Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum


Jepara sebagai salah satu kabupaten di Jawa Tengah terletak pada
5°43`20,67” sampai 6°47` 25,83” Lintang Selatan dan 110°9`48,02” sampai
110°58` 37,40” Bujur Timur. Sebelah Barat dan Utara berbatasan dengan Laut
Jawa, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kudus dan Pati dan sebelah
Selatan berbatasan dengan Kabupaten Demak. Jarak terdekat dari ibukota
kabupaten adalah Kecamatan Tahunan yaitu 7 km dan jarak terjauh adalah
Kecamatan Karimunjawa yaitu 90 km. Dipandang dari ketinggian permukaan
tanah dari permukaan air laut, wilayah Kabupaten Jepara terletak mulai dari 0 m
sampai dengan 1.301 m. Luas wilayah Kabupaten Jepara tercatat 104.740,657 ha.
Kecamatan yang terluas adalah Keling yaitu 11.661,811 ha dan kecamatan yang
terkecil adalah Kalinyamatan 2.604,790 ha.

4.2 Sektor Basis Kabupaten Jepara


Analisis Location Quotient (LQ) digunakan untuk mengetahui sektor-
sektor ekonomi manakah yang termasuk kedalam sektor basis (basic ekonomi)
dan manakah yang bukan merupakan sektor basis (non basic sector). Apabila hasil
perhitungannya menunjukkan angka lebih dari satu (LQ>1) berarti sektor tersebut
merupakan sektor basis. Sebaliknya apabila hasilnya menunjukkan angka kurang
dari satu (LQ<1) berarti sektor tersebut bukan sektor basis. Hasil perhitungan LQ
Kabupaten Jepara selama lima tahun (2016 – 2020) dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4. 1 Hasil Location Quotient (LQ) Kabupaten Jepara Tahun 2016 – 2020
LQ RATA-
KATEGORI LAPANGAN USAHA KETERANGAN
2016 2017 2018 2019 2020 RATA
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1,00 1,00 0,98 0,98 0,99 0,99 Sektor Non-Basis
B Pertambangan dan Penggalian 0,76 0,76 0,76 0,76 0,76 0,76 Sektor Non-Basis
C Industri Pengolahan 0,96 0,96 0,98 0,97 0,99 0,97 Sektor Non-Basis
D Pengadaan Listrik dan Gas 1,03 1,05 1,06 1,09 1,09 1,07 Sektor Basis
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 1,06 1,06 1,05 1,04 1,08 1,06 Sektor Basis
F Konstruksi 0,64 0,64 0,64 0,65 0,66 0,65 Sektor Non-Basis
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1,24 1,24 1,23 1,23 1,20 1,23 Sektor Basis
H Transportasi dan Pergudangan 1,31 1,31 1,29 1,29 1,35 1,31 Sektor Basis
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,34 1,35 1,34 1,35 1,36 1,35 Sektor Basis
J Informasi dan Komunikasi 0,75 0,75 0,75 0,75 0,81 0,76 Sektor Non-Basis
K Jasa Keuangan dan Asuransi 0,78 0,78 0,78 0,78 0,78 0,78 Sektor Non-Basis
L Real Estate 0,97 0,96 0,96 0,96 0,96 0,96 Sektor Non-Basis
M,N Jasa Perusahaan 1,42 1,42 1,41 1,42 1,42 1,42 Sektor Basis
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0,88 0,88 0,86 0,85 0,84 0,86 Sektor Non-Basis
P Jasa Pendidikan 1,29 1,27 1,27 1,26 1,23 1,26 Sektor Basis
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,18 1,17 1,17 1,16 1,07 1,15 Sektor Basis
R,S,T,U Jasa lainnya 1,49 1,46 1,44 1,43 1,50 1,47 Sektor Basis
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO/
 
GROSS REGIONAL DOMESTIC PRODUCTS 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00  
Sumber : BPS Kabupaten Jepara, 2021, diolah
Berdasarkan penghitungan LQ Kabuparten Jepara tahun 2016 – 2020
diperoleh hasil bahwa sektor basis utama Kabupaten Jepara adalah sektor jasa
lainnya dengan nilai LQ sebesar 1,47. Sektor basis lainnya adalah sektor jasa
perusahaan dengan nilai LQ sebesar 1,42. Sektor Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum dengan nilai LQ sebesar 1,35. Sektor Transportasi dan
Pergudangan sebesar 1,31. Sektor Jasa Pendidikan sebesar 1,26. Sektor
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 1,23.
Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,15. Sektor Pengadaan Listrik dan
Gas sebesar 1,07 dan sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan
Daur Ulang sebesar 1,06. Secara keseluruhan sektor basis di Kabupaten Jepara
didominasi oleh sektor jasa, hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan
perekonomian Kabupaten Jepara ditopang oleh sektor jasa.

