Anda di halaman 1dari 9

Jurnal PPKM, Vol. 6, No.

3, 163 - 171 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE AHP


UNTUK PEMILIHAN SISWA BERPRESTASI DI SMAN KEBAKKRAMAT
Dimas Aryo Anggoro 1), Wiwit Supriyanti 2)
1)
S1 Teknik Informatika, Universitas Muhammadiyah Surakarta
2)
D3 Manajemen Informatika, Politeknik Indonusa Surakarta
1)
Email: dimas.a.anggoro@ums.ac.id
2)
Email: wiwitsupriyanti@poltekindonusa.ac.id

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Riwayat Artikel : Penelitian ini bertujuan untuk membangun program aplikasi
Diterima : 7 September 2019 sistem pendukung keputusan untuk memilih siswa yang
Disetujui : 21 September 2019 berprestasi di SMAN Kebakkramat menggunakan IDE Lazarus
dengan database MySQL. Beberapa kriteria yang digunakan
Kata Kunci : sebagai dasar penyeleksian siswa yang berprestasi diantaranya:
Analytical Hierarchy Process,
Lazarus, MySQL, Sistem
nilai akademik, nilai sikap, nilai ketrampilan, serta nilai aktivitas
Pendukung Keputusan, Siswa masing-masing siswa. Dalam pengambilan keputusan untuk
Berprestasi. kasus di atas, metode penyelesaian masalah untuk banyak kriteria
yang digunakan adalah Analytical Hierarchy Process (AHP).
Penelitian ini menghasilkan sebuah matriks hasil yang
menentukan prioritas dari tiap kriteria penilaian yang
diimplementasikan pada aplikasi sistem pendukung keputusan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kriteria nilai akademik
memiliki bobot yang tertinggi, yaitu 40%. Kemudian, kriteria
nilai sikap dan nilai ketrampilan masing-masing memiliki bobot
35% dan 15%. Nilai aktivitas adalah kriteria dengan bobot
terendah, yaitu 10% dari total bobot. Hasil dari penelitian dapat
dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam memilih
siswa yang berprestasi di SMAN Kebakkramat secara cepat,
akurat, dan tidak terdapat subjektivitas dari pihak yang
berwenang.

ARTICLE INFO ABSTRACT


Article History : This study aims to build a decision support system application
Received : September 7, 2019 program to select students who excel at Kebakkramat High
Accepted : September 21, 2019 School using IDE Lazarus with a MySQL database. Some criteria
used as a basis for selecting students who excel include:
Keywords: academic values, attitude values, skills values, and the value of
Analytical Hierarchy Process,
Decision Support Systems, Lazarus,
each student's activities. In making decisions for the above case,
MySQL, Outstanding Students. the problem solving method for many of the criteria used is the
Analytical Hierarchy Process (AHP). This study produces a
result matrix that determines the priority of each criterion
implemented in the decision support system application. The
results showed that the academic score criterion has the highest
weight which accounts for 40%. Then, the attitude score criterion
and the skills score – each of those – possesses a weight of 35%
and 15%, respectively. The activity score is the criterion with the
lowest weight which is 10% of the total weight.
The results of the study can be used as a basis for decision making
in choosing outstanding students at Kebakkramat High School
quickly, accurately, and no subjectivity from the authorities.

