Anda di halaman 1dari 16

Prinsip-prinsip Pembelajaran Bahasa

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Model-model Pembelajaran Bahasa Indonesia SD
DOSEN PENGAMPU
Putri Hana, M.Pd

DISUSUN OLEH.
Selvi Nurjanati 1986206079
Dody wahyudi 1986206161
Fitria Humairo 1986206140
Putri rahmayani 1986206060
Rahmi syah fitri 1986206070
Maya 1986206109
Rosa Amelia 1986206153
Windi Kiranti Putri 1986206099

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
BANGKINANG
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang maha esa atas segala rahmat-nya
sehingga makalah ini dapat disusun hingga selesai. Tidak lupa pula kami
mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambahkan isi makalah agar menjadi lebih baik lagi kedepannya.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Bangkinang, 17 September 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman judul.....................................................................................................
Kata Pengantar....................................................................................................
Daftar Isi...............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
A.    Latar Belakang Masalah.................................................................................
B.     Rumusan Masalah..........................................................................................
C.     Tujuan Penulisan............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................
A. Pengertian Prinsip Pembelajaran Bahasa Indonesia.........................................
B. Tujuan dan Fungsi Prinsip Pembelajaran Bahasa Indonesia ..........................
C. Jenis Prinsip-prinsip Pembelajaran Bahasa Indonesia......................................
BAB III Penutup.........................................................................................................
A.    Kesimpulan.....................................................................................................
B.    Saran ...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam proses pembelajaran tentu
memiliki berbagai prinsip pembelajaran yang merupakan panduan dalam
melaksanakan kegiatan belajar. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa
Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis serta
menumbuhkan apresiasi terhadap hasil kesastraan Indonesia.
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah dasar dilaksanakan
secara integratif (terpadu). Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia secara
terpadu sepatutnya dilaksanakan di SD sesuai dengan cara anak memandang dan
menghayati dunianya. Oleh karena itu, pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
ini diharapkan siswa dapat memahami rasional serta konsep-konsep yang terkait
dengan pembelajaran bahasa Indonesia secara terpadu.
Maka prinsip-prinsip dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia ini
diharapkan agar peserta didik dapat berkomunikasi secara efektif dan efisien
sesuai dengan etika yang berlaku, baik lisan maupun tulisan, menghargai dan
bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa
Negara, memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan
kreatif untuk berbagai tujuan, dapat menggunakan bahasa Indonesia untuk
meningkatkan kemampuan intelektual serta kematangan  emosional dan sosial,
menikmati dan memanpaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahsa dan menghargai juga membanggakan sastra Indonesia sebagai kazanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian prinsip pembelajaran bahasa Indonesia?
2. Apa tujuan dan prinsip pembelajaran bahasa Indonesia?
3. Apa saja teori-teori prinsip pembelajaran bahasa Indonesia?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian prinsip pembelajaran bahasa Indonesia?
2. Mengetahui Tujuan dan prinsip pembelajaran bahasa Indonesia?
3. Mengetahui jenis Teori Prinsip Pembelajaran Bahasa Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Prinsip Pembelajaran Bahasa Indonesia


