Anda di halaman 1dari 7

Al Hadits sebagai sumber hukum yang kedua berfungsi sebagai penguat,

sebagai pemberi keterangan, sebagai pentakhshis keumuman, dan membuat


hukum baru yang ketentuannya tidak ada di dalam Al Quran.
3. Ijma
Secara bahasa, ijma adalah memutuskan dan menyepakati sesuatu. Ijma dapat
dipahami sebagai sebuah kesepakatan ulama mengenai suatu perkara bila
tidak terdapat penjelasan yang spesifik dalam Alquran dan Hadist.
Ijma dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu ijma sharih dan ijma sukuti. Ijma
sharih atau lafzhi adalah kesepakatan para mujtahid baik melalui pendapat
maupun perbuatan terhadap hukum masalah tertentu. Bentuk ijma yang
kedua dalah ijma sukuti yaitu kesepakatan ulama melalui cara seorang
mujtahid atau lebih mengemukakan pendapatanya tentang hukum satu
masalah dalam masa tertentu kemudian pendapat itu tersebar luas serta
diketahui orang banyak.
Ijma tidak boleh bertentangan dengan Quran dan Sunnah. Salah satu contoh
ijma adalah diperbolehkannya vaksinasi dan imunisasi. Pada masa Nabi
Muhammad, ilmu kedokteran belum berkembang pesat seperti sekarang.
Sehingga hukum tentang imunisasi pun belum ada.
Karena para ulama melihat imunisasi dan vaksinasi memiliki banyak manfaat
dan dianggap sebagai ikhtiar untuk kesehatan, maka ulama memperbolehkan
metode kesehatan ini.

Qiyas
Qiyas merupakan perluasan dari hukum yang ada. Qiyas adalah salah satu
metode untuk menentukan hukum sesuatu yang baru dan belum dikenal
sebelumnya, dengan cara mencari padanannya dengan hal yang sebelumnya
diketahui dan sudah diatur dalam Alquran dan Hadits.
Contoh qiyas adalah menganalogikan narkotika, yang pada zaman Nabi
Muhammad tidak ada, dengan khamr (minuman memabukkan). Karena sifat
kedua hal tersebut yang membahayakan kesehatan dan menimbulkan
ketergantungan, maka hukum narkotika sama dengan khamr, yaitu haram.
RUANG LINGKUP AJARAN ISLAM

*untuk ppt
(Ruang lingkup ajaran Islam adalah sebagai berikut:

1. Aqidah, yaitu keyakinan yang kuat dan kokoh yaitu iman


2. Syariat, yaitu hukum dan aturan Islam yang mengatur segala aspek
kehidupan manusia
3. Akhlak, yaitu tingkah laku sesorang yang didorong berdasarkan
kesadaran untuk melakukan suatu perbuatan)

1. AQIDAH
2. SYARIAH
3. AKHLAK
KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM

a. Rabbaniyah (‫)الربانية‬.

Karakteristik rabbaniyah mengandung arti bahwa agama Islam


merupakan agama yang bersumber dari Allah swt, bukan bersumber dari
manusia atau kreasi pemikiran manusia. Jika agama islam bersumber
dari tuhan, maka nab iMuhammad saw, sebagai rasulullah, dalam hal ini
tidak membuat agama, akan tetapi beliau hanya pembawa atau
penyampai ajaran Islam tersebut.dengan demikian setiap
pembicaraannya atau perkataannya berdasarkan wahyu yang diturunkan
kepadanya.

