6340 18513 1 PB
6340 18513 1 PB
ABSTRAK
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) ditemukan pada akhir tahun 2019 tepatnya bulan Desember di
Kota Wuhan, Provinsi Huebei, China dan kemudian menyebar ke hampir seluruh dunia. Covid-19
disebabkan oleh betacoronavirus jenis baru yang cenderung mirip SARS-CoV dan MERS-CoV. Tujuan
penulisan ini untuk memberikan telaah mengenai patofisiologi, manifestasi klinis, dan perkembangan
penelitian tatalaksana Covid-19. Jenis review yang digunakan dalam artikel ini berbentuk literature
review terhadap 41 artikel Covid-19 dengan menggunakan database PubMed dan Google Scholar.
Covid-19 termasuk dalam genus betacoronavirus, hasil anasilis menunjukkan adanya kemiripan dengan
SARS. Gejala umum di awal penyakit adalah demam, kelelahan atau myalgia, batuk kering. Serta
beberapa organ yang terlibat seperti pernapasan, gastrointestinal, dan neurologis. Sampai saat ini, WHO
dan beberapa Negara sedang melaksanakan uji klinis untuk menemukan obat yang tepat untuk Covid-
19, studi ini bernama SOLIDARITY. Terdapat 4 kelompok dalam studi ini, yaitu kelompok LPV/r dan
Interferon-beta, Remdesivir, Klorokuin dan Hidroksiklorokuin. Faktor virus dengan respon imun
menentukan keparahan dari infeksi Covid-19. Gejala umum di awal penyakit adalah demam (83-98%),
kelelahan atau myalgia, batuk kering (76-82%) dan sesak napas (31-55%). Dari telaah terhadap studi
yang ada didapatkan bahwa sampai saat ini Remdesivir adalah obat yang paling berpotensi efektif
terhadap Covid-19, walaupun begitu, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut dengan melakukan uji
klinis yang lebih luas.
Kata kunci: Patogenesis, Manifestasi klinis, Terapi, COVID-19
ABSTRACT
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) was discovered at the end of 2019 to be precise in December
in Wuhan City, Huebei Province, China and then spread to almost all over the world. Covid-19 is caused
by a new type of betacoronavirus which tends to resemble SARS-CoV and MERS-CoV. The purpose
of this paper is to provide an analysis of the pathophysiology, clinical manifestations, and development
of research on the management of Covid-19. The type of review used in this article is in the form of a
literature review of 41 Covid-19 articles using the PubMed and Google Scholar databases. Covid-19 is
included in the genus betacoronavirus, the results of anasilis show similarities to SARS. Common
symptoms at the onset of illness are fever, fatigue or myalgia, dry cough. As well as several organs
involved such as respiratory, gastrointestinal, and neurological. To date, WHO and several countries are
conducting clinical trials to find the right drug for Covid-19, this study is called SOLIDARITY. There
were 4 groups in this study, namely the LPV / r group and Interferon-beta, Remdesivir, Chloroquine and
Hydroxychloroquine. Viral factors with immune response determine the severity of Covid-19 infection.
Common symptoms at the onset of illness are fever (83-98%), fatigue or myalgia, dry cough (76-82%)
and shortness of breath (31-55%). From a review of existing studies, it is found that to date Remdesivir
is the drug with the most potential to be effective against Covid-19, however, further research is still
needed by conducting more extensive clinical trials.
