Anda di halaman 1dari 8

Prosiding Ilmu Hukum http://dx.doi.org/10.29313/.v6i2.

21788

Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Pengguna


Transportasi Skuter Listrik (Grabwheels) Bedasarkan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen dan Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan
Tasya Wahidah Rahmah, Liya Sukma Muliya
Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum
Universitas Islam Bandung
Bandung, Indonesia
tasyawhdhrr@gmail.com, liyamulia59@gmail.com

Abstract— In Indonesia Grab launched the GrabWheels Abstrak— Di Indonesia Grab meluncurkan layanan
service, an electric scooter vehicle rental service (e-Scooter) GrabWheels, layanan sewa kendaraan skuter elektrik (e-
which is a type of autopedic to expand the types of vehicles that Scooter) ini sejenis otoped untuk memperluas jenis kendaraan
can be used by the public. Until now there are no regulations that yang dapat digunakan masyarakat. Hingga saat ini belum ada
specifically regulate electric scooters or GrabWheels so that they regulasi yang mengatur secara khusus mengenai skuter listrik
cannot provide legal certainty for GrabWheels users or the atau GrabWheels sehingga tidak dapat memberikan kepastian
public. This is quite worrying because the potential for accidents hukum bagi pengguna GrabWheels maupun masyarakat. Hal ini
involving electric scooter users is quite large in accordance with cukup mengkhawatirkan karena potensi terjadinya kecelakaan
experience in other countries. Problems from GrabWheels users yang melibatkan pengguna skuter listrik cukup besar sesuai
regarding security and safety in Jakarta Two GrabWheels dengan pengalaman di negara-negara lain. Permasalahan dari
tenants or electric scooters were killed by a car in the Senayan pengguna GrabWheels mengenai keamanan dan
area while four others were injured. This thesis research method keselamatannya di Jakarta Dua orang penyewa GrabWheels
uses descriptive analytical research specifications with atau skuter listrik tewas ditabrak mobil di kawasan Senayan
normative juridical approach namely, describing and sedangkan empat orang lainnya mengalami luka-luka. Dari latar
systematically describing the problem, based on applicable laws, belakang di atas dapat di identifikasi Metode penelitian skripsi
and followed by library research and field research, data ini menggunakan spesifikasi penelitian deskriptif analitis dengan
collection techniques using document studies and field studies, pendekatan yuridis normatif yaitu, menggambarkan dan
data It has been obtained that the qualitative juridical analysis menguraikan secara sistematis permasalahan, berdasarkan
reveals the reality that is based on the research results obtained undang-undang yang berlaku, dan dilanjutkan dengan
in the form of an explanation of the problem discussed. The penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan, teknik
conclusion that the author gets is the first legal protection for pengumpulan data menggunakan studi dokumen dan studi
consumers who use electric scooter transportation (GrabWheels) lapangan, data yang sudah diperoleh dianalisis secara yuridis
regulated in Article 4 of the UUPK as well as Article 9 of the kualitatif mengungkapkan realita yang ada berdasarkan hasil
Republic of Indonesia Law No. 22/2009 concerning Traffic and penelitian yang diperoleh berupa penjelasan mengenai
Road Transportation concerning traffic procedures for public permasalahan yang dibahas.Kesimpulan yang penulis dapatkan
motorized vehicle drivers which states that the implementation adalah pertama perlindungan hukum terhadap konsumen
of traffic and road transportation facilities and infrastructure as pengguna transportasi skuter listrik (GrabWheels) diatur dalam
referred to in Article 7 paragraph (2) letter (b) Article 141 of the Pasal 4 UUPK serta Pasal 9 Undang-Undang Republik
Republic of Indonesia Law No. 22/2009 concerning Traffic and Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan
Transportation Roads for the protection of hit and run victims Angkutan Jalan tentang tata cara berlalu lintas bagi pengemudi
are regulated in Article 231 of Law Number 22 of 2009 kendaraan bermotor umum yang menyatakan bahwa
concerning Road Traffic and Transportation, Article 19 penyelenggaraan di bidang sarana dan prasarana lalu lintas dan
paragraph (1) of Law Number 8 of 1999 concerning Consumer angkutan jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2)
Protection. Article 19 paragraph (2) of Law No.8 of 1999 huruf (b)Pasal 141 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
concerning Consumer Protection Article 235 of Law Number 22 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan
of 2009 concerning Traffic and Road Transportation also perlindungan terhadap korban tabrak lari diatur dalam Pasal
describes the obligations and responsibilities of drivers Article 26 231 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
of Law No.8 of 1999 concerning Consumer Protection. dan Angkutan Jalan, Pasal 19 ayat (1) Undang-Undang Nomor
8 Tahun 1999 tentang Perlidungan Konsumen. Pasal 19 ayat (2)
Keywords—Legal Protection, Consumers, Electric Scooters. UU No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Pasal

440
Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Pengguna Transportasi Skuter Listrik (Grabwheels)… | 441

235 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas berhubungan. Pada zaman dahulu, masyarakat harus
dan Angkutan Jalan juga dijelaskan kewajiban dan tanggung menulis surat dan mengirimnya lewat pos, saat ini
jawab pengemudi Pasal 26 UU No.8 Tahun 1999 Tentang masyarakat sangat di mudahkan dengan adanya smartphone
Perlindungan Konsumen. atau handphone. Seiring dengan perkembangan teknologi di
Kata Kunci— Perlindungan Hukum, Konsumen, Skuter bidang telekomunikasi, transportasi juga terus berkembang.
Listrik. Pendahuluan (Abdulkadir Muhammad, 2004)
Perkembangan transportasi disetiap negara di dunia
PENDAHULUAN tentulah berbedabeda, mengikuti kemajuan teknologi di
masing-masing Negara. Dengan perkembangan jaman dan
Kontroversi yang muncul dalam kasus transportasi juga banyaknya kegiatan masyarakat yang diiringi dengan
berbasis aplikasi dengan Menteri Perhubungan Republik kemacetan tersebut, masyarakat saat ini cenderung ingin
Indonesia merupakan bukti nyata dengan membuat suatu segala sesuatunya yang praktis. Mulai dari makanan,
peraturan yang berasal dari Kementrian Perhubungan. belanja dan juga dengan transportasi. Oleh karena itu,
Benarlah jika dikatakan bahwa perkembangan masyarakat masyarakat di tawarkan dengan suatu layanan transportasi
akan selalu menerbitkan benturan kepentingan,baik berbasis online yang dapat digunakan hanya dengan
benturan kepentingan antar anggota masyarakat, antar mengunduh nya di smartphone. Contoh nya saja seperti Go-
kelompok masyarakat, hingga benturan kepentingan antar jek dan Grab. (Andrian Sutedi, 2008)
negara merupakan asal usul dari kelahiran hukum. Sesuai Adanya fenomena transportasi berbasis aplikasi online
dengan fungsinya, hukum menjadi katalisator atas berbagai ini erat berhubungan dengan kegiatan pengangkutan yang
benturan kepentingan yang ada dalam masyarakat. L. J. Van secara yuridis merujuk pada Undang-Undang Nomor 22
Apeldoorn menyatakan dalam Inleiding Tot De Studie Van Tahun 2009. Hal ini jelas memberikan definisi tentang
Het Nederlandse Recht bahwa tujuan hukum adalah pengangkutan.Namun undang-undang tersebut tidak
mengatur pergaulan hidup secara damai. (L.J. Van memberikan gambaran yang jelas mengenai transportasi
Apeldoorn, 1996) yang bersifat online yang dihubungkan dengan Undang-
Mochtar Kusumaatmadja berpendapat bahwa tujuan Undang Informasi Transaksi Elektronik sebagai wadah
hukum adalah ketertiban sebagai syarat pokok aplikasi online tersebut. Maka dari itu pemerintah dalam hal
(fundamental) serta tujuan lain, yakni tercapainya keadilan ini Kementrian Perhubungan membahas suatu
yang berbeda-beda isi dan ukurannya menurut masyarakat permasalahan yang muncul karena adanya perkembangan
dan zamannya. (Sudikmo Mertokusumo, 1999) teknologi yang dikaitkan dengan aplikasi online. Maka dari
Hubungan-hubungan hukum yang muncul dari praktik itu Kementrian Perhubungan membuat suatu peraturan yang
transportasi online setidaknya terdiri atas hubungan hukum tujuannya untuk membuat gambaran yang jelas tentang
yang bersifat horizontal antara perusahaan transportasi transportasi berbasis aplikasi tersebut dan juga memberikan
dengan mitra kerjanya, seperti Driver Go-Jek,Grab. ketentuan-ketentuan dan payung hukum terhadap
hubungan hukum yang bersifat horizontal antara transportasi berbasis aplikasi ini dengan mengeluarkan
penyedia jasa/layanan transportasi umum online dengan Peraturan Kementrian Perhubungan Nomor 32 Tahun 2016.
pengguna jasa, serta hubungan hukum yang bersifat vertikal (Timothy K.L Tobing, 2008)
dengan Pemerintah. Setiap kontroversi yang muncul dari Penggunaan skuter listrik dijalan raya masih belum
setiap hubungan hukum harus diselesaikan melalui suatu diatur secara khusus. Hal ini dikarenakan, jika menganggap
pranata khusus yang didasarkan pada hukum yang berlaku, skuter listrik sebagai kendaraan bermotor, maka harus
sehingga konsumen harus selalu dilindungi agar hak- diingat pula ketentuan dalam Pasal 64 ayat (1) Undang-
haknya dapat selalu terjamin oleh hukum. Undang Nomor. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan
Undang-Undang Perlindungan Konsumen ini mengacu Angkutan Jalan yang menyatakan Setiap Kendaraan
pada filosofi pembangunan yang pada dasarnya termasuk Bermotor wajib diregistrasikan. Registrasi salah satunya
pembangunan hukum yang memberikan perlindungan meliputi diterbitkannya Surat Tanda Nomor Kendaraan
terhadap konsumen dalam rangka membangun manusia Bermotor (STNK) sebagai mana dimaksud dalam Pasal 65
seutuhnya yang berlandaskan pada filosofi kenegaraan ayat (1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang
Republik Indonesia, yaitu Pancasila dan Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Skuter termasuk kendaran
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Selain itu, bermotor, maka harus diingat ketentuan dalam Pasal 77 ayat
dalam Burgerlijk Wetboek atau Kitab Undang-Undang (1) Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang
Hukum Perdata juga terdapat ketentuan yang bertendensi menyatakan bahwa :
melindungi konsumen, seperti dalam beberapa Pasal Buku “Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan
III, Bab IV, Bagian II yang dimulai dari Pasal 1365.(Liza Bermotor di Jalan wajib memiliki Surat Izin Mengemudi
Fauzia, 2008) sesuai dengan jenis Kendaraan Bermotor yang
Indonesia merupakan salah satu Negara yang dikemudikan.”
mengalami perkembangan yang cukup pesat pada saat ini, Berdasa Hingga saat ini belum ada regulasi yang
tidak hanya di bidang ekonomi tetapi juga pada bidang mengatur secara khusus mengenai skuter listrik atau
transportasi dan teknologi. Semakin canggihnya teknologi GrabWheels sehingga tidak dapat memberikan kepastian
saat ini sangat memudahkan masyarakat untuk