163
Jurnal PPKM, Vol. 6, No. 3, 163 - 171 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
1. PENDAHULUAN nilai akademik, tetapi tidak memperhatikan dari
Menurut penelitian yang dipaparkan oleh aspek lain. Hal ini mengakibatkan bahwa
Saat (2015) pendidik, peserta didik, tujuan pemilihan siswa berprestasi berjalan kurang
pendidikan, alat pendidikan, dan lingkungan maksimal.
pendidikan termasuk dalam komponen pokok Sianturi et al., (2018) pada penelitiannya
sistem pendidikan. Salah satu komponen pokok menyebutkan bahwa metode Fuzzy Multiple
tersebut i.e. peserta didik (siswa) – secara umum Attribute Decision Making (FMADM) dapat
terdiri dari tiga kategori e.g. siswa berprestasi diimplementasikan untuk menentukan lokasi
tinggi, sedang, dan rendah (Adesoji, et. al., 2015). terbaik untuk promosi sebuah sekolah tinggi.
Siswa berprestasi sangattlah penting untuk Metode yang diterapkan pada penelitian tersebut
diarahkan dan dibimbing untuk mendapatkan adalah metode ORESTE. Selain itu, terdapat
pembinaan terkait dengan perkembangn potensi penelitian lain terkait dengan FMADM yang
pribadi tiap siswa – sehingga terciptalah siswa- dilakukan oleh Sulistyani et al., (2017) dengan
siswa yang unggul dan berkualitas (Arini, 2012). menggunakan metode AHP, didapatkan bahwa
Oleh sebab itu, untuk mendapatkan siswa AHP adalah suatu metode alternative untuk
berprestasi, diadakanlah ujian, ulangan, pemilihan supplier bahan baku apel di
ekstrakurikuler, lomba-lomba dan kemampuan perusahaan.
berorganisasi sebagai tolak ukur kemampuan Berdasarkan kekurangan dari sistem diatas,
siswa tersebut. Berdasarkan Schulz (2018), pembenahan terhadap sistem yang perlu
beberapa siswa kurang memiliki kemauan dan dilakukan untuk mendapatkan hasil yang tepat.
kemampuan untuk mengembangkan potensi Hal tersebut membuat peneliti tertarik
dirinya, baik dalam bidang hardskill maupun melakukan pengkajian mengenai “Aplikasi
softskill. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Siswa
Siswa dituntut agar menguasai bidang Berprestasi di SMAN Kebakkramat”. Metode
akademik maupun non-akademik agar siswa Analytical Hierarchy Process (AHP) dipilih
mempunyai hardskill dan softskill yang dapat guna membangun sebuah program yang dapat
digunakan sebagai bekal di era persaingan bebas membantu menyelesaikan masalah untuk
(Schulz, 2018). Sebab itu, perlu adanya menentukan siswa berprestasi sesuai kriteria
identifikasi siswa yang dapat melakukan kedua yang ditetapkan.
skill tersebut. Kemudian, setelah siswa yang
memiliki kedua skill tersebut teridentifikasi, 2. METODE
diberikan pengarahan sebagai siswa yang 2.1. Perancangan Sistem
berprestasi, yakni dengan cara melakukan Berdasarkan penjelasan dari Pressman
pemilihan siswa berprestasi antar kelas. Adapun (2002), Software Development Life Cycle
sistem ini akan diimplementasikan pada jenjang (SDLC) merupakan model pengembangan
SMA yang merupakan jenjang yang paling terstruktur yang digunakan untuk perancangan
sesuai untuk dalam penilaian hardskill dan dan pembangunan aplikasi di SMAN
softskill. Hal ini beralasan bahwa setelah siswa Kebakkramat dalam penilaian siswa berprestasi.
menduduki jenjang SMA, beberapa siswa akan Model pengembangan SDLC memiliki tiga
memasuki dunia pekerjaan atau perkuliahan – bagian pokok yaitu analisis, desain, dan
dimana kedua skill tersebut akan menjadi faktor implementasi yang berperan menggambarkan
yang sangat penting (Rasid et al, 2018). setiap tahapan dan langkah-langkah secara garis
Wakil Kepala Sekolah SMAN Kebakkramat besar – dijelaskan lebih rinci di bawah ini.
pada saat wawancara mengungkapkan bahwa a. Analisis
sistem pengolahan data untuk menentukan siswa Analisis sistem yang sedang berjalan dalam
berprestasi yang ada di SMAN Kebakkramat menentukan siswa berprestasi di SMAN
masih manual, sehingga sering menghadapi Kebakkramat adalah sebagai berikut:
masalah-masalah khususnya yang berkaitan 1) Nilai akademik siswa
dengan pengambilan keputusan untuk Maksud dari nilai akademik siswa adalah
menentukan siswa berprestasi. Sistem nilai yang didapat siswa dari nilai raport
pengambilan keputusan yang ada di SMAN (rangking kelas yang mencakup 10 besar) dan
Kebakkramat saat ini hanya berfokus pada aspek nilai ulangan harian.

