Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A.LatarBelakang
Filsafatmerupakanpengetahuan
yang menyelidiki hakekat segalasesuatu untuk mengetahui kebenaran.Filsafat juga mempuny
ai sejarah yang di dalamnya terdapat peranan dan manfaat serta perkembangan yang berbeda-
beda. Sejarah perkembangan filsafat berkembang atas dasar pemikirankefilsafatan
yang telah dibangun sejak abad ke-5 SM.
Dari sejarah tersebut, filsafat di bagi menjadi beberapa tahappemikiran
yang disebut dengan periodesasi pemikiran filsafat. Periodesasipemikiran filsafat sendiri dib
agi menjadi 5
zaman, yakni zaman klasik, zamanabad pertengahan, zaman renaissance, zaman modern
dan zamankontemporer. Dari
zaman klasik sampai zaman kontemporer mengalamiperkembangan yang
semakin meningkat. Sehingga dalam mempelajari filsafatdiperlukan periodesasi yang
akan mempermudah dalam mempelajari darimasa ke masa. Dari
setiap zaman memiliki peranan yang berbeda-beda yang
menjadikan perkembangan dalam ilmu kefilsafatan. Pada setiap zamanjugaterdapat tokoh-
tokoh yang berperan penting disetiap zamannya.
Sedangkan periodesasi sendiri merupakan tingkat perkembangan atau pembabakan
suatu masa yang dilakukan karena rentang waktu atau masa sejak manusia ada hingga
sekarang. Periodesasi pemikiran filsafat sangat dibutuhkan dalam mempelajari ilmu
kefilsafatan atau ilmu pengetahuan. Karena untuk memahami sejarah perkembangan ilmu,
harus melakukan klasifikasi secara periodik,yang setiap periodenya menampilankan ciri khas
tertentu dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
B.RumusanMasalah
Adapun yang akan saya paparkan dalam makalah ini, sebagai berikut:
1. Bagaimana corak filsafat dan ciri khas pada zaman klasik?
2. Bagaimana corak filsafat dan kondisi pada zaman abad pertengahan?
3. Bagaimana ciri khas serta pemikiran zaman renaissance?
4. Bagaimana ciri khas dan peranan zaman modern dalam dunia kefilsafatan?
5. Apakah peranan zaman kontemporer dalam perkembangan ilmu pengetahuan?
BAB II
PEMBAHASAN
Pembagian secara periodesasi filsafat adalah Zaman Klasik (zaman yunani kuno dan
zaman keemasan filsafat), Zaman abad Pertengahan, Zaman Renaissance, Zaman Modern,
dan Zaman Kontemporer.
1.Zaman Klasik (abad 6 SM - 2 M)
Pada zaman yunani kuno filsafat dianggap sebagai filsafat alam, karena pada masa ini segala
sesuatu diukur dan di ambil dari alam. Menurut pendapat para tokoh pada zaman ini, yakni:
Thales (624 – 546 SM), berpendapat bahwa alam semesta ini berasal dari air,karena dari
segala aspek kehidupan memerlukan dan menggunakan air.
Anaximander (610 – 547 SM), berpendaat bahwa alam semesta berasal dari udara, karena
setiap makhluk hidup pasti membutuhkan dan menggunakan udara.
Heraclitus, berpendapat bahwa alam berasal dari api, karena dari api akan menjadikan sesuatu
menggumpal dan membentuk benda padat yang di akibatkan dari panasnya api.
Pythagoras ( 572 – 500 SM), berpendapat bahwasemua berasal dari sesuatu yang bisa dihitung
dan di angkakan.
Parmanides, berpendapat bahwa sesuatu dilihat dari dua segi yakni fisika (sesuatu yang ada
itu ada) dan metafisika (sesuatu yang tidak ada itu tidak ada).
Socrates (470 -399 SM),yang mengemukakan bahwa pada masa setelah yunani
kuno,mengalami masa keemasan filsafat, karena pada masa ini orang memiliki kebebasan
untuk mengemukakan pendapat atau ide-idenya. Yunani pada masa ini dianggap sebagai
gudang ilmu, karena bangsa yunani pada masa itu tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi.
Bangsa yunani juga tidak dapat menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap receptive
attitude (sikap menerima begitu saja ), melainkan sikap inquiring attitude ( sikap menyelidiki
sesuatu secara kritis).Pada masa ini filsafat bercorak Antroposentris, yakni para filsuf
menjadikan manusia sebagai objek pemikiran filsafat.[1]
Beberapa tokoh pada zaman klasik, antara lainThales,
Anaximander,Phytagoras,Permanides,Aristoteles, Plato dan A. Comte.
