Anda di halaman 1dari 11

Lembaran Kerja 3

Pengkajian Nyeri Pasien Paliatif

Kompetensi dasar :
Mahasiswa mampu melakukan pengkajian nyeri pada pasien paliatif

Tujuan pembelajaran:
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu melakukan pengkajian nyeri pada pasien paliatif
dengan tepat.
Kegiatan sebelum praktikum
1. Coba saudara jelaskan jenis-jenis nyeri yang saudara ketahui!

Ada banyak jenis nyeri, yang meliputi:

Nyeri nociceptive: disebabkan oleh cedera pada jaringan tubuh. Misalnya terluka,
terbakar atau retak (patah tulang).
Nyeri neuropatik: Disebabkan oleh kelainan pada sistem saraf yang membawa dan
mengartikan rasa sakit — masalahnya mungkin pada saraf, tulang belakang atau otak.
Nyeri psikogenik: Jenis rasa sakit ini disebabkan atau diperburuk oleh faktor psikologis.
Penyakit akut: Ini adalah rasa sakit singkat sebagai peringatan tubuh atas kerusakan yang
terjadi.
Nyeri kronis: Nyeri kronis (juga disebut nyeri persisten) dapat disebabkan oleh
kerusakan jaringan yang sedang berlangsung, seperti pada osteoarthritis

2. Sebutkan instrument yang bisa digunakan untuk menilai nyeri yang dirasakan pasien!
Beberapa instrumen yang dapat dipergunakan dalam penilaian nyeri kronis, seperti:
The Brief Inventory Pain (BIP)
The McGill Pain Questionnaire (MPQ) dan Short-Form McGill Pain Questionnaire (SMQ)
The Massachusetts General Hospital Pain Center's Assessment Form
Neuropathic pain screening tools
The Initiative, Measurement, adan Pain Assessment in Clinical Trials
3. Jelaskan dengan ringkas bagaimana proses ternyadinya nyeri!

Ada beberapa langkah dalam proses persepsi nyeri:

Setelah Anda melukai jari Anda, jaringan menjadi rusak. Ketika ini terjadi, reseptor rasa sakit
khusus (nosiseptor) yang dirangsang akan mengenali rasa sakit itu.
Setiap reseptor yang terhubung ke neuron mengirimkan sinyal rasa sakit. Neuron ini
menghubungkan reseptor ke sumsum tulang belakang.
Sinyal nyeri kemudian ditransfer ke otak Anda.
Otak menerima dan memproses sinyal untuk menginformasikan tubuh Anda untuk bereaksi

Kegiatan selama praktikum

Nyeri Pasien Paliatif


Pasien paliatif terminal menderita nyeri akibat dari penyakitnya, efek dari pengobatannya, faktor psikis,
dan factor-faktor lain yang memerlukan penilaian individual serta pendekatan yang detail dan
menyeluruh. Untuk dapat memberikan tatalaksana nyeri yang baik dan memadai, selain pemahaman
tentang layanan paliatif, perlu juga pemahaman tentang nyeri berkaitan dengan definisi, psikofisiologi dan
patofisiologi nyeri serta pedoman tatalaksana nyeri baik terapi nyeri farmakologis maupun terapi nyeri
non farmakologis.

Penilaian Gejala Nyeri


PQRST:
- P : Paliatif ; penyebab nyeri ,
- Q : Quality;kualitas nyeri,
- R : Regio; lokasi dan penyebaran nyeri,
- S : Subyektif; deskripsi oleh pasien mengenai tingkat nyerinya,
- T : Temporal : periode/waktu yang berkaitan dengan nyeri

OPQRS:
- Onset: tentukan kapan terjadinya nyeri
- Provocation: apa yang memperburuk nyeri. Apakah posisi? Apakah memburuk dengan menarik
napas dalam atau palpasi pada dada? Apakah nyeri menetap
- Quality (kualitas): Tanyakan bagaimana jenis nyerinya. Biarkan pasien menjelaskan dengan
bahasanya sendiri.
- Radiation (radiasi): Apakah nyeri berjalan (menjalar) ke bagian tubuh yang lain? Di mana?
- Severity (keparahan): Gunakan perangkan penilaian nyeri (sesuai untuk pasien) untuk
pengukuran keparahan nyeri yang konsisten. Gunakan skala nyeri yang sama untuk menilai
kembali keparahan nyeri dan apakah nyeri berkurang atau memburuk

COLDERRA:
- Characteristic (karakteristik): Apakah nyeri bersifat tumpul, sakit, tajam, menusuk atau menekan.
- Onset : Kapan nyeri mulai terasa
- Location: lokasi nyeri
- Duration: durasi, berapa lama nyeri berlangsung; terus menerus atau hilang timbul
- Exacerbation (eksaserbasi): Apa yang memperburuk nyeri
- Radiation (radiasi): penyebaran
- Relief (pereda) Apa yang meredakan nyeri
- Associated sign/symptom (tanda-tanda dan gejala yang berhubungan) Mual, cemas, perasaan
lainnya.

