Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh:
AYU WARDANI
(1720035)
2021
LAPORAN PENDAHULUAN AN. B DENGAN HIPERPIREKSIA
A. DEFINISI
Demam adalah salah satu gejala yang dapat membedakan apakah seorang itu sehat
atau sakit. Demam adalah kenaikan suhu badan di atas 38oC. Hiperpireksia adalah suatu
keadaan dimana suhu tubuh lebih dari 41,1oC atau 106oF (suhu rectal).2
Hiperpireksia adalah suatu keadaan demam dengan suhu >41,5°C yang dapat
terjadi pada pasien dengan infeksi yang parah tetapi paling sering terjadi pada pasien
dengan perdarahan sistem saraf pusat (Dinarello & Gelfand, 2005).
Hiperpireksia adalah keadaan suhu tubuh di atas 41,10 C. Hiperpereksia sangat
berbahaya pada tubuh karena dapat menyebabkan berbagai perubahan metabolisme,
fisiologi dan akhirnya kerusakan susunan saraf pusat.3 Pada awalnya anak tampak menjadi
gelisah disertai nyeri kepala, pusing, kejang serta akhirnya tidak sadar. Keadaan koma
terjadi bila suhu >430 C dan kematian terjadi dalam beberapa jam bila suhu 430 C sampai
450 C.14
B. KLASIFIKASI
1. KLASIFIKASI DEMAM UNTUK MENENTUKAN TINDAKAN
Demam dapat merupakan satu-satunya gejala yang ada pada pasien infeksi. Panas
dapat dibentuk secara berlebihan pada hipertiroid, intoksikasi aspirin atau adanya
gangguan pengeluaran panas, misalnya heatstroke. Klasifikasi dilakukan berdasar pada
tingkat kegawatan pasien, etiologi demam, dan umur. Klasifikasi berdasarkan umur
pasien dibagi menjadi kelompok umur kurang dari 2 bulan, 3-36 bulan dan lebih dari
36 bulan. Pasien berumur kurang dari 2 bulan, dengan atau tanpa tanda SBI (serious
bacterial infection). Infeksi seringkali terjadi tanpa disertai demam. Pasien demam
harus dinilai apakah juga menunjukkan gejala yang berat. Menurut Yale Acute Illness
Observation Scale atau Rochester Criteria, yang menilai adakah infeksi yang
menyebabkan kegawatan. Pemeriksaan darah (leukosit dan hitung jenis) dapat
merupakan petunjuk untuk perlunya perawatan dan pemberian antibiotik empirik.
Klasifikasi berdasarkan lama demam pada anak, dibagi menjadi:
1. Demam kurang 7 hari (demam pendek) dengan tanda lokal yang jelas,
diagnosis etiologik dapat ditegakkan secara anamnestik, pemeriksaan fisis,
dengan atau tanpa bantuan laboratorium, misalnya tonsilitis akut.
2. Demam lebih dari 7 hari, tanpa tanda lokal, diagnosis etiologik tidak dapat
ditegakkan dengan amannesis, pemeriksaan fisis, namun dapat ditelusuri
dengan tes laboratorium, misalnya demam tifoid.
3. Demam yang tidak diketahui penyebabnya, sebagian terbesar adalah sindrom
virus.
C. ETIOLOGI
Penyebab dari demam antara lain dimungkinkan oleh :
