Oleh : Kelompok 5
1. Vijay Saxena 9. Silvia Detri A.N
2. Yenni Rachmawati 10. Maduratna Arinda Alif
3. Muhammad Akhsal Dias S. 11. Marwinda Putri
4. A.A Aurian Adzin 12. Bella Aprilia Latif
5. Ike Adelia P. 13. Sulistyowati
6. Efi Nurwati 14. Vyrda Alya P.
7. Meisany Indah S. 15. Muhammad Sayyid Ali
8. Nur Aisyah 16. Agriani Ridha A.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan............................................................................................................1
1.3.1. Tujuan Umum.....................................................................................................1
1.3.2. TujuanKhusus.....................................................................................................2
1.4. Manfaat Penulisan..........................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................20
LAMPIRAN-LAMPIRAN.....................................................................................................21
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Lansia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih, yang secara fisik terlihat
berbeda dengan kelompok umur lainnya. Banyak perubahan dan masalah yang terjadi pada
lansia seiring dengan proses penuaan, seperti penurunan fungsi biologis, psikologis, sosial,
ataupun ekonomi. Kesejahteraan hidup lansia yang meningkat akan meningkatkan pula
kualitas hidup lansia karena proses penuaan, penyakit, dan berbagai perubahan dan
penurunan fungsi yang dialami lansia mengurangi kualitas hidup lansia secara progresif.
Berdasarkan Data Statistik Indonesia didapatkan jumlah populasi lansia di DKI Jakarta
pada tahun 2005 sejumlah 404.010 orang. Di perkotaan sendiri presentase lansia yang
bekerja pada tahun 2011 adalah 38,99%. Sebanyak 70% dari lansia di Jakarta masih
merupakan kepala rumah tangga dan tulang punggung untuk menghidupi dirinya sendiri
maupun keluarganya. Misalnya Posyandu Lansia sebagai wahana pelayanan bagi kaum
Lansia, yang dilakukan dari, oleh dan untuk kaum usila yang menitikberatkan pada
pelayanan promotif dan preventif, tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif,
Namun, kelompok usia lanjut sendiri kurang dapat memanfaatkan Posyandu Lansia.
Permasalahan yang ada adalah semakin tua seseorang semakin turun dan berkurang daya
tahan fisiknya, dan beberapa jenis penyakit tertentu akan muncul dan menyerang lansia,
kondisi psikis dan mental lansia juga akan mengalami gangguan. Dukungan sosial dan
dukungan psikologis pada lansia belum teridentifikasi secara optimal.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana pengetahuan terkait peningkatan imunitas pada lansia oleh warga sekitar UPT
PSTW Jember ?
1.3. Tujuan Penelitian
1.1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan imunitas pada lansia oleh
warga sekitar UPT PSTW Jember.
1.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengidentifikasi peningkatan imunitas pada lansia di UPT PSTW Jember.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
menjadi kemunduran fisik maupun psikis. Kemunduran fisik ditandai dengan kulit
mengendur, rambut memutih, penurunan pendengaran, penglihatan memburuk,
gerakan lambat, dan kelaianan berbagai fungsi organ vital.Sedangkan kemunduran
psikis terjadi peningkatan sensitivitas emosional, penurunan gairah, bertambahnya
minat terhadap diri, berkurangnya minat terhadap penampilan, meningkatkan minat
terhadap material, dan minat kegiatan rekreasi tidak berubah (hanya orientasi dan
subyek saja yang berbeda) (Mubarak, 2009).
Namun, hal di atas tidak menimbulkan penyakit. Oleh karena itu, Lansia harus
senantiasa berada dalam kondisi sehat, yang diartikan sebagai kondisi :
1. Bebas dari penyakit fisik, mental, dan sosial.
2. Mampu melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
3. Mendapatkan dukungan secara sosial dari keluarga dan masyarakat.
Adapun dua proses penuaan, yaitu penuaan secara primer dan penuaan secara
sekunder. Penuaan primer akan terjadi bila terdapat perubahan pada tingkat sel,
sedangkan penuaan sekunder merupakan proses penuaan akibat faktor lingkungan fisik
dan sosial, stres fisik/psikis, serta gaya hidup dan diet dapat mempercepat proses
penuaan (Mubarak, 2009).