164
Jurnal PPKM, Vol. 6, No. 3, 163 - 171 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
2) Attitude siswa mendapat nilai kedisiplinan dan nilai
Maksud dari attitude siswa adalah sikap aktivitas.
atau tingkah laku siswa terhadap guru, karyawan 5) Data yang diterima oleh bagian kesiswaan
sekolah, orang tua dan teman-temannya. diproses ulang dengan cara sebagai berikut.
3) Keaktifan siswa (a) Melihat presensi siswa tersebut. (b)
Maksud dari keaktifan siswa adalah sikap Melihat kedisiplinan siswa. (c) Tingkah
siswa dalam mengikuti lomba-lomba sekolah, laku atau attitude siswa. (d) Dari hasil
keaktifan dalam kepengurusan organisasi pemrosesan tersebut bagian kesiswaan
misalnya OSIS, Pramuka, dan keaktifan dalam mendapat nilai sikap.
organisasi masyarakat. 6) Setelah mendapat nilai akademik, nilai
4) Ketrampilan siswa kedisiplinan, nilai aktivitas dan nilai sikap
Ketrampilan siswa yang dimaksud adalah kemudian oleh bagian kesiswaan di analisis
ketrampilan yang dimiliki siswa misalnya dengan proses manual (pembandingan
ketrampilan dalam ekstrakurikuler membuat siswa satu dengan yang lainnya) untuk
buat kerajinan tangan misalnya figura, anyaman meningkatkan keakuratan hasil ketentuan
bambu, ketrampilan memainkan suatu alat nilai kriteria siswa tersebut. Apabila
musik dan lain sebagainya. terdapat nilai atau hasil rata-rata siswa yang
Setelah keempat kriteria tersebut terpenuhi sama, maka nilai yang dianggap sama
proses untuk pemilihan siswa berprestasi yaitu tersebut diuji lagi dengan cara melihat
dengan cara : presensi siswa tersebut, kedisiplinan siswa
tersebut dan attitude siswa tersebut.
1) Siswa menyerahkan data ke wali kelas yaitu 7) Dari hasil analisa nilai akademik, nilai
data (a) Data diri siswa, (b) Data hasil kedisiplinan, nilai aktivitas, dan nilai sikap
prestasi siswa (peringkat kelas, piagam didapat hasil nilai kriteria sistem pendukung
prestasi dan hasil prestasi lainnya), (c) Data keputusan yang dianalisa sebelumnya, yaitu
organisasi sekolah apakah siswa tersebut (a) Baik (sangat berprestasi). (b) Cukup
mengikuti organisasi OSIS, Pramuka atau (cukup berprestasi), (c) Kurang (kurang
organisasi lainnya. berprestasi).
2) Setelah semua data terkumpul wali kelas 8) Kemudian hasil yang sudah jadi tersebut
memproses data tersebut. (a) diserahkan kepada kepala sekolah untuk
Mengumpulkan data siswa yang telah diperiksa dan di tandatangani.
diterima. (b) Merekap data tersebut. (c) 9) Terakhir siswa tersebut dapat mengetahui
Membandingkan nilai-nilai harian, nilai hasil – apakah siswa tersebut sangat
ulangan harian dan nilai raport siswa berprestasi, cukup berprestasi, ataupun
tersebut. (d) Menyimpulkan hasil rekapan- kurang berprestasi dan mendapat beasiswa
rekapan data siswa tersebut. Hasil data yang sudah ditentukan oleh sekolah. Hasil
siswa yang telah disimpulkan tersebut, tersebut diberitahukan oleh bagian
hasilnya adalah wali kelas mendapat nilai kesiswaan.
akademik.
3) Setelah data siswa tersebut di proses oleh Berdasarkan uraian proses bisnis di atas,
wali kelas, data siswa tersebut dibuat peneliti menemukan beberapa kelemahan dari
rangkap 3. (a) Diserahkan kepada BK sistem lama yang masih berjalan di sekolah
(Bimbingan Konseling). (b) Diserahkan tersebut yaitu (1) Hasil penilaian sangat
kepada Kesiswaan. (c) Diarsipkan. mungkin untuk dimanipulasi. (2) Pengolahan
4) Data siswa yang diserahkan kepada data yang tidak efektif dan efisien (3)
