Anda di halaman 1dari 12

POTENSI TSUNAMI AKIBAT AKTIVITAS SESAR PADA GEMPA PADANG

TAHUN 2013
Cut Husna1, Melina Sapira1, Syauqi Alfarabi1
1
Program Studi Teknik Geofisika Universitas Syiah Kuala

Abstract
Beberapa proses deformasi di bagian barat Sumatera dapat menimbulkan gempabumi dan
berpotensi tsunami. Dalam penelitian diangkat tema dengan mengacu pada gempabumi
padang 30 September 2009. Data dan informasi mengenai historis gempabumi di wilayah
padang dijadikan referensi dan acuan untuk memodelkan potensi tsunami di wilayah padang.
Beberapa referensi tersebut diambil dari referensi penelitian menggunakan GPS, tatanan
tektonik dan informasi kependudukan dari BPBD setempat. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis potensi tsunami dari sumber gempabumi di wilayah Padang dan sekitarnya.
Penelitian ini menggunakan input data USGS dan BMKG dengan menerapkan metode wells
and coppersmith untuk memodelkan run-up tsunami di pantai barat Sumatra. Dan selanjutnya
diharapkan informasi dari model potensi tsunami di wilayah Padang ini dapat mendukung
upaya mitigasi terhadap bencana tsunaminya.
Abstract
Some of the deformation in the western part of Sumatra can cause earthquakes and tsunami
potential. In studies with reference to the themes raised meadow 30 September 2009
earthquake. Data and information on historical earthquakes in the region of the field used as
a reference and a reference for modeling tsunami potential in the field. Some references are
taken from the reference study using GPS, and the tectonic fabric BPBD information from the
local population. This study aims to analyze the potential sources of tsunami earthquake in
Padang and surrounding areas. This study uses data input by applying the USGS and BMKG
wells and Coppersmith method to model the tsunami run-up on the west coast of Sumatra.
And further information is expected from the model potential tsunami in Padang area to
support efforts to mitigate disasters floor depth.
Kata Kunci : deformasi, gempabumi, potensi tsunam
PENDAHULUAN Karena tumbukan ini membentuk sudut
Sebagai negara kepulauan yang dengan batas lempeng, maka timbul dua
dikelilingi oleh laut dan samudera, buah sesar besar yakni Sesar Sumatera
Indonesia sangat berpotensi terkena (Van Bemmelen, 1949) dan Sesar
tsunami. Tsunami sendiri merupakn Mentawai ( Zen Jr, 1992; M. Kemal,
bencana besar yang sanggup 1993). Sesar Sumatera memiliki aktivitas
menghancurkan apa yang menghadangnya. yang tinggi sementara Sesar Mentawai
Indonesia sendiri terdiri dari ribuan pulau hanya sebagiannya saja yang memiliki
sangat rawan gempa karena berada di lebih aktivitas yang cukup tinggi (Harjono,
dari satu lempeng bumi (lempeng Eurasia, 1992).
lempeng pasifik, dan lempeng Filipina) Aktivitas gempa dangkal di daerah
yang berdekatan dengan lempeng megathrust berpotensi menimbulkan
Australia. Lempeng tersebut merupakan tsunami. Beberapa kali tsunami pernah
lempeng tektonik bumi yang masih aktif tercatat muncul dari kepulauan ini. Yang
yang saling bertumbukan satu sama lain. terakhir terjadi yakni pada tanggal 25
Lempeng Indo-Australia bergerak Oktober 2010 oleh gempa berkekuatan 7,2
ke utara dengan kecepatan sekitar 50 – 70 SR yang berpusat di barat daya pulau
mm/tahun dan menunjam di bawah palung Pagai Selatan.
laut dalam Sumatra – Jawa sampai ke Tekanan akibat pergerakan
barat Pulau Timor di NTT (Bock drr., lempeng-lempeng ini menyebabkan
2003). Sementara itu, Lempeng Pasifik banyak sesar lokal aktif di wilayah
