* Email : edisonhendriek@yahoo.co.id
tiarlincebakara@gmail.com
Dari tabel 2 menunjukkan bahwa dari (73.33%), dan minoritas mencuci tangan
30 responden yang diteliti mayoritas tidak yaitu sebanyak 8 orang (26.67%).
mencuci tangan yaitu sebanyak 22 orang
Dari Tabel 3 menunjukkan bahwa negara kita belum sepenuhnya pulih dari
dari 30 responden yang diteliti mayoritas ancaman virus dan bukan artinya bisa
tidak memakai masker yaitu sebanyak 23 bersantai-santai dengan menghiraukan
orang (76.67%), dan minoritas memakai protokol kesehatan.
masker yaitu sebanyak 7 orang (23.33%). Penelitian mengenai influenza,
Alasan responden tidak menggunakan influenza-like illness, dan coronavirus
masker ada beberapa yaitu menjadi manusia (selain COVID-19) memberikan
sesak nafas, tidak nyaman, merasa diri bukti bahwa penggunaan masker medis
sehat dan tidak khawatir dengan adanya dapat mencegah penyebaran droplet
covid. Alasan responden tidak mencuci infeksi dari orang yang terinfeksi dan
tangan, karena tidak tersedianya wastafel simtomatik (pengendalian sumber) kepada
dan wastafel yang ada juga diragukan orang lain dan kontaminasi lingkungan
kebersihannya, tidak tersedia sabun untuk akibat droplet-droplet ini (Canini et al,
mencuci tangan. 2010; MacIntyre CR et al, 2016). Bukti
Data hasil penelitian tersebut yang terbatas menunjukkan bahwa
menunjukkan masih kurangnya kesadaran masker medis bermanfaat untuk
masyarakat akan pentingnya penggunaan mencegah penularan jika digunakan oleh
masker dan mencuci tangan. Padahal orang yang sehat di rumah, terutama yang
menurut Peneliti Pusat Penelitian tinggal bersama orang yang sakit, atau jika
Kependudukan LIPI, Deny Hidayati, digunakan oleh orang yang menghadiri
penelitian tersebut mencerminkan perilaku perkumpulan massal (Jefferson et al.,
masyarakat yang kurang baik. Masyarakat 2020; Cowling et al, 2009; Barasheed et
sebenarnya tahu bahwa mencuci tangan al, 2014). Sebuah meta analisis baru atas
dan menggunakan masker mempunyai penelitian-penelitian observasional ini,
dampak terbesar terhadap penurunan dengan bias-bias intrinsik data
risiko penularan. Memakai masker observasional, menunjukkan bahwa
merupakan cara yang efektif untuk masker bedah sekali pakai atau masker
mencegah droplet atau percikan, atau katun 12-16 lapis berulang pakai dikaitkan
buliran terpapar ke orang lain. Dan dengan terlindunginya orang yang sehat di
menjadi lebih yakin bahwa cuci tangan dalam rumah dan di antara kontak-kontak
dengan sabun dan air mengalir kasus (Chu et al, 2020) Hal ini dapat
membunuh kuman. dipandang sebagai bukti tidak langsung
Membuat tempat mencuci tangan yang mendukung penggunaan masker
tetap bersih dan terawat bisa jadi alternatif (baik yang medis maupun nonmedis) oleh
sebagai langkah awal untuk mencegah orang sehat di masyarakat secara lebih
virus Covid-19. Pada kondisi seperti ini luas; namun, penelitian-penelitian ini
sudah seharusnya pemerintah untuk terus mengindikasikan bahwa jika berada dalam
meluruskan perspektif masyarakat bahwa jarak dekat dengan orang yang terinfeksi
175
Hendrik Edison Siahaineinia dan Tiar Lince Bakara : Persepsi Masyarakat …………………….