Pada masa ini ada beberapa tingkatan kemajuan menurut A. Comte,yakni;
a.Tingkat agama / dogma,dimana manusia menerima keyakinan dari mulut ke mulut dan
menjalankannya.
b. Tingkat filsafat, manusia menggunakan pikirannya untuk memikirkan apa yang menjadi
hakekat kebenaran.
c. Tingkat ilmu pengetahuan, manusia yang menggunakan pikiran yaitu sudah sampai pada
tingkat yakin dan kebenaran yang di yakini adalah kebenaran yang mutlak.[2]
2. Zaman abad Pertengahan (abad 2 – 14 M)
Abad
pertengahan ditandai dengan tampilnya para teolog dilapanganpengetahuan, sehingga aktivit
as ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan.Pada abad pertengahan ini filsafat bercorak The
osentris yakni para filsufmenjadikan filsafat sebagai abdi agama.[3] Dengan semboyan yang
berlakubagi ilmu yakni ancilla theologia atau abdi agama, di
mana filsafat dijadikantolak ukur dalam menentukan aturan-aturan agama.
Pada abad pertengahan terdapat perbedaan yang
mencolok denganabad sebelumnya, yang terletak pada dominasi agama. Timbulnya agama
Kristen oleh nabi Isa
a.s membawa perubahan besar terhadap kepercayaankeagamaan. Peradaban yang
didasarkan oleh logika ditutup oleh gereja dandiganti dengan keagamaan. Agama Kristen
menjadi problema kefilsafatankarena mengajarkan bahwa wahyu tuhanlah yang
merupakan kebenaran yang sejati. Hal ini berbeda dengan pandangan yunani kuno yang
mengatakanbahwa kebenaran dapat dicapai oleh kemampuan akal mereka belummengenal ad
anya wahyu.
Filsafat pada zaman abad pertengahan mengalami dua periode,yaitu: Periode Patristik,
berasal dari kata latin patres yang berarti bapa-bapa gereja.
Pada periode ini mengalami dua tahap: 1) Permulaan agama Kristen,
setelahmengalami berbagai kesukaran terutama mengenai filsafat Yunani maka agama
Kristen memantapkan diri untuk keluar memperkuat gereja dan kedalam menetapkan dogma-
dogma. 2) Filsafat Agustinus, melihat dogma-dogma sebagai suatu keseluruhan. Periode
Skolastik (tahun 800 – 1500 M), yang dibagi menjadi tiga tahap: 1) Periode skolastik awal
(abad 9 – 12), ditandai oleh pembentukan metode-metode yang lahir karena hubungan yang
rapat antara agama dan filsafat serta persoalan tentang universalia. 2) Periode puncak
perkembangan skolastik (abad ke-13), ditandai oleh keadaan yang dipengaruhi oleh
Aristoteles akibat kedatangan ahli filsafat arab dan yahudi. Puncak perkembangan pada
Thomas Aquinus. 3) Periode skolastik akhir (abad 14 – 15), ditandai dengan pemikiran
kefilsafatan yang berkembang kearah nominalisme, ialah aliran yang berpendapat bahwa
universalisme tidak member petunjuk tenteng aspek yang sama dan yang umum mengenai
adanya sesuatu hal. Tokoh yang piawai pada masa ini adalah Augustinus, Aristoteles, dan
Thomas Aquinus.
3. Zaman Renaissance (abad 14 – 16 M)
Zaman Renaissance ditandai sebagai era kembalinya pemikiran yang bebas dari
dogma-dogma agama. Renaissance ialah zaman peralihan ketika kebudayaan abad
pertengahan mulai berubah menjadi suatu kebudayaan modern. Manusia pada zaman ini
merindukan pemikiran yang bebas, karena manusia ingin mencapai kemajuan atas hasil usaha
sendiri, tidak didasarkan atas campur tangan ilahi. Adapun factor penyebab dari upaya
pelepasan diri dari dogma-dogma agama,yakni:
-Pudarnya kewibawaan dewan gereja pada masa itu dianggap terlalu banyak mencampuri
kegiatan-kegiatan ilmiah
-Orang tidak lagi mempercayai nilai-nilai universal yang dianggap terlalu abstrak, mereka
lebih mendambakan nilai-nilai individu yang bersifat konkret dan lebih banyak memberikan
kesempatan untuk menggunakan akal piker secara bebas. Pada zaman Renaissance sudah
mulai dirintis mengenai ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan yang berkembang maju adalah
bidang astronomi. Tokoh-tokoh yang terkenal seperti Roger Bacon, Copernicus, Johannes
Kepplerdan Galileo Galilei.
