Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pada rentang usia 0-1 tahun, bayi masih mengeluarkan suara atau bunyi-bunyian yang belum berbentuk
bahasa dan tidak bisa dipahami orang dewasa.
Kendati demikian, anak usia 0-1 tahun amat senang meniru suara atau bunyi-bunyian dari orang yang
mengajaknya bicara. Kerap kali, ia akan tersenyum atau matanya melebar bila diajak bicara.
Di rentang usia usia 0-1 tahun juga, ia mulai dapat melafalkan kata-kata sederhana seperti: "ibu",
"mama", "bapa", dan lain sebagainya.
Menjelang berusia satu tahun, anak biasanya mulai mengetahui sedikitnya 20 kata sederhana, dan terus
meningkat seiring dengan bertambahnya usia si kecil.
Setelah melewati usia satu tahun, cara bicara anak sudah berkembang. Meskipun belum jelas, tapi ia
sudah bisa ditangkap maknanya. Balita bisa saja menyebut "susu" menjadi "tutu" atau "mobil" menjadi
"mbil", dan lain sebagainya.
Anak juga mulai menggunakan mimik wajah dan gerakan tubuh saat berbicara, misalnya melotot saat
marah atau menunjuk barang yang diinginkan. Anak usia 1-3 tahun juga biasa menggunakan gerakan
tubuh untuk menjelaskan keinginannya.
Di rentang usia 1-3 tahun, anak pun mulai menanyakan nama-nama benda, misalnya dengan cara
mengatakan: “Apa itu?" Ketika bertemu hal-hal baru, ia akan menanyakan: "Apa ini?" Anak juga akan
mulai mengetahui nama-nama benda di sekitarnya dan menguasai beberapa kata kerja yang sederhana.
Ketika beranjak ke usia tiga tahun, cara berbicara anak sudah semakin jelas dan dapat dipahami orang
lain. Anak usia 3-6 tahun pun bisa menyampaikan maksud, keinginan, dan mengutarakan perasaannya
kepada orang lain.
Di usia ini, anak mulai lancar pula berbicara dalam kalimat terdiri dari tiga kata, misalnya: “Adek mau
minum" atau "Dede pengen pipis", dan terus berkembang seiring bertambahnya usia.
Kosa kata anak juga sudah bertambah banyak. Jika demikian, anak mulai banyak bertanya sebab-akibat
atau kausalitas. Misalnya, pertanyaan: “Kenapa daun warnanya hijau?" dan lain sebagainya. Jika ia
merasa mengetahui sesuatu, ia pun akan menjawab pertanyaan sederhana yang diajukan kepadanya.
Bahasa memiliki fungsi bagi anak, yaitu sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan
intelektual dan kemampuan dasar pada anak usia dini. Secara khusus Gardner mengemukakan bahwa
fungsi bagi anak usia dini adalah untuk menembangkan suatu ekspresi dan perasaan anak usia dini.
Imajinasi dan pikiran juga termasuk kedalam sebuah bahasa anak usia dini.
DEPDIKNAS (2000) menjelaskan beberapa fungsi pengembangan kemampuan berbahasa bagi anak usia
dini yaitu,:
4. Sebagai alat yang dapat menyatakan suatu perasaan dan pikiran anak kepada orang lain yang ada
disekitarnya.
Komunikasi pada anak juga memiliki beberapa tujuan khusus, yaitu meliputi :
1. Bahasa Reseftif
Bahasa reseftif memiliki tujuan yaitu: membantu anak dalam mengembangkan kemampuan
mendengarkan pada anak, dapat membantu anak dalam mengidentifikasi konsep melalui pemahaman
kata-kata, dapat meningkatkan kemampuan anak untuk merespon pembelajaran langsung, dan dapat
membantu abak untuk mengkreasi setiap komunikasi lainnya.
2. Bahasa Ekspresif
Bahasa ekspresif adalah bahasa yang bisa membantu anak untuk mengekspresikan keinginan anak dan
perasaan anak.
