Anda di halaman 1dari 5

pISSN 2302-1616, eISSN 2580-2909

Vol 5, No. 2, Desember 2017, hal 117-121


Available online http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/biogenesis
DOI https://doi.org/10.24252/bio.v5i2.3884

Pemanfaatan Sari Pati Buah Sukun (Artocarpus altilis) Sebagai Alternatif Media
Pertumbuhan Aspergillus niger

TUTY YUNIARTY1, ANITA ROSANTY1


1
Jurusan Analis Kesehatan, Poltekkes Kemenkes Kendari
Jl. Jend. A. H. Nasution No. 614 Anduonohu, Kendari, Sulawesi Tenggara. 93127
Email: thutyyuniarty@yahoo.co.id

Received 12 December 2017; Received in revised form 11 January 2018;


Accepted 2 February 2018; Available online 3 February 2018

ABSTRACT
Aspergillus niger is a fungi family Trichocomaceae that form filaments, mycelia, and
conidiospore can produce citric acid and does not contain mycotoxins. The media are used as a
medium for growth of the fungi Aspergillus niger is SDA (Saboroud Dextrose Agar) which
commercially available. This study aims to determine the possible use of based starch breadfruit as
alternate media for Aspergillus niger. Inoculation of the fungi Aspergillus niger was conducted using
a single dot (one point). The results found macroscopic colonies dark brown to black, round and
microscopic hyphae and spores use KOH 10% solution that is suggesting that Aspergillus niger can
grow in the growth media made from starch breadfruit.

Keywords: Aspergillus niger, breadfruit, media

INTISARI
Aspergillus niger merupakan jamur Trichocomaceae yang membentuk filamen, miselia dan
konidiospora yang dapat menghasilkan asam sitrat dan tidak mengandung mikotoksin. Media yang
digunakan sebagai media untuk pertumbuhan jamur Aspergillus niger adalah SDA (Saboroud
Dextrose Agar) yang tersedia secara komersial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kemungkinan penggunaan sari pati buah sukun sebagai media alternatif untuk Aspergillus niger.
Inokulasi jamur Aspergillus niger dilakukan dengan menggunakan single dot (satu titik). Hasil
penelitian menemukan koloni makroskopik cokelat tua sampai hitam, bulat dan hifa mikroskopis dan
spora menggunakan larutan KOH 10% yang menunjukkan bahwa jamur Aspergillus niger dapat
tumbuh di media pertumbuhan berbahan dasar sari pati buah sukun.

Kata kunci: Aspergillus niger, media, sukun

PENDAHULUAN Aspergillus niger merupakan fungi yang


Aspergilosis adalah suatu spektrum berfilamen, mempunyai hifa bersepta dan
penyakit jamur yang disebabkan oleh sejumlah dapat ditemukan di alam. Jamur ini biasanya
spesies Aspergillus dapat mengenai kulit, diisolasi dari tanah, sisa tumbuhan, dan udara
kuku, dan organ-organ dalam terutama paru di dalam ruangan. Pada media SDA (Saboroud
dan otak. Aspergillus sp. merupakan salah satu Dextrose Agar), koloni berwarna putih atau
jamur saprofit yang terdapat di alam bebas, kuning dengan lapisan konidiospora tebal
menyebar melalui udara terutama di daerah berwarna cokelat gelap sampai hitam. Kepala
tropik dengan kelembaban yang tinggi. Pada konidia berwarna hitam, bulat, cenderung
kasus tertentu banyak Aspergillus sp. yang memisah menjadi bagian-bagian yang lebih
bersifat patogen dan menyebabkan penyakit longgar dengan bertambahnya umur.
pada manusia seperti A. fumigatus, A. flavus, A Konidiospora memiliki dinding yang halus,
niger dan A. terreus (Jawetz, 2012). hialin dan berwarna cokelat. Dalam
metabolismenya Aspergillus niger dapat
Copyright © 2018 Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. This is an open access article under the CC BY license
(https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/)
TUTY YUNIARTY, ANITA ROSANTY Biogenesis 118

