga dapat memicu tekanan darah tinggi.

7. Rokok

Faktor ini bisa dikendalikan. Merokok juga dapat tekanan darah menjadi

tinggi . kebisaan merokok dapat meningkat kan resiko diabetes, serangan jantung

dan strok. Karna itu, kebisaan merokok yang terus dilanjutkan ketika memiliki

tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang sangat bahaya yang akan

memicu penyakit-penyakit yang berkaitan dengan jantung dan darah.

8. Kafein

Faktor ini dikendalikan.Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun

minuman cola bisa menyebabkan darah tinggi.

9. Alkohol

Faktor ini bisa dikendalikan.Komsumsi alkohol secara berlebihan juga

meneyebabkan tekanan darah tinggi.

10. Kurang olahraga

Faktor ini bisa dikendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa menyebab

kan tekanan darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu menurunkan

tekanan darah tinggi anda namun jangan melakukan olahraga yang berat jika anda

menderita tekanan darah tinggi.

2.2.2.4.2 Tanda dan gejala hipertensi

Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala, meskipun

secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan di percaya


12

berhubungan dengan tekanan darah tinggi (pada hal sebenarnya tidak ada). Gejala

–gejala hipertensi antara lain:

a. Sebagian besar tidak ada gejala

b. Sakit pada bagian belakang kepala

c. Leher terasa kaku

d. Kelelahan

e. Mual

f. Sesak nafas

g. Gelisah

h. Muntah

i. Mudah tersinggung

j. Sukar tidur

k. Pandangan jadi kabur karna adanya kerusakan pada otak, mata, jantung,

dan ginjal

2.2.2.5 Patogenesis

Menurut prawirohardjo (2013) proses hipertensi dalam kehamilan hingga

kini belum diketahui dengan jelas. Banyak teori telah dikemukakan tentang

terjadinya hipertensi dalam kehamilan, tetapi tidak ada satu pun teori yang

dianggap mutlak benar. Teori-teori yang sekarang banyak dianut adalah :

1. Teori kelainan vaskularisasi plasenta

Pada kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapat aliran darah dari

cabang-cabang arteri uterina dan arteri ovarika. Kedua pembuluh darah tersebut

menembus miometrium berupa arteri arkuata dan arteri arkuata memberi cabang
13

arteri radialis. Arteri 13 radialis menembus endometrium menjadi arteri basalis

dan memberi cabang arteri spiralis. Pada kehamilan normal, dengan sebab yang

belum jelas, terjadi invasi trofoblas ke dalam lapisan otot arteri spiralis yang

menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut, sehingga terjadi dilatasi arteri

spiralis. Invasi trofoblas juga memasuki jaringan sekitar arteri spiralis, sehingga

jaringan matriks menjadi gembur dan memudahkan lumen spiralis mengalami

distensi dan dilatasi. Distensi dan vasodilatasi lumen arteri apiralis ini memberi

dampak penurunan tekanan darah, penurunan resistensi vaskular, dan peningkatan

aliran darah pada utero plasenta. Akibatnya, aliran darah ke janin cukup banyak

dan perfusi jaringan juga meningkat, sehingga dapat menjamin pertumbuhna janin

dengan baik. Proses ini dinamakan “remodeling arteri spiralis” Remodeling

pembuluh darah pada kehamilan normal dan hipertensi dalam kehamilan

(Powece,2014) Pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-sel

trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya. Lapisan

otot arteri spiralis tidak memungkinkan mengalami distensi dan vasodilatasi.

Akibatnya, arteri spiralis relatif mengalami vasokontriksi, dan terjadi kegagalan

“remodeling arteri spiralis”, sehingga aliran darah utero plasenta menurun, dan

terjadilah hipoksia dan iskemia plasenta. Dampak iskemia plasenta akan

menimbulkan perubahan-perubahan yang dapat menjelaskan patogenesis

hipertensi dalam kehamilan selanjutnya.

2. Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel

a. Iskemia plasenta dan pembentukan oksidan/radikal bebas Sebagaimana

dijelaskan pada teori invasi trofoblas, pada hipertensi dalam kehamilan


14

terjadi kegagalan “remodeling arteri spiralis”, dengan akibat plasenta

mengalami iskemia. Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia akan

menghasilkan oksidan (radikal bebas). Oksidan atau radikal bebas adalah

senyawa penerima molekul yang mempunyai elektron yang tidak

berpasangan. Salah satu oksidan penting yang dihasilkan iskemia plasenta

adalah radikal hidroksil yang sangat toksis, khususnya terhadap membran

sel endotel pembuluh darah. Produksi oksidan pada manusia adalah suatu

proses normal, karena oksidan memang dibutuhkan untuk perlindungan

tubuh. Adanya radikal bebas dalam darah, maka hipertensi dalam

kehamilan disebut “toxaemia”. Radikal hidroksil akan merusak membran

sel, yang mengandung banyak asam lemak tidak jernih menjadi peroksida

lemak. Peroksida lemak selain akan merusak membran sel, juga akan

merusak nukleus dan protein sel endotel. Produksi oksidan (radikal bebas)

dalam tubuh yang bersifat toksis, selalu diimbangi dengan produksi

antioksidan.

b. Peroksida lemak sebagai oksidan pada hipertensi dalam kehamilan Pada

hipertensi dalam kehamilan telah terbukti bahwa kadar oksidan,

khususnya peroksida lemak meningkat, sedangkan antioksidan, misalnya

vitamin E pada hipertensi dalam kehamilan menurun, sehingga terjadi

dominan kadar oksidan peroksida lemak yang relatif tinggi. Peroksida

lemak sebagai oksidan/radikal bebas yang sangat toksik ini akan beredar

di seluruh tubuh melalui aliran darah dan akan merusak membran sel

endotel. Membran sel endotel lebih mudah mengalami kerusakan oleh


15

peroksida lemak, karena letaknya langsung berhubungan dengan aliran

darah dan mengandung banyak asam lemak tidak jenuh. Asam lemak

tidak jenuh sangat rentan terhadap oksidan radikal hidroksil, yang akan

berubah menjadi peroksida lemak.

c. Disfungsi sel endotel Akibat sel endotel terpapar terhadap peroksida

lemak, maka terjadi kerusakan sel endotel, yang kerusakannya dimulai

dari membran sel endotel. Kerusakan membran sel endotel

mengakibatkan terganggunya fungsi endotel, bahkan rusaknya seluruh

struktur sel endotel. Keadaan ini disebut “disfungsi endotel” (endothelial

disfunction). Pada waktu terjadi 17 kerusakan sel endotel yang

mengakibatkan disfungsi sel endote.

3. Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin

Faktor imunologik berperan terhadap terjadinya hipertensi dalam

kehamilan dengan fakta sebagai berikut :

a. Primigravida mempunyai resiko lebih besar terjadinya hipertensi

dalam kehamilan jika dibandingkan dengan multigravida.

b. Ibu multipara yang kemudian menikah lagi mempunyai resiko lebih

besar terjadinya hipertensi dalam kehamilan jika dibandingkan dengan

suami yang sebelumnya.

c. Seks oral mempunyai resiko lebih rendah terjadinya hipertensi dalam

kehamilan. Lamanya periode hubungan seks sampai saat kehamilan

ialah makin lama periode ini, makin kecil terjadinya hipertensi dalam

kehamilan. Pada perempuan hamil normal, respon imun tidak menolak


16

adanya “hasil konsepsi” yang bersifat asing. Hal ini disebabkan adanya

human leukocyte antigen protein G (HLA-G), yang berperan penting

dalam modulasi respon imun, sehingga ibu tidak menolak hasil

konsepsi (plasenta). Adanya HLA-G pada plasenta dapat melindungi

trofoblas janin dari lisis oleh natural killer cell (NK) ibu. Selain itu,

adanya HLA-G akan mempermudah invasi sel trofoblas kadalam

jaringan desidua ibu, jadi HLA-G merupakan prokondisi untuk

terjadinya invasi trofoblas ke dalam jaringan desidua ibu 19 disamping

untuk menghadapi sel natural killer. Pada plasenta hipertensi dalam

kehamilan, terjadi penurunan HLA-G. Berkurngnya HLA-G di desidua

didaerah plasenta, menghambat invasi trofoblas ke dalam desidua.