6
2.2 Konsep Imunitas
2.2.1 Pengertian Imunitas
Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang
melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan
membunuh patogen serta sel tumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh
biologis luar yang luas, organisme akan melindungi tubuh dari infeksi, bakteri, virus
sampai cacing parasit, serta menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan
mereka dari sel organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat berfungsi
sepertibiasa.
Lingkungan di sekitar manusia mengandung berbagai jenis unsur pathogen,misalnya
bakteri, virus, fungus, protozoa dan parasit yang dapat menyebabkan infeksi pada
manusia. Infeksi yang terjadi pada orang normal umumnya singkat dan jarang
meninggalkan kerusakan permanent. Hal ini disebabkan adanya system imun yang
memberikan respon dan melindungi tubuh terhadap unsur-unsur pathogen tersebut
Respon imun sangat bergantung pada kemampuan system imun untuk mengenali
molekul asing yang terdapat pada pathogen potensial dan kemudian membangkitkan
reaksi yang tepat untuk menyingkirkan sumber yang bersangkutan Proses pengenalan
antigen dilakukan oleh unsure utama system imun yaitu limfosit yang kemudian
diikuti oleh fase efektor yang melibatkan berbagai jenis sel. Pengenalan antigen sangat
penting dalam fungsi system imun normal, karena limfosit harus mengenal semua
antigen pada pathogen potensial dan pada saat yang sama ia harus mengabaikan
molekul-molekul jaringan tubuh sendiri. Untuk mengatasi hal itu, limfosit pada
seorang individu melakukan diversi vikasi selama perkembangannyademikian rupa
sehingga populasi limfosit secara keseluruhan mampu mengenal molekul asing dan
membedakannya dari molekul jaringan atau sel tubuh sendiri.
Kemampuan diversifikasi dimiliki oleh komponen system imun yang terdapat dalam
jaringan limforetikular yang letaknya tersebar diseluruh tubuh, misalnya dalam
sumsum tulang, kelenjar limfa, thymus, sistem saluran nafas, saluran cerna dan organ
lain. Sel-sel yang terdapat dalam jaringan ini berasal dari sel induk dalam sumsum
tulang yang berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel, kemudian beredar dalam tubuh
melalui darah, getah bening serta jaringan limfoid, dan dapat menunjukkan respon
terhadap suatu rangsangan sesuai dengan sifat dan fungsinya masing-masing.
Rangsangan terhadap imun tersebut terjadi apabila kedalam tubuh masuk suatu zat
yang oleh sel atau jaringan tadi dianggap asing. System imun dapat membedakan zat
asing dari zat yag berasal dan tubuh sendin. Pada beberapa keadaan patologik, system
imun tidak dapat membedakan self dari non-self sehingga sel-sel dalam system imun
membentuk zat anti terhadap jaringan tubuhnya sendiri.
2.2.2 Etiologi
1. Stres
Hampir semua orang pernah merasakan efek stres di beberapa titik dalam hidup. Sakit
kepala, rasa sakit di dada, rasa gelisah, dan perasaan tegang secara keseluruhan
merupakan gejala stres.
7
Faktor-faktor tersebut semua bergabung sehingga menyebabkan sistem kekebalan
tubuh harus bekerja lebih keras untuk mempertahankan tubuh dari ancaman kesehatan.
2. Kurang aktif
Sistem imun lemah bisa disebabkan karena Anda kurang aktif atau tidak berolahraga.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa olahraga teratur dapat membantu fungsi
neutrofil, yaitu jenis sel darah putih yang membunuh mikroorganisme yang tidak
diinginkan dan terkadang dapat membahayakan kesehatan.
3. Kurang tidur
Anda mungkin tidak menyadari, saat Anda sedang tidur sel-sel dalam darah yang
melawan infeksi bekerja untuk menjaga tubuh. Jadi, kurang tidur bisa menyebabkan
tubuh tidak dapat bekerja efektif dalam melawan infeksi atau kuman penyakit.
4. Dehidrasi
Setiap jaringan dan organ di dalam tubuh bergantung pada air, karena membantu
membawa nutrisi dan mineral ke sel, dan menjaga mulut, hidung, dan tenggorokan
Anda lembap, juga untuk menghindari penyakit.
Meskipun tubuh terdiri dari 60 persen air, Anda kehilangan cairan melalui buang air
kecil, buang air besar, berkeringat, dan bahkan bernapas. Dehidrasi terjadi ketika Anda
tidak cukup mengganti cairan yang hilang.
Dehidrasi ringan hingga sedang terkadang sulit diidentifikasi, tetapi bisa membuat
Anda sakit. Gejala dehidrasi ringan hingga sedang dapat disalahartikan sebagai nyeri,
kelelahan, sakit kepala, dan sembelit.
Kedua dehidrasi akut dan kronis bisa berbahaya, bahkan mengancam jiwa. Gejala
termasuk haus yang ekstrem, mata cekung, sakit kepala, tekanan darah rendah, detak
jantung cepat, kebingungan dan merasa lelah.Kurangnya asupan nutrisi yang
diperlukan
Penting untuk makan berbagai makanan yang seimbang termasuk buah-buahan, sayur-
sayuran, dan sumber gandum utuh yang membantu mendukung sistem kekebalan
dengan menyediakan vitamin, mineral, fitokimia dan antioksidan yang penting.
8
kerutan pada kulit. Vitamin C dapat Anda peroleh dari buah maupun sayuran. Namun
jika daya tahan tubuh Anda sedang menurun maka Anda membutuhkan tambahan
suplemen untuk memenuhi kebutuhan vitamin C.
2.2.3 Klasifikasi
Sistem imun dapat dibagi menjadi sistem imun alamiah atau nonspesifik/
natural/ innate/ native/ nonadaptif dan sistem imun didapat atau spesifik/ adaptif/
acquired. Respon imun non spesifik merupakan respon pertahanan tubuh terdepan
yang dapat memberikan respon langsung dan cepat terhadap antigen walaupun
belum pernah terpapar sebelumnya.
9
Menurut pakar pengobatan internal Nadia Hasan, stres bisa menurunkan
limfosit tubuh atau sel darah putih yang membantu melawan infeksi.
"Semakin rendah tingkat limfosit, semakin tinggi risiko kita terkena infeksi,"
ucapnya.
2. Sering pilek atau meriang Meriang atau pilek memang bisa sembuh dengan
sendirinya hanya dalam hitungan hari. Sistem kekebalan tubuh juga
membutuhkan tiga hingga empat hari untuk mengembangkan antibodi dan
melawan patogen penganggu. Namun, terus-menerus pilek dan meriang bisa
menjadi tanda bahwa sistem kekebalan tubuh sedang kewalahan mengatasi
gangguan yang ada pada tubuh kita.
3. Sering mengalami masalah pencernaan Sering mengaami diare, kembung,
atau sembelit bisa menjadi pertanda bahwa sistem kekebalan tubuh sedang
terganggu. Penelitian menunjukkan hampir 70 persen sistem kekebalan tubuh
terletak di saluran pencernaan. Selain itu, di dalam pencernaan juga terdapat
berbagai bakteri dan mikroorganisme baik yang mendukung sistem kekebalan
tubuh. Jika jumlah mikroorganisme atau bakteri tersbut berkurang, kita bisa
berisiko besar mengalami infeksi, perdangan kronis, hingga gangguan
autoimun.