menabrak sisi utara Pulau Irian dan pulau- Sulawesi. Dari aspek tenaga tektonik jelas
pulau di utara Maluku dengan kecepatan bahwa bagian Indonesia Timur memiliki
120 mm/tahun, dua kali lipat lebih cepat potensi ancaman bencana gempa bumi dua
dari kecepatan penunjaman lempeng di kali lipat dibandingkan dengan Indonesia
bagian sisi barat dan selatan Indonesia bagian barat (Natawidjaya dan Triyoso,
(Bock drr., 2003). 2007). Namun, jika dipandang dari aspek
Tumbukan Lempeng Indo- kerentanan, bagian barat Indonesia seperti
Australia terhadap Eurasia juga ditandai Sumatra dan Jawa, lebih rentan terhadap
oleh arah tumbukan yang oblique ke arah bencana gempa bumi karena populasi
utara sampai N260 dengan kecepatan 60- penduduknya lebih padat dan
70 mm/tahun (Newcom and McCann, infrastrukturnya lebih berkembang
1987). (Natawidjaya dan Triyoso, 2007).
Salah satu sesar aktif di wilayah
Sumatera Barat memiliki potensi gempa
besar, yang memanjang kurang lebih 240
km. Sesar ini merupakan sesar sinistral
aktif dengan kecepatan pergeseran sekitar
25 - 30 mm/tahun (Kaharuddin drr., 2011).
Tektonik di Sumatera dikontrol
oleh batas antara lempeng Indo-Australia Gambar 1. Seismisitas wilayah Sumatra
dan lempeng Eurasia bagian tenggara. Barat (gempabumi merusak dan tidak
Lempeng Indo-Australia bergerak ke arah merusak) Periode 2000 – 2009.
utara sampai N260 dengan kecepatan 60- Ditunjukkan pada gambar 1 peta
70 mm/tahun (Newcom and McCann, seismisitas distribusi kegempabumian di
1987). Karena arah subduksi ini wilayah Sumatra Barat dengan klasifikasi
membentuk sudut dengan batas lempeng, berdasarkan kedalaman gempabumi.
maka timbul dua buah sesar besar yakni Menurut data historis gempabumibumi
Sesar Sumatera (Van Bemmelen, 1949) merusak telah terjadi di daerah Padang dan
dan Sesar Mentawai ( Zen Jr, 1992; M. Sekitarnya sejak 26 Agustus 1835 sampai
Kemal, 1993). dengan 12 September 2009. Terdapat 16
Sesar Sumatera memiliki aktivitas kali gempabumi merusak dalam periode
yang tinggi sementara Sesar Mentawai tersebut. Secara garis besar gempabumi-
hanya sebagiannya saja yang memiliki gempabumi merusak tersebut telah banyak
aktivitas yang cukup tinggi (Harjono, menimbulkan kerugian dari segi jiwa dan
1992). Aktivitas dari subduksi dan materi.
pergeseran sepanjang sesar menimbulkan Data ini dapat memperkuat
peristiwa gempa bumi yang kerap argumen dan riset yang akan dilakukan
menimbulkan korban. Khusus gempa di dimasa mendatang untuk
laut terdapat pula potensi munculnya mengklasifikasikan zona rawan
tsunami. gempabumi seperti yang akan dibahas
dalam pokok bahasan selanjutnya Gambar
2 memperlihatkan segmen-segmen yang
ada di sebelah barat Sumatra.
Gempabumi 30 Sept 2009 lalu memiliki panjang gelombang antara
hanya berkekuatan 7.4. Sedangkan rata- dua puncaknya lebih dari 100 km di
rata segmen ini memiliki magnitude diatas laut lepas dan selisih waktu antara
8. Dengan demikian masih ada sisa tenaga puncak-puncak gelombangnya berkisar
(stress) yang belum terlepaskan. antara 10 menit hingga 1 jam. Saat
mencapai pantai yang dangkal,
teluk,atau muara sungai gelombang ini
menurun kecepatannya, namun tinggi
gelombangnya meningkat puluhan
meter dan bersifat merusak karena
adanya gangguan impulsif. Gangguan
impulsif tersebut terjadi akibat adanya
Gambar 2. Peta Zonasi rawan perubahan bentuk dasar laut yang
gempabumi di Sumatra Barat disebabkan oleh perubahan permukaan
laut secara vertikal dengan tiba-
DASAR TEORI tiba(Pond and Pickard, 1983) atau
