Anda di halaman 1dari 14

Jantung Tn.

K
Tn. K usia 42 tahun masuk Rumah Sakit dengan keluhan nyeri dipertengahan dada dan menjalar
ke lengan kiri dengan durasi 20-30 menit, nyeri dirasakan hilang timbul. Klien mengeluh sesak
nafas dengan RR: 30 kali/ menit. Saat dilakukan pengkajian Tn.R mengatakan dada nyeri seperti
tertindih benda berat, nyeri skala 4, tidak berkurang dengan istirahat dan ia cemas terhadap
penyakitnya. Tn.R tampak lemah dan berbaring di tempat tidur. Klien didiagnosa CHF e.c CAD.
Klien memiliki riwayat penyakit hipertensi sejak 5 tahun yang lalu, berobat tidak teratur, hanya
minum obat ketika merasakan gejala tidak nyaman saja. Klien tidak memiliki riwayat penyakit
DM, asma dan tidak memiliki riwayat alergi. Anggota keluarga tidak ada yang memiliki penyakit
yang sama dengan klien, tetapi orang tua klien menderita hipertensi dan DM. Tn.K merupakan
seorang sopir dan perokok berat, sehari menghabiskan rokok 1 bungkus (16 batang). Klien
memiliki kebiasaan makan tinggi lemak dan kolesterol karena sering makan di warung makan,
jarang mengkonsumsi sayur dan buah. BB: 55 kg, TB: 163 cm. Tn.R juga mengeluh sering
terbangun dimalam hari dalam keadaan sesak, setelah itu ia sulit untuk tidur lagi. Lama tidur 4-
5 jam dalam sehari. Klien juga mengeluh sesak nafas saat melakukan aktivitas, jika ia
mengangkat beban berat sering merasa sesak napas disertai kelelahan. Gejala ini hilang cukup
lama, bisa sampai 2 atau 3 hari baru reda kembali.

Hasil pemeriksaan fisik ditemukan TD; 82/65 mmHg, N: 69 kali/ menit, SaO2 : 98%, Suhu :
36,4o C, konjungtiva anemis, distensi vena jungularis, tidak ada edema ekstremitas, turgor kulit
baik, terdapat retraksi dinding dada dan penggunaan otot bantu pernafasan, auskultasi paru:
vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-), bunyi jantung regular, murmur (-), gallop (-).

Hasil EKG, Rate 69 x/I, axis normal, P wave normal, PR interval 0,14, Q wave V1-V4, LVH (+),
RVH (-). Hasil ronxent dada Tn.K menunjukan adanya kardiomegali, CTR : 65%. Hasil
pemeriksaan laboratorium Hb: 13,0 gr/dl, leukosit 15.120/ mm3, trombosit 572.000/ mm3, Ht
38%, Na 128 Mmol/L, K 3,5 Mmol/L, Ca 7,5 mg/dl, Cl serum 96 Mmol/L. Klien direncanakan
akan dilakukan pemeriksaan echokardiografi.

Terapi yang didapatkan saat ini adalah IVFD RL 500 cc/24 jam, IVFD NaCl 0,3% 500 cc/24 jam,
inj ranitidin 2x3 mg, drip fasorbid 1x3 mg, meropenem 3x1 gr, Ca glukonas 2 gr, levofloxasin 1
x750 mg.
Kasus I

Jelaskan faktor resiko penyakit yang dialami Tn.R?

Faktor resiko CHF

 Faktor yang tidak dapat dikontrol adalah : umur,jenis kelamin,keturunan (ras)

 Faktor yang dapat dikontrol adalah: pola makan,kebiasaan merokok.obesitas,diabetes


melitus,kolesterol,kurangnya aktifitas fisik,stress dan hipertensi

 Sistem imun yaitu hipersensitivitas

Faktor resiko CAD

 Faktor yang tidak dapat dikontrol adalah usia,jenis kelamin,keturunan,Riwayat keluarga

 Faktor yang dapat dikontrol adalah :

1. Hiperlipidemia Adalah peningkatan lipid serum, yang meliputi: Kolesterol > 200
mg/dl, Trigliserida >200 mg/dl, LDL > 160 mg/dl, HDL < 35 mg/dl.