Bimbingan Konseling (BK) kemudian Membutuhkan proses perhitungan yang lama.
diproses kembali dengan cara sebagai (4) Hasil yang didapat belum tentu akurat.
berikut. (a) Melihat tingkah laku siswa, Adapun kelemahan tersebut diharapkan
attitude siswa, kedisiplinan siswa dan dapat diatasi dengan implementasi sistem baru
absensi siswa. (b) Keaktifan siswa disekolah yang memiliki beberapa kelebihan, antara lain:
misalnya ikut dalam organisasi sekolah (1) Cara input data mudah. (2) Tidak
(OSIS), kegiatan pramuka dan lomba-lomba membutuhkan waktu yang lama untuk
sekolah. (c) Dari hasil proses tersebut BK
165
Jurnal PPKM, Vol. 6, No. 3, 163 - 171 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
menentukan siswa yang berprestasi. (3) Data Admin mengisi form login dengan
yang dihasilkan akurat. (4) Dapat menentukan memasukkan username dan password. Apabila
siswa berprestasi untuk semua kelas. username dan password yang dimasukkan pada
b. Desain Sistem form login sama dengan username dan password
Perancangan UML untuk membuat aplikasi yang tersimpan di database, maka login berhasil.
sistem pendukung keputusan pemilihan siswa Kemudian halaman admin akan ditampilkan.
Apabila username dan password yang
berprestasi adalah sebagai berikut :
dimasukkan tidak sesuai, maka sistem
1) Diagram Use Case menampilkan error.
c. Implementasi
Setelah dihasilkan desain sistem, tahapan
selanjutnya adalah implementasi. Pada fase ini,
digunakanlah Integrated Development
Environment (IDE) Lazarus dan database
MySQL yang dijelaskan sebagai berikut.
1) Lazarus
Supriyanti (2013) dalam penelitiannya
mengemukakan bahwa IDE Lazarus merupakan
turunan dari bahasa pemrograman pascal yang
berkemampuan canggih dan dan cakupan yang
luas. Lazarus memiliki lingkungan
pemrograman IDE yang mana telah
menyediakan hal-hal yang diperlukan dalam
kondisi normal pengembangan, serta beberapa
Gambar 1. Diagram Use Case komponen yang cukup bagus dan lengkap
merupakan kemampuan secara umum yang
Dari diagram use case sistem, terdapat dimiliki bahasa pemrograman tersebut.
seorang actor yang berperan sebagai admin. 2) MySQL
Admin adalah seseorang yang dapat mengakses MySQL merupakan salah satu aplikasi
SPK tersebut. Admin dapat melakukan login Open Source untuk pembuatan database
sistem, melihat data siswa, mengedit data siswa, (Nugroho, 2004). Aplikasi tersebut tergolong
menambah data siswa, dan menghapus data dalam Database Management System (DBMS)
siswa. (Bassil, 2012). Secara umum, kelebihan MySQL
adalah bahwa DBMS tersebut tidak berbayar dan
2) Diagram Activity Sistem dapat digunakan pada banyak jenis sistem
operasi dan hardware. Selain itu, DBMS ini
memiliki kecepatan proses yang baik dalam
menangani database. Kelebihan lain yang
terdapat pada MySQL adalah mudah digunakan
isi field login
karena menggunakan Structured Query
Language (SQL) yang relatif mudah,
mendukung dapat mengerjakan pekerjaan berat
sistem
seperti menghubungkan banyak client secara
sistem cek ke
database
false menampilkan
error
bersamaan dalam satu waktu, dapat diakses dari
berbagai tempat melalui internet, mudah
diperoleh, dan faktor keamanan yang terjamin.
true
2.2. Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
halaman admin
Metodologi perancangan model yang
digunakan untuk mengembangkan SPK pada
SMAN Kebakramat adalah model Fuzzy
Multiple Attribute Decision Making (FMADM)
Gambar 2. Diagram Activity Login Admin dengan metode AHP.

