Anda di halaman 1dari 28

LEMBAGA AKREDITASI MANDIRI

PEDOMAN DAN PROSEDUR


PENDIRIAN

SEMINAR DAN LOKAKARYA NASIONAL


FKPT-TPI
SURABAYA, 2 SEPTEMBER 2015
6/1/2005

1
 UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas
 Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan
program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan
formal dan nonformal pada setiap jenjang dan jenis
pendidikan - Pasal 60 (1).
 Ketentuan mengenai akreditasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut
dengan peraturan pemerintah - Pasal 60(4)
 UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi
 Pasal 55(3): Pemerintah membentuk Badan Akreditasi
Nasional Perguruan Tinggi untuk mengembangkan sistem
akreditasi
6/1/2005

2
 Otoritas ditetapkan oleh UU No. 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi, Pasal 55 yang menyatakan hal-hal pokok
sebagai berikut:
 Pemerintah membentuk Badan Akreditasi Nasional
Perguruan Tinggi untuk mengembangkan sistem akreditasi;
 akreditasi Perguruan Tinggi dilakukan oleh Badan Akreditasi
Nasional Perguruan Tinggi ;
 akreditasi Program Studi sebagai bentuk akuntabilitas
publik dilakukan oleh Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM);
 LAM merupakan lembaga mandiri bentukan Pemerintah
atau lembaga mandiri bentukan Masyarakat yang diakui
oleh Pemerintah atas rekomendasi Badan Akreditasi
Nasional Perguruan Tinggi.
6/1/2005

3
 menentukan kelayakan dan mutu Program Studi dan institusi
Perguruan Tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan Tinggi;

 menjamin mutu Program Studi dan institusi Perguruan Tinggi


secra eksternal baik di bidang akademik maupun non akademik
untuk melindungi kepentingan mahasiswa dan masyarakat; dan

 mendorong peningkatan/perbaikan mutu pendidikan tinggi secara


berkelanjutan

 Pengubahan perilaku yang menunjukkan komitmen mutu yang


tinggi dari PT dan PS

 Menjaga dan meningkatkan mutu secara berkelanjutan


6/1/2005

4
independen
akurat
obyektif
transparan
akuntabel
kredibel
imparsial
6/1/2005

5
6/1/2005

6
 Amanah (trustworthy).
Sistem Akreditasi Nasional dikembangkan untuk mewujudkan keterpercayaan dan
tanggung jawab dalam memberi penjaminan kepada para stakeholders akreditasi;
 Peningkatan Mutu Berkelanjutan (Continuous Quality Improvement).
Sistem Akreditasi Nasional mendorong tumbuh kembangnya dorongan internal
dalam institusi maupun program studi untuk melakukan perbaikan mutu secara
berkelanjutan;
 Akreditasi dilaksanakan secara komprehensif
mencakup seluruh sistem manajemen dan penjaminan mutu program studi dan
perguruan tinggi (masukan, proses, keluaran, capaian, dan dampak serta sistem
analisa dan umpan-balik/umpan ke depan dalam proses menjaga dan
meningkatkan mutu secara berkelanjutan.
 Penjaminan Mutu Bertahap dan Berantai.
Sistem Akreditasi Nasional diselenggarakan untuk memberi penjaminan mutu
secara bertahap dan berkelanjutan dalam suatu siklus penjaminan mutu yg
komprehensif, baik internal maupun eksternal.
6/1/2005

7
STANDAR, NILAI DAN PERINGKAT

A Daya Saing
S Unggul Internasio-
K nal

meningkatkan daya saing


R

Motivasi/dorongan utk
T
SPT A
S E
P D Sangat Daya Saing
N I Baik Nasional
M
D T
I A
SN-Dikti
A S Daya Saing
Baik Lokal
R I
Tak Terakreditasi
8
8
LEMBAGA AKREDITASI MANDIRI MASYARAKAT
(LAM MASYARAKAT)

PEMRAKARSA PENDIRIAN LAM

PERSYARATAN PENDIRIAN LAM

STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN LAM

PROSEDUR MENGAJUKAN PENDIRIAN LAM


6/1/2005

9
I. PEMRAKARSA PENDIRIAN LAM
Permendikbud No.87 tahun 2014, Pasal 36,
1) LAM Masyarakat berbentuk badan hukum nirlaba
1) Badan hukum nirlaba sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk
oleh pemrakarsa yang terdiri atas organisasi profesi dan asosiasi
institusi pendidikan tinggi berbadan hukum dari suatu cabang ilmu
dan/atau rumpun ilmu.

