Anda di halaman 1dari 6

NAMA : NIDA IBTIHAL TAQIYYAH IRBAH

NIM : PO714203181018

LEUKOSIT NORMAL

A. Tujuan
Dapat mengtahui dan memdakan jenis-jenis leukosit nomal

B. Prinsip
Meneteskan darah pada suatu ujung objek glass dipaparkan membentuk apusan
darah dengan deck glass, melakukan pewarnaan dan apusan darah diamati dengan
mikroskop binokuler pada pembesaran objektif 100x dengan penambahan oil imersi.
Bentuk-bentuk leukosit dihitung hingga 100 sel.

C. Dasar Teori
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel
darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit, dan trombosit. Volume
darah secara keseluruhan adalah satu per dua belas berat badan atau kira-kira lima liter.
Sekitar 55% adalah plasma darah, sedang 45% sisanya terdiri dari sel darah. fungsi utama
darah dalam sirkulasi adalah sebagai media transportasi, pengaturan suhu, pemeliharaan
keseimbangan cairan, serta keseimbangan basa eritrosit selama hidupnya tetap berada
dalam tubuh. Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45%
bagian dari darah. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk
medium cairan darah yang disebut plasma darah. (Widayati, dkk, 2010)
Leukosit adalah sel darah yang mengandung inti, disebut juga sel darah putih.
Dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel darah putih mempunyai granula spesifik
(granulosit), yang dalam keadaan hidup berupa tetesan setengah cair, dalam
sitoplasmanya dan mempunyai bentuk inti yang bervariasi, yang tidak mempunyai
granula, sitoplasmanya homogen dengan inti bentuk bulat atau bentuk ginjal. Granula
dianggap spesifik bila secara tetap terdapat dalam jenis leukosit tertentu dan pada
sebagian besar precursor (pra zatnya) (Caroline' Astrid. 20013).
Leukosit mempunYai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme
terhadap Zat-Zat asing. Leukosit dapat melakukan gerakan amuboid dan melalui proses
diapedesis. Leukosit dapat meninggalkan kapiler dengan menerobos antara sel-sel endotel
dan menembus kedalam jaringan penyambung. Bila memeriksa variasi Fisiologi dan
Patologi sel-sel darah tidak hanya persentase tetapi juga jumlaha bsolut masing-masing
jenis per unit volume darah harus diambil. (Caroline' Astrid. 20013).
D. Alat dan bahan
Alat :
 Mikroskop Binokuler
 Objek Glass
 Kaca Penghapus
 Batang Pengaduk
 Beker Glass
 Botol Semprot
 Timer
 Rak untuk mengringkan objek glass
 Pipet Pasteur

Bahan :

 Sampel Darah
 Pewarna Giemsa
 Pewarna Wright
E. Prosedur kerja
a. Prosedur pembuatan sediaan apusan
1. Memilih objek glass yang bertepi rata untuk digunakan sebagi kaca penghapus
2. Meletakkan satu tetes darah pada ± 2-3 mm dari ujung obek glass. Kaca
penghapus diletakkan dengan sudut 30-45 derajat terhadap objek glass di depan
tetesan darah.
3. Menarik kaca penghapus ke belakang sehingga menyentuh tetesan darah,
menungggu sampai darah menyebar pada sudut tersebut.
4. Dengan gerakan yang mentap, kaca penghapus di dorong sehingga terbentuk
apusan darah sepanjang 3-4 cm pada objek glass
5. Apusan darah dibiarkan kering di udara.
b. Pewarnaan kombinasi Wright-Gimsa
1. Meneteskan larutan Wright ke atas preparat sampai semua apusan tergenangi
semua. Selama 2 menit.
2. Menambahkan larutan Giemsa sampai apusan tergenangi semua. Lalu dibiarkan
selama 5 menit.
3. Prepart dibilas dengan air kemudian di keringkan di udara.
4. Mengmati sediaan pada pembesaran lensa objektif 10x untuk menemukan
lapangan pandang.
5. Pembesaran lensa objektif di ubah ke pembesaran 100x dengan penambahan oil
imersi.
6. Mengamati sediaan apusan, dicari daerah counting area daerah pembaca dimana
pada daerah ini eritrosit tamapak tersebar merata.
7. Menghitung jenis leukosit dilakukan pada counting area dengan penghitungan
sebanyak 100 sel leukosit meliputi basophil, eosinofil, neutrofil stap, neutrofil
segmen, limfosit, dan monosit.
8. Hasil dinyatakan dalam %.

