Anda di halaman 1dari 9

RESENSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur pada mata kuliah Evolusi

Dosen Pengampu : 1. Muh. Muttaqin,Drs.,M.Pd.

2. Iwan Ridwan Yusuf ,M.Pd.

Disusun oleh:

Chintya Adi Kusumah (1192060018)

5A – Pendidikan Biologi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2021
1. Menjelaskan Pemisahan Pangea, teori tentang terjadinya kepulauan Indonesia, dan
biogeografi
Nama Pangea atau Pangaea diambil dari bahasa Yunani Kuno, pan yang berarti
keseluruhan dan gaia yang berarti daratan. Ilmuwan yang pertama kali mencetuskan teori
adanya benua Pangea adalah Alfred Wegener yang juga mengemukakan teori pergeseran
benua di tahun 1912. Pangea adalah benua terbesar yang pernah ada. Benua ini terdiri dari
seluruh daratan yang ada di bumi dan terbentuk pada zaman Paleozoic hingga Mesozoic.
Benua Pangea terbentuk melalui tahapan proses selama ratusan juta tahun. Permulaan
pembentukannya terjadi pada 480 juta tahun yang lalu saat benua Laurentia bergabung
dengan benua-benua kecil membentuk Euramerica. Benua ini terdiri dari benua Amerika
utara, Asia, dan Eropa saat ini.
Sebelum Pangea, Bumi hanya diisi oleh dua benua yaitu Euramerica dan Gondwana.
Ketika Pangea mengalami pergeseran, ia membentuk dua benua besar Laurasia dan
Gondwana yang tidak bertahan lama kemudian bergeser kembali menjadi beberapa
lempengan. Lempengan itu terus bergeser hingga terbentuk benua dan kepulauan seperti saat
ini. (Putri, 2019)
A. Pemisahan Pangea menjadi Laurasia dan Gondwana
Sekitar 250 juta tahun yang lalu (jtl), tujuh benua yang ada pada saat ini (Asia, Australia,
Afrika, Eropa, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Antartika) berada dalam satu benua
besar yang disebut Pangea atau Pangaea dan dikelilingi oleh satu samudera besar yang
disebut Samudera Phantalassa. Kata “Pangea” berasal dari bahasa Yunani Kuno pan
(semua, seluruh) dan gaia (daratan, bumi).
Kata “Pangea” muncul pertama kali dalam sebuah buku berjudul Die Entstehung der
Kontinente und Ozeane (Asal Mula Benua dan Samudera) edisi tahun 1920 oleh Alfred
Wegner, seorang ilmuwan geofisika asal Jerman. Dalam teorinya tentang “Pergeseran /
Perpindahan Benua” (Continental Drift), beliau berpendapat bahwa pada awalnya semua
benua yang ada saat ini berasal dari sebuah benua yang sangat besar, yang dikenal dengan
Super Continent (Benua Super).
Gambar 1. Pangea (Anonim, Tanpa tahun)
Namun, adanya arus konveksi di bagian mantel menyebabkan lapisan kerak bumi di
atasnya bergerak secara perlahan. Hal ini menyebabkan bagian kerak tersebut terpecah-pecah
dan membentuk suatu lempeng atau kerak yang lebih kecil dan menyebabkan Pangea terpisah
menjadi beberapa bagian, seperti Laurasia dan Gondwana. Pergerakan lempeng atau kerak bumi
juga menyebabkan gempa bumi; pembentukan gunung berapi dan/atau pegunungan; dan
pembentukan kepulauan

Gambar 2. Lapisan-lapisan
Bumi (Anonim, Tanpa tahun)

Proses pemecahan Pangea menjadi Laurasia dan Gondwana dimulai sekitar 200 juta
sampai sekitar 135 juta tahun yang lalu. Para ilmuwan percaya, bahwa pecahnya Pangea
disebabkan oleh adanya arus konveksi di mantel yang menggerakan kerak bumi di atasnya dan
akhirnya memisahkan Laurasia dan Gondwana. Laurasia terdiri dari Benua Amerika Utara, Asia
dan Eropa, serta pulau Greenland yang ada saat ini. Sementara, Gondwana terdiri dari Benua
Amerika Selatan, Australia, Afrika, Antartika, serta India dan pulau Madagaskar yang ada saat
ini.
Gambar 3. Laurasia dan Gondwana Gambar 4. Laurasia dan Gondwana
180 jtl (Anonim, Tanpa tahun) 135 jtl (Anonim, Tanpa tahun)