44
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 17, No. 1, Januari 2021 ISSN : 0216 – 3942
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JKK e-ISSN : 2549 – 6883
45
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 17, No. 1, Januari 2021 ISSN : 0216 – 3942
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JKK e-ISSN : 2549 – 6883
46
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 17, No. 1, Januari 2021 ISSN : 0216 – 3942
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JKK e-ISSN : 2549 – 6883
ditemukan di saluran napas pada manusia yaitu pada manusia menyerang saluran pernapasan
229E, NL63 dari genus Polygonum, OC43 dan khususnya pada sel yang melapisi alveoli.(16)
HPU dari genus beta, Middle East Respiratory Covid-19 mempunyai glikoprotein pada
Syndrome-associated Coronavirus (MERS- enveloped spike atau protein S.(16) Untuk dapat
CoV), and Severe Acute Respiratory Syndrome- meninfeksi “manusia” protein S virus akan
associated Coronavirus (SARS-CoV). berikatan dengan reseptor ACE2 pada plasma
Coronavirus jenis baru atau SARS-CoV2 membrane sel tubuh manusia.(16) Di dalam sel,
penyebab Covid-19 dapat diklasifikasikan virus ini akan menduplikasi materi genetik dan
dalam kelompok betacoronavirus yang protein yang dibutuhkan dan akan membentuk
menyerupai SARS-CoV dan MERS-CoV tetapi virion baru di permukaan sel.(16) Sama halnya
tidak sama persis.(13) SARS-CoV setelah masuk ke dalam sel
Coronavirus pada kelelawar selanjutnya virus ini akan mengeluarkan genom
merupakan sumber utama yang menyebabkan RNA ke dalam sitoplasma dan golgi sel
Middle East Respiratory Syndrome-associated kemudian akan ditranslasikan membentuk dua
Coronavirus (MERS-CoV) dan Severe Acute lipoprotein dan protein struktural untuk dapat
Respiratory Syndrome-associated bereplikasi.(17)
Coronavirus.(14) Coronavirus sensitif terhadap Faktor virus dengan respon imun
panas, dengan suhu 56 derajat celcius selama 30 menentukan keparahan dari infeksi Covid-19
menit dinding lipid dapat dihancurkan.(13) ini. Efek sitopatik virus dan kemampuannya
Alkohol 75%, klorin mengandung desinfektan, dalam mengalahkan respon imun merupakan
asam peroksiasetat dan klorform juga dapat faktor keparahan infeksi virus. Sistem imun
(13)
melarutkan lipid coronavirus. Menurut Van yang tidak adekuat dalam merespon infeksi juga
Doremalen dkk, 2020 menyebutkan bahwa menentukan tingkat keparahan, di sisi lain
coronavirus lebih stabil pada plastik dan stainless respon imun yang berlebihan juga ikut andil
steel >72 jam dibandingkan tembaga (4 jam) dan dalam kerusakan jaringan.(18) Saat virus masuk
kardus (24 jam).(15) ke dalam sel selanjutnya antigen virus akan
dipresentasikan ke Antigen Presentation Cell
Patogenesis
(APC). Presentasi sel ke APC akan merespon
Coronavirus atau Covid-19 termasuk
sistem imun humoral dan seluler yang
dalam genus betacoronavirus, hasil anasilis
dimediasi oleh sel T dan sel B.(18) IgM dan IgG
menunjukkan adanya kemiripan dengan
terbentuk dari sistem imun humoral. Pada
SARS.(10) Pada kasus Covid-19, trenggiling
SARS-CoV IgM akan hilang pada hari ke 12
diduga sebagai perantaranya karena genomnya
dan IgG akan bertahan lebih lama.(18) Virus
mirip dengan coronavirus pada kelelawar
dapat menghindar dari sistem imun dengan cara
(90,5%) dan SARS-CoV2 (91%).(10)
menginduksi vesikel membran ganda yang
Coronavirus disease 2019 Covid-19 atau yang
tidak mempunyai pattern recognition receptors
sebelumnya disebut SARS-CoV2. Covid-19
(PRRs) dan dapat bereplikasi di dalam vesikel
47