Invasi trofoblas sangat penting agar jaringan desidua menjadi lunak,

dan gembur sehingga mepermudah terjadinya reaksi inflamasi

kemungkinan terjadi immune-maladaptation pada preeklampsia. Pada

awal trimester kedua kehamilan perempuan yang mempunyai

kecenderungan terjadi preeklampsia, ternyata mempunyai proporsi sel

yang lebih rendah di banding pada normotensif.

4. Teori adaptasi kardiovaskular Pada hamil normal pembulu darah refrakter

tehadap bahan-bahan vasopresor. Refrakter berarti pembuluh darah tidak

peka tehadap rangsangan bahan vasopresor, atau dibutuhkan kadar

vasopresor yang lebih tinggi untuk menimbulkan respons vasokonstriksi.

Pada kehamilan normal terjadinya refrakter pembuluh daerah terhadap

bahan vasopresor adalah akibat dilindungi oleh adanya sitensis


17

prostaglandin pada sel endotel pembuluh darah. Hal ini dibuktikan bahwa

daya rafrakter terhadap bahan vasopresor akan hilang bila diberi

prostaglandin sintensa inhibitor (bahan yang menghambat produksi

prostaglandin). Prostaglandin ini di kemudian hari ternyata adalah

prostasiklin. 20 Pada hipertensi dalam kehamilan kehilangan daya

refrakter terhadap bahan vasokonstriktor, dan ternyata terjadi peningkatan

kepekaan terhadap bahan-bahan vasopresor. Artinya, daya refrakter

pembuluh darah terhadap bahan vasopresor hilang sehingga pembuluh

darah menjadi peka terhadap bahan vasopresor. Banyak peneliti telah

membuktikan bahwa peningkatan kepekaan terhadap bahan-bahan

vasopresor pada hipertensi dalam kehamilan sudah terjadi pada trimester I

(pertama). Peningkatan kepekaan pada kehamilan yang akan menjadi

hipertensi dalam kehamilan, sudah dapat ditemukan pada kehamilan dua

puluh minggu. Fakta ini dapat dipakai sebagai prediksi akan terjadinya

hipertensi dalam kehamilan.

2.2.2.6 Diagnosis

2.2.2.6.1 Anamnesis

Dilakukan anamnesis pada pasien/keluarganya mengenai adanya gejala,

penyakit terdahulu, penyakit keluarga dan gaya hidup sehari-hari. Gejala dapat

berupa nyeri kepala, gangguan visus, rasa panas dimuka, dispneu, nyeri dada,

mual muntah dan kejang. Penyakit terdahulu seperti hipertensi dalam kehamilan,

penyulit pada pemakaian kontrasepsi hormonal, dan penyakit ginjal. Riwayat gaya
18

hidup meliputi keadaan lingkungan sosial, merokok dan minum alkohol (POGI,

2010).

2.2.2.6.2 Pemeriksaan fisik

Evaluasi tekanan darah dilakukan dengan cara meminta pasien dalam

posisi duduk di kursi dengan punggung bersandar pada sandaran kursi, lengan

yang akan diukur tekanan darahnya, diletakkan setinggi jantung dan bila perlu

lengan diberi penyangga. Lengan atas harus dibebaskan dari baju yang terlalu

ketat melingkarinya. Pada wanita hamil bila tidak memungkinkan duduk, dapat

miring kearah kiri. Pasien dalam waktu 30 menit sebelumnya tidak boleh minum

kopi dan obat dan tidak minum 28 obat-obat stimulant adrenergik serta istirahat

sedikitnya 5 menit sebelum dilakukan pengukuran tekanan darah (Pogi,2010).

Alat yang dipakai untuk mengukur tekanan darah adalah sphygmomanometer.