F. Nilai rujuk

No Jenis Leukosit Persentase(%)


1. Eosinofil 1-4%
2. Basofil 0-1%
3. Stab 2-5%
4. Segmen 36-66%
5. Limfosit 22-40%
6. Monosit 4-8%

G. Pembahasan
a. Monosit
Monosit adalah sel darah putih yang berjumlah 1-3% dalam tubuh kita yang
menupakan baris kedua pertahanan tubuh kita terhadap in feksi bakteri dan benda
asing. Monosit adalah bagian dari kelompok sistem kekebalan tuhuh kita yang tidak
mempunyai butiran halus dalam sel (granula). Dalam melawan infeksi bakteri dan
benda asing, monosit dapat melawan walaupun ukuran bakteri dan benda asing lebih
besar dengan memakannya. Monosit beredar dalam darah sekitar 300-500 mikroliter
darah yang diproduksi didalam sumsum tulang manusia dan menyerbar kescluruh
tubuh dalam 3 hari dengan masuk ke jaringan tubuh tertentu yang mengalami
pematangan menjadi makrofag yang berfungsi sebagai kekebalan tubuh. Peningkatan
jumlah monosit disebut dengan monositosis, yang dapat dijumpai pada penyakit
seperti parotitis, herpes zoster, mononucleosis, infeksiosa, toksoplasmosis, hemolitik,
arthrithis, dan masih banyak lagi.
b. Basofil
Basofil adalah sel darah putih yang berjumlah 0,01-0,03% dari tubuh kita. Basofil
memiliki banyak granula sitoplasmik dengan jumlah dua lobus. Basofil merupakan
kelompok dari granulosit yang dapat bergerak keluar menuju ke jaringan tubuh
tertentu. Basofil akan bekerja disaat adanya reaksi alergi pada tubuh dengan
mengeluarkan histamin, sehingga pembuluh darah menjadi besar. Jumlah basofil akan
bertambah banyak atau meningkat jika meningkatnya jumlah alergi. Bertambah
banyak jumlah basofil disebut dengan basofilia.
c. Neutrofil
Neutrofil adalah Sel darah putih yang berjumlah 50-60% dalam darah yang
merupakan kelompok granulosit kama memiliki butiran halus (granula). Neutrofil
juga diakatakan sebagai polymorphonuclear dikarenakan selnya memiliki bentuk
yang aneh, dan memiliki 3 inti sel. Neutrofil adalah sel yang paling pertama
menghadang dan melawan bakteri, virus dan benda asing lainnya yang berperan
dalam proses peradangan. Dari sifat fagosit yang dimilikinya, neutrofil menyerang
dengan menggunakan serangan respiratori yang memakai berbagai macam substansi
yang mengandung hidrogen peroksida, oksigen radikal bebas, hipoklorit. Neutrofil
diproduksi dalam sumsum tulang dengan hasil produksi neutrofil sekitar 100 milliar
neutrolil dalam sehari, dan akan meningkat menjadi sepuluh kali lipat jika terjadi
inflamasi kuat. Setelah keluar dari sumsum tulang, akan mengalami 6 tahap morgolis,
yakni mielocit, metameolocit, neutrofil non segmen (band), neutrofil segmen.
d. Limfosit
Limfosit adalah sel darah putih berjumlah 20-25% dalam tubuh yang merupakan
jumlah terbanyak kedua setelah neutrofil. Limfosit dibentuk di dalam sumsum tulang
dan di limfa. Limfosit juga dibagi menjadi dua macam yakni limfosit kecil dan
limfosit besar. Hasil dari produksi limfosit 1 kubik kurang lebih 8000 sel darah putih.
jika sel tersebut mengalami peningkatan atau bertambah banyak maka akan
menyebabkan penyakit leukimia atau kanker darah. Limfosit terbagi atas 6 jenis yakni
Limfosit B. Sel T Helper, Sel T sitotoksit, Sel T memori, dan Sel T Supresor.
Limfosit B memproduksi antibodi, Sel T Helper mengaktifkan dan mengarahkan
sistem kekebalan tubuh mikroorganisme, Sel T Sitotoksit mengeluarkan bahan kimia
dalam menghancurkan patogen, Sel T memori sistem kekebalan tubuh dalam
mengetahui patogen tertentu. Sel T Supresor untuk melindungi sel normal tubuh.
e. Eosinofil
Eosinofil adalah sel darah putih berjumlah 7"% dari dalam sel darah putih dan
mengalami peningkatan terkait dengan adanya asma, alergi dan demam. Eosinofil
memiliki diameter 10 hingga 12 mikrometer. Eosinofil merupakan kekompok dari
granulosit yang bertugas dalam melawan parasit yang memiliki jangka waktu 8
hingga 12 hari. Eosinofil memiliki sejumlah zat kimiawi seperti ribonuklease.
histamin, lipase, eosinofil peroksidase dan deoksribonuklease serta beberapa macam
asam amino.

Daftar Pustaka

Caroline, Astrid. 2013. Hitung Kenis Leukosit. [online). Tersedia: https://www.scribd.


com doc/304833313/Laporan-Praktikum-Patologi-Klinik-Hitung-Jumlah-Leukosit
(Diakses tanggal 28 Mei 2016). .
Tjokronegoro, Arjatmo dan Hendra Utama. 1996. Pemeriksaan Hematologi. Sederhana,
FKUI: Jakarta.
Widayati, dkk. 2010. Laporan Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia Sediaan Apus
Darah. Jakarta: Jurusan Farmasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Diakses tanggal 28 Mei 2016).

Anda mungkin juga menyukai