2. Hipertensi Adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan atau diastolik. Hipertensi
terjadi jika tekanan darah melebihi 140/90 mmHg. Peningkatan tekanan darah
mengakibatkan bertambahnya beban kerja jantung. Akibatnya timbul hipertrofi
ventrikel sebagai kompensasi untuk meningkatkan kontraksi. Ventrikel semakin lama
tidak mampu lagi mengkompensasi tekanan darah yang terlalu tinggi hingga akhirnya
terjadi dilatasi dan payah jantung. Dan jantung semakin terancam oleh aterosklerosis
koroner.

3. Merokok akan melepaskan nikotin dan karbonmonoksida ke dalam darah.


Karbonmonoksida lebih besar daya ikatnya dengan hemoglobin daripada dengan
oksigen. Akibatnya suplai darah untuk jantung berkurang karena telah didominasi oleh
karbondioksida. Sedangkan nikotin yang ada dalam darah akan merangsang pelepasan
katekolamin. Katekolamin ini menyebabkan konstriksi pembuluh darah sehingga suplai
darah ke jantung berkurang. Merokok juga dapat meningkatkan adhesi trombosit yang
mengakibatkan terbentuknya thrombus.

4. Diabetes Mellitus Hiperglikemi menyebabkan peningkatan agregasi trombosit. Hal


ini akan memicu terbentuknya trombus. Pasien Diabetes Mellitus juga berarti
mengalami kelainan dalam metabolisme termasuk lemak karena terjadinya toleransi
terhadap glukosa.

5. Obesitas adalah jika berat badan lebih dari 30% berat badan standar. Obesitas akan
meningkatkan kerja jantung dan kebutuhan oksigen. 11

6. Inaktifitas Fisik akan meningkatkan risiko aterosklerosis. Dengan latihan fisik akan
meningkatkan HDL dan aktivitas fibrinolisis.
7. Stres dan Pola Tingkah Laku Stres akan merangsang Hiperaktivitas HPA yang dapat
mempercepat terjadinya CAD. Peningkatan kadar kortisol menyebabkan ateroklerosis,
hipertensi, dan kerusakan sel endotel pembuluh darah dan merangsang kemotaksis
(Januzzi dkk, 2014).

2. Jelaskan bagaimana proses terjadinya keluhan sesak napas, nyeri dada dan keluhan lelah
dalam beraktivitas yang dialami Tn.K? Jelaskan dalam bentuk WOC!

WOC EKG

Hipertensi Hiperlidemia Perokok berat

Kelainan metabolisme (lemak,koagulasi darah )

Pembentukan thrombus

Penurunan aliran darah coroner

Kebutuhan O2 Iskemi NSTEMI

Metabolism anaerob Infark miokard

Produksi asam laktat TD

Merangsang nosiseptor respon penurunan suplai O2,keparu

Angina pektoris ( dada) psikologis kemampuan tubuh butuh O2

Nyeri cemas kelemahan /fatigue RR terlalu cepat


3. Sebagai perawat, bagaimana anda menginterpretasikan hasil pemeriksaan EKG pada kasus

di atas?

Menggambarkan hasil EKG kemudian dijelaskan secara detail hasilnya kepada keluarga pasien.
Dan apabila dari pemeriksaan EKG tersebut terdapat ketidaknormalan langsung diatasi bagian
yang tidak normalnya, serta langsung ambil tindakan supaya pasien juga tidak semakin parah.

Interpretasi EKG dapat mudah dilakukan secara sistematis dengan menyebutkan komponen-
komponen sebagai berikut:

 Ritme

 Laju

 Morfologi gelombang P

 Interval PR

 Kompleks QRS

 Segmen ST

 Gelombang T

 Interval Qt

 Kelainan yang ada: misal infark, LVH, RVH, RBBB, LBBB, dll.

Ritme: lihat Lead II panjang

 Reguler dan ireguler, lihat interval P-P atau R-R, bila sama berarti reguler. Gunakan
kertas kosong untuk menandai interval P-P atau R-R.

 Reguler: interval konsisten

 Regularly irreguler: terdapat pola iregular yang berulang

 Ireguler: tidak ada pola sama sekali

Laju: lihat Lead II panjang. Ada 3 metode:

 300 dibagi jumlah kotak besar R-R.

 1500 dibagi jumlah kotak kecil antara R-R.

 Hitung jumlah gelombang QRS dalam 6 detik (1 detik ada 5 kotak besar), kemudian
dikalikan 10 (metode ini untuk sinus aritmia saja). Atau jika memungkinkan hitung R-R
dalam 60 detik.

 Rate normal 60–100 denyut per menit.

 Bradikardia itu <60 denyut per menit takikardia itu >100 denyut per menit.
Morfologi Gelombang P: lihat Lead II panjang, gelombang P selalu positif (menghadap atas)

 Normal /\

 Berlekuk /\/\ = dilatasi atrium kiri.

 Runcing tinggi /\ = dilatasi atrium kanan.

 Inversi \/ = dilatasi atrium kiri.

 Jika tidak ada gelombang P, artinya irama junctional atau ventrikular.

Interval PR: liat Lead II

 Normal: 0,12–0,20 detik (3–5 kotak kecil) dan konstan.

Kompleks QRS: liat Lead I, aVF, dan Lead II

 Axis: liat Lead I dan lead aVF, tentukan resultan “arah gaya”-nya, normal bila -300
sampai +1100 namun bila sudah Lead I dan aVF positif sudah pasti normo axis.

 Durasi: liat Lead II.

 Kurang dari 0,10 detik (kecuali bila ada gangguan konduksi intraventrikel).

Interval QT: Jarak dari awal QRS ke akhir gelombang T.

 Jika ada maka liat aja dari bacaan analisis EKG, normalnya 0.3–0.44 detik, atau kurang
dari setengah interval R-R. QTc interval yaitu QT/akar dari R-R interval.

BAGIAN HASIL PEMERIKSAAN NORMAL

Denyut jantung 69x/menit 60-100x/menit

Aksis jantung normal 60

Gelombang P normal Durasi < 0,12 detik


Amplitudo <0,3 mv
Interval P-R 0,14 normal 0,12-0,20

Irama Jantung Irama Sinus Ritnis Sinus ritmi memiliki


frekuensi 60 – 100x/ menit
sesuai dengan data kasus

4. Jelaskan tujuan dilakukan pemeriksaan echokardiografi pada Tn.K?

Tujuan dari pemeriksaan EKG pada Tn. R adalah untuk memantau secara rutin kondisi
Tn. R yang sudah di diagnosis mengalami CHF e.c CAD atau gagal jantung. Dan juga untuk
menelisik dugaan gejala masalah jantung, seperti Tn. R mengeluh sesak nafas, dan juga
mengatakan dadanya nyeri seperti tertindih benda berat.
Saya Belum Jadi Pasang Cincin
Tn. A usia 50 tahun mengeluh napasnya terasa sesak jika berjalan lebih dari 20 menit. Keluhan
ini dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Klien merasa cemas dengan kondisi penyakitnya, karena
klien masih belum melakukan anjuran dokter untuk pasang ring pada jantungnya. Klien juga
sering tiba-tiba pingsan. Sebelumnya klien pernah mengalami nyeri dada, dan dirawat di Rumah
Sakit serta dianjurkan tindakan pasang ring. Namun karena belum siap tindakan tersebut
sampai sekarang belum dilakukan. Saat ini keluhan utama klien selain sesak napas, adalah
kelelahan dan mudak kecapekan saat beraktivitas.