B. Sejarah Terbentuknya Kepulauan Indonesia


Ada beberapa teori tentang terbentuknya Kepulauan Indonesia, yaitu :
1) Indonesia muncul dari dasar laut (1960-an)
Indonesia berasal dari paparan Sunda yang bersatu dengan Asia dan paparan Sahul
yang bersatu dengan Australia. Teori ini ditunjang oleh adanya jenis Flora/Fauna Asia
dan Australia (Sudargo, 2019). Secara geologi, Paparan Sunda adalah landas kontinen
perpanjangan lempeng benua Eurasia di Asia Tenggara. Massa daratan utama antara
lain Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, Madura, Bali, dan pulau-pulau kecil di
sekitarya dan laut di sekitarnya, seperti Laut Jawa, Selat Malaka, Selat Karimata, Teluk
Siam dan bagian selatan Laut Cina Selatan.
Bukti bahwa pulau-pulau Sunda Besar pernah bersatu dengan benua Asia adalah
sebaran jenis mamalia Asia seperti beberapa jenis kera, gajah, macan dan harimau yang
ditemukan di benua Asia, Sumatera, Jawa, dan Bali; serta adanya Orangutan patut di
Sumatera dan Kalimantan. Paparan ini terbentuk dampak aktivitas vulkanik beribu-ribu
tahun dan erosi massa benua Asia, serta terbentuknya konsolidasi runtuhan batu di pesisir
seiring naik dan turunnya permukaan laut. Bukti pernah adanya sistem sungai yang
mempersatukan pulau-pulau Sunda Besar dan benua Asia adalah ditemukannya bebagai
spesies ikan air tawar Asia Tenggara di bermacam pulau yang sekarang terpisah oleh laut,
misalnya ikan mas, gurame, dan ikan gabus. (Anonim, 2019)
Paparan Sahul adalah bagian dari lempeng landas kontinen benua Sahul (benua
Australia-Papua) yang terletak di lepas pantai utara Australia dan lautan selatan pulau
Papua. Paparan Sahul adalah dataran terbuka di atas permukaan laut.
Bukti tepi pantai pada masa ini ditandai dengan lokasi yang sekarang terletak pada
kedalaman antara 100 sampai 140 meter di bawah permukaan laut. Paparan Sahul juga
dinamakan Paparan Arafura, membentuk jembatan daratan antara Australia dengan pulau
Papua, serta Kepulauan Aru. Kawasan ini adalah habitat penyebaran marsupial (hewan
mamalia berkantung), burung darat yang tak mampu terbang seperti emu dan kasuari,
serta ikan air tawar yang sama jenisnya.
Garis Lydekker adalah garis biogeografi yang ditarik di tepi perbatasan Paparan
Sahul dimana landasan laut turun curam di kawasan biogeografi Wallacea. Wallacea
terletak antara celah yang terbentuk antara Paparan Sahul dengan Paparan Sunda, bagian
dari paparan benua Asia Tenggara. (Anonim, 2019)
2) Indonesia sebagian berasal dari Gondwana dan sebagian berasal dari Laurasia. Sulawesi
merupakan daerah peralihan (1980-an)
Secara zoogeografi, Indonesia dipisahkan oleh garis Wallace, garis ini memisahkan
bagian barat (Oriental region; Indo-malayan sub region) dan bagian timur (Australian
region; Austro-malayan subregion). garis ini terletak antara pulau Bali dan pulau Lombok
di selatan dan antara pulau Borneo dan pulau Sulawesi di Utara.
a. Sejarah terbentuknya daratan
Daratan bisa berubah karena adanya suatu gaya. Ada 2 jenis gaya yaitu Gaya
Endogen, yaitu suatu gaya yang disebabkan oleh aktivitas dari dalam bumi dan Gaya
Eksogen, yaitu gaya yang disebabkan oleh aktivitas dari luar bumi. Gaya Endogen dapat
membentuk daratan dengan cara:
 Tumbukkan antara lempeng benua dengan lempeng samudera menyebabkan lempeng
samudera masuk ke lempeng benua, mengakibatkan lempeng benua tertekan ke arah
atas dan dapat menghasilkan pegunungan atau membentuk pulau-pulau gunung
berapi
 Adanya letusan gunung berapi dapat memperluas daratan, yaitu dengan cara magma
yang keluar dari gunung berapi akan mrmgeras dan membentuj daratan baru.
 Adanya patahan atau sesar naik di dasar laut juga akan membentuk pegunungan di
dasar laut dan akan membentuk pulau-pulau,