 Organisasi Profesi dan Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi harus


berbentuk badan hukum
 Organisasi Profesi dan Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi harus
dari suatu cabang ilmu dan/atau rumpun ilmu sejenis
 Memiliki nota kesepakatan dari Organisasi Profesi dan Asosiasi
Institusi Pendidikan Tinggi
 Memiliki dukungan dari prodi yang masuk dalam lingkup LAM
yang akan dibentuk
6/1/2005

10
II. PENDIRIAN LAM MASYARAKAT
Permendikbud No.87 tahun 2014, Pasal 37, ayat 1
Persyaratan pendirian LAM Masyarakat wajib memiliki:
a. rencana sumber daya manusia yang diperlukan untuk melakukan
akreditasi Program Studi;
b. rancangan prosedur operasi standar (POS) akreditasi Program Studi;
c. sumber pendanaan paling sedikit untuk 3 (tiga) tahun anggaran LAM
Masyarakat;
d. perhitungan satuan biaya pelaksanaan akreditasi Program Studi sesuai
bidangnya;
e. mekanisme pendanaan untuk menutup defisit biaya pelaksanaan
akreditasi Program Studi sesuai bidangnya;
f. sarana dan prasarana LAM Masyarakat;
g. sistem penjaminan mutu internal LAM Masyarakat; dan
h. rancangan mekanisme penanganan keberatan yang diajukan atas status
akreditasi dan/atau peringkat terakreditasi Program Studi, baik dari
6/1/2005

pemimpin perguruan tinggi maupun dari masyarakat. 11


III. STUDI KELAYAKAN PENGAJUAN PENDIRIAN LAM
Permendikbud No.87 tahun 2014,
 Pasal 37, ayat (2) huruf a : Pemrakarsa mengusulkan pendirian LAM
Masyarakat kepada Menteri dilengkapi dengan studi kelayakan untuk
memperoleh pengakuan
 Pasal 38 , ayat (1) : Studi kelayakan paling sedikit berisi tentang
a. Latar belakang dan tujuan pendirian LAM Masyarakat;
b. Visi dan misi LAM Masyarakat;
c. Nama LAM Masyarakat yang akan digunakan;
d. Rencana ruang lingkup cabang ilmu dan/atau rumpun ilmu yang
dibina Program Studi yang akan diakreditasi LAM Masyarakat;
e. Bukti sumber pendanaan LAM Masyarakat paling sedikit untuk 3
(tiga) tahun anggaran LAM Masyarakat;
f. Rancangan alur proses akreditasi LAM Masyarakat;
g. Rancangan tata kelola LAM Masyarakat; dan
6/1/2005

h. Rancangan sistem penjaminan mutu di internal LAM Masyarakat. 12


a. Latar belakang dan tujuan pendirian LAM Masyarakat
 Rasional pendirian LAM (Benchmarking)
 Rujukan yuridis (Dasar Hukum)
 Rujukan Mutu
 Tujuan umum dan khusus Pendirian LAM

b. Visi dan misi LAM Masyarakat


 Menjelaskan mekanisme penyusunan visi misi LAM dan
keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses
penyusunannya
 Visi LAM dinyatakan secara jelas yang memberikan gambaran
tentang masa depan yang dicita-citakan untuk diwujudkan
dalam kurun waktu yang tegas dan jelas.
 Misi LAM dinyatakan secara spesifik mengenai apa yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan Visi
 Tujuan dan sasaran yang dimiliki LAM dirumuskan secara jelas,
spesifik, dapat diukur ketercapaiannya dalam kurun waktu yang
6/1/2005

ditentukan, relevan dengan visi dan misinya 13


c. Nama LAM Masyarakat yang akan digunakan
 Nama menggunakan bahasa Indonesia (dapat nama dalam bahasa asing
untuk kepentingan internasionalisasi)

 Nama yang akan digunakan menggambarkan ruang lingkup cabang


dan/atau rumpun ilmu yang akan menjadi proses bisnis utama

d. Rencana ruang lingkup cabang ilmu dan/atau rumpun ilmu yang


dibina Program Studi yang akan diakreditasi LAM Masyarakat
 Penentuan ruang lingkup cabang dan/atau rumpun ilmu mengikuti peraturan
menteri tentang cabang ilmu dan / atau rumpun ilmu

 Hasil kajian tentang jumlah program studi yang masuk dalam cabang ilmu dan
atau rumpun ilmu yang sudah ditentukan di seluruh wilayah Indonesia, sebaran
wilayah kedudukan program studi dan status akreditasi dari program studi