Klien mengidap hipertensi sejak 11 tahun yang lalu, berobat teratur ke klinik namun klien sulit
menghindari pantangan untuk mengurangi konsumsi garam dan makan gulai-gulai, tetapi ia
sudah berhenti merokok. Keluarga klien juga ada yang sakit jantung, kakak perempuannya
meninggal karena sakit jantung.

Saat ini klien cemas dengan penyakitnya, ia takut penyakitnya bertambah parah, dan takut
dengan tindakan untuk pasang ring. Hasil pengkajian ditemukan TD: 120/90 mmHg, N :
75x/menit, P : 23 x/menit dan S : 36,8°C. Pemerikasaan paru: gerakan dada simetris, nafas
sesak dengan aktifitas, taktil fremitus kiri dan kanan lemah, Redup, rhonchi +/+, wheezing (-).
Pemeriksaan jantung: ictus tidak tampak, ictus teraba ICS V MCS, perkusi jantung pekak, BJ I
dan II (+),reguler, murmur (-), gallop (-).

Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini:

- Brilinta (Ticagrelor 90 mg) 2 x 1

- Nitrokaf retard (nitroglycerin) 2 x 1

- Bisoprolol fumaratek 2 x 1

- Nitral glyceryl trinitrate 500 mg 1 x 1 bila nyeri

- Aptor acetyl salicylic Acid 1 x 1

- Lansoprazole 30 mg 1 x 1

- Ramipril 5 mg 1 x 1

- Atorvastatin calcium trihydrate 1 x 1


Pemeriksaan Penunjang :

Nilai laboratorium klien

NO PEMERIKSAAN HASIL SATUAN


1 Ureum darah 28 mg/dl

2 Kreatinin darah 0,8 mg/dl

3 Asam urat 7,2 mg/dl

4 Kolesterol total 181 mg/dl

5 HDL kolesterol 57 mg/dl

6 LDL kolesterol 110 mg/dl

7 Trigliserida 71 mg/dl

8 Gula darah puasa 100 mg/dl

Hasil Rontgen thoraks:


Hasil Echocardiography:

Hasil Corangiography:

Critical stenosis di proximal mid RCA, Stenosis 70-75% di proximal LAD


Kasus II

1.Jelaskan faktor resiko penyakit diatas?

 Belum memasang ring jantung,jika klien belum juga memasang ring jantung besar
kemungkinan penyakitnya akan bertambah parah
 Usia 50 tahun
 Klien berjenis kelamin lakilaki,laki-laki rentan terkena penyakit jantung coroner
 Riwayat keluarga,kakak perempuan klien meninggal karna sakit jantung

2. Bagaimana proses perjalanan penyakit klien pada kasus diatas? Jelaskan dalam bentuk WOC!

FAKTOR RESIKO
FAKTOR RESIKO

HIPERTENSI KOLESTEROL TINGGI RIWAYAT KELUARGA JENIS KELAMIN

EKSKRESI NA INAD SULIT MENGHINDARI PRIA LEBIH SEDIKIT


KAKAK PEREMPUAN
KUAT GARAM DAN GULA BERESIKO TERKENA
KLIEN MENINGGAL
SERANGAN JANTUNG
KARNA SAKIT JANTUNG
KARNA SEDIKIT
RETENSI AIR GARAM PENUMPUKAN LEMAK MEMILIKI HORMON
MENINGKAT

SUPLAI DARAH KE
VOLUME PLASMA JANTUNG MENURUN
MENINGKAT

PEMBULUH DARAH
MENYEMPIT
CURAH JANTUNG
MENINGKAT

JANTUNG KEKURANGAN
O2

CAD
3. Jelaskan interpretasi hasil pemeriksaan penunjang dan diagnostik pada kasus diatas!