166
Jurnal PPKM, Vol. 6, No. 3, 163 - 171 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
1) Fuzzy Multiple Attribute Decision Making
(FMADM)
Berdasarkan Kusumadewi et al. (2006),
FMADM merupakan salah satu metode
pencarian alternatif secara optimal dari beberapa
alternatif dengan kriteria yang sudah ditetapkan.
Pada dasarnya konsep yang diterapkan FMADM
yaitu memastikan setiap atribut memiliki nilai
yang digunakan untuk menyeleksi alternatif
dalam proses menentukan rangking. Nilai bobot
atribut diperoleh dari tiga pendekatan dasar, Gambar 3. Struktur Hierarki AHP
pertama pendekatan subjektif yang mana
pengambilan nilai berdasarkan subjektivitas b. Penilaian Komparasi (Comparative
pengambilan keputusan, sehingga dapat Judgement).
dilakukan pendekatan obyektif yang mana Membuat penilaian mengenai suatu
merupakan kebalikan dari pendekatan subjektif tingkatan tertentu yang berhubungan dengan
dengan mengabaikan subjektivitas pengambilan tingkatan diatasnya. Bentuk matriks
keputusan, nilai bobot dihitung secara perbandingan berpasangan (Pairwise
matematis. Comparison) memudahkan dalam menyajikan
Dalam menyelesaikan masalah FMADM, penilaian.
salah satu metode dari sistem pengambilan c. Penentuan Prioritas (Synthesis of Priority)
keputusan i.e. metode AHP dapat Prioritas global diperoleh dengan melakukan
diimplementasikan. Metode ini dikembangkan sintesis diatara prioritas lokal. Prioritas lokal
oleh Saaty (1996) guna membangun suatu model
didapat dari matriks Pairwise Comparasion pada
permasalahan kuantitatif, judgement, situasi
yang rumit atau tidak tidak terkerangka, data tiap tingkatan. Pada setiap sintesis memiliki
static minim. Input utama dalam metode AHP prosedur yang berbeda. Value skala terbaik
adalah pihak yang dianggap expert yaitu orang dalam mengekspresikan pendapat adalah 1
yang berkepentingan dalam masalah tersebut sampai 9 skala – nilai dan definisi tiap skala
sehingga dapat merasakan akibat dari ditujukkan pada Tabel 1 (Saaty, 1996).
permasalahan dan mengerti permasalahan yang d. Konsistensi Logis (Logical Consistency)
terjadi. Terdapat dua pengertian dari konsistensi
Prinsip dasar penyelesaian persoalan AHP yaitu: pengelompokan objek yang sejenis sesuai
sebagai berikut: keseragaman dan relevansinya, serta tingkat
a. Dekomposisi. hubungan objek sesuai kriteria.
Menurut Rahmanita et. al. (2018)
dekomposisi perlu dilakukan setelah Tabel 1. Skala Penilaian Perbandingan
permasalahan terdefinisikan. Dekomposisi Intensitas
Keterangan
membagi suatu persoalan yang utuh menjadi Kepentingan
unsur-unsur yang sudah tidak dapat dibagi lagi. 1 Pengaruh yang sama dari dua
elemen.
Proses analisis ini disebut sebagai hierarki. 3 Satu elemen lebih mempengaruhi
Adapun struktur hierarki AHP ditampilkan pada penilaian dari pada elemen
Gambar 1. pasangannya.
5 Satu elemen memiliki dominasi
yang besar dibanding elemen
pasangannya.
7 Satu elemen mendominasi dan
terbukti lebih disukai daripada
elemen pasangannya.
9 Satu elemen pada tingkat keyakinan
tertinggi mutlak disukai apabila
dibandingkan dengan elemen lain.
2,4,6,8 Nilai berdekatan diantara dua
pilihan.