4.3 Analisis Klassen Kabupaten Jepara


Analisis Klassen digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan
struktur pertumbuhan ekonomi masing – masing suatu wilayah. (Sjafrizal, 2008).
Analisis ini membandingkan antara Kabupaten Jepara dengan Provinsi Jawa
Tengah. Hasil dari analisis klasen menunjukkan sekor – sektor di Kabupaten
Jepara yang merupakan sektor unggulan dalam menopang perekonomian, sektor
potensial untuk dikembangkan dan sektor yang tertinggal yang butuh perhatian
khusus untuk dikembangkan. Analisis Klasen mengelompokkan sektor – sektor
penopang perekonomian di Kabupaten Jepara menjadi beberapa kategori, yaitu :
Kuadran 1 = Sektor Maju dan Tumbuh Pesat
Kuadran 2 = Sektor Maju Tapi Tertekan
Kuadran 3 = Sektor Potensial (masih dapat berkembang dengan pesat)
Kuadran 4 = Sektor Relatif Tertinggal

Pertumbuhan Sektoral
Kontribusi Sektoral
gi>=g gi<g
Sektor maju dan tumbuh Sektor maju tapi
si>=s
pesat tertekan
Sektor potensial (masih
Sektor relatif
si<s dapat berkembang dengan
tertinggal
pesat)
Tabel 4. 2 Analisis Klassen Kabupaten Jepara terhadap Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 – 2020

Provinsi Jawa Tengah Kabupaten Jepara


KATEGORI LAPANGAN USAHA Rata - Rata Rata - Rata Rata - Rata Rata - Rata
Pertumbuhan Kontribusi Pertumbuhan Kontribusi Keterangan Kuadran
Pertanian, Kehutanan, dan
A Sektor Potensial
Perikanan 0,02 13,07% 0,02 12,77% 3
Pertambangan dan
B Sektor Potensial
Penggalian 0,03 2,23% 0,03 1,68% 3
C Industri Pengolahan 0,03 34,31% 0,04 33,31% Sektor Potensial 3
D Pengadaan Listrik dan Gas 0,04 0,11% 0,07 0,12% Sektor Maju dan Tumbuh Pesat 1
Pengadaan Air,
E Pengelolaan Sampah, Sektor Maju dan Tumbuh Pesat
Limbah dan Daur Ulang 0,05 0,07% 0,06 0,07% 1
F Konstruksi 0,04 10,35% 0,05 6,72% Sektor Potensial 3
Perdagangan Besar dan
G Eceran; Reparasi Mobil Sektor Maju dan Tumbuh Pesat
dan Sepeda Motor 0,03 14,47% 0,03 17,78% 1
Transportasi dan
H Sektor Maju dan Tumbuh Pesat
Pergudangan -0,03 3,20% -0,02 4,14% 1
Penyediaan Akomodasi
I Sektor Maju dan Tumbuh Pesat
dan Makan Minum 0,04 3,23% 0,05 4,39% 1
J Informasi dan Komunikasi 0,13 4,96% 0,16 3,95% Sektor Potensial 3
Jasa Keuangan dan
K Sektor Potensial
Asuransi 0,04 2,75% 0,04 2,13% 3
L Real Estate 0,04 1,90% 0,04 1,82% Sektor Potensial 3
M,N Jasa Perusahaan 0,05 0,38% 0,06 0,55% Sektor Maju dan Tumbuh Pesat 1
O Administrasi 0,02 2,59% 0,01 2,20% Sektor Relatif Tertinggal 4
Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 0,06 3,86% 0,05 4,90% Sektor Maju Tapi Tertekan 2
Jasa Kesehatan dan
Q Sektor Maju Tapi Tertekan
Kegiatan Sosial 0,08 0,88% 0,06 1,02% 2
R,S,T,U Jasa lainnya 0,05 1,66% 0,05 2,45% Sektor Maju dan Tumbuh Pesat 1
PRODUK DOMESTIK
REGIONAL BRUTO/
 
GROSS REGIONAL
DOMESTIC PRODUCTS      
Sumber : BPS Kabupaten Jepara, 2021, diolah
Tabel 4. 3 Hasil Analisis Klassen Kabupaten Jepara