Letakkan manset atau bladder cuff di tengah arteri brachialis pada lengan kanan,

sisi bawah manset kurang lebih 2,5 cm diatas fosa antecubital. Manset harus

melingkari sekurangkurangnya 80% dari lingkaran lengan atas dan menutupi 2/3

lengan atas. Menentukan tekanan sistolik palpasi dengan cara palpasi pada arteri

radialis dekat pergelangan tangan dengan dua jari sambil pompa cuff sampai

denyut nadi arteri radialis menghilang. Baca berapa nilai tekanan ini pada

manometer, kemudian buka kunci pompa. Selanjutnya untuk mengukur tekanan

darah, cuff dipompa secara cepat sampai melampaui 20-30 mmhg diatas tekanan

sistolik palpasi. Pompa dibuka untuk menurunkan mercury dengan kecepatan 2-3

mmhg/detik. Tentukan tekanan darah sistolik dengan terdengarnya suara pertama


19

(korotkoffi) dan tekanan darah diastolik pada waktu hilangnya denyut arteri

brakhialis (Pogi, 2010).

Pengukuran tekanan darah dengan posisi duduk sangat praktis, untuk

skrining. Namun pengukuran tekanan darah dengan posisi berbaring, lebih

memberikan hasil yang bermakna, khususnya 29 untuk melihat hasil terapi.

Pengukuran tekanan darah tersebut dilakukan dalam dua kali atau lebih (Pogi,

2010).

2.2.2.6.3 Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan yang perlu dilakukan dalam kasus hipertensi sebagai

komplikasi kehamilan adalah proteinuria, untuk diagnosis dini preeklampsi yang

merupakan akibat dari hipertensi kehamilan. Pemeriksaan proteinuria dapat

dilakukan dengan dua metode, yaitu secara Esbach dan Dipstick. Pengukuran

secara Esbach, dikatakan proteinuria jika didapatkan protein ≥300 mg dari 24 jam

jumlah urin. Nilai tersebut setara dengan kadar proteinuria ≥30 mg/dl (+1

dipstick) dari urin acak tengah yang tidak menunjukkan tandatanda infeksi saluran

kencing. Interpretasi hasil dari proteinuria dengan metode dipstick adalah (POGI,

2010) : +1 = 0,3 – 0,45 g/L +2 = 0,45 – 1 g/L +3 = 1 – 3 g/L +4 = > 3 g/L.

Prevalensi kasus preeklampsi berat terjadi 95% pada hasil pemeriksaan +1

dipstick, 36% pada +2 dan +3 dipstick (Prasetyo R, 2006).

2.2.2.6 Penatalaksanaan Penanganan umum

Perawatan selama kehamilan jika tekanan darah diastolik >110 mmhg,

berikan obat antihipertensi sampai tekanan darah diastolik diantara 90-100 mmhg.

Obat pilihan antihipertensi adalah hidralazin yang diberikan 5 mg iv pelan-pelan


20

selama 5 menit sampai tekanan darah turun. Jika hidralazin tidak tersedia, dapat

diberikan nifedipin 5 mg sublingual dan tambahkan 5 mg sublingual jika 31

respon tidak membaik setelah 10 menit. Selain itu labetolol juga dapat diberikan

sebagai alternatif hidralazin. Dosis labetolol adalah 10 mg, jika respon tidak baik

setelah 10 menit, berikan lagi labetolol 20 mg. Pasang infus ringer laktat dengan

jarum besar (16 gauge atau lebih). Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai

overload. Auskultasi paru untuk mencari tanda-tanda edema paru. Adanya

krepitasi menunjukkan edema paru, maka pemberian cairan dihentikan. Perlu

kateterisasi urin untuk pengeluaran volume dan proteinuria. Jika jumlah urin 110

mmhg dan pemantauan urin (Mustafa 2012).

2.2.2.7 Peran bidan terhadap hipertensi dalam kehamilan

Menurut saiffuddin (2011) hal-hal yang harus bidan lakukan dalam pengelolan

dini hipertensi pada kehamilan yaitu:

1. Memeriksa tekanan darah secara tepat pada setiap pemeriksaan

kehamilan,temasuk pengukuran tekanan darah dan teknik yang benar.