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 17, No. 1, Januari 2021 ISSN : 0216 – 3942
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JKK e-ISSN : 2549 – 6883
tersebut sehingga tidak dapat dikenali oleh sel kerusakan paru terbentuknya jaringan fibrosis
(19)
imun. sehingga dapat terjadinya kegagalan fungsi.(21)
Pasien konfirmasi potitif Covid-19
Gejala Klinis
dengan gejala klinis ringan menunjukkan
Rata-rata masa inkubasi adalah 4 hari
respon imun didapatkan peningkatan sel T
dengan rentang waktu 2 sampai 7 hari.(22) Masa
terutama CD8 pada hari ke 7-9, selain itu
inkubasi dengan menggunakan distribusi
ditemukan T helper folikular dan Antibody
lognoral yaitu berkisar antara 2,4 sampai 15,5
Secreting Cells (ASCs).(20) Pada hari ke 7
hari.(23) Periode bergantung pada usia dan status
hingga hari ke 20, ditemukan peningkatan
imunitas pasien.(22) Rerata usia pasien adalah 47
IgM/IgG secara progresif.(18) Jika dibandingkan
tahun dengan rentang umur 35 sampai 58 tahun
dengan kontrol sehat, jumlah monosit CD14+
serta 0,9% adalah pasien yang lebih muda dari
dan CD16+ mengalami penurunan.(20) Namun
umur 15 tahun.(22) Gejala umum di awal
pada orang konfirmasi positif Covid-19 dengan
penyakit adalah demam, kelelahan atau
tanda dan gejala yang ringan tidak ditemukan
myalgia, batuk kering. Serta beberapa organ
peningkatan kemokin dan sitokin
yang terlibat seperti pernapasan (batuk, sesak
proinflamasi.(20)
napas, sakit tenggorokan, hemoptisis atau batuk
Pada pasien konfirmasi positif Covid-
darah, nyeri dada), gastrointestinal
19 dengan gejala klinis berat memberikan hasil
(diare,mual,muntah), neurologis (kebingungan
profil imunologi yang berbeda dengan klinis
dan sakit kepala).(6) Namun tanda dan gejala
ringan. Pada kasus klinis berat ditemukan
yang sering dijumpai adalah demam (83-98%),
hitung limfosit yang rendah, serta hasil monosit,
batuk (76-82%), dan sesak napas atau dyspnea
basofil, dan eosinofil lebih rendah pada pasien
(31-55%).(24)
Covid-19 dengan klinis berat.(21) Teradapat pula
Pasien dengan gejala yang ringan akan
peningkatan mediator proinflamasi (TNF-α, IL
sembuh dalam watu kurang lebih 1 minggu,
1, IL6 dan IL 8) namun pada sel T helper, T
sementara pasien dengan gejala yang parah
supresor dan T regulator mengalami penurunan
akan mengalami gagal napas progresif karena
pada kasus Covid-19 klinis berat.(21) Pasien
virus telah merusak alveolar dan akan
Covid-19 yang mengalami Acute Distress
menyebabkan kematian.(25) Kasus kematian
Respiratory Syndrome (ADRS) juga ditemukan
terbanyak adalah pasien usia lanjut dengan
sel T CD4 dan CD 8 mengalami penurunan,
penyakit bawaan seperti kardiovaskular,
limfosit CD 4 dan CD8 mengalami
hipertensi, diabetes mellitus, dan parkinson.(26)
hiperaktivasi.(21) ARDS merupakan salah satu
Seperempat pasien yang dirawat di rumah sakit
penyebab kematian pada kasus Covid-19 yang
Wuhan memiliki komplikasi serius berupa
diakibatkan oleh peningkatan mediator
aritmia, syok, cedera ginjal akut dan acute
proinflamasi (badai sitokin) yang tidak
respiratory distress syndrome (ARDS).(27)
terkontrol. Hal itu akan mengakibatkan
Pasien yang menjalani pemeriksaan penunjang
48
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 17, No. 1, Januari 2021 ISSN : 0216 – 3942
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JKK e-ISSN : 2549 – 6883
49
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 17, No. 1, Januari 2021 ISSN : 0216 – 3942
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JKK e-ISSN : 2549 – 6883
50
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 17, No. 1, Januari 2021 ISSN : 0216 – 3942