1. Infeksi
2. Toksemia
3. Keganasan
4. Pemakaian obat.
5. Gangguan pada pusat regulasi suhu tubuh, seperti pada heat stroke, perdarahan
otak, koma, atau gangguan sentral lainnya
Sesuai dengan patogenesis, etiologi demam yang dapat mengakibatkan
hiperpireksia dapat dibagi sebagai berikut:
a. Set point hipotalamus meningkat
1) Pirogen endogen
• Infeksi
• Keganasan
• Alergi
• panas karena steroid
• penyakit kolagen
2) Penyakit atau zat
• kerusakan susunan saraf pusat
• keracunan DDT
• racun kalajengking
• penyinaran
• keracunan epinefrin
Faktor Endogen:
Faktor Eksogen
Mikroorganisme
(virus, bakteri)
Sel host
inflamasi
Tubuh kehilangan
cairan dan
Sitokin elektrolit
Pirogen
Terbentuk
Aksi
antipiretik
Demam
Kecepatan
Peningkatan metabilosme
Evaporasi meningkat Metabolisme Gangguan
suhu tubuh
tubuh n meningkat rasa nyaman
meningkat
pH tubuh
menurun
Konsentras rewel
Hipertermi Hipovolemia i, pikiran
pH tubuh logis
menurun
cemas
kelemahan
Masukan makanan
dan minuman
menurun Defisit
Intoleransi Pengetahua
Risiko Defisit aktifitas n
Nutrisi
G. KOMPLIKASI
Dehidrasi : demam ↑penguapan cairan tubuh
Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam). Sering terjadi pada anak usia
6 bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam 24 jam pertama demam dan umumnya sebentar,
tidak berulang. Kejang demam ini juga tidak membahayan otak
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang dilakukan pada anak yang mengalami demam bila secara klinis
faktor risiko tampak serta penyebab demam tidak diketahui secara spesifik. Pemeriksaan
penunjang yang dapat dilakukan yaitu:
1. Pemeriksaan awal Darah rutin, urin dan feses rutin, morfologi darah tepi, hitung jenis
lekosit
2. Pemeriksaan atas indikasi Kultur darah, urin atau feses, pengambilan cairan serebro
spinal, toraks foto
I. PENATALAKSANAAN
A. PENGKAJIAN
a. Identitas : umur untuk menentukan jumlah cairan yang diperlukan
b. Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian) : panas
b) Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat
masuk rumah sakit): sejak kapan timbul demam, sifat demam, gejala
lain yang menyertai demam (misalnya: mual, muntah, nafsu makn,
eliminasi,
nyeri otot dan sendi dll), apakah menggigil, gelisah.
c) Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit
Objektif
1.Pengisian vena menurun
2.Status mental berubah
3.Suhu tubuh meningkat
Konsentrasi urin meningkat
Berat badan turun tiba-tiba
Risiko Defisit Cairan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Gangguan Makan
Definisi: Berisiko mengalami selama 2x24 jam, diharapkan status nutrisi (1.03111)
asupan nutrisi tidak cukup membaik. Dengan kriteria hasil: Tindakan:
untuk memenuhi kebutuhan SLKI: Status Nutrisi (L.03030)
Observasi:
metabolisme No Indikator 1 2 3 4 5
Faktor Risiko - monitor asupan dan keluarnya
1A Frekuensi 1 2 3 4 5
1. Ketidakmampuan makan makanan dan cairan serta
menelan makanan 2A Nafsu 1 2 3 4 5 kebutuhan kalori
2. Ketidakmampuan makan Terapeutik:
mencerna makanan 3C Membrane 1 2 3 4 5 - timbang berat badan secara rutin
3. Ketidakmampuan mukosa - diskusikan perilaku makan dan
mengabsorbsi nutrient Keterangan: jumlah aktivitas fisik yang
4. Peningkatan A:
kebutuhanmtebolisme sesuai
1 : Menurun
5. Factor ekonomi 2 : Cukup menurun - lakukan kontrak perilaku
6. Factor piskologis 3 : Sedang - damping ke kamar mandi untuk
Kondisi Klinis Terkait 4 : Cukup meningkat pengamatan perilaku
1. Srokre 5 : Meningkat memuntahkan Kembali
2. Parkinson makanan
3. Mobius syndrome B: - berikan penguatan positif
4. Cerebral palsy 1 : Meningkat
5. Cleft lip terhadap keberhasilan target dan
2: Cukup meningkat
6. Cleft palate 3 : Sedang perubahan perilaku
7. Amyotropic lateral 4 : Cukup menurun - berikan konsekuensi jika tidak
sclerocis 5 : Menurun mencapai target sesuai kontrak
8. Kerusakan - rencanakan program pengobatan
neuromuscular C: untuk perawatan di rumah
9. Luka bakar 1 : Memburuk
10. Kanker Edukasi:
2 :Cukup memburuk
11. Infeksi 3 : Sedang
12. AIDS 4 : Cukup membaik - anjurkan membuat catatan haria
13. Penyakit Crohn’s 5 : Membaik tentang perasaan dan situasi
14. Enterocolitis pemicu pengeluaran makanan
15. Fibrosis kistik
- anjurkan pengaturan diet yang
tepat
- anjurkan keterampilan koping
untuk penyelesaian masalah
perilaku makan
Kolaborasi:
Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang target berat badan,
kebutuhan kalori dan pilihan
makanan
Intoleransi Aktivitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan MANAJEMEN ENERGI (I.
