D1A020221
Agroekoteknologi (Kelas H)
Fakultas Pertanian
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ekologi merupakan salah satu ilmu dasar bagi ilmu pengetahuan. Dalam ilmu
lingkungan, seperti halnya dalam ekologi jasad hidup (organisme) pada dasarnya dipelajari
dalam unit populasi. Populasi adalah sekelompok individu-individu jasad hidup (organisme)
yang sejenis yang hidup dalam suatu lingkungan tertentu. Respon terhadap rangsangan
merupakan salah satu ciri utama kehidupan sehingga dengan adanya ciri ini organisme
mampu untuk memberikan respons (tanggapan) terhadap berbagai faktor lingkungan dan
perubahan sekitarnya.
Salah satu cabang ekologi adalah ekologi tumbuhan yang mempelajari berbagai komunitas
tumbuhan. Setiap mempelajari komunitas tumbuhan kita tidak mungkin melakukan
penelitian pada seluruh area yang ditempati suatu komunitas, terutama apabila area
tersebut sangat luas. Untuk mengetahui unit penyusun suatu vegetasi dapat dilakukan
dengan mengambil sampel minimum dari suatu wilayah. Cara yang dilakukan untuk
mengetahui unit penyusun suatu vegetasi yaitu dengan cara menentukan jumlah minimum
dari vegetasi tersebut. Untuk mengetahui unit penyusun dari suatu vegetasi sangatlah sulit
karena adanya pertimbangan kompleksitas, luas area dan biaya yang sangat mahal. Oleh
karena itu cara pengambilan sampling atau melakukan pencuplikan banyak dilakukan.
Unit cuplikan atau unit sampling dalam analisis vegetasi dapat berupa bidang (plot, kuadrat,
garis atau titik). Dalam perkembangannya unit cuplikan yang dipergunakan untuk suatu
analisis vegetasi menggambarkan metode yang di gunakan. Dengan demikian dalam
pencuplikan mengenai suatu vegetasi digunakan berbagai alternatif metode diantaranya:
metode kuadrat, metode garis dan metode titik.
Inilah yang melatarbelakangi dilakukannya percobaan metode sampling dan analisis
vegetasi dengan metode plot yaitu untuk menganalisis vegetasi pada suatu komunitas
dengan menggunakan teknik sampling tertentu sehingga dapat diperoleh kepadatan,
frekuensi dan dominasi dalam suatu komunitas tersebut.
Dasar Teori dan Pelaksanaan
Metode plot adalah prosedur yang umum digunakan untuk sampling berbagai tipe
organisme. Plot biasanya berbentuk segiempat atau persegi ataupun lingkaran, sedangkan
ukurannya tergantung dari tingkat heterogenan komunitas.Metode ini digunakan untuk
sampling tumbuh- tumbuhan, hewan-hewan sessil (menetap) atau bergerak lambat
seperti hewan-hewan yang meliang (bersarang di lubang tanah)
Salah satu teknik sampling untuk mempelajari komposisi vegetasi dapat dilakukan dengan
Teknik Sampling Kuadrat (Quadrat Sampling Technique) yang merupakan suatu teknik
survey vegetasi dan sering digunakan dalam semua tipe komunitas tumbuhan. Petak contoh
yang dibuat dalam teknik sampling ini bisa berupa petak tunggal atau beberapa petak. Petak
tunggal mungkin akan memberikan informasi yang baik bila komunitas vegetasi yang diteliti
bersifat homogen. Adapun petak¬-petak contoh yang dibuat dapat diletakkan secara
random atau beraturan sesuai dengan prinsip-prinsip teknik sampling yang telah
dikemukakan
Bentuk petak contoh yang dibuat tergantung pada bentuk morfologis vegetasi dan efisiensi
sampling pola penyebarannya. Misalnya, untuk vegetasi rendah, petak contoh berbentuk
lingkaran lebih menguntungkan karena pembuatan petaknya dapat dilakukan secara mudah
dengan mengaitkan seutas tali pada titik pusat petak. Selain itu, petak contoh berbentuk
lingkaran akan memberikan kesalahan sampling yang lebih kecil daripada bentuk petak
lainnya, karena perbandingan panjang tepi dengan luasnya lebih kecil. Tetapi dari segi pola
distribusi vegetasi, petak berbentuk lingkaran ini kurang efisien dibanding bentuk
segiempat. Sehubungan dengan efisiensi sampling banyak studi yang dilakukan
menunjukkan bahwa petak bentuk segiempat memberikan data komposisi vegetasi yang
lebih akurat dibanding petak berbentuk bujur sangkar yang berukuran sama, terutama bila
sumbu panjang dari petak tersebut sejajar dengan arah perobahan keadaan
lingkungan/habitat
Kerapatan atau densitas adalah jumlah individu per unit luas, dengan kata lain
merupakan jumlah individu organisme persatuan ruangan. Nilai kerapatan suatu jenis
menunjukan kelimpahan jenis dalam suatu ekosistem dan nilai ini dapat menggambarkan
bahwa jenis dengan kerapatan tertinggi memiliki pola penyesuaian yang besar. Kerapatan
sangat dipengaruhi oleh jumlah ditemukannya spesies dalam daerah penelitian. Semakin
banyak suatu spesies, maka kerapatan relatifnya semakin tinggi.
Alasan paling penting mengapa teknik sampling plot digunakan disuatu lahan atau wilayah
adalah relative mudah dibandingan dengan metode lainya. Hal ini mencerminkan trade-off
antara akurasi maksimum dan waktu minimum wajib diketahui. Karena metode plotless
memberikan bias terbesar ketika vegetasi memiliki tingkat tinggi non-keacakan, sebaiknya
tidak menggunakan metode ini ketika vegetasi tidak diketahui
METODOLOGI PENELITIAN
Densitas:
14
- Alang-Alang= =14
1
5
- Rumput benggala= =5
1
8
- Rumput malela= =8
1
27
Densitas keseluruhan= =27
1
Densitas Relatif:
14
-Alang-alang= x 100=51,85
27
5
-Rumput benggala= x 100=18,51
27
8
-Rumput malela= x 100=29,6
27
Kesimpulan dan Saran
Dari hasil pembahasan mengenai analisis vegetasi dapat disimpulkan diantanya sebagai berikut:
1.Setiap tumbuhan memiliki kerapatan ,frekuensi serta dominasi yang tinggi dalam lingkungannya
2.Terdapat banyak jenis vegetasi dalam satu area,ini membuktikan bahwa tumbuhan tidak dapat
hidup sendiri
3.Setiap tanaman dalam suatu daerah memiliki kerapatan relative frekuensi yang berbeda
5.Vegetasi di suatu tempat berbeda dengan vegetasi di tempat lain karena factor lingkungannya
yang berbeda
Saran:
Dalam menghitung jumlah spesies suatu petak harus dengan teliti.Jika spesies berada kurang
dari setengah dalam petak,maka jangan dihitung.Sebaliknya,jika berada lebih dari setengah dalam
petak maka dihitung
Daftar Pusataka