4. Penyembuhan luka berlangsung lama Saat kulit mengalami luka, tubuh akan
bekerja untuk menyembuhkannya dengan mengirimkan darah kaya nutrisi
agar terjadi regenerasi kulit baru. Namun, proses ini bergantung pada
kekuatan sistem kekebalan tubuh. Jadi, sistem kekebalan tubuh yang lemah
akan membuat regenerasi kulit berjalan lambat sehingga luka sulit sembuh.
5. Sering merasa lelah Sering merasa lelah padahal tidur sudah cukup bisa
menjadi pertanda sistem kekebalan tubuh sedang melemah. Hal ini terjadi
karena sistem kekebalan tubuh juga turut memengaruhi tingkat energi. “Itu
terjadi karena tubuh berusaha menghemat energi agar sistem kekebalan
mampu melawan bakteri atau virus," ucap Hasan
2.2.5 Penatalaksanaan
a. Pemeriksaan Imunologi
Untuk mendeteksi masalah atau gangguan pada sistem kekebalan tubuh,
diperlukan pemeriksaan imunologi atau tes imunologi. Beberapa jenis
pemeriksaan yang dilakukan antara lain:
b. Tes antibodi
Tes antibodi dilakukan dengan mengambil sampel darah atau air liur. Dalam
beberapa kasus, tes ini dapat menentukan diagnosis penyakit tertentu. Jika
pemeriksaan terhadap antibodi untuk suatu penyakit memberikan hasil positif,
maka artinya orang tersebut sedang atau pernah menderita penyakit tersebut.
Pemeriksaan antibodi umumnya dilakukan untuk mendiagnosis penyakit
infeksi dan penyakit autoimun.
10
c. Tes antigen
Antigen adalah bagian dari virus atau bakteri yang dapat memicu munculnya
respons imun. Salah satu tes antigen yang umum dilakukan adalah
pemeriksaan sampel tinja untuk mengetahui ada atau tidaknya antigen yang
dihasilkan oleh bakteri Heliobacter pylori penyebab sakit maag.
Tes antigen juga bisa dilakukan menggunakan sampel darah, misalnya untuk
mendeteksi antigen dari virus HIV. Pemeriksaan antigen ini adalah salah satu
pemeriksaan yang sering dilakukan untuk mendiagnosis HIV.
Di indonesia, imunologi merupakan cabang ilmu kedokteran penyakit dalam.
Anda yang memiliki gangguan pada sistem kekebalan tubuh dapat
berkonsultasi ke dokter penyakit dalam untuk mengetahui penyebabnya dan
mendapatkan penanganan yang tepat.
2.2.6 Pencegahan
11
Stres bisa dikendalikan dengan hal yang sederhana, misalnya dengan tidur
cukup setiap harinya. Anda juga bisa melakukan hal-hal yang menyenangkan
supaya tubuh dan pikiran Anda rileks, misalnya berkumpul dengan teman,
bertamasya, mengerjakan hobi Anda, atau melakukan meditasi.
12
f. Hindari Rokok dan Alkohol
13
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1.3 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita diabetes mellitus di
wilayah kerja UPT PSTW Jember sebanyak 12 orang lansia. Pada penelitian ini
peneliti menggunakan non random (non probability) sampling, teknik yang
digunakan adalah consecutive sampling yaitu teknik penentuan sampling dimana
semua subjek yang datang dan memenuhi criteria pemilihan dimasukkan kedalam
penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi (Sastroasmoro & Ismael,
2014).