menghasilkan asam sitrat yang banyak (Fosfor) dan Fe (Zat besi). Kandungan air
digunakan pada berbagai makanan dan dalam buah sukun cukup tinggi yaitu sekitar
minuman ataupun pengawet dan peningkat cita 69,3% serta proses penanaman dan pengolahan
rasa, selain itu karena tidak mengandung jauh lebih mudah dibandingkan padi
mikotoksin maka jamur ini digunakan dalam (Widowati, 2016; Hartanti dkk., 2012;
berbagai fermentasi (Kusumaningtyas, 2007). Suparman dan Ahmad, 2015).
Di laboratorium mikrobiologi, fungi Berdasarkan hal ini perlu dilakukan
patogen didiagnosis dengan beberapa penelitian mengenai pemanfaatan sari pati
pemeriksaan yaitu pemeriksaan sediaan buah sukun (Artocarpus altilis) sebagai media
langsung, pembiakan, tes imunologi, biopsi alternatif pertumbuhan Aspergillus niger
jaringan dan pemeriksaan dengan sinar Wood. dengan parameter pertumbuhan koloni dan
Pembiakan atau kultur jamur pada umumnya hifa.
menggunakan perbenihan SDA (Saboroud
Dextrose Agar), PDA (Potato Dextrose Agar), METODE
CMA (Corn Meal Agar)(Mutiawati, 2016). Persiapan. Sampel yang digunakan
Media yang digunakan sebagai media adalah sari pati buah sukun yang telah bersih
pertumbuhan fungi Aspergillus sp. di dan kering sebanyak 12,5 gram. Desain
laboratorium adalah SDA (Saboroud Dextrose penelitian yang digunakan adalah
Agar) dengan penambahan antibiotik perbandingan kelompok statis (Static Group
kloramfenikol yang berfungsi untuk mencegah Comparison) yaitu membandingkan
pertumbuhan bakteri. Komposisi dari media pertumbuhan Aspergillus niger pada alternatif
SDA (Saboroud Dextrose Agar) adalah 5 gram media padat berbahan dasar sari pati buah
peptone sebagai sumber nitrogen, 40 gram sukun sebagai kelompok eksperimen dan
dextrose sebagai sumber karbohidrat, 15 gram pertumbuhan A. niger pada media Sabouroud
agar-agar sebagai bahan tambahan yang Dextrose Agar (SDA) sebagai kelompok
berfungsi untuk pemadat dan antibiotik kontrol (Soekidjo, 2010).
kloramfenikol yang berfungsi untuk mencegah Pengujian. Alat yang digunakan
pertumbuhan bakteri (Getas dkk., 2014). disterilisasi dengan menggunakan oven pada
Pembuatan media pertumbuhan suhu 180°C selama 1 jam. Media pertumbuhan
Aspergillus sp. di laboratorium umumnya SDA dibuat dengan cara menimbang media
menggunakan media dalam bentuk formula SDA sebanyak 19,5 gram, dilarutkan dengan
dan tersedia secara komersial. Untuk akuades sebanyak 300 ml sampai homogen.
mengurangi ketergantungan kepada penyelia Pengukuran pH media yaitu 5,6 ± 0,2
SDA, peneliti merasa perlu menggunakan disterilisasi menggunakan autoclave pada suhu
media alternatif dari bahan yang komposisinya 121°C selama 15 menit, pada tekanan 1 atm,
mengandung nutrisi yang dibutuhkan untuk kemudian dituang pada cawan petri secara
pertumbuhan jamur (Manfaati, 2011). aseptik, setelah dingin jamur A. niger dari PT
Tanaman sukun merupakan tanaman yang Biofarma diinokulasi dengan penambahan
menghasilkan buah dengan kandungan gizi antibiotik kloramfenikol metode single dot
tinggi, dan potensial dijadikan sebagai bahan pada media SDA pada suhu 28°C selama 3 x
makanan pokok alternatif pengganti beras 24 jam.
(Adinugraha dan Kartikawati, 2012). Pembuatan sari pati buah sukun dilakukan
Komposisi gizi dari sukun adalah mengandung dengan cara buah sukun dihancurkan
karbohidrat 25%, protein 1,5%, dan lemak menggunakan blender, ditambahkan akuades,
0,3% dari berat buah sukun. Selain itu buah disaring menggunakan kain kasa sehingga
sukun juga banyak mengandung unsur-unsur tidak ada lagi kotoran atau ampas sukun dalam
mineral serta vitamin B1, B2 dan vitamin C sari buah sukun, didiamkan selama satu malam
yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Unsur- untuk mendapatkan endapan (pati) kemudian
unsur mineral yang terkandung dalam buah filtrat dibuang dan endapan (pati) dikeringkan.
sukun antara lain adalah Ca (Kalsium), P
Vol 5, Desember 2017 Biogenesis 119

