Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGEMBANGAN FEEDING FORMULA

FORMULA 75 WHO

Disusun oleh :

Kelompok 2

DELVIRA MIFTAHUL JANNAH PO.71.31.1.15.006

DESTITA ANGRIANI PO.71.31.1.15.007

DEWINTA DWI CAHYA PO.71.31.1.15.008

DINDA MERDEKA SARI PO.71.31.1.15.009

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV GIZI
2018

A. Judul Praktikum : Formula 75 WHO

B. Waktu : kamis, 23 agustus 2018


C. Tujuan Praktikum :

1. Tujuan Umum : Mengetahui formula 75 WHO

2. Tujuan Khusus :

a) Mengetahui bahan makanan yang dapat dijadikan makanan formula 75


WHO
b) Mengetahui cara membuat makanan formula 75 WHO
c) Mengetahui nilai gizi yang terdapat di dalam makanan formula 75 WHO

D. Alat dan Bahan :

1. Alat :
a. Sendok
b. Piring
c. Mangkuk kecil
d. Timbangan makanan
e. Mangkuk besar
f. Kantong Plastik
g. Gelas
h. Panci
i. Kompor
2. Bahan :
a. Susu Skim 100 gram
b. Minyak Kelapa 50 gram
c. Gula Pasir 140 gram
d. Oralit 30 gram

E. Cara Kerja :
1. Timbang bahan yang diperlukan, yaitu 100 gr susu skim (hilo), 50 gr
minyak kelapa, 140 gr gula halus dan 30 gr oralit.
2. Masukkan susu skim (hilo), gula halus dan oralit ke dalam mangkuk
besar lalu aduk hingga rata.
3. Kemudian masukkan minyak kelapa secara perlahan-lahan dan aduk
hingga rata.
4. Setelah semua bahan sudah tercampur, bagi bahan menjadi 4 bagian
dan masukkan ke dalam kantong plastik.
5. Larutkan bahan ke dalam gelas yang berisi 1000 cc air lalu aduk
hingga rata dan sajikan.

F. Tinjauan Pustaka :

1. Formula 75 WHO
Menurut jurnal keperawatan Sulistiyawati (2011), untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi kurang dari tubuh salah satunya dengan pemberian diet
F75. Formula 75 adalah makanan cair yang mengandung 25 gram susu
bubuk skim, 100 gram gula pasir, 30 gram minyak sayur dan 20 ml larutan
elektrolit dan larutan 1000 ml (Depkes, 2007).
Tujuan dari pemberian diet F75 untuk mencegah terjadinya
keadaan lebih buruk yakni hipoglikemi dan dehidrasi. Manfaat dari
pemberian diet F75 yaitu sebagai intervensi untuk mempertahankan berat
badan bahkan meningkatkan berat badan (WHO, 2007)

2. Susu Skim
Susu skim adalah susu yang bagian lemak (krim) nya diambil
sebagian atau seluruhnya pada waktu didiamkan atau dipisahkan dengan
alat centrifogal separator. Proses pengurangan bagian lemak dari susu ini
akan menghasilkan produk olahan susu yang kandungan kalorinya lebih
rendah dari susu segar sehingga coeok dikonsumsi bagi orang yang sedang
diet rendah kalori. Selain itu, susu skim merupakan sumber kalsium yang
paling kaya sehingga dapat digunakan untuk menghindari resiko
osteoporosis. Susu skim juga mengandung potassium, fosfor, niacin dan
riboflavin yang sangat penting untuk kesehatan.
Mengingat susu skim selain mempunyai keunggulan tidak
menimbulkan kolesterol dalam darah sehingga dapat mempertahankan
kesehatan dan vitalitas tubuh dibandingkan dengan susu jenis lainnya, susu
skim ini juga sangat baik digunakan untuk membuat adonan roti, karena
selain mudah tercampur dengan tepung, resiko penggumpalannya juga
sangat rendah. Saat ini kebutuhan akan susu dapat dipenuhi dalam
berbagai bentuk. baik sebagai susu murni rnaupun dalam bentuk hasil
olahan. Ada beberapa cara pengolahan susu yang dapat digunakan, namun
cam yang paling efektif dan efisien adalah dengan mengubah susu segar
menjadi susu bubuk. SeIain lebih pratis (mudah dalam transportasi), masa
simpan susu bubuk juga leblh lama bila dibandingkan dengan susu
pengolahan dalam bentuk cair. Susu bubuk akan lebih sulit terkontaminasi
mikroorganisme dibandingkan dengan susu cair

3. Minyak Kelapa Sawit

Minyak kelapa murni, atau lebih dikenal dengan Virgin Coconut


Oil (VCO), adalah modifikasi proses pembuatan minyak kelapa sehingga
dihasilkan produk dengan kadar air dan kadar asam lemak bebas yang
rendah, berwarna bening, berbau harum, serta mempunyai daya simpan
yang cukup lama yaitu lebih dari 12 bulan.