14
Datajumlah lasia dengan penyakit asam urat di UPT PSTW Jember
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan penelitian yang kami lakukan selama 2 hari di UPT PSTW Jember,
terdapat 4 dari 12 lansia penderita diabetes mellitus yang berada di UPT PSTW
Jember.Di bawah ini merupakan hasil dari pengecekkan kadar gula darah sebelum dan
sesudah diberikan terapi aktivitas (senam) Diantaranya :
No Nama Usia Hasil awal Hasil akhir Kesimpulan Skala nyeri
1 Ny. salamah 70 4,76 mg/dl - Asamurat normal 9
2. Ny. Juwariah 3,50 mg/dl - Asamurat normal 5
3. Ny. Sriati 69 6,36 mg/dl 6,95 mg/dl Asam urat sedikit tinggi 9
4. Tn. Riyadi 43 2,91 mg/dl - Asam urat normal 9
5. Tn. Jaiz 63 2,91 mg/dl - Asam urat normal 3
6. Ny. Rokayah 86 11,2 mg/dl 10,7mg/dl Asam urat menurun 9
7. Tn. Khosim 85 4,81 mg/dl - Asam urat normal 5
8. Ny. Astutik 63 3,66 mg/dl - Asam urat normal 4
9. Ny. Saikem 83 3,08 mg/dl - Asam urat normal 5
10. Ny. Sriani 72 5,7 mg/dl 5,9 mg/dl Asam urat sedikit tinggi 5
11. Ny. Tuminem 6,36 mg/dl 12,3 mg/dl Asam urat tinggi 4
12. Ny. Sunarsih 89 5,5 mg/dl 5,9 mg/dl Asam urat sedikit tinggi 6
15
4.2 Pembahasan
Dari data diatas, didapatkan hasil bahwa ada pengaruh dari pemberian terapi
aktivitas (senam) pada lansia untuk menurunkan kadar gula darah
Intervensi yang kami lakukan yaitu terapi aktivitas (senam) dan penyuluhan
kesehatan tentang pengolahan jahe,pandan,jeruk nipis,serai,dan madu menjadi jamu sehat
bagi penderita diabetes mellitus. Khasiat dan penggunaan jamu diabetes biasa sebagai
menurunkan kadar gula darah yang tinggi dengan pengolaan pola makan yang sesuai
juga, dan juga bias menormalkan kadar gula darah dalam tubuh.
B. Langkah- langkah:
1. Siapkan panci yang berisi air takaran 5 gelas belimbing sekitar 1 liter 100 ml.
2. Masukkan jahe yang sudah dibakar dan di geprek
3. Masukkan serai kemudian diaduk
4. Masukkan daun pandan bila sudah mendidih
5. Tunggu selama kurang lebih 5 menit
6. Tuangkan air rebusan kedalam teko yang sudah disiapkan
7. Masukkan jeruk nipis sesuai secukupnya
8. Masukkan 2 saset madu
9. Jamu siap dihidangkan
16
Implementasi yang kami lakukan yaitu terapi aktivitas (senam) pada lansia yang
bertujuan untuk menggerakkan persendian lansia agar menjadi lebih aktif, menjaga tulang
menjadi lebih lentur, menjaga otot lebih kencang, memperlancar peredaran darah,tetap
normal, jantung menjadi lebih sehat, tidak mudah mengalami cidera.
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan saat terapi aktivitas (senam) lansia sangat
antusias dan bersemangat dalam mengikuti seluruh kegiatan.Tetapi pengetahuan lansia
terhadap imunitas sedikit tidak dimengerti. Oleh karena itu, perlu dilakukan pendidikan
kesehatan terkait dengan imunitas dengan diabetes mellitus yang didalamnya juga
mencangkup terapi aktivitas (senam) serta pengolahan jamu menjadi obat tradisional
lansia yang menderita diabetes mellitus. Tujuan dilakukan kegiatan ini agar pengetahuan
lansia semakin bertambah dan membuat lansia menjadi lebih sehat.
5.2 Saran
Perlu dilakukan pengkajian berulang kali untuk meningkatkan manfaat dari terapi
aktivitas (senam) dan terapi obat tradisional tersebut.Karena hasil yang didapatkan
memerlukan beberapa tahapan dan juga beberapa waktu untuk mengarah ke tujuan yang
lebih lanjut.
18