a. Terminologi tsunami dalam arah horizontal (Tanioka and
Tsunami adalah rangkaian Satake, 1995)
gelombang laut yang mampu menjalar
b. Penyebab Terjadinya Tsunami
dengan kecepatan hingga lebih 900 km
per jam, terutama diakibatkan oleh Tsunami dapat dipicu oleh
gempa bumi yang terjadi di dasar laut. bermacam-macam gangguan
Kecepatan gelombang tsunami (disturbance) berskala besar terhadap
bergantung pada kedalaman laut. Di air laut, misalnya gempa bumi,
laut dengan kedalaman7000 m pergeseran lempeng, meletusnya
misalnya, kecepatannya bisa mencapai gunung berapi di bawah laut, atau
942,9 km/jam. Kecepatan ini hampir tumbukan benda langit. Namun, 90%
sama dengan kecepatan pesawat jet. tsunami adalah akibat gempa bumi
Namun demikian tinggi gelombangnya bawah laut. Dalam rekaman sejarah
di tengah laut tidak lebihdari 60 cm. beberapa tsunami diakibatkan oleh
Akibatnya kapal-kapal yang sedang gunung meletus, misalnya ketika
berlayar diatasnya jarang merasakan meletusnya Gunung Krakatau.
adanya tsunami. Berbeda dengan Tsunami dapat terjadi apabila dasar
gelombang laut biasa, tsunami laut bergerak secara tiba-tiba dan
mengalami perpindahan vertikal. subduksi, dimana lempeng samudera
Gerakan vertikal pada kerak bumi, menelusup ke bawah lempeng benua.
dapat mengakibatkan dasar laut naik Tanah longsor yang terjadi di dasar
atau turun secara tiba-tiba, yang laut serta runtuhan gunung api juga
mengakibatkan gangguan dapat mengakibatkan gangguan air laut
kesetimbangan air yang berada di yang dapat menghasilkan tsunami.
atasnya. Hal ini mengakibatkan Gempa yang menyebabkan gerakan
terjadinya aliran energi air laut, yang tegak lurus lapisan bumi..
ketika sampai di pantai menjadi
Akibatnya, dasar laut naik-turun
gelombang besar yang mengakibatkan
secara tiba-tiba sehingga
terjadinya tsunami.
keseimbangan air laut yang berada di
Kecepatan gelombang tsunami atasnya terganggu Demikian pula
tergantung pada kedalaman laut di halnya dengan benda kosmis atau
mana gelombang terjadi, dimana meteor yang jatuh dari atas. Jika
kecepatannya bisa mencapai ratusan ukuran meteor atau longsor ini cukup
kilometer per jam. Apabila tsunami besar, dapat terjadi megatsunami yang
mencapai pantai, kecepatannya akan tingginya mencapai ratusan meter.
menjadi kurang lebih 50 km/jam dan
Beberapa penyebab terjadinya
energinya sangat merusak daerah
tsunami akan dijelaskan sebagai
pantai yang dilaluinya. Di tengah laut
berikut :
tinggi gelombang tsunami hanya
beberapa cm hingga beberapa meter, Longsoran Lempeng Bawah Laut
namun saat mencapai pantai tinggi (Undersea landslides) Gerakan yang
gelombangnya bisa mencapai puluhan besar pada kerak bumi biasanya terjadi
meter karena terjadi penumpukan masa di perbatasan antar lempeng tektonik.
air. Saat mencapai pantai tsunami akan Celah retakan antara kedua lempeng
merayap masuk daratan jauh dari garis tektonik ini disebut dengan sesar
pantai dengan jangkauan mencapai (fault). Sebagai contoh, di sekeliling
beberapa ratus meter bahkan bisa tepian Samudera Pasifik yang biasa
beberapa kilometer. disebut dengan Lingkaran Api (Ring of
Fire), lempeng samudera yang lebih
Gerakan vertikal ini dapat terjadi
padat menunjam masuk ke bawah
pada patahan bumi atau sesar. Gempa
lempeng benua. Proses ini dinamakan
bumi juga banyak terjadi di daerah
dengan penunjaman (subduction). angle), dan kedalaman pusat gempa
Gempa subduksi sangat efektif (hypocenter). Gempa dengan karakteristik
membangkitkan gelombang tsunami. tertentu akan menghasilkan tsunami yang
sangat berbahaya dan mematikan, yaitu:
Gempa Bumi Bawah Laut (Undersea
Earthquake)  Tipe sesaran naik (thrust/ reverse
fault), seperti terlihat pada Gambar
Gempa tektonik merupakan salah satu
3. Tipe ini sangat efektif
gempa yang diakibatkan oleh
memindahkan volume air yang
pergerakan lempeng bumi. Jika gempa
berada diatas lempeng untuk
semacam ini terjadi di bawah laut, air
bergerak sebagai awal lahirnya
di atas wilayah lempeng yang bergerak
tsunami.
tersebut berpindah dari posisi
 Kemiringan sudut tegak antar
ekuilibriumnya. Gelombang muncul
lempeng yang bertemu. Semakin
ketika air ini bergerak oleh pengaruh
tinggi sudut antar lempeng yang
gravitasi kembali ke posisi
bertemu. (mendekati 90o), maka
ekuilibriumnya. Apabila wilayah yang
semakin efektif tsunami yang
luas pada dasar laut bergerak naik
terbentuk.
ataupun turun, tsunami dapat terjadi.
 Kedalaman pusat gempa yang
Berikut ini adalah beberapa dangkal (<70 km). Semakin
persyaratan terjadinya tsunami yang dangkal kedalaman pusat gempa,
diakibatkan oleh gempa bumi : maka semakin efektif tsunami yang
ditimbulkan. Sebagai ilustrasi,
1. Gempa bumi yang berpusat di
meski kekuatan gempa relative
tengah laut dan dangkal (0 – 30
kecil (6.0-7.0R),
km)
2. Gempa bumi dengan kekuatan Dengan terpenuhinya ketiga syarat diatas,
sekurang-kurangnya 6,5 Skala kemungkinan besar tsunami akan
Richter terbentuk. Sebaliknya, meski kekuatan
3. Gempa bumi dengan pola sesar gempa cukup besar (>7.0R) dan dangkal,
naik atau sesar turun tetapi kalau tipe sesarnya bukan naik,
Tidak semua gempa menghasilkan namun normal (normal fault) atau sejajar
tsunami, hal ini tergantung beberapa faktor (strike slip fault), bisa dipastikan tsunami
utama seperti tipe sesaran (fault type), akan sulit terbentuk. Gempa dengan
kemiringan sudut antar lempeng (dip kekuatan 7.0R, dengan tipe sesaran naik
dan dangkal, bisa membentuk tsunami gempabumi yang terjadi akibat sesar
dengan ketinggian mencapai 3-5 meter mendatar. Dari pembacaan mekanisme
focus tersebut didapat bahwa dari data
Aktivitas Vulkanik (Volcanic Activities)
BMKG pensesaran yang terjadi adalah
Pergeseran lempeng di dasar laut, selain
sesar mendatar berorientasi Tenggara –
dapat mengakibatkan gempa juga
Barat Laut dengan arah strike 165 derajat
seringkali menyebabkan peningkatan
dan kemiringan bidang sesar (dip) 600.
aktivitas vulkanik pada gunung berapi.
Kedua hal ini dapat menggoncangkan air Data yang digunakan adalah data
laut di atas lempeng tersebut. Demikian dengan pusat gempabumi pada posisi
pula, meletusnya gunung berapi yang 0.789 ° LS dan 99.961 ° BT di kedalaman
terletak di dasar samudera juga dapat 80 km. Fokal mekanisme (Gambar 10)
menaikkan air dan membangkitkan menunjukkan gempabumi ini memiliki
gelombang tsunami. mekanisme sesar naik dengan sudut
kemiringan bidang gempabumi (dip)
Tumbukan Benda Luar Angkasa sebesar 52 derajat. Dari lokasi, kedalaman
(Cosmic-body Impacts) dan sudut dip dari gempabumi,
Tumbukan dari benda luar angkasa seperti diperkirakan gempabumi terjadi di
meteor merupakan gangguan terhadap air lempeng oseanic Indo-Australia yang
laut yang datang dari arah permukaan. menunjam di bawah lempeng Sunda.
Tsunami yang timbul karena sebab ini
umumnya terjadi sangat cepat dan jarang
mempengaruhi wilayah pesisir yang jauh
dari sumber gelombang. Sekalipun begitu,
apabila pergerakan lempeng dan tabrakan
benda angkasa luar cukup dahsyat, kedua
peristiwa ini dapat menciptakan
megatsunami.