Definisi: 05178)
selama 2x24 jam, diharapkan Toleransi
Ketidakcukupan energi untuk 1. Observasi
melakukan aktivitas sehari hari Aktivitas Meningkat dengan kriteria hasil:
▪ Identifkasi gangguan fungsi
Toleransi Aktivitas (L.05047) tubuh yang mengakibatkan
Penyebab
1. Ketidakseimbangan kelelahan
antara suplai dan ▪ Monitor kelelahan fisik dan
kebutuhan oksigen emosional
2. Tirah baring ▪ Monitor pola dan jam tidur
3. Kelemahan ▪ Monitor lokasi dan
4. Imobilitas
ketidaknyamanan selama
5. Gaya hidup monoton
melakukan aktivitas
Gejala dan Tanda 2. Terapeutik
Mayor ▪ Sediakan lingkungan nyaman
Subjektif dan rendah stimulus (mis.
1. Mengeluh lelah cahaya, suara, kunjungan)
Objektif ▪ Lakukan rentang gerak pasif
1. frekuensi jantung
dan/atau aktif
meningkat >20% dari
kondisi sehat ▪ Berikan aktivitas distraksi yang
menyenangkan
Gejala dan Tanda ▪ Fasilitas duduk di sisi tempat
Minor tidur, jika tidak dapat berpindah
Subjektif atau berjalan
1. Dispnea saat/setelah
3. Edukasi
aktivitas
2. Merasa tidak nyaman ▪ Anjurkan tirah baring
setelah beraktivitas ▪ Anjurkan melakukan aktivitas
3. Merasa lemah secara bertahap
Objektif ▪ Anjurkan menghubungi perawat
1. Tekanan darah jika tanda dan gejala kelelahan
berubah >20% dari tidak berkurang
kondisi istirahat
▪ Ajarkan strategi koping untuk
2. Gambaran EKG
menunjukan aritmia mengurangi kelelahan
saat/setelah aktivitas 4. Kolaborasi
3. Gambaran EKG
menunjukan iskemia
4. Sianosis
▪ Kolaborasi dengan ahli gizi
Kondisi Klinis Terkait tentang cara meningkatkan
1. Anemia asupan makanan
2. Gagal jantung
kongesif
3. Penyakit jantung
koroner
4. Penyakit katup
jantung
5. Aritmia
6. Penyakit paru
obstruksi kronis
(PPOK)
7. Gangguan metabolik
8. Gangguan
muskuloskeletal
F. Keith Battan, MD, FAAP, Glenn Faries, MD. (2007). Chapter 11: Emergencies & Injuries.
Current Pediatric Diagnosis & Treatment, Eighteenth Edition, the McGraw-Hill
Companies; by Appleton & Lange.
Richard C. Dart, MD, PhD. (2007). Chapter 12: Poisoning. Current Pediatric Diagnosis &
Treatment, Eighteenth Edition, the McGraw-Hill Companies; by Appleton & Lange.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Edisi 1. PPNI : Jakarta.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standart Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Edisi 1. PPNI : Jakarta
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standart Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan
Keperawatan. Edisi 1. PPNI : Jakarta.
Todd J. Kilbaugh Jimmy W. Huh Mark A. Helfaer. (2006). Chapter 34: Disorders of Temperature
Control. Current Pediatric Therapy, 18th ed.Saunders, An Imprint of Elsevier.