Penilaian Intensitas Nyeri:


Berikut ini Lembar Pengkajian Nyeri yang bisa digunakan:
1. Nama :
2. Usia :
3. Jenis Kelamin :
4. Alamat :
5. Durasi:
6. Seberapa derajat nyeri anda saat ini?(beri lingkaran)

7. Berapa derajat nyeri yang terhebat selama 4 minggu terakhir? (beri lingkaran)

8. Berapakah rerata derajat nyeri anda dalam 4 minggu terakhir?

9. Deskripsikan nyeri anda (pilih salah satu)


a. Nyeri persisten tanpa fluktuasi
b. Nyeri menyerang dengan periode bebas nyeri diantaranya
c. Nyeri persisten dengan serangan nyeri hebat mendadak
d. Nyeri sedang menyerang dengan periode nyeri ringan diantaranya
10. Apakah nyeri anda menjalar ? YA/ TIDAK
11. Tandai daerah nyeri anda
12. Jawablah pertanyaan berikut dengan memberi tanda silang (X) pada kolom yang tersedia

Nilai minimal 0 dan nilai maksimal 35, tambahkan skor 2 bila nyeri menjalar
- Skor 0-12 : nyeri murni nosiseptif
- Skor 13-18 : meragukan adanya komponen nyeri neuropatik
- Skor > 19 : jelas ada komponen neuropatik
13. Adakah penyakit penyerta ?
14. Riwayat pengobatan sebelumnya ?
15. Kapan nyeri anda memburuk ? (pagi, siang, malam)
16. Hal-hal yang memprovokasi munculnya nyeri anda ?
17. Seberapa besar pengobatan anda sebelumnya menolong anda ?
18. Apakah mengganggu tidur ?
19. Adakah riwayat trauma sebelumnya ?

Kesimpulan
1. Nyeri akut / kronik
2. Derajat nyeri saat ini ringan/ sedang/ berat
3. Tipe nyeri nosiseptif/ campuran/ neuropatik
4. Rencana tindak lanjut :

Pemeriksa (Nama terang dan paraf) ............................................


Tanggal...............................

Pengkajian Nyeri Populasi Khusus


Critical Care Pain Obserbvation Tool (CPOT) merupakan instrument asesmen nyeri yang digunakan pada
pasien yang tidak sadar (tidak bisa mengungkapkan keluhan nyeri secara verbal) dengan melakukan
penilaian pada 4 kategori yaitu ekspresi wajah, gerakan tubuh, ketegangan otot dan kepatuhan terhadap
pemakaian ventilator atau vokalisasi. Indikasi CPOT adalah untuk digunakan di ruang perawatan intensive
baik untuk orang dewasa maupun anak-anak, dimana terjadi penurunan kesadaran dan atau pemasangan
alat pernafasan (adanya intubasi maupun telah dilakukan ekstubasi).

Silahkan dilengkapi tabel dibawah ini:


Perangkat pengkajian nyeri Critical Care Pain Obserbvation Tool
Indikator Kondisi Skor Keterangan
Ekspresi wajah Rileks 0 Tidak ada ketegangan otot
Kaku 1 Mengerutkan kening,
mengangkat alis
Meringis 2 Menggigit selang ETT.
Gerakan tubuh Tidak ada gerakan abnormal 0 Tidak bergerak (tidak
kesakit-an) atau posisi
normal (tidak ada gerakan
lokalisasi nyeri)
Lokalisasi nyeri 1 Gerakan hati-hati, meyentuh
lokasi nyeri, mencari
perhatian melalui gerakan
Gelisah 2 Mencabut ETT, mencoba
untuk duduk, tidak
mengikuti perintah,
mengamuk, mencoba keluar
dari tempat tidur.
Aktivasi alarm Pasien kooperatif 0 Alarm tidak berbunyi
ventilator mekanik terhadap kerja
ventilator
mekanik
Alarm aktif tapi mati sendiri 1 Batuk, alarm berbunyi tetapi
berhenti secara spontan.
Alarm selalu aktif 2 Alarm sering berbunyi
Berbicara jika pasien Berbicara dalam 0 Bicara dengan nada pelan
diekstubasi. nada normal atau
tidak ada suara
Mendesah, 1 Mendesah, mengerang
mengeran
Menangis 2 Menangis, berteriak
Ketegangan otot Tidak ada ketegangan otot 0 Tidak ada ketegangan otot
Tegang, kaku 1 Gerakan otot pasif
Sangat tegang dan kaku 2 Gerakan sangat kuat.

Interpretasi:
Esesmen pasien untuk menilai derajat dan intensitas nyeri dengan menggunakan CPOT akan didapat
kesimpulan data:
0-2 : nyeri ringan/ tidak nyeri
3-4: nyeri sedang
5-6: nyeri berat
7-8: nyeri sangat berat.
Kegiatan Setelah Praktikum
1. Selain Critical Care Pain Obserbvation Tool (CPOT), coba saudara sebutkan instrument lain yang
bisa digunakan pada populasi khusus!
Referensi
Bervik H, Borchgrevink PC, Allen SM< et al, 2008, Assessment of Pain, British Journal of Anaesthesia,
101(1): 17-24.

Gregory J, Richardson C, 2014, The Use of Pain Assessment Tools in Clinical Practice: A Pilot Survey, J Pain
Relief, 3:140.

Hauget A, Stinson JN, McGrath PJ, 2010, Measurement of Self Reported Pain Intensity in Childrens and
Adolescents, J of Psychosomatic Res, 68:329-336.

Herr K, Coyne PJ, McCaffery M, 2011, Pain Assessment in The Patient Unable to Self Report: Position
Statement with Clinical Practice Recommendations, Pain Manag Nurs, 12(4).

Anda mungkin juga menyukai