Ajaran Islam itu bersumber dari Allah yang memiliki sifat maha
sempurna, maka ajaran Islam akan senantiasa aktual dan kontekstual
sepanjang masa.

b. Insaniyah  (‫)اإلنسانية‬
Agama Islam diturunkan untuk dibawa oleh seorang manusia yang dilengkapi
dengan wahyu dan juga diperuntukkan bagi manusia. Oleh sebab itu Islam
merupakan satu-satunya agama yang sesuai dengan fitrah manusia karena
ajarannya sesuai dengan fitrah manusia. Maka tidak ada satupun ajarannya
yang bertentangan dengan fitrah manusia, walau secara kasat mata ada orang
yang menemukan hal-hal yang dianggap bertentangan, pasti hanya karena
daya pemahaman manusia yang kurang tepat

c. Syumuliyah  (‫)الشمول‬.
Karakteristik ajaran Islam selanjutnya adalah syumuliyah, agama Islam
merupakan agama yang memiliki ajaran yang sangat lengkap, tidak hanya
menggunakan satu aspek dan mengabaikan aspek lainnya. akan tetapi
menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia. Kelengkapan ajaran
Islam itu tampak dlam berbagai bidang kehidupan mulai dari urusan pribadi,
keluarga, masyarakat, sampai pada persoalan berbangsa dan bernegara.
d. Al-Waqi’iyah  (‫)الواقعية‬
Karakteristik lain ajaran Islamadalah al-waqi’iyah (dapat direalisir atau dapat
dilaksanakan),hal ini menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang
dapat diamalkan oleh manusia, atau dengan kata lain dapat direalisir dalam
kehidupan sehari-hari. Bahkan ajaran Islam ini dapat diamalkan oleh manusia
meskipun mereka berbeda latar belakang, apakah dia itu orang kaya, miskin,
berjenis kelamin pria ataupun wanita, anak-anak, remaja, dewasa,
berpendidikan tinggi atau berpendidikan rendah, bangsawan, rakyat biasa,
berbeda suku adat istiadat dan lain sebagainya.

e. Al-Wasathiyah (‫)الوسطية‬
Karakteristik ajarn Islam juga bersifat wasathiyah (pertengahan atau
keseimbangan). Allah swt menyebutkan bahwa umat Islam adalah ummatan
wasathan umat yang seimbang dalam beramal baik yang terkait dengan
peenuhan terhadap kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani. Manusia
memang membutuhkan konsep agama yang seimbang, hal ini karena tawazun
(balance) merupakan sunnatullah (Abdussalam, T.t : 19).

f. Al-Wudhuh (‫)الوضوح‬.
 Al-wudhuh (jelas), adalah karakteristik Islam yang menegaskan bahwa
konsep Islam sangat jelas dan tegas. Konsep yang jelas menjadikan Islam
dapat dengan mudah dipahami, tidak rumit dan tidak berbelit-belit.
g. Al-Jam’u Baina ats-Tsabat wa al-Murunah (‫)الجمع بين الثبات والمرونة‬.
Al-Jam’u Baina ats-Tsabat wa al-Murunah,  adalah gabungan antara
ajaran yang permanen dan yang fleksibel. Ajaran permanen dalam aqidah
misalnya, tidak boleh beribadah selain hanya kepada Allah Swt. Ajaran ini
sudah tetap, tidak boleh ada tawar menawar. Dalam ibadah wajib seperti
shalat fardhu, puasa di bulan Ramadhan, haji dan zakat juga tidak ada
toleransi hukum perlaksanaannya. Perkara tersebut sudah tetap(permanen),
tidak berubah lagi karena telah menjadi ketetapan  Allah Ta’ala. Ini yang
permanen.

 Pemahaman Islam yang permanen (tetap) dan tidak berubah hingga hari
kiamat adalah dalam hal ushul dan tujuan Islam. Tetapi Islam bersifat
fleksibel di dalam hal furu’ dan sarana-sarananya. Dalam hal berdoa hanya
boleh kepada Allah saja, sedangkan cara berdoa boleh dengan bahasa apa
saja. Shalat dhuhur harus empat rakaat, sedangkan tempat boleh di mana
saja asal suci, dan pakaian boleh jenis apa saja asal suci dan menutup
aurat.  

Anda mungkin juga menyukai