ASUHAN KEPERAWATAN
AN. B DENGAN KASUS HIPERPIREKSIA DI RUANG ANGGREK 2
RSU MITRA DELIMA
Departemen Keperawatan Anak
Disusun Oleh:
AYU WARDANI
(1720035)
2021
PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. B No Reg : 86032
TTL : 23 November 2018 Tanggal MRS : 9 Juni 2021
Usia : 2 Th Tanggal Pengkajian :9 Juni 2021
Nama orang tua : Tn W
Pekerjaan orang tua : Swasta
Alamat : Gedangan
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan orang tua: -
Diagnosa Medis : Hiperpireksia dan ISPA
2. KELUHAN UTAMA
a. Saat MRS : Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya demam Sejak 3 hari yang lalu (
06/06/2021) yang disertai batuk pilek, mual dan muntah. Pada tanggal 09 Juni 2021 ibu
pasien membawa pasien ke IGD RSU Mitra Delima. Ketika di rumah pasien sudah diberi
obat tapi panas tidak turun.
b. Saat Pengkajian : Ibu pasien mengatakan bahwa panasnya sudah agak turun namun masih
batuk pilek
3. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
a. Prenatal : Ibu melahirkan bayinya pada usia 34 tahun. Ibu ANC di bidan (BPM)
sebanyak 2 kali pada trimester 1 dan 2 kali pada trimester 2, dan 3 kali pada trimester 3.
Ibu tidak mempunyai kebiasaan merokok, minum jamu-jamuan. Ibu mengatakan tidak
mempunyai riwayat penyakit menurun, menular dan menahun seperti DM, hepatitis dan
hipertensi
b. Natal : Ibu melahirkan di Rumah Sakit, jenis persalinan Sesar pada tanggal 23 November
2018
c. Post Natal : Bayi lahir dengan kondisi baik,, berat janin 2800 gr, dengan panjang 48
cm serta tidak ada kelainan.
Keterangan:
: Perempuan
6. PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR
7. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum : compos mentis
b. Tanda-tanda Vital : Nadi 108x/menit
SPO2 99x/menit room air
RR : 26x/menit
S : 38,4°c
BB : 11 kg
c. Pemeriksaan Kepala :
Simetris, tidak ada luka atau benjolan pada kepala, rambut hitam dan tipis
d. Pemeriksaan Leher :
Simetris, tidak ada bendungan vena jugularis
e. Pemeriksaan Thorax :
1) Jantung : bentuk dada simetris
2) Paru : pergerakan dada normal
3) Mammae : Bentuk normal tidak ada kelainan
4) Ketiak : tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar limfe
f. Pemeriksaan Abdomen : peristaltic usus 13 kali/menit
g. Pemeriksaan Ekstremitas :
Ekstremitas atas : terpasang infus di tangan sebelah kanan
Ekstremitas bawah: normal
Kekuatan otot :
5 5
5 5
Keterangan kekuatan otot:
0 : Paralis, tidak ada kontraksi otot sama sekali
1 : Teraba dan terlihat getaran kontraksi otot tetapi tidak ada gerakan sama sekali
2: Dapat menggerakkan anggota gerak tanpa gravitasi
3 : Dapat menggerakkan anggota gerak untuk menahan berat (gravitasi)
4 : Dapat menggerakkan sendi dengan aktif dan melawan tahanan dengan minimal
5 : Dapat menggerakkan sendi dengan aktif dan melawan tahanan dengan maksimal
(kekuatan normal)
Kontraktur : (-) Pergerakan : normal
Deformitas : (-) Pembengkakan: (-)
Edema: - -
- -
h. Pemeriksaan Genetalia :
tidak ada kelainan dan tidak terpasang kateter
i. Pemeriksaan Integumen :
Kulit teraba hangat, warna kulit sawo matang, lesi (-), tekstur halus, turgor <3detik
Membrane mukosa tampak kering
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Laboratorium An. B (Dx Medis :Hiperpireksia)
Tanggl: 10 Juni 2021
Pemeriksaan Hasil Satuan Normal
HEMATOLOGI
Hematologi lengkap
DO :
Kenaikan suhu
N: 108x/mnt