DATA DAN METODELOGI

Berdasarkan hasil analisis mekanisme Gambar 3. Mekanisme Fokus


pada sumber gempabumi yang dilakukan gempabumi Padang data BMK
oleh BMKG dan USGS – USA, bahwa
Data mekanisme fokus yang telah
gempabumibumi Padang merupakan
diperoleh dari USGS dan BMKG
dijadikan input parameter kedalam Untuk mendapatkan hasil simulasi yang
software pemodelan tsunami L-2008 yang baik diperlukan data batimetri dengan
dapat menganalisis mekanisme sumber resolusi hingga 1 menit citra satelit. Data
dari sesar saat terjadinya gempabumi, dan batimetri yang di pakai dalam Tsunami
menampilkan output berupa run-up L2008 adalah data Etopo2 yaitu peta
tsunami pada garis pantai. Tsunami L- batimetri yang dikeluarkan oleh British
2008 dan dipelopori oleh Dr. Mamoru Oceanographic Data Centre (BODC).
Nakamura dari Nagoya University dan Batas daerah model meliputi 980 – 1350
dikembangkan format outputnya oleh BT dan 50 LS - 100 LS. Selain itu luasan
Nguyen Anh Duong dari Institute of fault pada persamaan (1) diestimasi oleh
Geophysics Vietnam. Melalui pemodelan data peluruhan gempabumi (gambar 4).
tsunami ini dikembangkan beberapa
metoda untuk penentuan parameter
Persamaan Wells and Coppersmith
sumbernya seperti ; USGS, BMKG, GFZ
Dengan :
dan JISView untuk mekanisme sumber
Mw : Magnitudo Moment
gempabumi. Metode yang dilakukan
W : Lebar sesar
dalam penelitian ini adalah sebagai
L : Panjang sesar
berikut:

1. Data Historis gempabumi dari USGS


dan BMKG berupa parameter : Koordinat
episenter gempabumi, Mw, strike dan dip
dan kedalaman sumber gempabumi.