167
Jurnal PPKM, Vol. 6, No. 3, 163 - 171 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
3. HASIL DAN PEMBAHASAN kriteria dan (2) Membuat matriks perbandingan
Memudahkan operasional aplikasi oleh user berpasangan.
dan meningkatkan efisiensi serta efektifitas
merupakan fokus implementasi sistem dari Tabel 2. Matriks Perbandingan Berpasangan
peneliti. Akade
Sikap
Ketramp Aktivita
a. Tampilan Antarmuka Proses mik ilan s
Akademi
Penghitungan Data 1.00 1.00 5.00 3.00
k
Pada halaman proses penghitungan data Sikap 1.00 1.00 3.00 3.00
terdapat dua tab, yaitu tab Data Masukan berisi Ketramp
0.20 0.33 1.00 3.00
data siswa yang dipilih berdasarkan tingkatan ilan
kelas (kelas X, XI, XII) dan tab Hasil Rangking Aktivitas 0.33 0.33 0.33 1.00
berisi hasil perhitungan dengan metode AHP. Jumlah 2.53 2.67 9.33 10.00

a. Membuat matriks nilai kriteria


Tabel 3. Matriks Nilai Kriteria
Ket Ju
Akad Sik Akti Prior
ram mla
emik ap vitas itas
pilan h
Akade 0.3
0.39 0.54 0.30 1.61 0.40
mik 8
0.3
Sikap 0.39 0.32 0.30 1.39 0.35
8
Ketra 0.1
0.08 0.11 0.30 0.61 0.15
mpilan 3
Aktivit 0.1
Gambar 4. Tampilan Antarmuka Proses 0.13 0.04 0.10 0.39 0.10
as 3
Penghitungan Data (Tab Data Masukan)
b. Membuat matriks penjumlahan perbaris
Tabel 4. Matriks Penjumlahan Perbaris
Akad Ketra Aktiv Jum
Sikap
emik mpilan itas lah
Akade
0.40 0.40 2.01 1.20 4.01
mik
Sikap 0.35 0.35 1.04 1.04 2.78
Ketra
0.03 0.05 0.15 0.46 0.69
mpilan
Aktivit
0.03 0.03 0.03 0.10 0.20
as

c. Penghitungan rasio konsistensi


Gambar 5. Tampilan Antarmuka Proses Tabel 5. Penghitungan Rasio Konsistensi
Jumlah
Penghitungan Data (Tab Hasil Rangking) Prioritas Hasil
perbaris
Akademik 4.01 0.40 4.41
b. Perhitungan Dengan Metode AHP Sikap 2.78 0.35 3.13
Berikut ini contoh kasus perhitungan untuk Ketrampilan 0.69 0.15 0.85
memilih siswa berprestasi dengan metode AHP. Aktivitas 0.20 0.10 0.29
Kriteria yang dijadikan pertimbangan oleh pihak Jumlah 8.68
sekolah adalah: (1) Akademik: Baik, Cukup,
Kurang (2) Sikap: Baik, Cukup, Kurang (3) Berdasarkan Tabel 5, didapatkan perolehan
Ketrampilan: Baik, Cukup, Kurang (4) nilai dari perhitungan rasio konsistensi yaitu (a)
Aktivitas: Baik, Cukup, Kurang. Jumlah (penjumlahan dari nilai-nilai hasil): 8.68,
Langkah-langkah perhitungan dengan (b) N (jumlah kriteria): 4, (c) λmaks (jumlah / n):
metode AHP adalah (1) Menentukan prioritas 2.17, (d) CI ((λmaks – n) / n): – 0.61, dan (e) CR
(CI / IR): – 0.68.