2. Ukuran tekanan darah pada lengan kiri.posisi ibu hamil duduk atau

terbaring dengan posisi yang sama pada tiap kali pengukuran (letakkan

tensimeter ditempat yang datar setinggi jantung ibu hamil dan gunakan

ukuran manset yang sesuai)

3. Catat tekanan darah

4. Jika tekanan darah diatas 140/90 mmhg atau peningkatan diastole 15

mmhg atau lebih(sebelum 20 minggu),ulangi pengukurn tekanan darah

dalam 1 jam.bila tetap maka berarti ada kenaikan tekanan darah.periksa


21

adanya edema terutama pada wajah atau tungkai atau tulang kering atau

daerah sacral.

5. Bila ditemukan hipertensi dalam kehamilan,lakukan pemeriksaan urin

terhadap albumin pada setiap kali kunjungan.

6. Segera rujuk ibu hamil ke rumah sakit jika : tekanan darah sangat

tinggi,kenaikan tekanan darah naik secara tiba-tiba,berkurangnya air seni

( sedikit dan berwarna gelap),edema berat yang timbul

mendadak,khusunya pada wajah.

7. Jika tekanan darah naik namun tidak ada edema sedangkan dokter tidak

mudah dicapai maka pantaulah tekanan darah,periksa protein urin

terhadapat protinuria dan denyut jantung janin dengan seksama pada

keesokan harinya atau sesudah 6 jam istirahat.

8. Jika tekanan darah tetap naik,rujuk untuk pemeriksaan lanjutan walaupun

tidak edema atau proteinuria.

9. Jika tekanan darah kembali normal atau kenaikannya kurang dari

150mmhg beri informasi atau penjelasan pada ibu hamil,suami atau

keluarga tentang tanda-tanda eklamsia yang mengancam,khususnya sakit

kepala,pandangan kabur,nyeri ulu hati dan pembengkakan pada kaki atau

punggung atau wajah.

10. Jika tanda-tanda diatas ditemukan segera rujuk ke rumah sakit.

11. Bicarakan seluruh temuan dengan ibu hamil dan suami atau keluarga.

12. Catat semua temuan pada kms ibu hamil atau buku KIA.
BAB III

PROFIL PUSKESMAS KAMPUS

3.1 Sejarah Puskesmas Kampus

28
29

3.2 Visi, Misi, Motto, Dan Nilai Puskesmas Taman Bacaan

3.2.1 Visi

3.2.1 misi

3.2.3 motto

3.2.4 Nilai Puskesmas Taman Bacaan

BARI-PRIMA

3.3 Keadaan Demografi

Wilayah kerja puskesmas taman bacaan meliputi kelurahan tangga takat,

16 ulu, dan kelurahan sentosa dengan jumlah penduduk 53.416 jiwa.

Tabel 1.

Peta Demografi Di Wilayah Kerja Taman Bacaan

No Jumlah Kelurahan Jumlah


Tangga 16 Ulu Sentosa
30

Takat
1 Jumlah Penduduk 15.978 23.028 14.410 53.416
2 Jumlah Kk 2.153 19.362 3.278 24.793
3 Jumlah Kk Gakin 1.632 1.936 1.344 4.912
4 Jumlah Ibu Hamil 355 511 320 1.286
5 Jumlah Ibu Bersalin 340 488 306 1.134
6 Jumlah Ibu Menyusui 340 488 306 1.134
7 Jumlah Bayi 305 437 274 1.016
8 Jumlah Balita 238 341 213 792
9 Jumlah Lansia 1.182 1.705 1.067 3.954
10 Jumlah Rt/Rw 38/10 66/15 46/12 150/37
11 Jumlah Rumah 2.153 19.362 3.278 24.793
12 Jumlah Posyandu 13 9 5 27
13 Jumlah Posyandu Lansia 3 4 1 8
14 Jumlah Kader 66 40 22 128
15 Jumlah Sd/Mi 4/1 5/2 4/1 13/4
16 Jumlah Smp/Mts 0/0 5/0 0/0 5/0
17 Jumlah Smu/Ma 0/0 4/0 0/0 4/0
18 Jumlah Akademi 1 - - 1
19 Jumlah Ttu 36 39 34 109
20 Jumlah Tpm 31 21 14 66
21 Jumlah Tps 3 2 1 6