Dimana komunikasi ini dapat membantu para anak untuk mengekspresikan suatu perasaan dan
emosinya melalui ekspresi wajah sang anak. Selain itu komunikasi non verbal ini mampu untuk
mendorong sang anak menggunakan kontak mata ketika ia sedang berinteraksi denag orang yang ada
disekitarnya.
Disini anak mampu meningkatkan kemampuan anak untuk mengingat, membangun, dan mengurutkan.
Dalam mengembangkan suatu bahasa kepada anak usia dini perlu memperhatikan prinsip sebagai
berikut:
1. Pembelajaran harus bisa berorientasi pada kemampuan yang hendak dicapai sesuai dengan potensi
anak.
2. Tumbuhkanlah kebebasan dalam mengungkapkan pikiran dan perasaan dikaitkan dengan hal yang
spontanitas pada anak.
3. Diberikan cara yang sederhana untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan seorang anak.
Didalm pembelajaran bahasa di PAUD ini juga mementingkan sebuah tema agar guru tidak mengalami
kesulitan dalam mengajar. Karena tema dapat membuat suatu pelajaran memiliki tujuan yang jelas dan
tema membuat suatu kegiatan yang berstruktur di PAUD.
Menurut Neuman (2000), beberapa prinsip yang perlu dipertimbangkan oleh guru dan orang dewasa
dalam prinsip pengembangan bahasa anak antara lain:
1. Berbicaralah (dua arah – ada interaksi timbal balik) dengan anak, libatkan anak dalam percakapan
sehari-hari.
2. Berbicara dua arah kepada anak tidak sama dengan orang dewasa berbicara dan anak lebih banyak
menyimak apa yang orang dewasa katakan. Dalam berbciara dua arah, kita meminta anak untuk ikut
serta terlibat dalam percakapan. Anak memiliki hak untuk mengajukan pertanyaan, memberikan
jawaban, menanggapi pembicaraan, menunjukkan ketidaksetujuan, dsb. Melalui pengalaman seperti ini,
anak akan belajar kosa kata baru dan berbicara dalam berbagai konteks yang sangat penting bagi anak
dalam memperluas pengalamannya dalam berbahasa.
3. Bacakan dan ulangi bacaan cerita dengan teks yang dapat diprediksi oleh anak.
4. Dengan seringnya kita membacakan buku cerita bagi anak, bukan hanya nilai moral yang dapat kita
tanamkan, akan tetapi anak juga akan belajar bahwa tulisan dan gambar yang ada dalam buku cerita
sebenarnya memiliki arti. Anak akan belajar memahami sebuah simbol dan memprediksi kelanjutan
sebuah cerita.
5. Semangati anak untuk menceritakan pengalaman dan mendeskripsikan ide dan kejadian yang penting
bagi mereka.
6. Anak prasekolah memiliki peningkatan pengalaman yang lebih luas dibandingkan pada masa
sebelumnya. Anak tentu akan senang sekali menceritakan pengalaman yang mereka dapatkan
sepanjang hari ketika bermain dengan teman-temannya. Kita juga sebaiknya memberikan kesempatan
kepada anak untuk menceritakan gagasan yang dimilikinya sekaligus untuk memupuk kepercayaan diri
mereka.
Mengunjungi perpustakaan secara teratur tidak hanya menumbuhkan kesadaran akan budaya
keaksaraan. Akan tetapi anak akan belajar bahwa perpustakaan dapat menjadi tempat utama untuk
mempelajari dunia di sekitar mereka dengan membuka banyak buku. Jika memungkinkan, kita dapat
meminta orang tua untuk membuat perpustakaan di rumah masing-masing dan memanfaatkannya
semaksimal mungkin.
9. Sediakan kesempatan bagi anak untuk menggambar dan mencetak, menggunakan alat-alat menulis.
10. Pengalaman ini akan membantu anak mengungkapkan pengalaman pribadinya melalui coretan
(tertulis). Berikan pengalaman kepada anak untuk menggunakan peralatan menulis seperti menulis
menggunakan pensil, krayon atau spidol sedini mungkin.