Kuadran I (gi>= g dan si>=s Kuadran II (gi<g dan si>=s


Pengadaan Listrik dan Gas Jasa Pendidikan
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah
dan Daur Ulang Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor  
Transportasi dan Pergudangan  
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum  
Jasa Perusahaan  
Jasa lainnya  
Kuadran III (gi>=g dan si<s) Kuadran IV (gi<g dan si<s)
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Wajib
Pertambangan dan Penggalian  
Industri Pengolahan  
Konstruksi  
Informasi dan Komunikasi  
Jasa Keuangan dan Asuransi  
Real Estate  

Berdasarkan tabel hasil analisis klassen Kabupaten Jepara di atas, dapat


diketahui bahwa sektor yang maju dan tumbuh pesat di Kabupaten Jepara adalah
sektor pengadaan listrik dan gas, pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan
daur ulang, perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor,
transportasi dan pergudangan, penyediaan akomodasi dan makan minum, jasa
perusahaan dan jasa lainnya. Sektor maju namun tertekan adalah sektor jasa
pendidikan dan jasa kesehatan dan kegiatan sosial. Sektor potensial yaitu sektor
pertanian, kehutanan, dan perikanan, pertambangan dan penggalian, industri
pengolahan, konstruksi, informasi dan komunikasi, jasa keuangan dan asuransi,
dan real estate. Sedangkan sektor yang tertinggal adalah sektor administrasi
pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib.

4.4 Pariwisata di Kabupaten Jepara


Setelah menghitung nilai LQ dan mengetahui hasil analisis klassen
Kabupaten Jepara dapat disimpulkan bahwa sektor yang menopang perekonomian
Kabupaten Jepara secara umum berasal dari sektor jasa. Salah satu sektor jasa
yang menopang perekonomian Kabupaten Jepara adalah jasa penyediaan
akomodasi dan makan minum. Jasa penyediaan akomodasi dan makan minum ini
berasal dari sektor pariwisata.
Kabupaten Jepara mempunyai potensi yang kuat untuk pengembangan
daerah tujuan wisata. Terdapat beberapa potensi pariwisata yang dapat dikunjungi
oleh wisatawan mulai dari wisata alam, wisata buatan, wisata sejarah, wisata
religi, wisata budaya, maupun desa-desa wisata. Kabupaten Jepara yang terletak di
pesisir utara Jawa Tengah memiliki garis pantai yang cukup panjang. Dengan
kondisi geografis tersebut maka Jepara dianugerahi deretan pantai berpasir putih
yang menjadi obyek wisata unggulan daerah. Selain wisata alam berupa pantai-
pantai berpasir putih, wisatawan juga bisa menikmati obyek wisata buatan seperti
taman bermain air Jepara Ourland Park (JOP), wisata religi seperti Makam
Mantingan, wisata budaya seperti Pesta Lomban, dan wisata sejarah seperti
Museum Kartini. Tidak ketinggalan pula desa-desa wisata yang menyuguhkan
seni dan kerajinan khas Jepara seperti desa wisata Mulyoharjo dengan seni ukir
kayunya dan desa wisata Troso dengan kerajinan kain tenunnya. Obyek wisata di
Kabupaten Jepara selengkapnya dapat dilihat pada data berikut.
Tabel 4. 4 Banyaknya Pengunjung Obyek Wisata (Orang) di Kabupaten
Jepara, 2019
Pada tahun 2019 jumlah wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata di
Kabupaten Jepara tercatat sebanyak 2.787.742 orang yang sebagian besar adalah
wisatawan nusantara. Jumlah wisatawan nusantara sebanyak 2.755.020 orang atau
98,8 persen dari total wisatawan yang berkunjung. Sedangkan jumlah wisatawan
mancanegara sebanyak 32.722 orang atau hanya 1,2 persen dari total wisatawan.
Kabupaten Jepara yang berada di pantai utara Jawa Tengah dan bersinggungan
dengan Laut Jawa menjadikan kabupaten ini mempunyai pesona alam pantai yang
indah. Beberapa pantai yang menjadi obyek wisata diantaranya adalah Pantai
Kartini, Pantai Bandengan, Pantai Teluk Awur, Pantai Empu Rancak, Pantai
Ombak Mati, dan pantai-pantai di Kepulauan Karimunjawa. Pesona alam pantai
Jepara yang indah telah tersohor hingga ke mancanegara. Tidak mengherankan
jika wisatawan mancanegara lebih memilih pantai sebagai tujuan wisata ketika
berkunjung ke Jepara.
Gambar 4. 1 Obyek Wisata yang Dikunjungi Wisatawan Mancanegara
(Persen)

