SENJATA
4. Wedhung Yogyakarta
Wedhung adalah senjata tradisional berbentuk seperti pisau tetapi ukurannya lebih besar.
Pemakaian Wedhung sama dengan keris. Hanya saja, kalau keris biasanya diselipkan di
belakang pinggang, namun senjata Wedhung ini diselipkan di muka atau ada juga yang
menggunakannya di samping badan. Dalam tradisi Kraton Yogyakarta, Wedhung merupakan
senjata ampilan bagi abdi dalem maupun keparak yang berpangkat lurah ke atas.
5. Condroso Yogyakarta
Condroso adalah senjata tradisional Yogyakarta ini berbentuk mirip tusuk konde. Senjata
kecil yang berfungsi sebagai tusuk konde tersebut dapat mematikan, terutama merupakan
senjata tikam yang dipakai pada saat lawan sedang dalam keadaan lengah. Biiasanya
condrowoso dikenakan oleh kaum wanita yang ditugaskan sebagai mata-mata (telik sandi).
Condrowoso diselipkan di sanggul dan dipakai sebagai senjata untuk membunuh pada saat
lawannya lengah.
Upacara Labuhan merupakan Upacara Adat Yogyakarta yang telah dilakukan sejak zaman
Kerajaan Mataram Islam pada abad ke XIII hingga sekarang di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Masyarakat meyakini bahwa dengan melakukan Upacara Labuhan secara
tradisional akan terbina keselamatan, ketentraman dan kesejahteraan masyarakat serta
negara. Upacara Labuhan dilakukan secara resmi dalam rangka peristiwa-peristiwa seperti
Penobatan Sultan, Tingalan Panjenengan (Ulang tahun penobatan Sultan) dan peringatan hari
"Windo" hari ulang tahun penobatan Sultan "Windon" berarti setiap delapan tahun.