2461 4568 1 SM
2461 4568 1 SM
ANTROPOLOGI
INDONESIA
Indonesian Journal of Social and Cultural Anthropology
Makna Kultural Mitos dalam Budaya Vol. 33 No. 3
Masyarakat Banten September-Desember
2012
Kekuasaan Politik dan Adat Para Mosalaki
ANTROPOLOGI INDONESIA Vol. 33 No. 3 September-Desember 2012
Departemen Antropologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia
ANTROPOLOGI INDONESIA Vol. 33 No. 3 2012
Dewan Penasihat
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Indonesia
Abstrak
Artikel ini mengkaji tentang berbagai jenis mitos yang tersebar di beberapa daerah di Banten.
Masyarakat Banten memahami dan meyakini mitos-mitos yang tersebar dan masih ditradisikan dari
generasi ke generasi serta peran dan fungsi mitos bagi masyarakat Banten menjadi fokus utama
dalam artikel ini. Artikel ini merupakan hasil penelitian lapangan menggunakan metode etnografi
dengan pendekatan antropologis. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan pendekatan
fungsional-struktural. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah kajian pustaka,
pengamatan terlibat, dan wawancara mendalam. Mitos merupakan salah satu bagian dari
cerita rakyat yang hampir selalu muncul dalam budaya masyarakat dimana pun, terutama budaya
masyarakat tradisional atau masyarakat pre-literate. Berbagai penelitian, terutama yang di-
lakukan oleh orang-orang Barat, menunjukan betapa mitos muncul dalam berbagai aktivitas sosial
keagamaan masyarakat. Mitos juga dianggap mengandung pesan-pesan moral bagi masyarakat yang
meyakininya. Keberadaan mitos pada masyarakat Banten, sedikit banyak, berpengaruh terhadap
kehidupan sosial keagamaan masyarakat Banten. Mitos, dalam beberapa hal, juga memiliki fungsi
dan peran yang cukup signifikan bagi masyarakat Banten seperti untuk mengukuhkan sesuatu,
menjaga identitas kultural dan solidaritas masyarakat, serta mempertahankan prestise
dan status sosial.
Abstract
This article discusses various myths spread in several areas of Banten. How Bantenese society
understands and believes in myths that have spread and are still maintained from generations
to generations and how the roles and functions of myths for Bantenese society constitute the
main focus of this article. This article is field research using ethnographical methods based on
in anthropological perspective. To analyze the data, the researcher uses a structural-
functional approach. Library research, participant-observation, and depth-interview are
methods used to collect the data. Myth is a part of folklore that appear in almost every culture
of the world, especially in traditional or pre-literate cultures. Various researches, especially con-
ducted by Western scholars, show how myths appear in various socio-religious activities of the
society. Myths are also considered have moral values for the society that believes in them. The
existence of myths in Bantenese society has influenced, more or less, the socio-religious life of the
Bantenese. Myths, in some cases, also play significant roles and functions for Bantenese society
such as strengthening something, maintaing cultural identity and solidarity of the society, and
keeping prestige and social status.
1 Ayatullah Humaeni, MA, dosen tetap pada Fakultas Tarbiyah dan Adab IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten dan Pengurus Laboratorium
Bantenologi IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten. E-mail: ayataditya@yahoo.com
Ahmad, Athoullah,
2006 “Ilmu Hikmat di Banten”, Disertasi, UIN Syarif Hidayatullah.
Ali, Mufti, dkk.
2007 “Peran Tokoh Tarekat dalam Pemberontakan Muslim Banten 1926: Studi Kasus K.H.
Abdul Hamid Ilyas Muhammad Muqri AL-Quty Labuan (1860-1959), tidak dipublikasikan,
Serang: IAIN SMH Banten.
Angrosino, Michael V.,
2004 The Culture of the Sacred. Exploring the Anthropology of Religion, Illinois: Waveland
Press,Inc.
Azra, Azyumardi
2004 The Origins of Islamic reformism in Southeast Asia: Networks of Malay-Indonesian and
Middle Eastern ‘Ulama’ in the Seventeenth and Eighteenth Centuries, Leiden: KITLV
Press.
Wawancara dengan Ust. Munawir (50 thn), Kp. Terumbu, Kasemen, Serang, 12 November 2010.
Wawancara dengan Bpk. Dari (50 tahun), seorang sesepuh/tokoh masyarakat, Kp. Petapan, Ds.
Negara, Kec. Kibin, Serang Banten. Wawancara tanggal 13 Oktober 2010.
Wawancara dengan Rizki Yati Tarnita, 24 thn, (mahasiswa), Kp. Ciputri, Menes, Pandeglang,
Banten. Wawancara, 6 Oktober 2010.
Wawancara dengan Ibu Hayati (52 thn), Kp. Masigit, Ds. Ciomas, Padarincang, Serang, 20
Agustus 2010.
Wawancara dengan Ibu Sa’adah, (57 thn), Kp. Sawah, Ds. Ciomas, Serang Banten, 3 November
2010.
Wawancara dengan Nurnisa (23 thn), Ciomas, Serang Banten, 2 November 2010.
Personal Komunikasi dengan H. Syahroni Ali (52 thn) dan Hj. Asy’ariah (47 thn), Serang, Banten,
3 Juli 2010.