Sumber: BPS, Kabupaten Jepara Dalam Angka 2020

Obyek wisata yang paling banyak dikunjungi wisatawan mancanegara


adalah Kepulauan Karimunjawa. Kepulauan Karimunjawa yang merupakan obyek
wisata unggulan Kabupaten Jepara mendapat kunjungan wisatawan mancanegara
sebanyak 9.870 orang di sepanjang tahun 2019. Selain Kepulauan Karimunjawa,
pantai yang banyak dikunjungi wisatawan mancanegara diantaranya Pantai
Bandengan (5.234 orang), Pantai Kartini (4.599 orang), dan Pantai Teluk Awur
(1.727 orang). Selain wisata alam pantai, wisatawan mancanegara juga tertarik
dengan wisata budaya seperti wisata industri Desa Mulyoharjo. Desa Mulyoharjo
yang menawarkan kerajinan seni ukir kayu dan seni patung kayu dikunjungi
wisatawan mancanegara sebanyak 3.925 orang sepanjang tahun 2019.

4.5 Pengembangan Obyek Wisata Unggulan Kabupaten Jepara (Kepulauan


Karimunjawa)
Taman Nasional Karimunjawa menyelenggarakan tugas fungsi pada satu program
yaitu Program Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem. Tolak ukur dalam
pelaksanaan kinerja di tahun 2020 adalah
1. Terwujudnya reformasi tata kelola kepemerintahan yang baik di
lingkungan Direktorat Jenderal KSDAE;
2. Terjaminnya efektivitas pemolaan dan penataan pengelolaan kawasan
konservasi serta ketersediaan data dan informasi konservasi alam,
3. Terjaminnya efektivitas pengelolaan kawasan suaka alam, kawasan
pelestarian alam dan taman buru;
4. Terjaminnya efektivitas upaya konservasi spesies dan sumber daya
genetik;
5. Terjaminnya efektivitas pemanfaatan jasa lingkungan hutan konservasi.

Rencana Strategis Taman Nasional Karimunjawa tahun 2020 – 2024 telah


disahkan melalui SK. 82/T.35/TU/REN.0/11/2020. Isu strategis yang dihadapi
Taman Nasional Karimunjawa adalah:
1. Perambahan dan illegal logging terhadap hutan hujan tropis dataran rendah
dan hutan mangrove
2. Konflik masyarakat dengan satwa liar
3. Penurunan tutupan karang
4. Pengembangan wisata di Kepulauan Karimunjawa

Untuk menghadapi hal-hal tersebut diatas, alternatif strategi yang dilakukan


adalah :
1. Penguatan penegakan hukum berkoordinasi dengan Ditjen PHLHK dan
aparat penegak hukum lainnya
2. Peningkatan kesadaran public secara terintegrasi dalam wilayah bentang
laut yang terkait dengan Taman Nasional Karimunjawa
3. Penguatan koordinasi internal di lingkup KLHK untuk menyelesaikan
konflik batas danpercepatan penetapan ulang batas kwasan darat Taman
Nasional Karimunjawa
4. Penyiapan program tahunan yang sesuai dengan pencapaian tujuan
pengelolaan yang dituangkan dalam RPJP
5. Pengembangan peta jalan (road map) penelitian yang di dalamnya
mencakup kebutuhan penelitian (research need) penelitian yang
didalamnya mencakup kebutuhan penelitian ( research protocol)
6. Pengoptimalan penyusunan analisa jabatan
7. Peningkatan kapasitas para pihak untuk membangun manajeman
kolaborasi Taman Nasional Karimunjawa
8. Peningkatan kapasitas pengelolaan kolaboratif untuk menguatkan
mekanisme pengambilan keputusan, pengembangan dan implementasi
program pendidikan lingkungan, peningkatan fasilitas pengunjun
danpenyelesaian pungutan ganda termasuk peningkatan kapasitas SDM
9. Identifikasi kebutuhan pelatihan dan penyediaan kompetensi pegawai
sesuai RPJP Balai Taman Nasional Karimunjawa Tahun 2018 – 2027 10.
Sinergi kebijakan dan program pemberdayaan masyarakat dalam
pembangunan daerah dan desa dengan implementasi rencana pengelolaan
Taman Nasional Karimunjawa termasuk pariwisata berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai