Anda di halaman 1dari 6

DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK KELUARGA BERENCANA,

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

Kelompok 2:

- Desy Wulandari 12020118120044

- Rifana Hemasdevy 12020118120045

- Umi Nur Faizah 12020118120046

- Maria Kristin Hutabarat 12020118120047

- Frinka Pura Meilawaty 12020118120049

- Nurul Hidayah 12020118120059

1. Tugas dan Fungsi

Tugas

Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan


Perlindungan Anak mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan Urusan
Pemerintahan bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan
yang ditugaskan kepada Daerah.

Fungsi

a. perumusan kebijakan teknis di bidang pengendalian penduduk, keluarga berencana,


pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak serta kesekretariatan;

b. pelaksanaan koordinasi kebijakan di bidang pengendalian penduduk, keluarga berencana,


pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;

c. pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian penduduk, keluarga berencana,


pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;
d. pengkoordinasian penyediaan infrastruktur dan pendukung di bidang pengendalian
penduduk, keluarga berencana, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;

1. pelaksanaan peningkatan kualitas sumber daya manusia di pengendalian penduduk,


keluarga berencana, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;
2. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di pengendalian penduduk, keluarga berencana,
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;
3. pelaksanaan fungsi kesekretariatan dinas;
4. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan
fungsinya.

2. Program Yang Sudah Dilakukan

1. Program Keluarga Berencana.

2. Program Pelayanan Kontrasepsi.

3. Program pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh


kembang anak.

4. Program Pemberdayaan Keluarga.

5. Program kesehatan reproduksi remaja.

6. Program PIK Remaja

3. Permasalahan dan Isu Strategis

Permasalahan

Permasalahan dalam pembangunan pemberdayaan perempuan dan anak yang terjadi selama ini,
yaitu:

 Pelecehan terhadap perempuan


Kasus pelecehan yang terjadi pada seorang bidan. (Sumber: Lampost.co, 9 Januari
2021)
Kasus tindak pencabulan yang dilakukan guru kepada anak didiknya (Sumber:
Jawa Post, 17 Maret 2021)
 Kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak.
Kasus yang terjadi pada tahun 2020, pada kurun waktu Januari-September
terhitung 94 kasus kekerasan seksual terhadap anak (Sumber: Jawa Pos, 23 Oktober
2020).
 Kekerasan terhadap anak dan perempuan.
Pada tahun 2020, data Pemerintah Kabupaten Wonosobo menyebutkan bahwa
bulan Januari hingga pertengahan Juli terdapat 14 kasus kekerasan pada anak. (Sumber:
Antara News, 23 Juli 2020)
Tahun 2019, tercatat ada 103 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak
(Sumber: Fin FajarIndonesia Network, 29 Februari 2020).
 Pernikahan dini
Pada tahun 2020, angka kasus pernikahan dini atau dibawah usia 19 tahun di
Kabupaten Wonosobo masih tinggi, yaitu mencapai 968 kasus. (Sumber: Kabar
Wonosobo, 11 Maret 2021)
Di Wonosobo 25 % anak melakukakan pernikahan dini karena hamil duluan atau
hamil diluar nikah (Sumber: Sorot Wonosobo, 16 Juli 2020)

Isu Strategis

Perlindungan anak dan perempuan serta Edukasi terhadap anak

 Peningkatan Perlindungan terhadap Anak dan Perempuan dari segala bentuk kekerasan.

 Peningkatan edukasi anak terhadap akibat dari pergaulan bebas. Dan edukasi terhadap
anak tentang kesiapan menikah.
4. Kendala yang dihadapi OPD dalam menjalankan Program

 Program Keluarga Berencana.

Kendala:

1. Tingkat pendidikan Masyarakat yang masih rendah.


2. Keterlibatan para stake holder dalam kegiatan di kampung KB masih rendah.
3. Tingkat Pendidikan Kader yang masih rendah.
4. Keterlibatan para tokoh dalam setiap kegiatan poktan masih kurang.
5. Masih tingginya angka Pra sejahtera dan Sejahtera .
6. Jumlah penduduk tinggi dengan kualitas rendah.
7. Income perkapita masyarakat masih rendah.
8. Penggunaan kontrasepsi sederhana masih cukup timggi.
9. Masih adanya angka perkawinan dibawah umur.

 Program Pelayanan Kontrasepsi.

Kendala:

1. Masih rendahnya pengetahuan masyarakat.


2. Terbatasnya jumlah dan kualitas sumber daya manusia sebagai penggerak program di
tingkat desa/rw maupun RT untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan program KKBPK
3. Pola pikir masyarakat yang berubah dari pilihan penggunaan kontrasepsi modern
menjadi kontrasepsi tradisional.

 Program Pengembangan Bahan Informasi tentang Pengasuhan dan


Pembinaan Tumbuh Kembang Anak.

Kendala:
1. Terbatasnya dana kegiatan sehingga kurang leluasanya gerak dalam mengembangkan
kehiatan pada lingkup yang lebih luas.

 Program Pemberdayaan Keluarga.

Kendala:

1. Jumlah kader yang masih kurang.


2. Keterbatasan dana.
3. Kedisiplinan kader.
4. Perhatian peserta kegiatan.
5. Keterbatasan sarana dan prasarana.
6. Kemampuan kader.
7. Kepentingan lain dari kader ataupun peserta.
8. Dana desa belum optimal untuk menanggulangi kemiskinan
9. Pendampingan program penanggulangan kemiskinan belum mampu memberikan
akselerasi atau percepatan pengurangan angka kemiskinan secara signifikan.
10. Keterlibatan pihak eksternal dan bentuk-bentuk partisipasi belum ada
11. Anggaran desa kurang didorong untuk bisa menumbuhkan pemberdayaan dan
keberpihakan pada masyarakat miskin

 Program Kesehatan Reproduksi Remaja.

Kendala:

1. Pengetahuan yang minim tentang kesehatan reproduksi.


2. Perilaku-perilaku beresiko yang dilakukan oleh remaja.
3. Akses informasi yang kurang memadai.

 Program PIK Remaja

Kendala:

1. Sedikitnya jumlah pengelola aktif.


2. Tidak tersedianya rencana kegiatan.
3. Dibutuhkan inovasi kegiatan di PIK Remaja.
4. Kegiatan yang diselenggarakan masih kurang efektif.
5. Kurangnya eksistensi PIK Remaja.
6. Tidak tersedianya anggaran dana, sarana dan prasarana.
7. Masyarakat masih menganggap pernikahan dini sebagai hal yang lumrah.
8. Kurangnya komunikasi PIK Remaja dengan mitra.

Anda mungkin juga menyukai