Minyak kelapa murni adalah minyak kelapa yang dibuat dari bahan


baku kelapa segar, diproses dengan pemanasan terkendali atau tanpa
pemanasan sama sekali, tanpa bahan kimia dan RDB. Penyulingan minyak
kelapa seperti di atas berakibat kandungan senyawa-senyawa esensial yang
dibutuhkan tubuh tetap utuh. Minyak kelapa murni dengan kandungan
utama asam laurat ini memiliki sifat antibiotik, anti bakteri dan jamur.

Pembuatan minyak kelapa murni ini memiliki banyak keunggulan, yaitu:


 tidak membutuhkan biaya yang mahal, karena bahan baku mudah
didapat dengan harga yang murah

 pengolahan yang sederhana dan tidak terlalu rumit, serta

 penggunaan energi yang minimal, karena tidak menggunakan bahan


bakar, sehingga

 kandungan kimia dan nutrisinya tetap terjaga terutama asam lemak


dalam minyak.

Jika dibandingkan dengan minyak kelapa biasa, atau sering disebut


dengan minyak goreng (minyak kelapa kopra), minyak kelapa murni
mempunyai kualitas yang lebih baik. Minyak kelapa kopra akan berwarna
kuning kecoklatan, berbau tidak harum, dan mudah tengik, sehingga daya
simpannya tidak bertahan lama (kurang dari dua bulan). Dari segi
ekonomi, minyak kelapa murni mempunyai harga jual yang lebih tinggi
dibanding minyak kelapa kopra, sehingga studi pembuatan VCO perlu
dikembangkan.

4. Gula Pasir
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi
dan komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan
dalam bentuk kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis pada makanan atau minuman. Gula sederhana, seperti
glukosa (yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam),
menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel.
Gula adalah bentuk darikarbohidrat,jenis gula yang paling sering
digunakanadalahkristalsukrosa padat. Gula digunakan untuk merubahrasad
an keadaanmakanan atauminuman.Gula sederhana sepertiglukosa(yang
diproduksi darisukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam)
menyimpanenergiyang akan digunakanolehsel ( Anonymous, 2007)
Sukrosa memiliki sifat-sifat antara lain : 
Sifat fisik : tak berwarna, larut dalam air dan etanol, tidak larut dalam eter 
dan kloroform, titik lebur 180°C, bentuk kristal monoklin, bersifat optis
aktif, densitas kristal 1588 kg/m (pada 15°C).
Sifat kimia : dalam suasana asam dan suhu tinggi akan mengalami
inversemenjadi glukosa dan fruktosa.
Gula pasir atau sukrosa adalah hasil dari penguapan nira tebu
(Saccharum officinarum). Gula pasir berbentuk kristal berwarna putih dan
mempunyai rasa manis. Gula pasir mengandung sukrosa 97,1%, gula
reduksi 1,24%, kadar airnya 0,61%, dan senyawa organik bukan gula 0,7%
(Suparmo dan Sudarmanto, 1991). Sukrosa ini kristalnya berbentuk prisma
monoklin dan berwama putih jemih. Wama tersebut sangat tergantung
pada kemumiannya. Bentuk kristal mumi dapat tahan lama bila disimpan
dalam gudang yang baik. Gula dalam bentuk larutan yang baik ketika
masih berada dalam batang tebu maupun ketika masih berada dalam
larutan. Bentuk gula selama proses dalam pabrik tak tahan lama dan akan
cepat rusak karena terjadi hidrolisis/inversi/penguraian. Inversi adalah
peristiwa pecahnya sukrosa menjadi gula-gula reduksi (glukosa,
fruktosa,dan sebagainya).
Menurut Fenemma (1996), gula berfungsi sebagai sumber nutrisi
dalam bahan makanan, sebagai pembentuk tekstur dan pembentuk flavor
melalui reaksi pencoklatan. Menurut Buckle, dkk (2007) daya larut yang
tinggi dari gula dan daya mengikatnya terhadap air merupakan sifat-sifat
yang menyebabkan gula sering digunakan dalam pengawetan bahan
pangan. Konsentrasi yang cukup tinggi pada olahan pangan dapat
mencegah pertumbuhan bakteri, sehingga dapat berperan sebagai
pengawet.

5. Oralit
Oralit WHO diberikan sebagai intervensi terhadap gangguan
keseimbangan konsentrasi natrium dan kalium. Hasil penelitian Yorva
menyatakan bahwa oralit rekomendasi WHO ini tidak hanya
mengembalikan keseimbangan konsentrasi natrium dan kalium, tetapi
juga mempercepat penyembuhan diare dibanding dengan oralit lama
sehingga penggunaannya dianjurkan pada penderita diare akut dengan
dehidrasi ringan sedang. Tetapi, dalam penelitian ini juga ditemukan
kejadian ketidakseimbangan kadar natrium dan kalium dalam plasma
setelah rehidrasi dengan oralit WHO tersebut.

G. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil

a. Nilai gizi formula 75 WHO

b. Organoleptik formula 75 WHO

Warna Aroma Rasa Tekstur

2. Pembahasan

H. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

2. Saran
I. Daftar Pustaka

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00833-HM
%20Bab2001.pdf
J. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai