UJI KARBOHIDRAT
Karbohidrat adalah molekul berbasis karbon yang kaya akan gugus hidroksil.
Rumus empiris untuk banyak karbohidrat adalah (CH2O)n. Karbohidrat sederhana disebut
monosakarida. Gula sederhana ini tidak hanya berfungsi sebagai molekul bahan bakar
tetapi juga sebagai konstituen mendasar dari sistem kehidupan. Misalnya, DNA dibangun
dari tulang punggung (backbone) yang berupa gugus fosforil dan deoksiribosa, sebuah gula
dengan susunan lima atom karbon siklik. Monosakarida adalah aldehida atau keton yang
memiliki dua atau lebih gugus hidroksil. Monosakarida terkecil, terdiri dari tiga karbon
atom, adalah dihidroksiaseton dan D- dan L-gliseraldehida.
1
Bahan Percobaan
1. Larutan glukosa 0,1 M
2. Larutan Fruktosa 0,1 M
3. Larutan sukrosa 0,1 M
4. Larutan pati 1%
Pereaksi
1. Pereaksi Molisch (Larutan 5% alpha-naftol dalam alkohol 95%).
2. Asam sulfat pekat
Cara Kerja
1. Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 5 ml larutan bahan percobaan dan 2 tetes
pereaksi Molisch.
2. Kedua larutan dicampur merata
3. Ditambahkan perlahan-lahan melalui dinding tabung sebanyak 3 ml asam sulfat
pekat.
4. Perhatikan warna yang terjadi pada batas larutan.
Diskusi
1. Apakah ada perbedaan warna hasil pengujian yang terjadi?
2. Mengapa uji molisch disebut uji yang bukan spesifik untuk karbohidrat?
3. Untuk larutan karbohidrat yang akan diperiksa, jika erlalu pekat apakah perli
diencerkan?
2
Cara Kerja
1. Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 5 ml pereaksi Benedict dan 8 tetes larutan
bahan percobaan, lalu dicampur merata.
2. Didihkan campuran tersebut selama 5 menit dan biarkan menjadi dingin.
3. Perhatikan warna yang terjadi serta ada tidaknya terbentuk endapan.
Catatan
Perubahan warna yang sedikit saja belum berarti positif, tetapi harus ada warna
hijau, kuning atau endapat warna merah bata.
Diskusi
1. Tentukan jenis karbohidrat mana sajakah yang menunjukkan hasil positif dan
negative terhadap uji benedict! Kesimpulan apa yang dapat dibuat?
Bahan Percobaan
5. Larutan glukosa 0,1 M
6. Larutan sukrosa 0,1 M
7. Larutan Maltosa 0,1 M
8. Larutan fruktosa 0,1 M
9. Bahan nabati 1%
10. Larutan bahan hewani 1%
11. Air (sebagai pembanding warna)
Pereaksi
1. Pereaksi Barfoed (Larutan campuran dari kupri asetat dan asam laktat)
2. Pereksi fosfomolibdat (Larutan campuran asam molibdat, natrium karbonat dan
asam fosfat)
3
Cara Kerja
1. Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 1 ml pereaksi Barfoed dan 1 ml larutan bahan
percobaan.
2. Panaskan tabung tersebut dalam air mendidih selama 3 menit dan selanjutnya
dinginkan dalam air mengalir (kran) selama 2 menit.
3. Ke dalam campuran tersebut tambahkan 1 ml pereaksi warna fosfomolibdat.
4. Perhatikan warna yang terjadi pada larutan.
Pereaksi
Larutan yod encer
Cara Kerja
1. Dimasukkan sedikit tepung bahan percobaan ke dalam lekukan papan uji
2. Tambahkan 1 tetes larutan iod encer
3. Campur merata dan perhatikan warna yang terjadi pada tiap jenis tepung tersebut
4
BAB II
ANALISIS PROTEIN
Asam amino adalah bagian-bagian yang membangunan protein. Asam amino terdiri
dari atom karbon pusat, yang disebut Cα , terkait dengan gugus amino, gugus asam
karboksilat, atom hidrogen, dan satu buah gugus R yang khas. Gugus R sering disebut
sebagai rantai samping. Dengan empat kelompok yang berbeda terhubung ke atom Cα
dalam bentuk tetrahedral, asam-asam amino disebut molekul kiral dan membentuk
bayangan cermin, yang disebut isomer L dan isomer D.
G.J Mulder (1838), seorang ilmuwan Belanda merupakan salah seorang pakar
kimia yang pertama sekali mengenali betapa pentingnya peran protein dalam kehidupan.