Kata prinsip dalam pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Tim Redaksi (2008: 1127) berarti asas (kebenaran yang menjadi pokok
dasar berpikir, bertindak, dan sebagainya), prinsip juga diartikan sebagai
dasar. Prinsip pembelajaran merupakan salah satu usaha pendidik dalam
menciptakan dan mengondisikan situasi pembelajaran agar peserta didik
melakukan kegiatan belajar secara optimal (Sudjana dalam Ali, 2013: 32-
33).
Prinsip dapat disebut juga sebagai landasan. Prinsip pembelajaran
menurut Larsen dan Freeman 1986 dalam Supani dkk. (1998) adalah
represent the theoretical framework of the method. Prinsip pembelajaran
adalah representasi dari kerangka teoretis sebuah metode pembelajaran.
Persoalan tentang bagaimana sebuah metode diarahkan oleh beberapa
teori disebut sebagai kerangka teoretis. Metode dapat dilihat dari segi 1)
bahan yang akan dibelajarkan, 2) prosedur pembelajaran (bagaimana guru
dengan siswa ketika mengajar dan belajar), 3) guru, dan 4) siswa (Supani
dkk., 1998).
Merujuk pada pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kerangka
teoretis yang merupakan petunjuk-petunjuk teoretis bagi penyusunan sebuah
metode pembelajaran bahasa dapat disebut sebagai prinsip pembelajaran
bahasa. Berikut adalah beberapa prinsip-prinsip dasar dalam pembelajaran
bahasa.
1. Pemilihan dan peyusunan bahan pembelajaran bahasa yang akan
dibelajarkan.
2. Pengaturan proses belajar mengajarnya: bagaimana mengajarkan dan
mempelajarinya; hal-hal yang berhubungan dengan pendekatan, teknik,
media, dan sebagainya.
3. Guru yang akan mengajarkannya, persyaratan yang harus dimiliki, serta
aktivitas yang harus dilaksanakan.
4. Siswa yang mempelajarinya, berkenaan dengan aktivitasnya.
5. Hal-hal lain yang terlibat dalam proses belajar mengajar.
Secara ringkas, dalam pengertian pembelajaran, prinsip dapat disebut
sebagai kurikulum. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaran kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Adapun kurikulum 2013 adalah kurikulum yang menekankan pada
kompetensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan
pengetahuan. Pembelajaran dalam menyukseskan implementasi kurikulum
2013 merupakan keseluruhan proses belajar, pembentukan kompetensi, dan
karakter peserta didik yang direncanakan.
Kurikulum 2013 lebih menekankan pada pembelajaran yang
menekankan keaktifan siswa belajar secara mandiri (Shafa, 2014: 85).
Beberapa hal yang ditekankan oleh kurikulum 2013 dalam pembelajaran
bahasa adalah sebagai berikut.
1. Materi yang dijarkan ditekankan pada kompetensi berbahasa sebagai
alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan dan pengetahuan.
2. Siswa dibiasakan membaca dan memahami makna teks serta meringkas
dan menyajikan ulang dengan bahasa sendiri.
3. Siswa dibiasakan menyusun teks yang sistematis, logis, dan efektif
melalui latihan-latihan penyusunan teks.
4. Siswa dikenalkan dengan aturan-aturan teks yang sesuai sehingga tidak
rancu dalam proses penyusunan teks (sesuai dengan situasi dan kondisi:
siapa, apa, dimana).
5. Siswa dibiasakan untuk dapat mengekspresikan dirinya dan
pengetahuannya dengan bahasa yang meyakinkansecara spontan.

B. Tujuan dan fungsi Prinsip Pembelajaran Bahasa Indonesia


Jika ditinjau dari pengertian prinsip pembelajaran, maka tujuan
dari prinsip pembelajaran bahasa adalah memastikan proses belajar
mengajar berjalan dengan baik dengan mengatur perencanaan proses
pembelajaran sebelum, ketika, dan akhir dari kegiatan pembelajaran yang
bertumpu pada keterampilan berbahasa.
Fungsi adalah kegunaan suatu hal. Adapun fungsi prinsip
pembelajaran bahasa adalah sebagai kerangka teori dan pedoman
pelaksanaan bagi komponen-komponen pengajaran bahasa. Sebagai
pedoman/kerangka teori, setiap butir prinsip pengajaran bahasa
memberikan arah yang harus ditempuh dalam pelaksanaan pengajaran.

C. Jenis Prinsip-Prinsip Pembelajaran Bahasa Indonesia


Beberapa teori prinsip pembelajaran bahasa Indonesia yakni prinsip
kontekstual, fungsional, integratif, dan apresiatif (Hairuddin et al., n.d.: 12).

1. Prinsip Kontekstual
Purnomo dalam (Hairuddin et al., n.d.: 12) mengungkapkan bahwa
kontekstual adalah pembelajaran yang dilakukan secara konteks, baik
konteks linguistik maupun konteks nonlinguistik. pembelajaran
kontekstual melibatkan tujuh komponen untuk pembelajaran efektif, yaitu
konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan,
dan penilaian sebenarnya.
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah proses
pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk
memahami makna materi ajar dengan menghubungkannya dengan masalah
kehidupan mereka sehari-hari. Pendekatan Kontekstual merupakan konsep
belajar yang membantu guru menghubungkan antara bahan yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata.