2. Pengaturan input data parameter


gempabumi dengan mengacu pada
persamaan Wells & Coppersmith dan
Gambar 4. Estimasi peluruhan
Kanamori (persamaan (1) dan (2)), hingga
gempabumibumi Padang 30 September
diperoleh luasan dan slip dari fault.
2009 data laporan BMKG
3. Running pada software Tsunami L-2008 Berdasarkan data mekanisme focus
hingga diperoleh peta posisi dan lokasi yang diberikan oleh USGS dan BMKG,
deformasi vertikal juga informasi run-up mengindikasikan tipe fault yang sama
tsunami pada garis pantai. yaitu sesar naik dan membalik (revers
oblique).
Pola penunjaman ini merupakan kondisi nyebabkan perubahan muka air yang
fault pada zona subduksi di hampir seluruh cukup untuk membangkitkan tsunami.
bagian batas lempeng (Plate Boundary) di Meskipun demikian, perubahan kecil
bagian Barat Sumatra yang bergerak muka air yang disebabkan oleh
relative dengan kecepatan rata-rata 55 – 57 gempabumi ini telah membangkitkan
mm / tahun. Pada umumnya, gelombang tsunami kecil di daerah sekitar
gempabumibumi signifikan (besar) akan gempabumi. Stasiun pasang surut di Teluk
diikuti gempabumibumi susulan yang Bayur mencatat tsunami kecil ini dengan
kekuatan gempabuminya lebih kecil dari ketinggian gelombang (dari puncak ke
kekuatan gempabumibumi utama, selama lembah gelombang) sebesar 60 cm yang
selang waktu tertentu. Sampai dengan 7 tiba kurang lebih 30 menit setelah
Oktober 2009 pukul 09:00 WIB, telah gempabumi terjadi (Gambar 5) .
terjadi gempabumibumi susulan berjumlah Dari data mekanisme fokus
778 dan yang dapat dilokalisasi oleh gempabumibumi yang diperoleh dari
BMKG Pusat sebanyak 32 kali. BMKG, maka terlihat arah strike dari fault
Dari data distribusi harian gempabumi padang 30 September 2009
gempabumi susulan, dapat diperkirakan menghadap kearah Tenggara. Lokasi fault
waktu sampai dengan aktivitas seismik berada pada zona seismik gap hasil
normal untuk daerah tersebut. Dari hasil tumbukkan antara lempeng India
perhitungan didapat perkiraan menunjam dibawah kerak Sumatra.
gempabumibumi susulan berakhir pada
sekitar ± 80 hari setelah gempabumi
utama. Dari data distribusi harian, untuk
gempabumibumi susulan terlihat bahwa
gempabumibumi susulan secara umum
menurun terhadap waktu.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Gempabumi Padang berpusat di
laut tetapi gempabumi ini tidak
membangkitkan gelombang tsunami
Gambar 5. Rekaman pasang surut di
secara signifikan. Hal ini dikarenakan oleh
stasiun Teluk Bayur
hiposenter gempabumi yang berada di
kedalaman 80 km terlalu dalam untuk me-
Diperoleh tampilan hasil running dari
software tsunami L-2008 berupa kontur
distribusi run-up tsunami disekitar sumber
gempabumi Padang yang berlokasi di laut.
Pada kasus gempabumi Padang tanggal 30
September 2009 ini tsunami tidak
menyebabkan kerusakan yang signifikan
karena run-up gelombang tsunami masih
berada pada ketinggian dibawah 1
Gambar 6. Posisi fault gempabumi metertermasuk wilayah bagian timur dari
Padang 30 September 2009. kepulauan Mentawai memperlihatkan
terjadi tsunami dengan ketinggian masih
dibawah 1 meter.
Hal ini divalidasi dengan Stasiun pasang
surut di Teluk Bayur yang ditunjukkan
pada sebelumnya. Dislokasi yang
disebabkan oleh vertikal displacement
digambarkan dengan kontur menurut luas
wilayah deformasi (Gambar 8)

Gambar 7. Maximum Tsunami Height. DAFTAR PUSTAKA

Laporan Gempabumi Padang 30


September 2009, BMKG.

Setyonegoro, W. (2011). Tsunami


Numerical Simulation Applied to Tsunami
Early Warning System, Jurnal Meteorologi
dan Geofisika BMKG, Vol.12.No.1, Hal :
21 -32, Mei 2011.

Gambar 8. Vertical Displacement Setyonegoro, W. (2013). Gempa Bumi

gempabumi Padang. Padang dan Potensi Tsunaminya Jurnal


Meteorologi dan Geofisika BMKG, Vol. 7
No. 3 SEPTEMBER 2013

Trianawati, N. (2008). Tsunami.


Universitas Pendidikan Indonesia,
Bandung.

Mustafa, B. (2010). Analisi Geompa Nias


dan Gempa Sumatera Barat yang memiliki
kesamaan dan tidak berpotensi Tsunami.
JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 2
NO 1, MARET 2010.

Natawijaya, D.H., Studi Periode Ulang


Gempa berdasarkan Pertumbuhan
Mikroatol di Mentawai. Simposium
Internasional Gempa dan Tsunami,
Padang, 2005

Anda mungkin juga menyukai