 Kelayakan ukuran terkait dengan populasi program studi (batas terlalu kecil dan
batas terlalu besar) yang disesuaikan dengan sumber daya, kemampuan
6/1/2005

keuangan, jumlah asesor, dan teknologi informasi dan komunikasi 14


e. Bukti sumber pendanaan LAM Masyarakat paling sedikit
untuk 3 (tiga) tahun anggaran LAM Masyarakat
 Proyeksi keuangan
 Jumlah sumber dana awal yang cukup untuk opersional LAM dan
operasi 3 tahun anggaran disertai bukti-bukti.
 Penjelasan Proyeksi Keuangan untuk minimum 5 tahun,
 Proyeksi Keuangan disusun berdasarkan asumsi dasar perhitungan
keuangan yang jelas dan informatif
 Proyeksi Keuangan didukung dengan bukti-bukti minimal untuk
kegiatan operasional 3 (tiga) tahun pertama
 Daftar asset yang telah dimiliki (bukti kepemilikan)

 Sumber pendanaan
 jelas ,sah dan tidak mengikat (Pemerintah/ Masyarakat/ Lainnya
yang tidak mengikat)

 Perhitungan satuan biaya pelaksanaan akreditasi Program Studi dan


aktivitas lain LAM
6/1/2005

 Perhitungan Satuan Biaya dihitung secara wajar, sesuai dengan 15

asumsi masing-masing aspek dalam studi kelayakan


 Biaya pelaksanaan akreditasi per tahap:
1. Administrasi Proses akreditasi
2. Penilaian Kelayakan (AK)
3. Penilaian Lapangan (AL)
4. Penelaahan dan validasi
5. Administrasi hasil akreditasi
 Biaya pelaksanaan aktivitas lainnya per tahap
 Biaya overhead operasional kantor (rutin)
 Mekanisme pendanaan untuk menutup defisit biaya pelaksanaan akreditasi
Program Studi
 Rencana tertulis Kebijakan dan Mekanisme pendanaan untuk menutup
deficit disertai bukti-bukti pendukung

f. Rancangan alur proses akreditasi LAM Masyarakat


Dalam menjalankan Sistem dan proses akreditasi, LAM memiliki
1. Instrumen akreditasi
2. Asesor
3. Alur proses, yang meliputi tahapan :
a. Penerimaan berkas pengajuan akreditasi Prodi meliputi prosedur,
6/1/2005

persyaratan,waktu proses berkas permohonan


16
b. Pelaksanaan asesmen kecukupan (AK) meliputi pemilihan / penentuan
asesor, jumlah asesor, pemanggilan asesor, penugasan asesor dan waktu
asesmen kecukupan
c. Pelaksanaan asesmen lapangan (AL) setelah memenuhi persyaratan
kelayakan untuk di visit
d. Validasi hasil asesmen lapangan
e. Menetapkan hasil akreditasi
f. Kemungkinan pengaduan Program Studi untuk Banding

g. Rancangan tata kelola LAM


Sistem tata kelola LAM Masyarakat harus mencakup
a. susunan organisasi
• Mempunyai Struktur Organisasi
• Mempunyai tata kerja,tugas pokok fungsi
• Analisis jabatan
• Kebutuhan tenaga (jumlah dan kwalifikasi)
• Menjalankan prinsip prinsip impartiality, kompeten, terbuka, bertanggung
jawab,menjaga confidensiality dan responsive terhadap complain
6/1/2005

17
b. Sistem tata kelola Sumberdaya manusia serta pengembangannya
 Mempunyai kriteria kompetensi : Majelis, Eksekutif, Asesor
 Mempunyai status kepegawaian
 Mempunyai jenjang karir
 Kecukupan sumber daya manusia, anggota, staf sekretariat dan asesor LAM
 Memenuhi persyaratan untuk menjadi anggota LAM;
 Memiliki kapasitas dan kemampuan serta dapat menjaga diri dari konflik
kepentingan untuk melakukan penjaminan mutu eksternal;
 Berpengalaman dalam melaksanakan penjaminan mutu (internal maupun
eksternal)
 Staf administrasi yang cukup dan memiliki kemampuan untuk mendukung
kerja anggota majelis LAM.