3.4 Data Ketenagaan

Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan sehari-harinya, puskesmas taman

bacaan dipimpin oleh seorang pimpinan puskesmas yang sejak 2009 dijabat oleh

drg. Erminda yang dibantu oleh 3 orang dokter umum,7 orang perawat, 2 orang

perawat gigi, 8 orang bidan, 2 orang asisten apoteker, 1 orang sanitarian, 1 orang

petugas gizi, 2 orang analis kesehatan, 1 orang honorer, dan 1 orang pekarya, 3

orang penjaga malam,1 oran pnyuluh kesehatan,6 orang tenaga administrasi dan 1

orang cs.

Tabel 2.

Daftar Pegawai Puskesmas Taman Bacaan Tahun 2016


31

No. NAMA NIP JABATAN


32

196312091992032003
1 Drg. Erminda Pimpinan Puskesmas
2
Indira Utami.Skm 198505282010012018 Penyuluh Kesmas
3
Hj. Sri Astuti, Amkeb 195808241988122001 Bidan Penyelia
4
Dr.Sisca yulistiana Dokter Umum
5
Hj,Rusdah, B.Sc 195903261983032003 Perawat Penyelia
6
Roniuli Yosephin, Skm 196703131989012003 Perawat Penyelia
7 Rita Arina Siregar,

Skm 196802221988032007 Perawat Penyelia/Tu


8
Darmila, Amkep,S.Kep 198404072006042009 Perawat Pertama
9
Nita Artati,Skm 196712291991022001 Perawat Penyelia
10 196307301983032010
Susni Usman Perawat Gigi
11
Maidi Syafran 196805241990011001 Perawat Gigi
12
Hj.Suri Ayu, Skm 196409211986032007 Bidan
13
Rosani 196612081988032004 Bidan Penyelia
14
Hj. Laita Diana 195710171986012002 Bidan
15
Muhammad Ishak 196601291992031005 Ass Apoteker Penyelia
16
Moriskha, Amak 198707112010012003 Analis
17
Heni Yusnita, Amg 198104202006042008 Gizi
18
Rosita 196509241989012001 Sanitarian
19
Rahmawati 196612181989032002 Pekarya Kesehatan
20
Cik Mina 198911202010012004 Cso
21 Bidan Pelaksanaan

Dalimawati.Am.Keb 198407172006042006 Lanjut


22 Bidan Pelaksanaan

Leli Oktalina Am.Keb 198810232011012004 Lanjut

Non Pnsd/Ptt/Non Pnsd

Blud
20
Dr.Dwi Meita Ferosia Non Pnsd Dokter Umum
33

21
Dr.Widia Tri Susanty Non Pnsd Dokter Umum
22
Dr.Tri Budi Santoso Ptt Dokter Umum
23
Emma Waty.Am.Keb Nonpnsd Bidan
24 Ayu Sabrita

S.Kep,.Ners Non Pnsd Perawat


25
Endang Puspita Sari Non Pnsd Bidan
26 Nur Arisna Widyah

Amd.Keb Non Pnsd Blud Bidan


27
Ria Apriyanti H Amd Non Pnsd Blud Administrasi
Sumber: Puskesmas Taman Bacaan Tahun 2016
 .

34
BAB V

PEMBAHASAN

Berdasarkan anamnesa yang kami lakukan Pada Ny”U”Mengaku Hamil

Anak Ke 2,Hpht 16-11-2017,Tafsiran Partus Tanggal 23-08-2018,Usia Kehamilan

33 minggu,usia menikah 20 tahun,menurut teori (manuaba,2009) anamnesa yang

dilakukan berdasarkan data klien dan pemeriksaan ANC 10 T pada ibu

hamilmenurutKemenkesRI(2015)yaitu : Pengukuran tinggibadandan

penimbangan beratbadan setiap kaliperiksa,Pengukuran tekanan darah

(tensi)PengukuranLingkarLenganAtas(LiLA),Pengukuran

tinggiRahim,Penentuan letak janin (presentasi janin),Penentuan statusImunisasi

tetanusToksoid (TT),PemberiantableTtambah darah

(FE),Teslaboratorium,Konselingatau penjelasan,Tatalaksana ataumendapatkan

pengobatan.Berdasarkan asuhan yang diberikan Hal Ini Sudah Sesuai Dengan

teori dan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan.