a. Konstruktivisme (Constructivism)
Teori konstruktivisme adalah teori yang menjelaskan bahwa
struktur pengetahuan dikembangkan oleh otak manusia melalui dua
cara, asimilasi dan akomodasi. Asimilasi maksudnya struktur
pengetahuan baru dibangun atas dasar pengetahuan yang sudah ada.
Sementara itu, akomodasi adalah struktur pengetahuan yang sudah
ada dimodifikasi untuk menampung dan menyesuaikan hadirnya
pengalaman baru. Bagaimana pelaksanaannya di kelas dalam
pembelajaran bahasa Indonesia sehari-hari adalah dapat diwujudkan
dalam bentuk peserta didik disuruh menulis/mengarang dan atau
bercerita di depan kelas.

b. Menemukan (Inquiry)
Komponen inkuiri merupakan bagian inti dari kegiatan
pembelajaran berbasis kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan
yang diperoleh peserta didik bukan hasil mengingat seperangkat
fakta, melainkan dari hasil menemukan sendiri (Hairuddin et al.,
n.d.: 13). Kegiatan inkuiri dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut.
1) Merumuskan masalah
2) Mengamati/melakukan observasi
3) Menganalisis dan menyajikan hasil
4) Mengkomunikasikan kepada pembaca

c. Bertanya (Questioning)
Menurut Hairuddin et al., (n.d.: 13) bertanya merupakan
strategi utama dalam pembelajaran berbasis kontekstual. Tujuan
bertanya adalah untuk menggali informasi, mengkonfirmasikan apa
yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian kepada aspek
yang belum diketahuinya.
Kegiatan bertanya dapat diterapkan dalam bentuk ketika
peserta didik berdiskusi, bekerja dalam kelompok, menemui
kesulitan, mengamati sesuatu. Kegiatan bertanya ini dapat dilakukan
antara sesama peserta didik, guru dengan peserta didik, peserta didik
dengan guru, peserta didik dengan nara sumber.

d. Masyarakat Belajar (Learning Community)


Ciri kelas berbasis masyarakat belajar adalah pembelajaran
dilakukan dalam bentuk kelompok-kelompok. Hasil pembelajaran
diperoleh dari kerja sama. Kelompok belajar disarankan terdiri atas
peserta didik yang kemampuannya heterogen. Yang pandai
mengajari yang lemah, yang sudah tahu membimbing yang belum
tahu, yang memiliki gagasan segera menyampaikan usulnya.
Kelompok belajar bisa bervariasi, baik jumlahnya, maupun
keanggotaannya, bisa juga melibatkan peserta didik di kelas atasnya
(Hairuddin et al., n.d.: 13).

e. Pemodelan (Modeling)
Pemodelan dalam pembelajaran dilakukan dengan cara
memberikan model atau contoh yang perlu ditiru. Jika dirasa merasa
kurang mampu membacakan puisi, atau bermain drama, tidak perlu
cemas karena guru bukan satu-satunya yang dapat dijadikan model.
Pengajar dapat meminta kepada teman sejawat, atau mendatangkan
pihak luar, pembaca puisi, atau pemain drama yang sudah terkenal
(Hairuddin et al., n.d.: 13).
Dengan demikian pengajar dapat melaksanakan pembelajaran
puisi drama lewat model tadi. Demikian pula pembelajaran
menulis/mengarang kita dapat memberikan contoh-contoh tulisan
yang baik yang telah kita pilih.

f. Refleksi (Reflection)
Menurut (Hairuddin et al., n.d.: 14) refleksi yang dimaksud di
sini adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau
berpikir ke belakang tentang apa yang baru dilakukan. Refleksi juga
merupakan tanggapan terhadap kegiatan yang baru dilakukan atau
pengetahuan yang baru diterima. Pada akhir pembelajaran, kita
menyediakan waktu sejenak agar peserta didik melakukan
refleksi. Kegiatan refleksi ini diwujudkan dalam beberapa bentuk
sebagai berikut:
1) pernyataan langsung tentang semua yang diperolehnya;
2) catatan di buku peserta didik
3) kesan dan saran peserta didik tentang pembelajaran yang telah
berlangsung;
4) diskusi; dan
5) hasil karya.

g. Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment)


Penilaian pembelajaran berbasis kontekstual ini dilakukan
dengan mengamati peserta didik menggunakan bahasa, baik di
dalam kelas maupun di luar kelas. Kemajuan belajar juga dinilai dari
proses, bukan semata-mata dari hasil. Penilaian bukan hanya oleh
guru, melainkan bisa juga dari teman atau orang lain. Asesmen
autentik dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran
berlangsung secara berkesinambungan dan terintegrasi. Asesmen
tersebut pun dilaksanakan untuk keterampilan performansi
(Hairuddin et al., n.d.: 14).