c. Sistem pengelolaan keuangan


 Kecukupan sumber daya finansial adalah kecukupan dana yang
memungkinkan LAM dapat mengorganisir dan menjalankan semua
proses penjaminan mutu internalnya secara efektif dan efisien;
 LAM harus menunjukkan sumber pendanaan yang mandiri, sah,
6/1/2005

tidak mengikat dan bebas dari konflik kepentingan; 18


 LAM memiliki analisis biaya operasional, termasuk satuan biaya
akreditasi per program studi dan rekapitulasi akhir keuangan;
 Dalam setiap akhir periode LAM harus melakukan audit keuangan secara
menyeluruh.
 Kecukupan sumber daya finansial harus mencerminkan kecukupan
terhadap kebutuhan adanya LAM wilayah jika membentuk LAM wilayah.
 LAM harus menunjukkan skema kemampuan untuk mengatasi deficit
anggaran dalam kondisi darurat

d. Sistem pengelolaan sarana dan prasarana


 Sarana dan prasarana yang memadai dan cukup untuk mengakomodasi kerja
para anggota dan staf sekretariatnya
 Memiliki peralatan dan perlengkapan yang cukup untuk mendukung kerja dan
program yang akan dilaksanakan;
 Memiliki rencana pengembangan sarana dan prasarana untuk keberlanjutan
 Memiliki Sistem pengelolaan sarana dan prasarana (pengelolaan aset) harus
mencakup kegiatan pengadaan, pembukuan, penggunaan, pengamanan,
6/1/2005

pemeliharaan, inventarisasi dan penghapusannya 19


h. Rancangan sistem penjaminan mutu di internal LAM
Masyarakat
 Rancangan sistem penjaminan mutu internal LAM, mencakup antara lain
1. Kebijakan sistem penjaminan mutu internal, berisi rincian pernyataan mutu
yang menjadi orientasi sekaligus kebijakan tata kelola
2. Tujuan mutu, menjelaskan tentang daftar target untuk apa mutu
dicanangkan sehingga menjadi dasar penyelenggaraan dalam tata kelola
3. Sasaran mutu, menguraikan tentang rincian target dan capaian pertahun,
yang menjadikan tahap-tahapan sebagai penerjemahan dari Renstra LAM
4. Manual sistem penjaminan mutu internal
5. Standar dalam sistem penjaminan mutu untuk menjaga kesamaan
(uniformity) kualitas.
6. Formulir dalam sistem penjaminan mutu, yang memungkinkan manual
mutu dapat dijalankan dengan baik (check sheet, dll.)
6/1/2005

20
1. Pemrakarsa mempelajari pedoman tentang pendirian LAM, dalam hal ini
adalah Buku Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Sebagai Dasar Untuk
Pemberian Rekomendasi Pengakuan LAM
2. Pemrakarsa melakukan dan menyusun studi kelayakan pendirian dan
pengoperasian LAM PS sesuai dengan pedoman yang berlaku
3. Pemrakarsa mengajukan rekomendasi pendirian LAM Masyarakat kepada
Menteri beserta lampiran berkas-berkas studi kelayakan dan data
pendukung lainnya untuk memperoleh pengakuan;
4. Menteri menugaskan BAN-PT untuk melakukan penilaian terhadap studi
kelayakan sebagaimana dimaksud pada huruf ;
5. BAN-PT memberikan rekomendasi kepada Menteri tentang persetujuan
pengakuan LAM Masyarakat;
6. BAN PT menerima, memeriksa persyaratan dan menilai usulan pendirian
LAM. Pemeriksaan pertama adalah syarat legalitas pemrakarsa. Hanya yang
6/1/2005

memenuhi syarat legalitas yang akan dinilai;


21
7. Jika persyaratan legalitas pemrakarsa tidak terpenuhi, BAN-PT melaporkan
kepada menteri, dan menteri menyampaikan keputusan kepada pemrakarsa.
8. Jika persyaratan pemrakarsa terpenuhi, BAN PT melakukan penilaian kecukupan
studi kelayakan pendirian LAM.
 Jika tidak mencukupi dan memenuhi kriteria untuk diberi kesempatan
perbaikan, maka Pemrakarsa melakukan perbaikan studi kelayakan dan
menyampaikan kembali kepada BAN PT sebelum batas waktu yang
telah ditentukan.
 Jika tidak mencukupi dan tidak memenuhi kriteria untuk diberi
kesempatan perbaikan, maka BAN-PT melaporkan kepada menteri dan
selanjutnya menteri menyampaikan keputusan kepada pemrakarsa.
 Jika sudah mencukupi maka BAN-PT menyampaikan ke Pemrakarsa
untuk melanjutkan penyiapan LAM, sehingga siap dikunjungi untuk
penilaian lapangan (seperti dokumen pedoman dan instrumen
akreditasi, asesor, prasarana fisik, SDM, sistem dan sarana administrasi
serta Teknologi Informasi)
9. Pemrakarsa menyiapkan semua hal yang diperlukan dalam pelaksanaan
akreditasi program studi dan melaporkan ke BAN-PT bahwa siap dilakukan
penilaian lapangan.
6/1/2005