Mulder atas saran pakar kimia terkemuka di zamannya ; Berzelius, menyebut senyawa
yang penting itu Protein. Diambil dari bahasa Yunani proteois yang berarti yang pertama
atau terutama. Kelak dikemudian hari istilah itu benar-benar tepat karena protein
merupakan komponen utama jaringan tubuh manusia dan hewan. Bahkan protein terlibat
langsung dalam : sistem komunikasi makhluk (saraf), transpor oksigen (hemoglobin) dan
katalis reaksi Biokimia.
5
Bahan Percobaan
1. larutan Albumin 2%
2. larutan Kasein 0,2%
3. Larutan Ninhidrin 0,1 %
4. Larutan pepton 0,2 %
Pereaksi
1. CuSO4, larutan 0,1%
2. Larutan NaOH 10%
3. (NH4)2SO4
Cara Kerja
1. Isilah sebuah tabung reaksi dengan 2 ml larutan albumin 2% (pH kira-kira 7)
2. Tambahkan beberapa tetes larutan ninhidrin 0,1 %
3. Letakkan pada penangas air mendidih selama 10 menit
4. Perhatikan warna biru yang terbentuk
5. Ulangi percobaan ini dengan menggunakan larutan (NH4)2SO4 kuat, larutan kasein
0,2 % dan pepton 0,2 %
CATATAN: untuk mendapatkan hasil yang baik, larutan yang dipakai haruslah kira-kira
bersifat netral, yaitu dengan membubuhkan sedikit bas encer pada larutan
protein tersebut
Reaksi ini merupakan test umum yang baik terhadap protein. Warna yang tebentuk
diduga berasal dari kompleks koordinasi antara ion Cu2+ dengan gugus CO dan NH ikatan
peptide dalam larutan alkalis.
Cara Kerja
1. Campurlah 2 ml larutan albumin 2% dengan 2 ml NaOH 10% dan tambahkan
setetes larutan Biuret , campurlah dengan baik bila belum terbentuk warna merah
jambu atau lembayung tambahkan lagi setetes Biuret (maksimal 10 tetes)
2. Ulangi perlakuan ini untuk bahan kasein dan pepton
3. Isilah sebuah tabung reaksi dengan sedikit urea
4. Panaskan di atas api kecil hingga zat tersebut mencair dan terbentuk gelembung gas
5. Perhatikan bau yang ditimbulkan
6. Larutkan isi tabung di atas dengan air dan ujilah dengan biuret seperti pada langkah
di atas
6
PERCOBAAN 3. UJI XANTOPROTEIN
Reaksi ini menyebabkan nitrasi dari inti benzena dalam molekul protein. Tirosin,
fenilalanin dan triptofan memberi hasil positif terhadap reaksi ini, karena memiliki cincin
aromatik yang bereaksi dengan asam nitrat pekat bila dipanaskan membentuk warna
kuning sampai jingga.
Cara Kerja
1. Sebanyak 2 mL larutan yang akan diuji dicampurkan dengan 1 mL asam nitrit pekat
secara hati-hati, kemudian catat larutan yang membentuk endapan putih.
2. Kemudian panaskan dengan hati-hati hingga terjadi perubahan warna larutan
menjadi kuning.
3. Campuran didinginkan pada air kran, dan tambahkan secara hati-hati larutan
natirum hidroksida atau ammonium hidroksida. Warna kuning hingga jingga
menunjukkan hasil positif terhadap reaksi ini.
Pereaksi
1. CuSO4 2%
2. Pb Asetat 2 %
3. Hg klorida 2 %
4. FeCl2 2 %
Cara Kerja
1. Isilah 4 buah buah tabung reaksi dengan 5 ml larutan albumin 2% (pH kira-kira 7)
2. Pada tabung pertama tambahkan larutan CuSO4 2 % tetes demi tetes dan
perhatikan pengaruh tiap-tiap tetesan
3. Penambahan pereaksi harus dilakukan berangsur-angsur agar pembentukan
presipitat yang larut kembali dengan kelebihan pereaksi dapat dilihat
4. Ulangilah percobaan ini terhadap Pb-asetat 2%, FeCl3 2%, dan HgCl2 2%
7
PERCOBAAN 5. “SALTING OUT” PROTEIN
Bahan Percobaan
Albumin encer
Pereaksi
1. NaCl 1%
2. (NH4)2SO4
3. NaOH
Cara Kerja
1. Buatlah larutan putih telur encer dengan mencampur 1 bagian putih telur mentah
dengan 4 bagian NaCl 1% dan menyaringnya.
2. Pada sebagian larutan tersebut, tambahkan sejumlah sama larutan (NH4)2SO4
jenuh. Apakah ada protein yang dapat diendapkan? Encerkanlah sebagian campuran
ini dengan sedikit air. Apakah pengendapan ini reversible?
3. Pada sisanya, tambahkan (NH4)2SO4 padat sehingga jenuh. Apakah yang terjadi?
Apakah pengendapan ini reversible?
4. Saringlah sisanya dan lakukan:
a. Tets millon pada sebagian presipitat
b. Tets biuret pada filtrate. Sebagai ganti larutan NaOH, gunakanlah dalam tes ini
sedikit NaOH padat untuk menguraikan (NH4)2SO4 yang berlebih, yang dapat
menghalangi pembentukan biuret.
8
BAB III
UJI LIPID
Istilah lipid digunakan untuk suatu kelompok bahan-bahan yang mempunyai sifat
tidak larut dalam air dan larut dalam pelarut lemak seperti eter, kloroform, alkohol panas
dan benzena. Secara kimia lipid adalah ester asam lemak, yang tersebar di alam dalam
bentuk nabati maupun hewani. Beberapa kelompok seperti fosfolipida dan sterol
ditemukan pada semua sel hidup. Bersama protein dan karbohidrat, membentuk suatu
bagian yang penting dari suatu komplek koloid di dalam protoplasma sel hidup. Komplek
lipid juga ditemukan dalam jumlah besar di dalam jaringan otak dan saraf, ii menunjukkan
peranan yang sangat penting dari lipid dalam makhluk hidup. Lipid yang lain seperti lemak
dan minyak, merupakan bentuk utama dari zat yang disimpan di dalam tubuh hewan,
sebagai kelebihan makanan yang dimakan. Lipid yang disimpan ini berasal dari lipid yang
dimakan dari hasil metabolisme karbohidrat serta protein dan disimpan sebagai lemak
deposit seperti jaringan bawah kulit, jaringan ikat di antara otot-otot, omentum dan
sebagainya dan ini berfungsi sebagai insulator panas dan persediaan energi.
9
3. Kocok isi tabung kuat-kuat
4. Perhatikan hasilnya, bila kedua bahan terlihat terpisah berarti tidak larut, bila tidak
terlihat larutan disaring dengan kertas saring pada sebuah kaca arloji, kemudian
larutan diuapkan di atas penangas air, bila terdapat residu berarti ada bahan yang
terlarut. Jumlah residu menunjukkan derajat kelarutan bahan yang diuji.
PERCOBAAN 3. PENYABUNAN
Prinsip
Alkali jika bergabung dengan asam lemak akan membentuk sabun, yang dapat
berfungsi sebagai emulgator.
Bahan Percobaan
1. Minyak kelapa
2. Minyak wijen/kedele
3. Lemak sapi
4. Mentega
5. Blue band/margarin
6. Gliserol
7. Asam palmitat
8. Asam oleat
Pereaksi
1. Air suling
2. Larutan KOH beralkohol
3. Larutan NaOH beralkohol
10
Cara Kerja
I
1. Masukkan sedikit bahan percobaan (4-5 tetes) ke dalam tabung yang bersih
2. Bubuhkan 3 ml air suling
3. Masukkan 1 ml larutan KOH beralkohol
4. Panaskan larutan tersebut hingga mendidih
II
1. Ulangi langkah I dengan mengganti KOH beralkohol dengan NaOH
beralkohol,bandingkan hasilnya
11
BAB IV
ENZIM
Enzim adalah golongan protein yang paling banyak terdapat dalam sel hidup.
Enzim sangat penting dalam kehidupan, karena semua reaksi metabolisme dikatalisis oleh
enzim. Sebagai katalisator, enzim berbeda dengan katalisator anorganik dan organik
sederhana yang umumnya dapat mengkatalisis berbagai reaksi kimia.Berdasarkan jenis
reaksi yang dikatalisisnya, enzim dapat dibagi menjadi enam golongan yaitu
Oksidoreduktase, Transferase, Hidrolase, Liase, Isomerase dan Ligase. Enzim mempunyai
spesifitas yang sangat tinggi, baik terhadap reaktan (substrat) maupun jenis reaksi yang
dikatalisiskan. Pada umumnya, suatu enzim hanya mengkatalisis satu jenis reaksi dan
bekerja pada suatu substrat tertentu. Kemudian enzim dapat meningkatkan laju reaksi
dengan cepat tanpa pembentukan produk samping molekul dapat berfungsi dalam larutan
encer pada keadaan biasa (fisiologis) tekanan, suhu dan pH normal. Hanya sedikit
katalisator nonbiologi yang bersifat demikian.
Kespesifikan enzim dapat dibedakan menjadi :
1. Kespesifikan Optik
Enzim biasanya mempunyai kespesifikan optic. Kecuali epimerase (racemase).
Misalnya maltase dapat mengkatalisa hidrolisa α-glikosida. Akan tetapi tidak dapat
bekerja terhadap β-glikosida.
2. Kespesifikan Gugus
Suatu enzim hanya dapat bekerja terhadap gugus yang khas, misalnya glikosidase
terhadap gugus glikosida, alcohol dehidrogenase terhadap gugus alcohol, pepsin
dan tripsin terhadap ikatan peptida, sedangkan esterase terhadap ikatan ester.
Enzim dalam aktivitasnya bekerja secara spesifik terhadap substrat yang akan
dikatalisisnya dengan begitu kita akan dapat mengetahui berapa besar aktivitas yang
dilakukan. Seperti contoh adalah enzim yang bekerja untuk mendegradasi amilum adalah
amilase
Banyak faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim diantaranya :
1) suhu, dimana suhu optimum untuk dapat mengurangi aktivitas enzim sedangkan
diatas suhu optimum maka akan menyebabkan denaturasi pada enzim atau akan
merusak kerja enzim
2) pH, pengaruh pH yang khas. pH akan mengalami denaturasi jika pH jauh di atas
optimum
12
3) konsentrasi enzim, pada konsentrasi substrat tertentu, bertambahnya konsentrasi
enzim akan meningkatkan aktivitas enzim. Dengan kata lain konsentrasi enzim
berbanding lurus terhadap aktivitas enzim.
4) konsentrasi substrat, Pada konsentrasi enzim tetap, peningkatan konsentrasi
substrat akan meningkatkan kecepatan reaksi enzimatis sampai mencapai kecepatan
maksimum.
Selanjutnya zat-zat yang dapat mempertinggi aktivitas kerja enzim yang disebut aktivator
atau sebaliknya menghambat kerja enzim yang disebut inhibitor.
Oleh karena itu, untuk lebih mengetahui dan memahami kerja suatu enzim ,
khususnya kerja enzim amilase yang terdapat pada saliva yang dilarutkan pada pati, maka
percobaan ini dilakukan.
13
Jika hidrolisis dilakukan dengan enzim amilase, maka sebagai hasil akhir akan terbentuk
maltosa. tetapi bila hidrolisa dilakukan dengan asam terbentuk glukosa.
14
b. Hidrolisis Pati oleh Amilase
1. Tambahkan 2 ml air liur kedalam 10 ml larutan pati/kanji 1% , aduk dan panaskan
dalam penangas air pada suhu 37oC
2. Amati dan catat perubahan yang terjadi dengan melihat opalesensinya dan
berubahnya kekentalan setiap selang waktu 1 menit dengan memindahkan 1 tetes ke
dalam plat tetes yang telahb di tetesi dengn pereaksi iodium
3. Catat pada menit ke berapa timbul warna biru, warna kecoklat-coklatan, sampai
warnanya hilang (titik kromatik). Saat pereaksi iodium tidak positif lagi disebut
titik akromatik.
Ingat : bahwa larutam iodium sendiri berwarna coklat kuning
15
4. Lakukan uji benedict dengan menambahkan masing-masing 4 tetes pereaksi
benedict pada tabung reaksi berlabel 2, 4, 6
5. Amati dan catat perubahan yang terjadi pada masing-masing uji
16
BAB V
TEKNIK MIKROBIOLOGI
Mikroorganisme adalah salah satu makhluk tidak kasat mata yang bentuk dan
ukurannya hanya dapat dilihat dengan menggunakan bantuan perbesaran mikroskop.
Bakteri termasuk kedalam salah satu contoj mikroorganisme. Ketika akan melakukan
praktik dengan menggunakan bakteri, maka diperlukan beberapa pemahaman tertentu
seperti tahapan sterilisasi, tahapan pembuatan media tumbuh bakteri, tahapan pemindahal
kultur sel bakteri, hingga tahapan destruksi bakteri.
Cara kerja:
Semprotkan Alkohol 70% ke udara sekitar meja yang akan kita gunakan, kemudia lap
dengan tisu atau kain bersih hingga permukaan meja seperti basah dengan cairan alkohol.
17
5. Aquades
6. Autoklaf
7. Cawan petri dan atau tabung reaksi
Cara Kerja:
Timbanglah dalam % (w/v) yeast extract sebanyak 0,5%, pepton 0,5%, agarose 2%, dan
NaCl 0,5%. Masukkan seluruh bahan tersebut dalam Erlenmeyer dengan penutup dan
tambahkan aquades sebanyak 100 mL. Kemudian media tersebut dimasukkan ke dalam
autoklaf untuk distreilisasi. Setelah selesai, maka media tersebut dituang ke dalam masing-
masing 4-5 cawan petri dan tunggu higga padat.
18
DAFTAR PUSTAKA
Djas, M. J. Harmaini dan Abdul Ghani Haji (1992), Penuntun Praktikum Biokimia,
Darussalam: Seksi Biokimia Bagian Kimia LIPA Unsyiah.
19