2. Prinsip Fungsional
Prinsip fungsional adalah pembelajaran bahasa harus dikaitkan
dengan fungsinya, baik dalam berkomunikasi maupun dalam memenuhi
keterampilan untuk hidup (Purnomo dalam Hairuddin et al., n.d.: 15).
Prinsip fungsional pembelajaran bahasa pada hakikatnya sejalan
dengan konsep pembelajaran pendekatan komunikatif. Konsep pendekatan
komunikatif mengisyaratkan bahwa guru bukanlah penguasa dalam kelas.
Guru bukanlah satu[1]satunya pemberi informasi dan sumber belajar.
Sebaliknya, guru sebagai penerima informasi (Hairuddin dalam (Hairuddin
et al., n.d.: 15). Jadi pembelajaran didasarkan pada multisumber. Dengan
kata lain, sumber belajar terdiri atas guru, peserta didik, dan lingkungan.
Lingkungan terdekat adalah kelas.
Lebih tegas lagi Tarigan dalam Hairuddin et al., (n.d.: 15)
mengungkapkan bahwa dalam konsep pendekatan komunikatif peran guru
adalah sebagai pembelajar dalam proses belajar-mengajar, di samping
sebagai pengorganisasi, pembimbing, dan peneliti. Pelaksanaan
pembelajaran bahasa di kelas yang fungsional ini adalah menggunakan
teknik bermain peran. Prinsip fungsional dalam pemabalajaran bahasa
pada hakikatnya sejalan dengan konsep pembelajaran pendekatan
komunikatif.

3. Prinsip Integratif
Salah satu hakikat bahasa adalah suatu sistem. Hal ini senada
dengan pendapat Maksan dalam Hairuddin et al., (n.d.: 14) yang
mengatakan, bahwa bahasa adalah suatu sistem. Hal tersebut berarti suatu
keseluruhan kegiatan yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan
untuk mencapai tujuan berbahasa yaitu berkomunikasi. Manakah yang
dimaksud dengan subsistem dari bahasa itu? Subsistem bahasa adalah
fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Keempat subsistem ini tidak
dapat berdiri sendiri.
Artinya, pada saat kita menggunakan bahasa, tidak hanya
menggunakan salah satu unsur tersebut saja. Pada waktu berbicara, kita
menggunakan kata. Kata disusun menjadi kalimat. Kalimat diucapkan
dengan menggunakan intonasi yang tepat. Dalam kaitan ini, secara tidak
sadar, kita telah memadukan unsur fonologi (lafal, intonasi), morfologi
(kata), sintaksis (kalimat), dan semantik (makna kalimat).
Berdasarkan kenyataan di atas, maka pembelajaran bahasa
hendaknya tidak disajikan secara terpisah-pisah. Pembelajaran Bahasa
Indonesia harus secara terpadu atau terintegratif. Kita mengajarkan kosa
kata, bisa dipadukan pada pembelajaran membaca, menulis, atau
berbicara. Mengajarkan kalimat, bisa kita padukan dengan menyimak,
berbicara, membaca, atau menulis.
Demikianlah pula pada saat pembelajaran keempat aspek
keterampilan berbahasa disajikan, kita tidak hanya mengajarkan berbicara
saja, tetapi secara tidak langsung kita pun mengajarkan menyimak.
Kegiatan berbicara tidak dapat berlangsung tanpa ada kegiatan menyimak.
Begitu pula pada saat pembelajaran menulis atau mengarang berlangsung,
akan berpadu pulalah dengan pembelajaran membaca.
Menurut Maksan (1994:2) bahasa adalah suatu sistem. Hal tersebut
berarti suatu keseluruhan kegiatan yang satu dengan yang lainnya saling
berkaitan untuk mencapai tujuan berbahasa yaitu berkomunikasi.
Subsistem bahasa adalah fonologi, morfologi, sintaksis, dan
semantik. Keempat sistem ini tidak dapat berdiri sendiri. Artinya. pada
saat kita menggunakan bahasa, tidak hanya menggunakan salah satu unsur
tersebut. Sebagai contoh pada saat pembelajaran berbicara, kita
menggunakan kata, kata disusun menjadi kalimat. Kalimat yang kita
ucapkan menggunakan intonasi yang tepat. Dalam kaitan ini secara tidak
sadar kita telah memadukan unsur fonologi (lafal, intonasi). morfologi
(kata), sintaksis (kalimat). dan semantik (makna kalimat).