Sementara gaya Eksogen dapat merubah daratan dengan cara:

 Erosi.adanya erosi mnyebabkan rupa bumi di suatu daerah menjadi berubah karena
tertiup angin, terbawa oleh air, terkikis oleh gletser, dsb.
 Pelapukan. Adanya pelapukan oleh suhu, air, angin, dan tumbuhan menyebabkan
batuan tereduksi menjadi kerikil, tanah, atau pasir
 Sedimentasi. Air sungai membawa serta sedimen bersamanya, dan akan menumpuk
di suatu tempat. Jika berkumpul di bagian muara, akan membentuk delta.

Gambar 5. Gaya Endogen dan


Eksogen (Anonim, Tanpa tahun)

b. Masa pangea
Pangaea atau Pangea (Pan berarti Seluruh dan Gea. (disebut Gaia) berarti bumi
Dalam Bahasa Yunani Purba. diciptakan pada simposium 1.927 dibahas Alfred Wegener
teori pergeseran benua. Pangaea adalah super benua yang ada selama era akhir
Paleozoikum dan awal Mesozoikum, terbentuk sekitar 300 juta tahun yang lalu. Mulai
retak sekitar 200 juta tahun yang lalu, sebelum komponen benua dipisahkan menjadi
konfigurasi mereka saat ini.
Dalam masa ini semua daratan yang ada dimuka bumi membentuk satu daratan
yang utuh. Pembentukan satu benua yang utuh mempunyai banyak konsekuensi.
Organisme yang hidup pada masa itu secara teoritis dapat bergerak kemana saja. (Dr.
Djoko T. Iskandar: Evolusi. 2007: 2.4) Berikut ayat Al-Quran yang berkaitan tercantum
pada QS. AlHijr:19
Ada hal sangat perlu dikemukakan di dalam ayat tersebut Allah telah menyebut
tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan.Tidak
dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur'an bahwa fakta ilmiah ini, yang
baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan. telah dinyatakan dalam Al Qur'an. Jenis-
jenis fod yang ditemukin dibeberape benua pada Fummus .
Masalah lain yang timbul adalah adanya kematian besar besaran Daratan yang
bersatu menyebabkan garis pantai menjadi sangat pantai. Karenakehidupan terutama
berada pada laut yang dangkal, maka dengan memendeknya garis pantai, banyak
organisme yang mati akibat predasi, kekeringan, dll. Disamping itu, adanya benturan
antar daratan akan menyebabkan dua macam kemungkinan, yaitu:
a. Timbulnya pegunungan.
b. Tenggelamnya suatu daratan (r. Djoko T. Iskandar; Evolusi, 2007: 2.5)
c. Masa laurasia dan gondwana
Adanya masa Laurasia dan Gondwana ini dikarenakan terpecahnya Benua
Pangea, hal ini dikarenakan adanya bukti fosil yang diketahui bahwa permukaan bumi
berawal dari satu daratan yang besar (superkontinen) yaitu Pangea. Superkontinen
tersebut terbelah menjadi 2 benua besar yaitu Laurasia dan Gondwana. Laurasia ini
terletak di bagian utara yang merupakan penggabungan wilayah pada saat ini masuk
benua Asia (kecuali India dan Arabia), Eropa dan Amerika utara. Gondwana di bagian
selatan merupakan penggabungan wilayah yang saat ini masuk benua Antartika, Amerika
selatan, Afrika, India, Arabia, dan Australia (termasuk pulau Papua). Meskipun
Gondwana terletak pada wilayah Antartika pada masa kini, namun iklimnya pada masa
tersebut lebih hangat dengan banyak macam varietas flora dan fauna selama jutaan tahun.
Hal itu dimungkinkan karena pada masa Mesozoik, iklim rata-rata dunia pada masa
tersebut lebih hangat dibanding kini.