4. Zaman Modern
Ciri khas pada masa ini adalah dominasi barat dalam bidang pemikiran politk. Disatu
sisi pemikiran politik barat dijadikan sebagai model tentang bagaimana suatu masyarakat
dapat dan seharusnya berkembang. Sementara disisi lain pemikiran politik barat dianggap
sebagai sesuatu yang asing dan layak dimusuhi, satu pengecualian adalah teolog politik syiah
yang berkembang dengan cara baru dan mengakui momoentumnya sendiri.[4]
Zaman Modern ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmiah,
penemuannya dalam ilmu pasti adalah system koordinat yang terdiri atas dua garis X dan Y
dalam bidang datar ( oleh Descartes), teorigravitasi ( oleh Isaac Newton), electron ( oleh
JJ.Thompson). Adapun tokoh yang pertama kali pada abad modern, yakni Descartes ( 1596 –
1650) yang beranggapan bahwa sesuatu berasal dari keraguan. Kemudian muncul lima pokok
pemikiran Descartes:
a.Benda indrawi tidak ada
b.Gerak, jumlah, volume tidak ada
c.Saya sedang ragu maka saya ada
d.Saya ragu karena saya berfikir
e.Jadi saya berfikir berarti saya ada,
Kemudian muncul tokoh Hegel ( 1770 – 1831) dengan metodenya dialegika, yang dalam
proses berfikir pencapaianya melalui tiga tahap;
a.Fase thesis
b.Anti thesis
c.Sintesis
5. Zaman Kontemporer
Diantara ilmu khusus yang dibicarakan oleh para filsuf, bidang fisika menempati
kedudukan paling tinggi. Menurut Traut fisika dipandang sebagai dasar ilmu pengetahuan
yang subjek materinya mengandung unsur-unsur fundamental yang membentuk alam semesta
juga menunjukkan bahwa secara historis hubungan antara fisika dengan filsafat terlihat dalam
dua cara. Pertama, persuasi filosafis mengenai metode fisika dan dalam interaksi antara
pandangan subtasional tentang fisika ( misalnya, tentang materi, kuasa, konsep ruang dan
waktu). Kedua, ajaran filsafat tradisional yang menjawab fenomena tentang materi, kuasa,
ruang dan waktu.
Zaman Kontemporer ditandai dengan penemuan berbagai teknologi canggih.
Teknologi komunikasi dan informasi termasuk salah satu yang mengalami kemajuan sangat
pesat. Mulai dari penemuan komputer, berbagai satelit komunikasi, dan internet. Bidang ilmu
lain juga mengalami kemajuan pesat, sehingga terjadi spesialisasi ilmu yang semakin
tajam.Ilmuan kontemporer mengetahui hal yang sedikit, tetapi secara mendalam. Ilmu
kedokteran semakin menajam dalam spesialis dan subspesialis ataupun superspesialis
demikian pula dengan ilmu lainnya. Disamping kecenderungan ke arah spesialisasi,
kecenderungan lain adalah sintesis antara bidang ilmu satu dengan lainnya, sehingga
dihadirkan ilmu baru.
Zaman kontemporer mengkritik filsafat modern, yang berfikir bebas sehingga
muncul postmodernisme. Pemikiran postmodernisme adalah pemikiran yang menentang
segala hal yang berbau kemutlakan dan baku, menolak dan menghindari suatu sistematika
uraian atau pemecahan persoalan yang sederhana dan skematis serta memanfaatkan nilai-nilai
yang berasal dari berbagai sumber.[5]
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari makalah yang telah saya susun diatas dapat saya tarik kesimpulan bahwa dalam
perkembangan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini tidaklah berlangsung secara mendadak,
melainkan terjadi secara bertahap atau evolutif. Dari masing-masing zaman dapat saya
simpulkan bahwa:
1. Pada zaman klasik, filsafat bersifat bebas karena orang pada zaman ini memiliki kebebasan
untuk mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya. Pada zaman klasik ini juga terdapat masa
dimana filsafat mengalami zaman keemasan.
2. Pada zaman abad pertengahan, filsafat dianggap sebagai abdi agama. Peradaban pada abad
ini didasarkan oleh logika ditutup oleh gereja dan digantikan dengan logika keagamaan.
3. Pada zaman renaissance, manusia ingin mencapai kemajuan atas hasil usaha sendiri, tidak
didasarkan atas campur tangan ilahi.
4. Pada zaman modern, dunia kefilsafatan sudah mengalami kemajuan dengan berbagai
penemuan ilmiah.
5. Pada zaman kontemporer, dunia kefilsafatan semakin mengalami kemajuan dengan berbagai
penemuan dibidang teknologi canggih, seperti teknologi komunikasi dan informasi.