A. NILAI LABORATORIUM :

NNO PEMERIKSAAN HASIL PEMERIKSAAN HASIL NORMALNYA

11 Ureum darah 28 mg/dl Tidak normal (8-24


mg/dL)
22 Kreatinin darah 0,8 mg/dl Normal (0,5 – 1,1 mg/dL)

33 Asam urat 7,2 mg/dl Tidak normal (3,4 – 7,0


mg/dL)
44 Kolesterol total 181 mg/dl Normal (< 200 mg/dL)

55 HDL kolesterol 57 mg/dl Normal ( > 40 mg/dL)

66 LDL kolesterol 110 mg/dl Tidak normal ( 130 – 159


mg/dL)
77 Trigliserida 71 mg/dl Normal (< 150 mg/dL)

88 Gula darah puasa 100 mg/dl Normal (<100 mg/dL )


GAYA HIDUPKU SAYANG
Ny. M (63 tahun) pekerjaan wiraswasta dengan kegiatan yang sibuk. Sudah satu
minggu ini sering mengeluhkan lemas, sering berkemih di malam hari, kerap kali
mengalami kesemutan di bagian kaki dan dia juga mengeluhkan sakit kepala di pagi
hari. Selama ini pasien tidak mau membatasi makanannya dan malas berolahraga.

Setiap bulan pasien melakukan pemeriksaan rutin di klinik diabetes. Hasil


pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 160/110 mmHg. Hasil elektrokardiogram
menunjukkan sedikit pembesaran pada ventrikel kiri. TB 165 cm, BB 78 kg

Hasil pemeriksaan laboratorium :

No Nama Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

1 HbA1c 7.1% (≤6.5%)


2 Na 125 mmol/L (135-150) mmol/L
3 Kalium 2.7 mmol/L (3.5-5.0) mmol/L
4 Kreatinin 0.26 mmol/L (0,6-1,2) mg/dL
5 Gula darah sebelum 8.4 mmol/L (4.4-6.7) mmol/L
makan/preprandial

6 Kolesterol total 6.5 mmol/L (< 5) mmol/L

Therapy yang didapatkan :

Lisinopril 2 mg/hari

Hidroklorotiazid 50 mg 2x/hari

Glibenklamid 10 mg/hari

Aspirin 75 mg/hari
Kasus III

1. Apakah penyebab TD pasien meningkat ?

-Malas berolahraga

-Tidak membatasi makan

-HbA1c tinggi

-Gula darah tinggi

-Kolesterol

2. Jelaskan faktor resiko keluhan pasien ?

YANG DAPAT DIUBAH YANG TIDAK DAPAT DIUBAH

Malas berolahraga Umur (63 tahun)

Kolesterol

Membatasi makan

Gula darah tinggi

Natrium rendah

HbA1c tinggi
3. Bagaimana proses perjalanan keluhan Diabetes Mellitus sehingga menimbulkan
peningkatan tekanan darah ?

DIABETES MELITUS

SETIAP BULAN MELAKUKAN


PEMERIKSAAN

USIA 63 TAHUN CAIRAN ELEKTROLIT


MENURUN

OBESITAS

TIDAK MAU MEMBATASI SERING MENGELUH LEMAS


MAKAN,KESEMUTAN DIKAKI DAN SERING BERKEMIH
DAN SAKIT KEPALA DIMALAM HARI SERTA
MALAS BEROLAHRAGA

HbA1c TINGGI
KOLESTEROL TINGGI

HIPERGLIKEMIA

MENINGKATNYA TEKANAN
DARAH

HIPERTENSI
4. Bagaimana proses perjalanan keluhan Diabetes Mellitus sehingga menimbulkan
peningkatan tekanan darah ?

Mengonsumsi makanan secara berlebih, tidak memerhatikan kebutuhan kalori, dan jarang
berolahraga merupakan faktor-faktor yang bisa menyebabkan kelebihan gula
darah,kelebihan gula darah banyak akibatnya, termasuk kerusakan pada pembuluh darah
sensitif secara perlahan yang disebut kapiler yang dimana kapiler adalah pembuluh yang
dilewari darh bersih yang membawa oksigen. Jika kerusakan kapiler tertentu dalam ginjal
ddapat merusak kemampuan tekanan darah yang mengatur ke dalam ginjal dan hal ini
menyebabkan tekanan darah tinggi.

Anda mungkin juga menyukai