Anda di halaman 1dari 5

WAHANA INOVASI VOLUME 9 No.

1 JAN-JUNI 2020 ISSN : 2089-8592

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENGGUNAAN


MASKER DAN CUCI TANGAN SELAMA PANDEMI COVID-19
DI PASAR SUKARAMAI MEDAN
Hendrik Edison Siahaineinia1*, Tiar Lince Bakara2
1Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementrian Kesehatan
2Jurusan Gizi Poltekkes Medan, Kementerian Kesehatan

* Email : edisonhendriek@yahoo.co.id
tiarlincebakara@gmail.com

ABSTRAK (April 2020) sebanyak 111 orang. Jumlah


pasien yang dinyatakan sembuh ada 40
Wabah Covid-19 melanda dunia orang. Meskupun peningkatan
sejak Desember 2019. Penyebaran wabah kesembuhan pasien Covid-19 ini
Covid -19 sangat cepat dan mematikan, dilaporkan mencapai 36 persen, dan
penularannya melalui kontak fisik berada di atas angka rata - rata nasional,
ditularkan melalui mulut, mata dan hidung. tetapi masih tetap terjadi penularan yang
Wabah Covid-19 sangat berdampak sangat cepat.
kepada kehidupan sosial dan melemahnya Sementara itu, untuk jumlah Orang
ekonomi masyarakat. Untuk mencegah Dalam Pemantauan (ODP) sebanyak
penularan covid masyarakat dianjurkan 2.403 orang, Pasien Dalam Pengawasan
untuk menggunakan masker dan mencuci (PDP) berjumlah 138 orang dan pasien
tangan. Permasalahan masih banyak meninggal dunia masih tetap sebanyak 12
masyarakat yang tidak mematuhi anjuran orang. Sedangkan warga di daerah itu
tersebut, terutama di tempat umum, yang dimakamkan sesuai penanganan
seperti pasar. Salah satu pasar yang Covid-19, ada sebanyak 61 orang.
cukup banyak pengunjungnya adalah Wabah virus Corona berkembang
pasar Sukaramai, Medan, Sumatera Utara begitu cepat berdampak negatif terhadap
Penelitian dilakukan terhadap 30 aktivitas sosial masyarakat dan ekonomi
responden di pasar Sukaramai, Medan, masyarakat, bangsa dan negara. Warga
Sumatera Utara Hasil penelitian yang paling terdampak virus Corona
menunjukkan bahwa hanya 23.33% warga yang bekerja di sektor informal,
masyarakat menggunakan masker dan seperti ojek online, sopir angkot, pedang
26.67% mencuci tangan. kaki lima, home industri, pekerja harian,
nelayan, home industri, katering dan
Kata Kunci : Covid-19, Penggunaan sektor UMKM dan non UMKM, seperti
Masker dan Cuci Tangan pusat perbelanjaan mal, supermarket,
pusat jajanan makanan dan minuman,
PENDAHULUAN pemilik rumah aneka makanan modern,
waralaba, omzetnya menurun dengan
Covid-19 melanda banyak Negara di drastis karena pembeli sepi. Pelaku usaha
dunia termasuk Indonesia. Wabah Covid- banyak menutup usahanya karena daya
19 tidak hanya merupakan masalah beli masyarakat turun (Kompas.com).
nasional dalam suatu Negara, tapi sudah Penularan wabah Covid-19 sangat
merupakan masalah global. Covid-19 cepat dan sangat berbahaya. Penularan
berawal muncul dari daerah Wuhan Cina terjadi di tempat tempat umum, salah
(Keliat, dkk.,2020). satunya adalah pasar. Pasar menjadi
Sama dengan halnya dengan Daerah tempat dimana tersedia bahan-bahan
lain di dunia dan di Indonesia, wabah pokok kebutuhan masyarakat. Pasar yang
Covid-19 sangat mempengaruhi aman dan nyaman akan menarik lebih
kehidupan masyarakat di Sumatera Utara. banyak pengunjung sehingga
Berdasarkan data dari Tugas Percepatan meningkatkan kegiatan perdagangan.
dan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut, Waktu pagi dan sore hari merupakan
jumlah pasien positif Covid-19 di Sumut kawasan yang selalu ramai. Banyak
173
Hendrik Edison Siahaineinia dan Tiar Lince Bakara : Persepsi Masyarakat …………………….