168
Jurnal PPKM, Vol. 6, No. 3, 163 - 171 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
Suatu rasio konsistensi dikatakan diterima d. Menghitung prioritas subkriteria aktivitas
apabila CR < 0.1. Tabel 9. Nilai Prioritas Subkriteria Aktivitas
Prio
1. Menentukan prioritas subkriteria ritas
Cuk Kur Jum Prio
Pada penelitian ini terdapat 4 kriteria yang Baik
up ang lah ritas Sub
akan dilakukan perhitungan sub-sub kriteria krite
tersebut, dimana menghasilkan 4 prioritas ria
subkriteria. Tahapan perhitungan digunakan Baik 0.63 0.69 0.44 1.77 0.59 1.00
untuk perhitungan subkriteria namun perlu Cuk
0.21 0.23 0.44 0.89 0.30 0.50
ditambahkan kolom prioritas subkriteria. up
Kur
0.16 0.06 0.11 0.33 0.11 0.18
ang
a. Menghitung prioritas subkriteria akademik
Tabel 6. Nilai Prioritas Subkriteria 2. Menghitung hasil
Akademik Tabel matriks hasil memaparkan hasil
Prio
ritas
prioritas perhitungan di langkah 1 dan 2 –
Cuk Kur Jum Prio dituangkan pada Tabel 10.
Baik
up ang lah ritas Sub Tabel 10. Matriks Hasil
krite Kriteria
ria Akademi Sikap Ketrampil Aktivit
Baik 0.65 0.69 0.56 1.90 0.63 1.00 k= 0.40 = an = 0.15 as =
Cuk 0.35 0.10
0.22 0.23 0.33 0.78 0.26 0.41
up Baik = Baik Baik = Baik =
Kur 1.00 = 1.00 1.00
0.13 0.08 0.11 0.32 0.11 0.17
ang Subkrite 1.00
ria Cukup = Cuku Cukup = Cukup
b. Menghitung prioritas subkriteria sikap 0.41 p = 0.44 = 0.50
0.34
Tabel 7. Nilai Prioritas Subkriteria Sikap Kurang = Kuran Kurang = Kurang
Prio 0.17 g = 0.20 = 0.18
ritas 0.16
Cuk Kur Jum Prio
Baik
up ang lah ritas Sub
krite c. Laporan Data Siswa
ria Setelah sistem pengambilan keputusan
Baik 0.67 0.69 0.67 2.03 0.68 1.00 berhasil dijalankan dan mahasiswa berprestasi
Cuk telah teridentifikasi, rekap berupa laporan hasil
0.22 0.23 0.22 0.68 0.23 0.34
up
seleksi siswa berprestasi dapat dihasilkan
Kur
0.11 0.12 0.11 0.34 0.11 0.16 dengan fitur cetak laporan. Hal ini dilakukan
ang
karena laporan sangat bermanfaat sebagai arsip
c. Menghitung prioritas subkriteria dokumen sekolah. Adapun tampilan laporan
ketrampilan hasil seleksi siswa berprestasi terlihat pada
Tabel 8. Nilai Prioritas Subkriteria Gambar 6.
Ketrampilan
Prio
ritas
Cuk Kur Jum Prio
Baik
up ang lah ritas Sub
krite
ria
Baik 0.63 0.69 0.44 1.77 0.59 1.00
Cuk
0.21 0.23 0.33 0.77 0.26 0.44
up
Kur
0.16 0.08 0.11 0.35 0.12 0.20
ang