d. Proses terbentuknya kepulauan di Indonesia


Terbentuknya kepulauan di Indonesia ini terjadi dari beberapa sudut pandang,
yaitu proses geologis, Proses Tektonik Lempeng. Pembentukan kepulauan Indonesia
dapat dijelaskan dari proses geologis yang terjadi pada saat proses pembentukan alam,
yaitu proses endogen dan eksogen. Tenaga endogen adalah proses pembentukan alam
yang bersumber dari aktifitas dinamik bumi seperti adanya letusan gunung berapi,
sedangkan eksogen merupakan proses pembentukan alam yang bersumber dari luar
permukaan bumi. Seperti iklim, hutan dll.
Proses tektonik lempeng mengatakan semua kerak bumi merupakan suatu
lempeng yang kaku terhadap satu dengan lainnya di atas suatu cairan yang plastis
dimana masing masing lempeng tersebut bergerak menjauh dari pusatnya sehingga
terjadinya kemunculan yang berada di tengah samudera sehingga proses pembentukan
kepulauan Indonesia dapat terlihat pada pemunculan beberapa pulau yang ada
di sepanjang Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Sedangkan proses tektonik
kepulauan
Terdapat tiga teori yang mengatakan proses terbentuknya kepulauan di
Indonesia ini, yaitu :
1. Indonesia muncul dari dasar laut (1960-an)
Pada saat itu diperkirakan bahwa indonesia berasal dari 2 paparan yaitu
paparan Sunda dan Sahul. Di wilayah Indonesia Barat pulau-pulaunya merupakan
bagian dari Paparan Sunda (Laurasia), sedangkan wilayah Indonesia Timur menjadi
bagian dari Paparan Sahul (Gondwana). Teori ini mulai goyah melihat adanya
sejumlah besar fauna Asia di Sulawesi dan hanya sedikit sekali fauna dari
Australopapua di Sulawesi
2. Indonesia muncul dari dasar laut (1960-an)
Teori ini dikemukakan tahun 1981. Sekitar 200 juta tahun yang lalu,
daratan laurasia terdiri atas Eropa, Asia, dan Indonesia Barat hingga ke Sulawesi
Barat, termasuk Nusa Tenggara Utara. Pada masa tersebut diperkirakan Indonesia
barat ada disebelah Equator, sedangkan Indonesia Timur masih ada di sekitar daerah
subtropika selatan. Sekitar 140 juta tahun yang lalu, Madagaskar dan India mulai
berlayar ke arah utara, sedangkan Indonesia Barat sidah berada di equator. Sulawesi
timur, Australia, New Guinea, Sumba dan Timor, serta Maluku mulai memisahkan
diri dari Gondwana sekitar 60 juta tahun yang lalu. ( Dr. Djoko T. Iskandar ; Evolusi,
2007: 2.8 )
3. Indonesia seluruhnya berasal dari gondwana (1985)
Teori terakhir (1985) merupakan suatu revolusi dari pandangan
mengenai Indonesia. Berasarkan data geologi, terjadi pergeseran benua yang
berulang ulang setelah Gondwana dan Laurasia memisahkan diri. Teori ini dapat
menerangkan mengapa misalnya familia Araucariaceae, Arecaceae, Podocarpaceae,
Proteaceae dan Fagaceae dapat dijumpai di New Guinea dan di daratan Sunda,
demikian pula suku Phytonidae dan thyphlopidae. ( Dr. Djoko T. Iskandar ; Evolusi,
2007: 2.10 )

Anda mungkin juga menyukai