tubuh
RR: 26x/mnt
S : 38,4o C
Hipertermi
NO SDKI
1. Hipertermi b.d proses penyakit d.d suhu tubuh diatas normal (D.0130)
2 Hipovolemia b.d evaporasi tubuh meningkat d.d suhu tubuh meningkat dan
pasien terlhat lemah (D. 0023)
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama : An B No Reg : 086032
Usia : 2Th
SDKI SLKI SIKI
Hipertermi Setelah dilakukan tindakan keperawatan MANAJEMEN
Definisi: Suhu tubuh selama 2x24 jam, diharapkan HIPERTERMIA (I.15506)
meningkat di atas rentang termoregulasi membaik. Dengan kriteria Observasi
normal tubuh hasil:
▪ Identifkasi penyebab
Penyebab: Termoregulasi (L.14134)
9. Dehidrasi hipertermi (mis. dehidrasi
No Indikator 1 2 3 4 5 terpapar lingkungan panas
10. Terpapar lingkungan
panas 1A Pucat 1 2 3 4 5 penggunaan incubator)
11. Proses penyakit (mis. ▪ Monitor suhu tubuh
2A Suhu 1 2 3 4 5
infeksi, kanker) ▪ Monitor kadar elektrolit
tubuh
12. Ketidaksesuaian ▪ Monitor haluaran urine
pakaian dengan suhu 3A Suhu kulit 1 2 3 4 5
Terapeutik
lingkungan
13. Peningkatan laju
Keterangan: ▪ Sediakan lingkungan yang
A: dingin
metabolisme
1 : Menurun ▪ Longgarkan atau lepaskan
14. Respon trauma
2 : Cukup menurun
15. Aktivitas berlebihan pakaian
3 : Sedang
16. Penggunaan inkubator ▪ Basahi dan kipasi permukaan
4 : Cukup meningkat
Gejala dan Tanda Mayor tubuh
5 : Meningkat
Subjektif
▪ Berikan cairan oral
2. (tidak tersedia)
Objektif
B: ▪ Ganti linen setiap hari atau lebih
1 : Meningkat sering jika mengalami
2. Suhu tubuh diatas
2: Cukup meningkat
nilai normal hiperhidrosis (keringat
3 : Sedang
Gejala dan Tanda Minor berlebih)
4 : Cukup menurun
Subjektif ▪ Lakukan pendinginan eksternal
5 : Menurun
2. (tidak tersedia)
(mis. selimut hipotermia atau
Objektif
C: kompres dingin pada dahi,
6. Kulit merah
1 : Memburuk leher, dada, abdomen,aksila)
7. Kejang
2 :Cukup memburuk ▪ Hindari pemberian antipiretik
8. Takikardi
3 : Sedang
9. Takipnea atau aspirin
4 : Cukup membaik
10. Kulit terasa hangat ▪ Batasi oksigen, jika perlu
5 : Membaik
Kondisi Klinis Terkait Edukasi
7. Proses infeksi
• Anjurkan tirah baring
8. Hipertiroid
9. Stroke Kolaborasi
10. Dehidrasi ▪ Kolaborasi cairan dan elektrolit
11. Trauma intravena, jika perlu
12. Prematuritas
A: Masalah teratasi
Edukasi
-Anjurkan memperbanyak sebagaian
asupan cairan oral
P: Lanjutkan Intervensi
-Anjurkan menghindari
perubahan posisi mendadak
Kolaborasi
-Pemberian cairan IV isotonis
(mis. NaCl, RL) ..
-Kolaborasi pemberian cairan
IV hipotonis (mis. glukosa
2,5%, NaCl 0,4%)
-Kolaborasi pemberian cairan
koloid (mis. albumin,
Plasmanate)
-Kolaborasi pemberian
produk darah
Tanggal : 10 Juni 2021
Jam : 11.00 WIB
No SDKI Implementasi Evaluasi
1 Hipertermi b.d MANAJEMEN Evaluasi:
HIPERTERMIA (I.15506)
proses penyakit S: Ibu pasien mengatakan
Observasi
d.d suhu tubuh ▪ Identifkasi penyebab demam sudah turun
diatas normal hipertermi (mis. dehidrasi O:
terpapar lingkungan panas
0
(D.0130) penggunaan incubator) - TTV: S : 36,6 C
tampak lemah
Edukasi
-Anjurkan memperbanyak A: Masalah teratasi
asupan cairan oral
P: Hentikan Intervensi
-Anjurkan menghindari
perubahan posisi mendadak (Pasien KRS)
Kolaborasi
-Pemberian cairan IV isotonis
(mis. NaCl, RL) ..
-Kolaborasi pemberian cairan
IV hipotonis (mis. glukosa
2,5%, NaCl 0,4%)
-Kolaborasi pemberian cairan
koloid (mis. albumin,
Plasmanate)
-Kolaborasi pemberian
produk darah