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JKK e-ISSN : 2549 – 6883
51
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 17, No. 1, Januari 2021 ISSN : 0216 – 3942
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JKK e-ISSN : 2549 – 6883
a. Konsumsi vitamin C 200-400 mg per 8 serta fokus pada infeksi dan faktor risiko
jam (100 cc NaCl 0,9%) habis 1 jam pasien
(drip intravena). d. Antivirus menggunakan oseltamivir 75
b. Klorokuin fosfat 500 mg per 12 jam oral mg per 12 jam per oral atau favipiravir
selama 5-7 hari / Hidroksiklorokuin (sediaan 200 mg ) dengan loading dose
(sediaan 200 mg) sebanyak 400 mg per 1600 mg per 12 jam per oral pada hari
12 jam per oral dilanjutkan 400 mg per pertama dan dilanjutkan dengan 2 x 600
24 jam per oral dalam 5-7 hari. mg pada hari ke 2-5
c. Azitromisin 500 mg per 24 jam per e. Konsumsi vitamin C dosis 200-400 mg
intravena atau peroral dalam 5-7 hari per 8 jam (100 cc NaCl 0,9%) dan habis
alternative menggunakan levofloxacin dalam waktu 1 jam (drip intravena)
750 mg per 24 jam per intrravena atau f. Vitamin B1 1 ampul per 24 jam per iv
peroral dalam waktu 5-7 hari. g. Hydroxycortison 100 mg per 24 jam per
d. Simtomatis bila demam beri iv pada 3 hari pertama
paracetamol h. Meneruskan obat-obatan penyakit
e. Antivirus berupa oseltamivir 75 mg per penyerta (komorbid) dan obat
12 jam oral atau favipiravir (sedian 200 komplikasi (jika terjadi komplikasi).
mg) dengan loading dose 1600 mg per
12 jam per oral pada hari pertama dan Tabel 3. Hasil Penelitan Tatalaksana Covid-19
dilanjutkan 2x600 mg pada hari ke 2-5. Subjek
Referensi Temuan
Penelitian
4. Orang dengan gejala berat 75 (75%) pasien
menerima pengobatan
Harus isolasi diri di rumah sakit rujukan
antivirus selama 3-14
serta dirawat secara kohorting (ruang hari berupa
oseltamivir 75 mg tiap
isolasi).(39) Untuk pilihan terapi yang 12 jam PO,
Pasien
digunakan pada orang dengan gejala berat gansiklovir 25 g tiap
Chen N et terkonfirmasi
12 jam IV, tablet
al.,2020 positif Covid-
adalah:(41) 19
lopinavir dan
ritonavir 500 mg 2x1.
a. Klorokuin fosfat 500 mg per 12 jam per 25 (25%) diberikan 1
oral pada hari ke 1-3 selanjutnya 250 mg antibiotik dan 45
(45%) pasien
per 12 jam per oral pada hari ke 4-10 diberikan terapi
kombinasi.
atau hidroksiklorokuin 400 mg per 24 Antivirus yang
jam per oral dalam 5 hari dan control direkomendasikan
IFN-Alfa (5 juta U),
EKG setiap 3 hari sekali lopinavir dan
Pasien
ritonavir (400
b. Azitromisin 500 mg per 24 jam dalam 5 Lu H et terkonfirmasi
mg/100mg bid po).
al., 2020 positif Covid-
hari atau levofloxacin 750 mg per 24 jam Selain itu remdesivir
19
mungkin merupakan
per iv dalam 5 hari obat potensial untuk
pengobatan 2019-
c. Jika terjadi sepsis, pemberian antibiotik
nCoV.
disesuaikan dengan kondisi klinisnya
52
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 17, No. 1, Januari 2021 ISSN : 0216 – 3942
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JKK e-ISSN : 2549 – 6883
53
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 17, No. 1, Januari 2021 ISSN : 0216 – 3942
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JKK e-ISSN : 2549 – 6883
54
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 17, No. 1, Januari 2021 ISSN : 0216 – 3942
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JKK e-ISSN : 2549 – 6883
novel Chinese coronavirus (2019-nCoV) Munster VJ. SARS and MERS: Recent
infections: Challenges for fighting the insights into emerging coronaviruses. Nat
storm. Eur J Clin Invest. 2020;50(3):1–4. Rev Microbiol. 2016;14(8):523–34.