Beradasarkan data subjektif dan objektif yang telah dilakukan maka dapat

ditegakkan diagnosa pada kasus ini adalah asuhan kebidanan pada

NY”U”G2P1A0dengan hipertensi pada kehamilan di puskesmas kampus tahun

2018.

Menurut saiffuddin (2011) dan mustafa (2012) hal-hal yang harus bidan

lakukan dalam penatalaksanaan dini hipertensi pada kehamilan yaitu:berikan obat

antihipertensi sampai tekanan darah diastolik diantara 90-100 mmhg. memeriksa

tekanan darah secara tepat pada setiap pemeriksaan kehamilan,ukuran tekanan

darah pada lengan kiri. catat tekanan darah periksa adanya edema terutama pada

45
46

wajah atau tungkai atau tulang kering bila ditemukan hipertensi dalam

kehamilan,lakukan pemeriksaan urin terhadap albumin pada setiap kali

kunjungan.segera rujuk ibu hamil ke rumah sakit jika : tekanan darah sangat

tinggi,kenaikan tekanan darah naik secara tiba-tiba,berkurangnya air seni ( sedikit

dan berwarna gelap),edema berat yang timbul mendadak,khusunya pada

wajah.jika tanda-tanda diatas ditemukan segera rujuk ke rumah sakit.bicarakan

seluruh temuan dengan ibu hamil dan suami atau keluarga.catat semua temuan

pada kms ibu hamil atau buku KIA.penatalaksanaan yang dilakukan pada NY”U”

dengan hipertensi dalam kehamilanyang dilakukan di puskesmas kampus

palembang sudah sesuai dengan teori serta tidak ada kesenjangan antara teori dan

praktik lapangan.
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Puskesmas Taman Bacaan Palembang

Diharapkan hasil laporan ini bisa menambah salah satu referensi atau

informasi daftar penelitian bagi puskesman taman bacaan palembang

6.2.2 Bagi STIK Bina Husada

Diharapkan penulisan asuhan kebidanan dapat menambah informasi dan

sumber data bagi mahasiswa sehingga mampu menambah ilmu pengetahuan

mahasiswa tentang asuhan kebidanan pada ibu hami dengan hipertensi

6.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan bagi pembaca setelah membaca asuhan kebidanan ini pembaca

dapat menambah wawasan mengenai asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan

hipertensi.

47
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian KesehatanRI.2014.DataAngka Kematian Ibu (AKI)dan

AngkaKematian Bayi(AKB).Jakarta:Infodatin.

ProfilDinas

KesehatanKotaPalembang.2015.DataAngkaKematianIbu,Angka

Kematian Bayi,KeluargaBerencana.Palembang:DinasKesehatan

Kota Palembang.

ProfilDinasKesehatanProvinsiSumateraSelatan.2015.Data

AngkaKematianIbu, AngkaKematian

Bayi,KeluargaBerencana.Palembang:DinasKesehatan

SumateraSelatan.

Sulistyawati.2013.Asuhan Kebidanan Pada

MasaKehamilan.Jakarta:SalembaMedika.

Bari Abdul Saiffuddin,2010.Buku Panduan Praktik Pelayanan Kesehatan

Maternal Dan Neonatal,Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

Elisabeth.2015.Maternal&Neonatal.Yogyakarta:PustakaBaru.

SDKI(Survei Demografi Dan Kesehatan Indonesia).2015.

Profil Puskesmas Taman Bacaan Palembang Tahun 2016.

Anda mungkin juga menyukai