4. Prinsip Apresiatif
Prinsip apresiatif lebih ditekankan pada pembelajaran sastra. Istilah
prinsip apresiatif berasal dari kata kerja dalam bahasa Inggris ‘appreciati’
yang berarti menghargai, menilai, menjadi kata sifat ‘appresiative’ yang
berarti senang . KBBI (Tim Redaksi, 2008: 85) kata apresiasi berarti
“penghargaan”. Dalam tulisan ini istilah apresiatif dimaknai yang
‘menyenangkan’. Jadi prinsip apresiatif berarti prinsip pembelajaran yang
menyenangkan.
Menilik artinya tersebut berarti prinsip ini tidak hanya berlaku bagi
pembelajaran sastra, tetapi juga bagi pembelajaran aspek yang lain, bahkan
untuk mata pelajaran di luar mata pelajaran bahasa Indonesia (Hairuddin et
al., n.d.: 16).
Prinsip apresiatif ini tidak hanya berlaku untuk pembelajaran
bahasa, tetapi juga untuk pembelajaran aspek yang lain seperti
keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis).
Dalam hal ini pembelajaran bahasa dapat dipadukan dalam pembelajaran
keempat keterampilan berbahasa tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran bahasa indonesia dilaksanakan dengan mengaju pada
prinsip pembelajaran bahasa indonesia SD. Adapun beberapa prinsip
pembelajran bahasa indonesia SD yaitu prinsip kontekstual, prinsip
integratif, prinsip fungsional dan prinsip apresiatif. Kontekstual bertujuan
membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan
mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari – hari prinsip
integratif berarti pembelajaran bahasa indonesia hendaknya disajikan
secara terpadu atau terintegratif baik antara unsur fonologi morfologi,
sintaksis dan semantik ataupun pemaduan antara keterampilan berbahasa
indonesia, fungsional berarti pembelajaran bahasa yang harus dikaitkan
dengan fungsinya, baik dalam berkomunikasi maupun dalam memenuhi
keterampilan untuk hidup, dan apresiatif yang berarti pembelajaran yang
menyenangkan.

B. Saran
Dalam membuat makalah ini kami menyadari banyak kekeliruan
dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengahrapkan
untuk semua pihak memberikan kritik atau saran yang bersifat
membangun, untuk melancarkan pembuatan makalah selanjutnya. Namun
kami berharap makalah ini bermanfaat bagi semua orang terutama bagi
pemakalah.
DAFTAR PUSTAKA

Pratama, A., H., Haryadi, & T., Y. (2015). Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 4(1), 104–115.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpbsi/article/view/24018

Resmini, N. (2017). Prinsip Prinsip Dasar Pembelajaran Bahasa Indonesia.


Universitas Pendidikan Indonesia, 66(2), 37–39.

Yulis, A. (2019). Prinsip-Prinsip Pengajaran Bahasa. PENTAS: Jurnal Ilmiah


Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 5(1), 51–63.

Zainab M. Z. (2015). Prinsip-Prinsip Dan Landasan Pembelajaran. Jurnal Ilmiah


“Research Sainis,” 1(1), 1–11.

Zuliyanti. (2012). Pengembangan Model Opera Dalam Pembelajaran


Keterampilan Bercerita Berkonteks Multikultural Bermuatan Nilai-Nilai
Karakter Pada Peserta Didik Sma. Seloka - Jurnal Pendidikan Bahasa Dan
Sastra Indonesia, 1(2). https://doi.org/10.15294/seloka.v1i2.695

Anda mungkin juga menyukai