9. Chen N, Zhou M, Dong X, Qu J, Gong F, 18. Li G, Fan Y, Lai Y, Han T, Li Z, Zhou P, et
Han Y, et al. Epidemiological and clinical al. Coronavirus infections and immune
characteristics of 99 cases of 2019 novel responses. J Med Virol. 2020;92(4):424–
coronavirus pneumonia in Wuhan, China: a 32.
descriptive study. Lancet [Internet]. 19. Li X, Geng M, Peng Y, Meng L, Lu S.
2020;395(10223):507–13. Molecular immune pathogenesis and
10. Susilo A, Rumende CM, Pitoyo CW, diagnosis of COVID-19. J Pharm Anal
Santoso WD, Yulianti M, Herikurniawan [Internet]. 2020;10(2):102–8.
H, et al. Coronavirus Disease 2019: 20. Wang C, Horby PW, Hayden FG, Gao GF.
Tinjauan Literatur Terkini. J Penyakit A novel coronavirus outbreak of global
Dalam Indones. 2020;7(1):45. health concern. Lancet.
11. WHO. WHO Coronavirus (COVID-19) 2020;395(10223):470–3.
Disease Report. 2020. 21. Zumla A, Hui DS, Azhar EI, Memish ZA,
12. Pemerintah Jawa Timur. Jatim Tanggap Maeurer M. Reducing mortality from 2019-
Covid-19. 2020. p. nCoV: host-directed therapies should be an
https://checkupcovid19.jatimprov.go.id/. option. Lancet [Internet].
13. Wang Z, Qiang W, Ke H. A Handbook of 2020;395(10224):e35–6.
2019-nCoV Pneumonia Control and 22. Guan W, Ni Z, Hu Y, Liang W, Ou C, He J,
Prevention. Hubei Sci Technol Press. et al. Clinical characteristics of coronavirus
2020;1–108. disease 2019 in China. N Engl J Med.
14. Perimpunan Dokter Paru Indonesia. Paduan 2020;382(18):1708–20.
Praktik Klinis Pneumonia COVID-19 berat 23. Backer JA, Klinkenberg D, Wallinga J.
tanpa komplikasi. 2020;(19):7. Incubation period of 2019 novel
15. Van Doremalen, Neeltje; Trenton coronavirus (2019- nCoV) infections
Bushmaker; Dylan H. Morris, et al. Aerosol among travellers from Wuhan, China, 20 28
and Surface Stability of SARS-CoV-2 as January 2020. Eurosurveillance.
Compared with SARS-CoV-1. Nejm. 2020;25(5):1–6.
2020;0–2. 24. Wu YC, Chen CS, Chan YJ. The outbreak
16. Zhang T, Wu Q, Zhang Z. Probable of COVID-19: An overview. J Chinese
Pangolin Origin of SARS-CoV-2 Med Assoc. 2020;83(3):217–20.
Associated with the COVID-19 Outbreak. 25. Hamid S, Mir MY, Rohela GK. Novel
Curr Biol [Internet]. 2020;30(7):1346- coronavirus disease (COVID-19): a
1351.e2. pandemic (epidemiology, pathogenesis and
17. De Wit E, Van Doremalen N, Falzarano D, potential therapeutics). New Microbes New
55
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 17, No. 1, Januari 2021 ISSN : 0216 – 3942
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JKK e-ISSN : 2549 – 6883
56
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 17, No. 1, Januari 2021 ISSN : 0216 – 3942
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JKK e-ISSN : 2549 – 6883
57