10. BAN PT menugaskan asesor untuk penilaian lapangan. 22


11. Pemrakarsa menerima kunjungan penilaian lapangan dan menunjukkan bukti-
bukti kesiapan melaksanakan akreditasi PS.
 Jika dinyatakan belum siap, maka pemrakarsa melakukan perbaikan dan
mengajukan lagi untuk dinilai kesiapan beroperasi sebelum batas waktu
yang telah ditetapkan
 Jika dinyatakan siap BAN-PT menetapkan hasil penilaian kesiapan
operasional LAM.

12. BAN-PT melaporkan kepada menteri hasil penilaian kelayakan dan kesiapan
operasional LAM dalam bentuk rekomendasi

13. Menteri mengeluarkan keputusan yang disampaikan kepada pemrakarsa

14. Pemrakarsa menerima keputusan menteri tentang penetapan pengakuan LAM.


6/1/2005

23
6/1/2005

24
NATIONAL ACCREDITATION AGENCY
FOR HIGHER EDUCATION

Address:
Kompleks Mandikdasmen Kemdikbud
Gedung D Lantai 1
Jalan R.S. Fatmawati, Cipete
Jakarta 12410
http://www.ban-pt.or.id
e-mail: sekretariat.banpt@gmail.com
Phone (Secretariate):
(+62-21) 7668791, 7694403, 7698035
Facsimile: (+62-21) 7668690, 7668790
» Mansur Ma’shum lahir di Rensing, Sakra Barat, Lombok Timur, 18
November 1951. Menyelesaikan Pendidikan Sarjana Muda Pertanian (B.Sc)
di Universitas Mataram tahun 1974, Sarjana Pertanian (Ir,) di Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta tahun 1978 dengan predikat kelulusan cum
laude, dan Doctor of Philosophy (Ph.D) di University of Adelaide Australia
tahun 1989.
» Memperoleh K.P. Barley Price dari University of Adelaide atas prestasi
sebagai peneliti terbaik untuk mahasiswa pascasarjana tahun 1987 dan
mendapatkan penghargaan dari Kedutaan Besar Australia di Jakarta tahun
2010 sebagai finalis Australian Alumni Award atas capaiannya dalam
bidang pendidikan di Indonesia.
» Bekerja di Universitas Mataram sejak tahun 1975 dengan jabatan Asisten
(II/b) sampai sampai saat ini dengan jabatan Guru Besar (IV/e). Mengajar
mata kuliah Kesuburan Tanah, Biologi Tanah, Pengelolaan Tanah,
Agroklimatologi, Agrohidrologi, Pengantar Ilmu Pertanian, dan Bahasa
Indonesia untuk Tulisan Ilmiah

26
» Aktif meneliti dalam bidang kajian Ilmu Tanah, Meteorologi
dan Hidrologi Pertanian, dan Pengelolaan Sumberdaya Alam
didanai oleh berbagai sumber antara laian Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Negara Riset dan
Teknologi, Kementerian Pertanian, dan Australian Centre for
International Agricultural Research (ACIAR). Menulis buku
Biologi Tanah (2003), Kesuburan Tanah (2005), dan
Pengelolaan Tanah (2012). Sebagai co-editor buku Will It
Rain? The effect of the Southern Oscillation and El-Nino in
Indonesia (2002).
» Aktif menjadi anggota Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI),
Perhimpunan Meteorologi Pertanian Indonesia (PERHIMPI),
dan berbagai organisasi kemasyarakatan antara lain sebagai
Mustasyar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara
Barat.

27
» Pernah menjabat Pembantu Dekan III (1981-1983), Dekan
Fakultas Pertanian (1992-1995), Pembantu Rektor I (1994-
2001), dan Rektor Universitas Mataram (2001-2009). Pernah
menjadi Anggota MPR-RI tahun 1998-1999 dan Tim Ahli BSNP
2011-2013.
» Sekarang bertugas sebagai Anggota Badan Akreditasi Nasional
Perguruan Tinggi (BAN-PT) periode 2012-2017 dan Board
Member of Association of Quality Assurance Agencies for
Islamic World (AQAAIW= Islamic-QA) 2012-2015.

28

Anda mungkin juga menyukai