pedagang dan pengunjung yang tidak Kotamadya Medan, Sumatera Utara


menggunakan masker, tidak mencuci Penentuan daerah penelitian ditetapkan
tangan dan tidak menjaga arak dan secara purposive dengan alasan di daerah
kerumunan. ini banyak terdapat masyarakat yang tidak
Pasar Sukaramai Medan, Sumatera mematuhi protokol kesehatan pencegahan
Utara sebagai lokasi perbelanjaan covid-19. Penelitian ini dilaksanakan pada
kebutuhan pokok ditengarai sebagai bulan April 2020. Jenis penelitian ini
penyebaran virus corona (Covid-19) di dua adalah penelitian survey dengan
kecamatan di Medan yakni, Kecamatan wawancara Populasinya adalah
Medan Area dan Medan Denai, Sumatera masyarakat yang berbelanja di pasar
Utara (Sumut). sukaramai sebanyak 60 orang dan peneliti
Berdasarkan hasil pengamatan mengambil 50% dari jumlah populasi yang
masih banyak pedagang dan masyarakat ada yaitu 30 orang sebagai sampel,
berbelanja di Pasar Sukaramai Medan, dikarenakan peneliti merasa bahwa jumlah
yang mengabaikan protokol kesehatan di tersebut sudah dapat mewakili
tengah pandemi Covid-19 tersebut. karakteristik yang ada. Hal ini didukung
Berdasarkan latar belakang di atas oleh pendapat Riduwan (2004), yang
permasalahan yang penulis angkat adalah mengatakan apabila ukuran populasi
bagaimana persepsi masyarakat tentang sebanyak kurang lebih dari 100, maka
penggunaan masker dan cuci tangan pengambilan sampel sekurang-kurangnya
selama pandemi covid di pasar Sukaramai 50% dari ukuran populasi yang ada.
Medan, Sumatera Utara.
HASIL PENELITIAN DAN
METODE PENELITIAN PEMBAHASAN

Penelitian dilakukan di Pasar a. Karakteristik Responden


Sukaramai, Kecamatan Medan Denai,

Tabel 1. Karakteristik Responden


Karakteristik N %
a. Umur 21-30 tahun 4 13,33
31-40 tahun 16 53,33
41-50 tahun 7 23,34
51-60 tahun 3 10,00

b. Pendidikan SMA 22 73,33


Perguruan Tinggi 8 26,67

c. Suku Batak 10 33,33


Jawa 3 10,00
Melayu 4 13,33
Minang 13 43,34

d. Pekerjaan Ibu Rumah Tangga 25 83,33


PNS 5 16,67
Jumlah 30 100,0

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa pengetahuan responden tentang


sebagian besar responden berada pada pencegahan covid 19 yaitu menganggap
usia 31-40 tahun (53,33%) yang situasi saat ini serius dan tidak boleh
merupakan usia produktif, dan sangat diremehkan. Sebagian besar responden
memahami pentingnya kesehatan. dengan suku Minang (43,34%) dengan
Pendidikan responden sebagian status pekerjaan yang terbesar adalah
besar di tingkat pendidikan menengah sebagai ibu rumah tangga (83,33%).
atas sebesar 73,33%, hal ini menunjukkan
174
Hendrik Edison Siahaineinia dan Tiar Lince Bakara : Persepsi Masyarakat …………………….

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Masyarakat Tentang Mencuci Tangan di Pasar


Sukaramai Medan Tahun 2020
No Mencuci Tangan Frekuensi %
1 Tidak Mencuci 22 73.33
2 Mencuci 8 26.67
Jumlah 30 100

Dari tabel 2 menunjukkan bahwa dari (73.33%), dan minoritas mencuci tangan
30 responden yang diteliti mayoritas tidak yaitu sebanyak 8 orang (26.67%).
mencuci tangan yaitu sebanyak 22 orang

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Masyarakat Tentang Memakai Masker di Pasar


Sukaramai Medan Tahun 2020
No Mencuci Tangan Frekuensi %
1 Tidak Memakai 23 76.67
2 Memakai 7 23.33
Jumlah 30 100