Gambar 6. Laporan Data Siswa

169
Jurnal PPKM, Vol. 6, No. 3, 163 - 171 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
4. PENUTUP Kusumadewi, S., Hartati, S., Harjoko, A. and
4.1. Kesimpulan Wardoyo, R., 2006. Fuzzy Multi-Attribute
Pada penelitian ini, terdapat hasil akhir Decision Making (Fuzzy
berupa sebuah matriks yang menentukan MADM). Yogyakarta: Graha Ilmu, pp.78-
prioritas dari tiap kriteria penilaian yang 79.
diimplementasikan pada Aplikasi SPK untuk
Pemilihan Siswa Berprestasi di SMAN Nugroho, B., 2004. PHP dan MySQL dengan
Kebakkramat. Penelitian ini menunjukkan bahwa editor Dreamweaver MX. Yogyakarta:
kriteria nilai akademik memiliki bobot yang Andi.
tertinggi, yaitu 40%. Selain itu, kriteria nilai
sikap adalah sebesar 35%, kriteria nilai Pressman, R.S., 2002. Rekayasa Perangkat
ketrampilan memiliki bobot 15%, sedangkan Lunak Pendekatan Praktisi (Buku
kriteria dengan bobot terendah adalah nilai Satu). Yogyakarta: Andi.
aktivitas, yaitu 10% dari total bobot.
Selain itu, berdasarkan penelitian yang telah Rahmanita, E., Prastiti, N. and Jazari, I., 2018.
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Metode Penggunaan Metode AHP dan FAHP dalam
AHP dapat diimplementasikan untuk Pengukuran Kualitas Keamanan Website E-
menentukan siswa berprestasi di SMAN Commerce. Jurnal Teknologi Informasi dan
Kebakkramat secara cepat dan akurat Ilmu Komputer, 5(3), pp.371-380.
menggunakan program aplikasi Lazarus dengan
database MySQL. Selain itu, dalam pengambilan Rasid, Z., Tewal, B. and Kojo, C., 2018.
keputusan untuk menentukan siswa berprestasi, Pengaruh Hard Skill dan Soft Skill
tidak ada unsur subjektivitas dari pihak yang Terhadap Kinerja Karyawan Perum Damri
berwenang karena keseluruhan proses dilakukan Manado. Jurnal EMBA: Jurnal Riset
oleh sistem. Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan
Akuntansi, 6(2).
4.2. Saran
Sebagai penelitian selanjutnya, penelitian ini Saat, S., 2015. Faktor-faktor Determinan dalam
dapat dikembangkan dengan metode SPK lain Pendidikan (Studi tentang Makna dan
seperti metode SAW, WP, ELECTRE, TOPSIS, Kedudukannya dalam Pendidikan). Al-
atau hybrid (Kusumadewi et al., 2006). Selain itu, Ta'dib, 8(2), pp.1-17.
harapan dari penelitian selanjutnya adalah
terciptanya sebuah sistem SPK yang Saaty, T.L., 1996. Multicriteria decision
mengimplementasikan suatu metode yang lebih making: The analytic hierarchy process.
efektif dan efisien dalam pengambilan RWS Publ..
keputusan.
Schulz, B., 2008. The importance of soft skills:
5. DAFTAR PUSTAKA Education beyond academic knowledge.
Adesoji, F.A., Omilani, N.A. and Nyinebi, O.M.,
2015. The effect of homogenous and Sianturi, F.A., Sinaga, B. and Hasugian, P.M.,
heterogeneous gender pair cooperative 2018. Fuzzy Multiple Attribute Decision
learning strategies on students’ achievement Macking Dengan Metode Oreste Untuk
in chemistry. British Journal of Education, Menentukan Lokasi Promosi. Journal of
Society & Behavioural Science, 11(3), pp.1- Informatic Pelita Nusantara, 3(1).
12.
Sulistiyani, E., Amir, M.I.H., Yusuf, K.R. and
Arini, E.G., 2012. Pembinaan siswa berbakat Nasrullah, D.I., 2017. Implementasi Metode
dan berprestasi di SMA Negeri 1 Analytical Hierarchy Process (AHP)
Semarang. Jurnal VARIDIKA, 24(2). Sebagai Solusi Alternatif Dalam Pemilihan
Bassil, Y., 2012. A comparative study on the Supplier Bahan Baku Apel Di PT.
performance of the Top DBMS Mannasatria Kusumajaya. Technology
systems. arXiv preprint arXiv:1205.2889. Science and Engineering Journal, 1(2).

170
Jurnal PPKM, Vol. 6, No. 3, 163 - 171 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763

Supriyanti, W., 2013. Rancang bangun aplikasi


sistem pendukung keputusan penerima
beasiswa dengan metode SAW. Creative
Information Technology Journal, 1(1),
pp.67-75.

171

Anda mungkin juga menyukai