Penimbangan sari pati buah sukun pertumbuhan dan secara mikroskopik dengan
dilakukan dengan mengikuti aturan jumlah warna koloni. Satu ose koloni A. niger
penimbangan pada media SDA sebagai kontrol diletakkan pada permukaan kaca objek dan
yaitu 65 gram dalam 1000 ml. Sari pati buah ditambahkan larutan KOH 10%, kemudian
sukun yang telah bersih dan kering ditimbang diamati spora dan hifa di bawah mikroskop
sebanyak 12,5 gram, dilarutkan dengan dengan pembesaran 10x. Data yang
akuades sebanyak 300 ml kemudian dikumpulkan adalah data primer hasil
ditambahkan agar-agar batang sebanyak 7 pembuatan media sari pati buah sukun dan
gram sebagai pemadat, kemudian disterilisasi hasil pengamatan koloni Aspergillus niger
menggunakan autoclave pada suhu 121°C secara makroskopik dan mikroskopik.
selama 15 menit, pada tekanan 1 atm,
kemudian dituang pada cawan petri secara HASIL
aseptik, setelah dingin jamur A. niger dari PT Berdasarkan pengamatan pertumbuhan
Biofarma diinokulasi dengan penambahan Aspergillus niger secara makroskopik terhadap
antibiotik kloramfenikol metode single dot media Sabouraud Dextrose Agar (SDA) dan
pada media sari pati buah sukun pada suhu media padat berbahan dasar sari pati buah
28°C selama 3 x 24 jam. sukun diperoleh hasil sebagaimana tercantum
Pengamatan. Aspergillus niger diamati dalam tabel 1.
secara makroskopik dengan melihat

Tabel 1. Hasil pengamatan Aspergillus niger pada media Sabouraud Dextrose Agar (SDA) dan media sari
pati buah sukun.
No. Media Hasil Pengamatan Makroskopik Kesimpulan
1 Sabouraud Dextrose Koloni Berwarna cokelat tua, hingga terdapat hifa
Agar (SDA) hitam, berfilamen Aspergillus niger dan
spora
2 Media sari pati buah Koloni Berwarna cokelat tua, hingga terdapat hifa
sukun hitam, berfilamen Aspergillus niger dan
spora

A B

Gambar 1. Hasil Makroskopik pertumbuhan Aspergillus niger


(A: Media Sabouraud Dextrose Agar; B: Media sari pati buah sukun)

Dari gambar 1 dan gambar 2 menunjukkan bahwa pada hasil pengamatan secara makroskopik
terhadap media Sabouraud Dextrose Agar (SDA) dan media sari pati buah sukun yaitu koloni
berwarna cokelat tua hingga hitam dan berfilamen. Sedangkan pada hasil pengamatan secara
mikroskopik terhadap media Sabouraud Dextrose Agar (SDA) dan media dasar sari pati buah sukun
yaitu adanya hifa dan spora. Hasil pengamatan tersebut merupakan ciri-ciri pertumbuhan jamur
Aspergillus niger.
TUTY YUNIARTY, ANITA ROSANTY Biogenesis 120