Ilmu Hukum
442 | Tasya Wahidah Rahmah, et al.

hukum bagi pengguna GrabWheels maupun masyarakat. buyer, Belanda; koper). Pengertian konsumen secara hukum
Sehingga menimbulkan beberapa permasalahan seperti tidak hanya terbatas kepada pembeli, bahkan kalau disimak
GrabWheels termasuk trasportasi jenis apa, hak dan secara cermat pengertian konsumen sebagaimana terdapat
kewajiban konsumen, perizinan terhadap skuter listrik atau di dalam Pasal 1 butir 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun
GrabWheels, karena sampai sejauh ini masih menggunakan 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, di situ tidak ada
SOP penggunaan Grabwheels. disebut kata pembeli, pengertian pemakai dalam definisi
(https://www.liputan6.com/otomotif/read/4110610/headlin tersebut di atas menunjukan bahwa barang atau jasa dalam
e-polemik-larangan-skuter-listrik-di-jalanan-bagaimana- rumusan pengertian konsumen tidak harus sebagai hasil dan
aturannya diakses pada tanggal 20 Febuari 2020) transaksi jual beli. Dengan demikian, hubungan konsumen
Permasalahan dari pengguna GrabWheels mengenai dengan pelaku usaha tidak terbatas hanya Karena
keamanan dan keselamatannya di Jakarta Dua orang berdasarkan hubungan transaksi atau perjanjian jual beli
penyewa GrabWheels atau skuter listrik tewas ditabrak saja, melainkan lebih dan pada hal tersebut seseorang dapat
mobil di kawasan Senayan sedangkan empat orang lainnya disebut sebagai konsumen. (Sahana N.H.T, 2005)
mengalami luka-luka Peristiwa itu terjadi Minggu tanggal K Hukum perlindungan konsumen adalah bagian dari
11 November 2019. hukum konsumen yang memuat asas-asas atau kaidah-
(https://www.ayobandung.com/read/2020/01/21/77060/atu kaidah yang bersifat mengatur dan mengandung sifat yang
ran-belum-jelas-grab-wheel-diminta-berhenti diakses pada melindungi kepentingan konsumen, sedangkan hukum
tanggal 20 Febuari 2020) konsumen adalah hukum yang mengatur hubungan dan
Berdasarkan latar belakang munculah dua masalah antara berbagai pihak satu sama lain berkaitan
permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: dengan barang atau jasa konsumen di dalam pergaulan
Bagaimana perlindungan hukum terhadap konsumen hidup.(Sahana N.H.T, 2005)
pengguna transportasi skuter listrik (GrabWheels) . Pada Pasal 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Tentang Perlindungan Konsumen yang menyebutkan
Perlindungan Konsumen dan berdasarkan Undang-Undang perlindungan konsumen berasaskan manfaat, keadilan,
Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan keseimbangan, keamanan dan keselamatan konsumen, serta
Jalan? dan Bagaimana upaya hukum agar terpenuhinya hak kepastian hukum.
keselamatan dan keamanan pengguna transportasi skuter Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
listrik (GrabWheels) bedasarkan Undang-Undang Nomor tentang Perlindungan Konsumen, tujuan perlindungan
8 tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen dan konsumen diatur dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 8
berdasarkan Undang-UndangNomor 22 Tahun 2009 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, yaitu:
Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan? 1. Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan
Selanjutnya penelitian ini juga mempunyai tujuan untuk kemandirian konsumen untuk melindungi diri;
mengetahui perlindungan hukum terhadap konsumen 2. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan
pengguna transportasi skuter listrik (GrabWheels) cara menghindarkannya dari ekses negatif
berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang pemakaian barang dan/atau jasa;
Perlindungan Konsumen danberdasarkanUndang-Undang 3. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam
Nomor22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan memilih, menentukan dan menuntut hak-haknya
Jalan serta untuk mengetahuiupayahukum agar sebagai konsumen;
terpenuhinya hak keselamatan dan keamanan pengguna 4. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang
transportasi skuter listrik (Grabwheels) berdasarkan mengandung unsur kepastian hukum dan
Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 Tentang keterbukaan informasi serta akses untuk
Perlindungan Konsumen danberdasarkan Undang-Undang mendapatkan informasi;
Nomor. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan 5. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai
Jalan. pentingnya perlindungan konsumen sehingga
tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab
LANDASAN TEORI dalam berusaha;
6. Meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang
Pengertian tentang konsumen secara yuridis telah menjamin kelangsungan usaha produksi barang
diletakan dalam pelbagai peraturan perundang-undangan, dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan,
seperti Pasal 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 dan keselamatan konsumen.
Tentang Perlindungan Konsumen merumuskan sebagai Menurut Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 8
berikut : Tahun 1999 tentang Perlindungan konsumen, menyatakan
“Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan / bahwa :
atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi “Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun
makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.” bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau
Dalam pengertian sehari-hari sering kali dianggap melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik
bahwa yang disebut konsumen adalah pembeli (Inggris;

Volume 6, No. 2, Tahun 2020 ISSN 2460-643X


Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Pengguna Transportasi Skuter Listrik (Grabwheels)… | 443

Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui berpedoman pada azas-azas umum pemerintahan yang baik
perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam serta mengedepankan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi
berbagai bidang ekonomi.” baik dalam lingkup pemerintah pusat dan pemerintah daerah
Hak pelaku usaha untuk menerima pembayaran sesuai dengan sektor pembangunan lainnya serta seluruh
kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang pemangku kepentingan. Pengembangan SDM bidang
diperdagangkan, menunjukkan bahwa pelaku usaha tidak transportasi harus dilakukan secara merata di seluruh
dapat menuntut lebih banyak jika kondisi barang dan/atau wilayah tanah air. Pemerintah pusat dan daerah beserta
jasa yang diberikan kepada konsumen tidak atau kurang seluruh pemangku kepentingan dituntut perannya untuk
memadai menurut harga yang berlaku pada umumnya atas menyadarkan para pelaku kegiatan transportasi mengenai
barang dan/atau jasa yang sama. Praktik yang biasa terjadi, pentingnya peningkatan kualitas SDM bidang transportasi.
suatu barang dan/atau jasa yang kualitasnya lebih rendah Di sisi lain, perlindungan kerja dan pengaturan kerja bagi
daripada barang yang serupa, maka para pihak menyepakati SDM bidang transportasi harus terjaga dengan baik agar
harga yang lebih murah. Artinya, yang dipentingkan dalam dalam melaksanakan tugasnya selalu dalam kondisi bugar,
hal ini adalah harga yang wajar. (Celina Tri Siwi Kristiyanti, mampu berkonsentrasi penuh, serta selalu waspada
2016) menghadapi berbagai situasi dan kondisi yang terburuk
Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh tidak terkecuali SDM yang bertugas menangani
mereka yang mengembannya, dalam hal ini Kewajiban penimbangan kendaraan bermotor.
Pelaku Usaha beriktikad baik dalam melakukan kegiatan Kondisi lingkungan yang sangat terdampak oleh
usaha merupakan salah satu asas yang dikenal dalam hukum semakin banyaknya kendaraan berbahan bakar minyak
perikatan. Ketentuan ini diatur dalam Pasal 1338 ayat 3 BW. memicu perkembangan teknologi untuk mengembangkan
Untuk itu, dalam menjamin terciptanya upaya perlindungan jenis alat transportasi yang ramah lingkungan untuk
konsumen yang efektif maka, Undang-undang digunakan masyarakat di seluruh dunia. Saat ini
Perlindungan Konsumen secara ekplisit menentukan dalam perkembangan alat transportasi mulai berubah dari
Bab III Pasal 7 terkait kewajibankewajiban yang harus penggunaan mesin bahan bakar minyak menjadi
dilaksanakan oleh Pelaku Usaha. penggunaan tenaga listrik (electric vehicle).
Di samping adanya hak dan kewajiban yang perlu Sedangkan syarat untuk mendapatkan remisi bagi
diperhatikan oleh developer (pelaku usaha), ada tanggung narapidana yang melakukan kejahatan luar biasa
jawab (Product Liability) yang harus dipikul oleh developer (Extraordinary Crime), yang koruptor merupakan termasuk
(pelaku usaha) sebagai bagian dari kewajiban yang ke dalamnya, diatur di dalam pasal 34A Peraturan
mengikat kegiatannya dalam berusaha.Sehingga diharapkan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 Tentang Perubahan
adanya kewajiban dari developer (pelaku usaha) untuk Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999
selalu bersikap hati-hati dalam memproduksi barang Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga
dan/atau jasa yang dihasilkannya.(Abdul Halim, 2010) Binaan Pemasyarakatan, yaitu:
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Skuter berbasis mesin listrik masuk dalam kategori
Perlndungan Konsumen Bab VI mulai dari Pasal 19 sampai kendaraan bermotor. Sehingga, penggunaannya harus di
dengan Pasal 28, mengatur mengenai tanggung jawab jalan raya. Sayangnya, yang terjadi justru digunakan di
pelaku usaha terhadap konsumen apabila konsumen trotoar, jalur pejalan kaki, bahkan di jembatan
mengalami kerugian akibat pelaku suaha. penyeberangan orang (JPO). Hal itu tentu mengganggu
Tanggung jawab (Product Liability) dapat didefinisikan pejalan kaki. Sedangkan penggunaan di jalan raya juga
sebagai suatu tanggung jawab secara hukum dari rawan terjadi kecelakaan lalu lintas.
orang/badan yang menghasilkan suatu produk (producer, Kenyataan di lapangan, meski GrabWheels sudah
manufacturer), dari orang/badan yang bergerak dalam suatu memiliki peraturan sendiri terkait penggunaan otopet listrik,
proses untuk menghasilkan suatu produk (processor, banyak sekali ditemukan hal yang berpotensi berbahaya,
assembler) atau mendistribusikan (seller, distributor) misalnya digunakan anak kecil, pengguna tidak pakai
produk tersebut. perlengkapan keselamatan, merusak fasilitas umum seperti
Jembatan Penyeberangan Orang, dan lainnya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada hari Minggu tanggal 10 November 2019 sekitar
pukul 02.00 WIB dua orang pengguna skuter listrik
A. Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Pengguna mennggal dunia karena mengalami kecelakaan di Senayan.
Transportasi Skuter Listrik (Grabwheels) Berdasarkan Ammar Nawwar Tridarma (18) salah satu korban yang
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang meninggal, saat itu menyewa skuter listrik bersama lima
Perlindungan Konsumen Dan Berdasarkan Undang- orang temannya dan berkendara skuter listrik disekitar
Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan daerah Fx Sudirman tepatnya dijalan samping GBK.
Angkutan Jalan Pemerintah dinilai lambat mengantisipasi kemajuan
Penyediaan dan pengembangan SDM bidang zaman. Regulasi terkait kendaraan dan lalu lintas yang ada
transportasi merupakan tanggung jawab pemerintah yang sekarang, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009.
dalam penerapannya harus diselenggarakan dengan Selain itu tidak disertakan secara spesifik dalam

Ilmu Hukum
444 | Tasya Wahidah Rahmah, et al.

Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang diatur dengan peraturan Menteri yang berarti
Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis perusahaan Angkutan Umum wajib memenuhi
Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan. standar pelayanan minimal yang meliputi:
Selain itu, seharusnya masyarakat tidak hanya fokus a) keamanan;
pada kosongnya peraturan mengenai grabwheels, namun b) keselamatan;
juga harus fokus pada kepentingan konsumen grabwheels c) kenyamanan;
agar terhindar dari kerugian. d) keterjangkauan;
Ammar Nawwar Tridarma (18) salah satu korban yang e) kesetaraan; dan
meninggal karena mengendarai grabwheels, saat itu f) keteraturan.
menyewa skuter listrik bersama lima orang temannya dan 3. Standar pelayanan minimal sebagaimana dimaksud
berkendara skuter listrik disekitar daerah Fx Sudirman pada ayat (1) tanggung jawab di bidang sarana dan
tepatnya dijalan samping GBK. prasarana lalu lintas dan angkutan jalan.
Tabrak lari merupakan kejadian seseorang mencelakai Ketentuan hukum yang berkaitan dengan perlindungan
orang lain di jalan namun tidak bertanggungjawab atau hukum terhadap para pengguna jasa grabwheels yaitu
berusaha melarikan diri. Kasus seperti ini kerap terjadi di perbuatan atau kelalaiannya yang menyebabkan kerugian
jalanan terutama saat kondisi sepi, tidak banyak saksi, atau pada pihak konsumen. Hal ini bisa di-back up dengan Pasal
panik. 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
Pemerintah sebenarnya sudah mengatur tentang apa Perlindungan Konsumen yang menyatakan:
yang harus dilakukan pengemudi setelah terlibat ”Konsumen berhak atas kenyamanan, keamanan, dan
kecelakaan. Semua hal itu tertuang dalam Undang-Undang keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa”
Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Ini dimaksudkan untuk menjamin keamanan dan
Jalan. keselamatan konsumen dalam penggunaan barang atau jasa
Demikian dalam Pasal 9 Undang-Undang Republik yang diperolehnya, sehingga konsumen dapat terhindar dari
Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan kerugian (fisik, maupun psikis) apabila memakai,
Angkutan Jalan tentang tata cara berlalu lintas bagi mengkonsumsi suatu produk.
pengemudi kendaraan bermotor umum yang menyatakan
B. Upaya Hukum Agar Terpenuhinya Hak Keselamatan Dan
bahwa penyelenggaraan di bidang sarana dan prasarana lalu
Keamanan Pengguna Transportasi Skuter Listrik
lintas dan angkutan jalan sebagaimana dimaksud dalam
(Grabwheels) Bedasarkan Undang-Undang Nomor 8
Pasal 7 ayat (2) huruf (b) meliputi :
Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Dan
1. Penetapan rencana umum Lalu Lintas dan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
Angkutan Jalan;
Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan
2. Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas;
3. Persyaratan teknis dan laik jalan Kendaraan Transportasi merupakan alat mobilitas unsur
Bermotor; pertahanan dan keamanan yang harus selalu tersedia, bukan
4. Perizinan angkutan umum; saja untuk keperluan rutin angkutan unsur –unsur
5. Pengembangan sistem informasi dan komunikasi di pertahanan dan kemanan.
bidang sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan Selain itu, transportasi juga sebagai dasar untuk
Angkutan Jalan; pembangunan ekonomi dan perkembangan masyarakat
6. Pembinaan sumber daya manusia penyelenggara serta pertumbuhan industrialisasi. Dengan adanya
sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan transportasi menyebabkan, adanya spesialisasi atau
Jalan; dan pembagian pekerjaan menurut keahlian sesuai dengan
7. Penyidikan terhadap pelanggaran perizinan budaya, adat-istiadat, dan budaya suatu bangsa atau daerah.
angkutan umum, persyaratan teknis dan kelaikan Pertumbuhan ekonomi suatu negara atau bangsa tergantung
Jalan Kendaraan Bermotor yang memerlukan pada tersedianya pengangkutan dalam negara atau bangsa
keahlian dan/atau peralatan khusus yang yang bersangkutan. Suatu barang atau komoditi mempunyai
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan undang- nilai menurut tempat dan waktu, jika barang tersebut
undang ini. dipindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain. Dalam
Serta Pasal 141 Undang-Undang Republik Indonesia hal ini, dengan menggunakan transportasi dapat
Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan menciptakan suatu barang/komoditi berguna menurut waktu
Jalan tentang standar pelayanan angkutan orang dan masih dan tempat (Time Utility and Place Utility).
banyak pasal lainnya yang terkait dengan adanya upaya Perkembangan usaha diberbagai bidang baik dibidang
memberikan perlindungan bagi pengguna dalam industri, pertanian, manufaktur, maupun sarana dan
penyelenggaraan jasa angkutan yang menyatakan bahwa : prasarana yang memadai untuk mendukung perkembangan
1. Ditetapkan berdasarkan jenis pelayanan yang dunia usaha itu sendiri, salah satu sarana yang dilakukan
diberikan; dan tersebut adalah transportasi baik transportasi darat, laut
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai standar pelayanan maupun udara. Diera globalisasi saat ini khususnya dalam
minimal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dunia transportasi terlebih pada transportasi darat

Volume 6, No. 2, Tahun 2020 ISSN 2460-643X


Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Pengguna Transportasi Skuter Listrik (Grabwheels)… | 445

berkembang sangat pesat, dimana perkembangan dan terdekat.


pertumbuhan industri transportasi tersebut tidak terlepas Selain itu pada Pasal 235 Undang-Undang Nomor 22
dari peningkatan jumlah pengguna jasa transportasi darat Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan juga
yang juga mengalami perkembangan yang pesat. Kebutuhan dijelaskan kewajiban dan tanggung jawab pengemudi
akan sarana transportasi terus meningkat seiring dengan yakni:
semakin banyaknya kebutuhan pengiriman barang dan 1. Jika korban meninggal dunia akibat Kecelakaan
perpindahan manusia itu sendiri. Transportasi darat adalah Lalu Lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
segala bentuk transportasi menggunakan jalan untuk 229 ayat (1) huruf (c), Pengemudi, pemilik,
mengangkut penumpang atau barang. dan/atau Perusahaan Angkutan Umum wajib
Terbukti bahwa semua norma perlindungan konsumen memberikan bantuan kepada ahli waris korban
dalam undang -undang perlindunagn konsumen memiliki berupa biaya pengobatan dan/atau biaya
sanksi pidana, bahwa segala upaya yang dimaksudkan pemakaman dengan tidak menggugurkan tuntutan
dalam perlindungan konsumen tersebut tidak saja terhadap perkara pidana; dan
tindakan preventif, akan tetapi juga tindakan represif dalam 2. Jika terjadi cedera terhadap badan atau kesehatan
semua bidang perlindungan yang diberikan kepada korban akibat Kecelakaan Lalu Lintas sebagaimana
konsumen. dimaksud dalam Pasal 229 ayat (1) huruf (b) dan
Berdasarkan pengamatan, pihak transportasi online huruf (c), pengemudi, pemilik, dan/atau
kurang memperhatikan aspek keamanan, kenyamanan, Perusahaan Angkutan Umum wajib memberikan
keselamatan, keterjangkauan, kesetaraan, dan keteraturan bantuan kepada korban berupa biaya pengobatan
pengguna jasa aplikasi tersebut. dengan tidak menggugurkan tuntutan perkara
Ammar Nawwar Tridarma (18) salah satu korban yang pidana.
meninggal, saat itu menyewa skuter listrik bersama lima
orang temannya dan berkendara skuter listrik disekitar Pasal 19 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
daerah Fx Sudirman tepatnya dijalan samping GBK. Tentang Perlindungan Konsumen, yang menyatakan :
Ammar berada dibagian belakang bersama dua temannya “Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti
yaitu yag bernama Bagus dan Wisnu. Info yang didapatkan rugi atas kerusakan, pencemaran, dan/atau kerugian
saat rombongan belok ke kiri, tiba-tiba ada mobil melaju konsumen akibat mengkonsumsi barang dan/atau jasa yang
sangat kencang dan menabrak dari belakang rombongan dihasilkan atau diperdagangkan.”
tersebut dan mobil yang menabrak lanngsung kabur. Pada Dalam peraturan tersebut mengatur bahwa Pelaku
minggu pagi Ammar dinyatakan meninggal dunia, dan usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas
Wisnu yang sempat dirawat dan dalam kondisi kritis kerusakan, pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat
meninggal dunia pada hari Selasa. Sebelum diberitakan, mengkonsumsi barang dan/jasa yang dihasilkan atau
Dishub DKI telah membenarkan kejadian ini. diperdagangkan. Bentuk ganti rugi dijelaskan melalui Pasal
Namun menanggapi hal tersebut pihak pelaku usaha 19 ayat (2) UU No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
transportasi online bahwa usaha yang dijalankan hanya Konsumen yakni dapat berupa pengembalian uang, atau
sebagai layanan aplikasi yang menghubungkan antara penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau setara
pengemudi/pemilik kendaraan dengan penumpang. Jadi, nilainya, atau perawatan kesehatan dan/atau pemberian
urusan izin pengangkutan merupakan tanggung jawab santunan. Pemberian ganti rugi tidak menghapuskan
pengemudi/pemilik kendaraan sebagai mitra. kemungkinan adanya tuntutan pidana. Apabila pelaku usaha
Pada Pasal 231 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 hendak melepaskan diri dari tanggung jawab maka pelaku
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan tentang usaha dibebani kewajiban untuk melakukan pembuktian.
Pertolongan dan Perawatan Korban tertulis: Tanggung jawab yang berkaitan dengan bidang usaha
1. Pengemudi Kendaraan Bermotor yang terlibat perdagangan jasa dalam konteks perlindungan konsumen
Kecelakaan Lalu Lintas, wajib: diatur dalam Pasal 26 UU No.8 Tahun 1999 Tentang
a) Menghentikan Kendaraan yang Perlindungan Konsumen menyatakan bahwa :
dikemudikannya “Pelaku usaha yang memperdagangkan jasa wajib
b) Memberikan pertolongan kepada korban memenuhi jaminan dan/atau garansi yang disepakati
c) Melaporkan kecelakaan kepada dan/atau yang diperjanjikan.”
Kepolisian Negara Republik Indonesia
terdekat
d) Memberikan keterangan yang terkait
KESIMPULAN
dengan kejadian kecelakaan.
2. Pengemudi Kendaraan Bermotor, yang karena Berdasarkan pembahasan dalam penelitian ini, peneliti
keadaan memaksa tidak dapat melaksanakan menyimpulkan beberapa hasil penelitian sebagai berikut:
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) 1. Perlindungan hukum terhadap konsumen
huruf (a) dan huruf (b), segera melaporkan diri pengguna transportasi skuter listrik (grabwheels)
kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia diatur dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 8

Ilmu Hukum
446 | Tasya Wahidah Rahmah, et al.

Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, ini aturan-belum-jelas-grab-wheel-diminta-berhenti.


dimaksudkan untuk menjamin keamanan dan [5] Adrianus Meliala, “ Praktik Bisnis Curang”, Pustaka Sinar
keselamatan konsumen dalam penggunaan barang Harapan, Jakarta, 2006.
atau jasa yang diperolehnya. Berbicara mengenai [6] Ahmad Ali, “Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian Filosofis dan
sosiologis)”, Gunung Agung, Jakarta, 2002.
perlindungan hukum terhadap korban tabrak lari
[7] Ahmadi Miru, “Prinsip-Prinsip Perlindungan Hukum Bagi
diatur dalam Pasal 231 Undang-Undang Nomor 22 Konsumen di Indonesia”, Raja Grafindo Persda, Jakarta, 2013.
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
[8] Ahmadi Muri dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan
Jalan; Konsumen, Raja Grafindo, Jakarta, 2004.
2. Pihak pelaku usaha transportasi online bahwa usaha [9] Andika Wijaya, “Aspek Hukum Bisnis Transportasi Jalan
yang dijalankan hanya sebagai layanan aplikasi Online”, Sinar Grafika, Jakart, 2016.
yang menghubungkan antara pengemudi/pemilik [10] Andrian Sutedi, “Tanggung Jawab Produk dalam Hukum
kendaraan dengan penumpang. Jadi, urusan izin Perlindungan Konsumen”, Cetakan ke-1, Ghalia Indonesia,
pengangkutan merupakan tanggung jawab Bogor, 2008.
pengemudi/pemilik kendaraan sebagai mitra. [11] Az. Nasution, “Hukum Perlindungan Konsumen Suatu
Pengantar”, Diadit Media, Jakarta, 2001.
Demikian dalam Pasal 19 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan [12] Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, Cet.
III, Sinar Grafika, Jakarta, 2011.
Konsumen serta Pasal 141 Undang-Undang
[13] CNN Indonesia, Meraba Area Abu-abu Bisnis Otopet Listrik
Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang GrabWheels, diakses dari
Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan tentang standar https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20191118012308-384-
pelayanan angkutan orang dan masih banyak pasal 449161/meraba-area-abu-abu-bisnis-otopet-listrik-grabwheels.
lainnya yang terkait dengan adanya upaya [14] Detik News, Grab Buka Suara soal Pengguna GrabWheels Tewas
memberikan perlindungan bagi pengguna dalam Ditabrak Mobil di Senayan, diakses dari
https://news.detik.com/berita/d-4783021/grab-buka-suara-soal-
penyelenggaraan jasa angkutan. pengguna-grabwheels-tewas-ditabrak-mobil-di-senayan.
[15] Dian Tami Kosasih, “Headline: Polemik Larangan Skuter Listrik
SARAN di Jalanan, Bagaimana Aturannya?”,
https://www.liputan6.com/otomotif/read/4110610/headline-
1. Seharusnya Otopet listrik hanya bisa digunakan di polemik-larangan-skuter-listrik-di-jalanan-bagaimana-
dalam kawasan permukiman. Di luar itu, hanya di aturannya .
kawasan yang sudah mendapatkan izin dari [16] Dony Indra Ramadhan, “Viral Tiga Bocah Bandung Pakai Skuter
pengelolanya seperti di bandara, stadion, tempat Listrik di Flyover Pasupati” https://news.detik.com/berita-jawa-
barat/d-4807821/viral-tiga-bocah-bandung-pakai-skuter-listrik-
wisata. Sesuai dengan apa yang diatur dalam di-flyover-pasupati.
Pergub DKI Jakarta Nomor 128 Tahun 2019
[17] DPRD Provinsi DKI Jakarta, Perlu Kriteria Tempat dan Usia yang
tentang Penyediaan Lajur Sepeda, sehingga Jelas dalam Regulasi Skuter Listrik, http://dprd-
terhindar dari kecelakaan lalu lintas yang dapat dkijakartaprov.go.id/perlu-kriteria-tempat-dan-usia-yang-jelas-
membahayakan konsumen otopet listrik; dan dalam-regulasi-skuter-listrik/.
2. Kenyataan di lapangan, meski GrabWheels sudah [18] Erman Rajagukguk et al, “Hukum Perlindungan Konsumen”,
memiliki peraturan sendiri terkait penggunaan Bandung, Mandar Maju, 2000.
otopet listrik, banyak sekali ditemukan hal yang [19] Erman Rajagukguk, “Pentingnya Hukum Perlindungan
Konsumen dalam Era Perdagangan Bebas”, Mandar Maju,
berpotensi berbahaya, misalnya digunakan anak Bandung, 2000.
kecil, pengguna tidak pakai perlengkapan [20] H.R. Otje Salman dan Anthon F. Susanto, Mengingat
keselamatan, merusak fasilitas umum seperti Mengumpulkan dan Membuka Kembali, Reflika Aditama,
Jembatan Penyeberangan Orang, dan lainnya. Bila Bandung, 2005.
regulasi sudah lebih dulu ada, pemerintah bisa [21] Happy Susanto, “Hak-Hak Konsumen Jika Dirugikan”,
menindak dan memberi sanksi pada pengguna yang Visimedia, Jakarta, 2008.
melanggar peraturan. Kedisiplinan seperti itu [22] Harry Duintjer Tebbens, International Product Liability, Sijthoff
kemungkinan bisa membuat masyarakat lebih sadar & Noordhaff International Publishers, Netherland, 1980.
tidak bisa sembarangan memakai teknologi baru. [23] Husni Syawali dan Neni Sri Imaniyati, “Hukum Perlindungan
Konsumen”, Bandung, Mandar Maju, 2000.
[24] Husni Syawali dan Neni Sri, “Hukum Perlindungan Konsumen”,
DAFTAR PUSTAKA PT. Mandar Maju. Bandung. 2000.
[1] Abdul Halim Berkatullah, Hak-Hak Konsumen, Nusa Media, [25] Janus Sidabalok, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia,
Bandung, 2010. Cetakan ke-1, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006.
[2] Abdul R. Saliman, “Hukum Bisnis Untuk Perusahaan: Teori dan [26] Janus Sidalabok, “Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia”,
Contoh Kasus”, Kencana, Jakarta, 2015. Medan, Citra Aditya Bakti, 2014.
[3] Abdulkadir Muhammad, “Hukum Pengangkutan Darat, Laut, dan [27] Kaelan, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta, 2003.
Udara”, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2004. [28] L.J. Van Apeldoorn, Pengantar Ilmu Hukum. Cetakan ke-26.
[4] Adi Ginanjar Maulana, “Aturan Belum Jelas, GrabWheels di Diterjemahkan dari buku Inleiding Tot De Studie Van Het
minta Nederlandse Recht oleh Oetarid SadinoPradnya Paramita,
berhenti!”https://www.ayobandung.com/read/2020/01/21/77060/ Jakarta, 1996.

Volume 6, No. 2, Tahun 2020 ISSN 2460-643X


Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Pengguna Transportasi Skuter Listrik (Grabwheels)… | 447

[29] Liza fauzia, “Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Listrik


Pada PT. PLN (Persero) Wilayaha Sumatera Utara”, Gramedia,
Medan, 2008.
[30] Media Indonesia, “Kaji Regulasi Penggunaan Skuter Listrik”,
https://mediaindonesia.com/read/detail/273025-kaji-regulasi-
penggunaan-skuter-listrik.
[31] Miru Ahmadi dan Yodo Sutarman, “Hukum Perlindungan
Konsumen”, Raja Gratindo Persada, Jakarta, 2008.
[32] Ratna Puspita, “Operasional Skuter Listrik di Jalan Umum Perlu
Dikaji Ulang”,
https://nasional.republika.co.id/berita/pyxad7428/operasional-
skuter-listrik-di-jalan-umum-perlu-dikaji-ulang.
[33] Regino G. Salindeho, ”Perlindungan Hukum Terhadap
Konsumen Atas Pengguna Barang Menurut Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen”, Lex
Crimen Vol. V/No. 7/ Sep/ 2016, 2016.
[34] Ronny Hanitijo Soemitro, “Metodologi Penelitian Hukum dan
Jurumetri”, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1990.
[35] Roy Franedya, “Sah! Pakai Skuter Listrik di Jalan Raya Denda Rp
250 Ribu”,
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20191125055043-37-
117607/sah-pakai-skuter-listrik-di-jalan-raya-denda-rp-250-ribu.
[36] Ruly Kurniawan, ,“Otoped GrabWheels Dibatasi, Ini Reaksi Grab
Indonesia”,
https://otomotif.kompas.com/read/2019/12/01/155054515/otope
d-grabwheels-dibatasi-ini-reaksi-grab-indonesia?page=all.
[37] Shidarta, “Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia”, Jakarta,
PT. Grasindo, 2003.
[38] Siahaan N.H.T, “Hukum Konsumen Perlindungan Konsumen
Dan Tanggung Jawab Produk”, Pantai Rei, Jakarta, 2005.
[39] Stanly Ravel, "Otoped dan Skuter Listrik Disebut Bukan
Kendaraan Bermotor",
https://otomotif.kompas.com/read/2019/11/26/105649415/otope
d-dan-skuter-listrik-disebut-bukan-kendaraan-bermotor.
[40] Sudargo Gautama, Pengertian Tentang Negara Hukum, Alumni,
Bandung, 1983.
[41] Sudikno Mertokusumo, “Mengenal Hukum, Suatu Pengantar”
Liberty, Yogyakarta, 1999.
[42] Sutarman Yodo, “Hukum Perlindungan Konsumen, RajaGrafindo
Persada”, Jakarta, 2014.
[43] Sution usman Adji, “Djoko Prakoso, dan Hari Pramono, Hukum
Pengangkutan Di Indonesia”, Rineka Cipta, Jakarta, 1990.
[44] Tempo.co, Polisi dan Dishub Sepakati Regulasi untuk
GrabWheels, Ini Isinya, diakses dari
https://metro.tempo.co/read/1275984/polisi-dan-dishub-
sepakati-regulasi-untuk-grabwheels-ini-isinya/full&view=ok.
[45] Timothy K. L. Tobing, Perlindungan Hukum Terhadap
Konsumen Transportasi Berbasis Aplikasi Menurut Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2008, Lex Crimen, Vol. VI/No.
5/Jul/2017.
[46] Wikipedia, Produk, diakses dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Produk.

Ilmu Hukum

Anda mungkin juga menyukai