Dari Tabel 3 menunjukkan bahwa negara kita belum sepenuhnya pulih dari
dari 30 responden yang diteliti mayoritas ancaman virus dan bukan artinya bisa
tidak memakai masker yaitu sebanyak 23 bersantai-santai dengan menghiraukan
orang (76.67%), dan minoritas memakai protokol kesehatan.
masker yaitu sebanyak 7 orang (23.33%). Penelitian mengenai influenza,
Alasan responden tidak menggunakan influenza-like illness, dan coronavirus
masker ada beberapa yaitu menjadi manusia (selain COVID-19) memberikan
sesak nafas, tidak nyaman, merasa diri bukti bahwa penggunaan masker medis
sehat dan tidak khawatir dengan adanya dapat mencegah penyebaran droplet
covid. Alasan responden tidak mencuci infeksi dari orang yang terinfeksi dan
tangan, karena tidak tersedianya wastafel simtomatik (pengendalian sumber) kepada
dan wastafel yang ada juga diragukan orang lain dan kontaminasi lingkungan
kebersihannya, tidak tersedia sabun untuk akibat droplet-droplet ini (Canini et al,
mencuci tangan. 2010; MacIntyre CR et al, 2016). Bukti
Data hasil penelitian tersebut yang terbatas menunjukkan bahwa
menunjukkan masih kurangnya kesadaran masker medis bermanfaat untuk
masyarakat akan pentingnya penggunaan mencegah penularan jika digunakan oleh
masker dan mencuci tangan. Padahal orang yang sehat di rumah, terutama yang
menurut Peneliti Pusat Penelitian tinggal bersama orang yang sakit, atau jika
Kependudukan LIPI, Deny Hidayati, digunakan oleh orang yang menghadiri
penelitian tersebut mencerminkan perilaku perkumpulan massal (Jefferson et al.,
masyarakat yang kurang baik. Masyarakat 2020; Cowling et al, 2009; Barasheed et
sebenarnya tahu bahwa mencuci tangan al, 2014). Sebuah meta analisis baru atas
dan menggunakan masker mempunyai penelitian-penelitian observasional ini,
dampak terbesar terhadap penurunan dengan bias-bias intrinsik data
risiko penularan. Memakai masker observasional, menunjukkan bahwa
merupakan cara yang efektif untuk masker bedah sekali pakai atau masker
mencegah droplet atau percikan, atau katun 12-16 lapis berulang pakai dikaitkan
buliran terpapar ke orang lain. Dan dengan terlindunginya orang yang sehat di
menjadi lebih yakin bahwa cuci tangan dalam rumah dan di antara kontak-kontak
dengan sabun dan air mengalir kasus (Chu et al, 2020) Hal ini dapat
membunuh kuman. dipandang sebagai bukti tidak langsung
Membuat tempat mencuci tangan yang mendukung penggunaan masker
tetap bersih dan terawat bisa jadi alternatif (baik yang medis maupun nonmedis) oleh
sebagai langkah awal untuk mencegah orang sehat di masyarakat secara lebih
virus Covid-19. Pada kondisi seperti ini luas; namun, penelitian-penelitian ini
sudah seharusnya pemerintah untuk terus mengindikasikan bahwa jika berada dalam
meluruskan perspektif masyarakat bahwa jarak dekat dengan orang yang terinfeksi
175
Hendrik Edison Siahaineinia dan Tiar Lince Bakara : Persepsi Masyarakat …………………….

di rumah atau berada di perkumpulan pentingnya mengikuti protokol


massal di mana penjagaan jarak fisik tidak kesehatan.
dapat dilakukan, orang-orang tersebut
dapat terinfeksi virus ini. Hasil uji-uji DAFTAR PUSTAKA
terkontrol acak klaster mengenai
penggunaan masker pada orang dewasa Aiello AE, Murray GF, Perez V, Coulborn
muda di asrama-asrama universitas di RM, Davis BM, Uddin M, et al. Mask
Amerika Serikat mengindikasikan bahwa use, hand hygiene, and seasonal
masker wajah dapat mengurangi tingkat influenza-like illness among young
influenza-like illness tetapi tidak adults: a randomized intervention
menunjukkan dampak pada risiko trial. J Infect Dis. 2010;201(4):491-8.
influenza terkonfirmasi laboratorium (Aiello
AE, et al, 2010; Aiello AE, et al, 2012). Aiello AE, Perez V, Coulborn RM, Davis
Saat ini, belum ada bukti langsung dari BM, Uddin M, Monto AS.
penelitian tentang COVID-19 pada orang Facemasks, hand hygiene, and
yang sehat di masyarakat mengenai influenza among young adults: a
efektivitas pemakaian masker secara randomized intervention trial. PLoS
menyeluruh oleh orang yang sehat di One. 2012;7(1):e29744
masyarakat untuk mencegah infeksi virus-
virus saluran pernapasan, termasuk Barasheed O, Almasri N, Badahdah AM,
COVID-19. Heron L, Taylor J, McPhee K, et al.
Dari 172 penelitian di 16 negara Pilot Randomised Controlled Trial to
menemukan bukti bahwa rajin mencuci Test Effectiveness of Facemasks in
tangan dan menjaga kebersihan juga Preventing Influenza-like Illness
berpengaruh meskipun tidak dapat Transmission among Australian Hajj
memberikan perlindungan seratus persen. Pilgrims in 2011. Infect Disord Drug
WHO terus memantau bukti-bukti Targets. 2014;14(2):110-6.
yang muncul mengenai topik yang penting
ini dan akan memberikan pemutakhiran Canini L, Andreoletti L, Ferrari P, D'Angelo
seiring tersedianya informasi lain. R, Blanchon T, Lemaitre M, et al.
Surgical mask to prevent influenza
KESIMPULAN DAN SARAN transmission in households: a
cluster randomized trial. PLoS One.
Kesimpulan 2010;5(11):e13998.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
hanya 23.33% masyarakat menggunakan Chu, D.K., Akl, E.A., Duda, S., Solo, K.,
masker dan 26.67% mencuci tangan di Yaacoub, S., Schünemann, et al.,
Pasar Sukaramai, Medan Sumatera Utara. 2020. Physical distancing, face
Kesadaran masyarakat untuk masks, and eye protection to
menggunakan masker masih kurang prevent person-to-person
karena keterbatasan pengetahuan akibat transmission of SARS-CoV-2 and
yang disebabkan tidak menggunakan COVID-19: a systematic review and
masker. Mencuci tangan belum menjadi meta-analysis. Lancet
kebiasaan karena keterbatasan fasilitas S0140673620311429.
tempat mencuci tangan di pasar. (https://doi.org/10.1016/S0140-
6736(20)31142-9, diakses 4 Juni
Saran 2020).
1. Pemerintah perlu memberikan sangsi
tegas bagi masyarakat yang tidak Cowling BJ, Chan KH, Fang VJ, Cheng
menggunakan masker di tempat CK, Fung RO, Wai W, et al.
umum Facemasks and hand hygiene to
2. Pemerintah membuat fasilitas tempat prevent influenza transmission in
cuci tangan yang layak pakai dan households: a cluster randomized
sehat di tempat umum seperti pasar. trial. Ann Intern Med.
3. Pemerintah bersama stake holder lain 2009;151(7):437-46. 57.
bersama sama mensosialisasika
kepada seluruh lapisan masyarkat
176
Hendrik Edison Siahaineinia dan Tiar Lince Bakara : Persepsi Masyarakat …………………….

Jefferson, T., Jones, M., Al Ansari, L.A.,


Bawazeer, G., Beller, E., Clark, et
al., 2020. Physical interventions to
interrupt or reduce the spread of
respiratory viruses. Part 1 - Face
masks, eye protection and person
distancing: systematic review and
meta-analysis. MedRxiv.
[pracetak].(https://www.medrxiv.org/
content/10.1101/2020.0
3.30.20047217v2

Keliat BA, dkk. 2020. Dukungan


Kesehatan Jiwa dan Psiko Sosial
(Mental Health and Psychososial
Support) Covid–19:Keperawatan
Jiwa, IPKJI, Bogor

MacIntyre CR, Zhang Y, Chughtai AA,


Seale H, Zhang D, Chu Y, et al.
Cluster randomised controlled trial to
examine medical mask use as
source control for people with
respiratory illness. BMJ Open.
2016;6(12):e012330

WHO (2020). Corona Virus (Covid-19)


outbreak,https://www.who.int/emerg
encies/diseases/novel-coronavirus-
2019

Anda mungkin juga menyukai