A B

Gambar 2. Hasil Mikroskopik pertumbuhan Aspergillus niger


(A: Hifa dan koloni media Sabouraud Dextrose Agar; B: Hifa dan koloni media sari pati buah sukun)

PEMBAHASAN Mikroorganisme yang dipindahkan ke


Penelitian yang dilakukan bersifat quasi dalam suatu medium mula-mula akan
experimental design (penelitian semu), mengalami fase adaptasi, melakukan
menggunakan kelompok kontrol media penyesuaian sel-sel dengan lingkungan
Sabouraud Dextrose Agar (SDA) dan pembentukan enzim-enzim untuk mengurai
kelompok eksperimen media sari pati buah substrat. Setelah fase adaptasi pada hari ke-4,
sukun dan menunjukkan hasil yang sama jamur mengalami fase akselerasi, fase lag
secara makroskopik dan mikroskopik. Untuk menjadi fase aktif, jamur Aspergillus niger
kelangsungan hidup fungi Aspergillus niger membelah dengan cepat dan akan mengalami
memerlukan protein sebagai sumber nutrisi, pertumbuhan terus menerus ke fase
karbohidrat sebagai sumber energi, serta eksponensial yang merupakan fase
mineral dan vitamin sebagai bahan untuk perbanyakan jumlah sel. Aktivitas sel akan
pertumbuhan. Selain itu fungi A. niger juga meningkat dan dipengaruhi oleh medium
memerlukan kondisi habitat yang mempunyai tempat tumbuhnya seperti kandungan nutrien
kelembaban yang tinggi dan ketersediaan dan kondisi lingkungan termasuk suhu dan
oksigen yang cukup (Roosheroe dkk., 2014) kelembaban udara (Maryanty dkk., 2010). Hal
Berdasarkan penelitian yang dilakukan ini membuktikan bahwa syarat-syarat
Susilowati dan Listyawati (2001), hasil pertumbuhan mikroorganisme khususnya A.
pengukuran koloni A. niger dan A. flavus yang niger seperti konsentrasi substrat baik protein,
tumbuh pada media SDA dan pada modifikasi karbohidrat, mineral dan vitamin serta pH pada
media taoge diperoleh hasil pada beberapa modifikasi media sari pati buah sukun
perlakuan yang dilakukan berada di bawah memenuhi untuk pertumbuhan A. niger.
nilai rata-rata diameter koloni Aspergillus sp. Hasil pengamatan makroskopik diperoleh
pada media SDA. A. niger pada media SDA morfologi koloni A. niger berwarna cokelat tua
tumbuh optimum selama 3 hari pada suhu 25- hingga hitam dan berfilamen, sedangkan dari
30ºC dengan kurva pertumbuhan yang sangat pengamatan mikroskopik diperoleh hasil
cepat karena tidak memerlukan waktu adaptasi tampak hifa bercabang, bersegmen,
dengan media pertumbuhannya yang cukup membentuk sudut tajam di atas sel kaki atau
lama (Igbinosa et al., 2009). Pada media hifa yang tidak bersegmen. Terbentuk pula
berbahan dasar sari pati buah sukun A. niger konidiofora yang pada ujungnya terbentuk
menggunakan waktu 12 - 24 jam sebagai fase vesikel dan pada permukaannya membentuk
adaptasi (fase lag). Dalam fase adaptasi ini, sterigmata yang pada ujungnya membentuk
jamur dalam tahap penyesuaian terhadap mikrokonidia. Untuk keperluan hidup
lingkungan baru. Kondisi ini terjadi karena mikroorganisme membutuhkan bahan-bahan
adanya perubahan media serta lingkungannya organik dan anorganik dari lingkungannya,
dari media sari pati buah sukun. salah satunya dari media tumbuh. Media
Vol 5, Desember 2017 Biogenesis 121

tumbuh yang ditambahkan agar-agar berfungsi Jawetz M and Adelberg’s. 2012. Medical
sebagai pemadat serta ditambahkan antibiotik Microbiology. 26th ed. New York: Mc.
yang berfungsi untuk menghambat Graw Hill. pp. 149.
pertumbuhan mikroba non target/kontaminan. Kusumaningtyas E. 2014. Viabilitas dan
Kedua bahan tambahan ini mampu menjadi Morfologi Aspergillus fumigatus pada
media tumbuh yang baik bagi A. niger. Penyimpanan dengan Kertas Saring dan
Agar dalam Air Suling. JITV. vol 19(3):
KESIMPULAN 892-896.
Aspergillus niger mampu tumbuh pada Manfaati R. 2011. Pengaruh Komposisi Media
media sari pati buah sukun. Media sari pati Fermentasi Terhadap Produksi Asam
buah sukun tersebut dapat digunakan sebagai Sitrat oleh Aspergillus niger. Jurnal
media alternatif pertumbuhan Aspergillus Fluida. vol 7(1): 23-27.
niger. Maryanty Y, Pristianti H, and Ruliawati P.
2010. Produksi Crude Lipase Dari
UCAPAN TERIMA KASIH Aspergillus niger Pada Substrat Ongok
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Menggunakan Metode Fermentasi Fasa
Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari dan Padat. Seminar Rekayasa Kimia Dan
Ketua Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Proses, 4-5 Agustus 2010. Semarang:
Kendari atas izin dan dukungan yang diberikan Teknik Kimia Universitas Diponegoro.
untuk melaksanakan penelitian ini. Mutiawati VK. 2016. Pemeriksaan
Mikrobiologi Pada Candida albicans.
DAFTAR PUSTAKA Jurnal Kedokteran Syiah Kuala. vol
Adinugraha HA dan Kartikawati NK. 2012. 16(1): 53-63.
Variasi Morfologi dan Kandungan Gizi Roosheroe IG, Sjamsuridzal W, Oetari A.
Buah Sukun. Wana Benih. vol 13(2): 99- 2014. Mikologi Dasar dan Terapan. Edisi
106. Revisi. Jakarta: Pustaka Obor Indonesia.
Getas IW, Wiadnya IBR, Waguriani LA. Suparman dan Ahmad Z. 2015. Pemetaan
Pengaruh Penambahan Glukosa dan Awal Ditribusi Populasi Tanaman Sukun
Waktu Inkubasi Pada Media SDA (Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg
(Sabouraud Dextrose Agar) Terhadap 1941) di Pulau Ternate. Biogenesis. vol
Pertumbuhan Jamur Candida albicans. 3(2): 132-137.
Media Bina Ilmiah. vol 8(1): 51-56. Soekidjo N. 2010. Metodologi penelitian
Hartanti FD, Amanto BS, Rahadian DAM. kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. hal: 50-
2012. Kajian Karakteristik Fisikokimia 5.
Tepung Sukun (Artocarpus communis) Susilowati A dan Listyawati S. 2001.
Termodifikasi Dengan Variasi Keanekaragaman Jenis Mikroorganisme
Konsentrasi dan Lama Perendaman Asam Sumber Kontaminasi Kultur In vitro di
Laktat. Jurnal Teknosains Pangan. vol Sub-Lab. Biologi Laboratorium MIPA
2(4): 54-61. Pusat UNS. Biodiversitas. vol 2(1): 110-
Igbinosa OO, Igbinosa E, Aiyegoro OA. 2009. 114.
Antimicrobial activity and phytochemical Widowati S. 2016. Prospek Sukun (Artocarpus
screening of stem bark extracts from communis) sebagai Pangan Sumber
Jatropha curcas (Linn). African journal of Karbohidrat dalam Mendukung
pharmacy and pharmacology. vol 3(2): Diversifikasi Konsumsi Pangan. Jurnal
58-62. Pangan. vol 18(4): 67-75.

Anda mungkin juga menyukai