Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN LAYANAN KONSELING SPIRITUAL UNTUK MENINGKATKAN

KESADARAN DIRI PENGGUNA NARKOBA

Tugas ini disusun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Praktikum Konseling Reproduksi Remaja
dan NAPZA yang diampu oleh Prof. Dr. Ni Ketut Suarni, M.Psi., KONS. dan I Gede Nugraha
Sudarsana, S.Psi.,M.Pd.

OLEH :
MAHASISWA BIMBINGAN KONSELING
SEMESTER VI A

Ni Putu Lokita Asmara Dewi 1811011029/2018

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN PSIKOLOGI DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2021
A. Gambaran Umum Kasus
Putri (bukan nama sebenarnya) berumur 15 tahun dan tentunya masih termasuk
kategori bawah umur menjalani rehabilitasi medis atau sosial. Sejak berumur 10 tahun
bapak dan ibunya bercerai. Saat itu dia masih polos dan bahkan tidak tahu alasan
kedua orang tuanya bercerai. Yang dia ketahui hanyalah hubungan kedua orang
tuanya tidak harmonis. Kondisi tersebut membuatnya trauma karena broken home, dia
tidak tahu kemana harus menceritakan masalahnya tersebut. Ditambah lagi kedua
orang tuanya tidak ada yang mau mengurusnya, karena bapak dan ibunya menikah
lagi dan hidup sendiri-sendiri di tempat masing-masing yang bahkan Putri tidak tahu.
Putri diasuh oleh neneknya. Hanya neneknya lah yang sehai-hari selelu
mengingatkannya untuk sekolah dan sembahyang. Namun, perhatian neneknya
terbatas. Meski sudah sepuh, neneknya masih sibuk berjualan sayur di pasar. Dia
mulai berjualan dini hari hingga tengah hari.hal itulah yang menyebabkan Putri
bingung untuk mencurahkan isi hatinya. Dia merasa galau berkepanjangan. Pada saat
bersamaan, teman-temannya hadir. Menampung segala keluh kesahnya. sifatnya yang
tomboi membuatnya lebih senang bergaul dengan laki-laki yang tampaknya bukan
dari kalangan baik-baik. Pergaulan inilah yang menjadi jembatan awal Putri untuk
memulai mencoba narkoba.
Ketika dia menonton konser bersama teman-temannya itu, dia tidak menyangka
teman-temannya memaksanya merokok ketika pulang. Namun ini bukanlah rokok
biasa, melainkan ganja. Karena pada kesempatan pertama berhasil memaksanya, dia
pun terus dicekoki dengan ganja oleh temannya. Dia mengaku tidak nyaman memakai
ganja. Karena hal tersebut, Putri pun ditawari narkoba golongan I yaitu sabu-sabu.
Putri merasa nyaman setelah mengonsumsi sabu-sabu, ditambah lagi dia mulai
mengenal minuman keras.
Keburukannya menjadi semakin menjadi jadi setelah dia mengenal R, seorang
bandar narkoba. Dia mengaku bahwa dia membeli sabu-sabu menggunakan uang SPP
sekolahnya. Namun, seiring berjalannya waktu keungannya pun jebol. Ketika mulai
sakau, dia tidak bisa membeli sabu-sabu. Kondisi itu membuatnya bekerja menjadi
asisten bandar. Sehari-hari dia menimbang sabu-sabu dan membagi mengantonginya
dengan paket hemat. Dari jerih payahnya ini, dia mendapatkan bagian sampai 0,5
gram sabu-sabu. Putri mengaku dia bebas nyabu setiap hari. Pekerjaan Putri tidak
hanya itu, dia juga menjadi kurir dan berhubungan langsung dengan pembeli dan
mengatur pertemuan. Selain itu dia juga diajak bertemu dengan bandar narkoba yang
lebih besar. Perilaku tidak terpujinya berakhir pada tanggal 9 Januari karena terciduk
operasi satpol PP.
B. Langkah-Langkah Treatment
a. Konseling Spiritual
Dalam konteks bimbingan dan konseling, konseling spiritual diartikan sebagai
proses pemberian bantuan kepada individu agar memiliki kemampuan untuk
mengembangkan fitrahnya sebagai makhluk beragama (homo religious),
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai agama (berakhlak mulia), dan mengatasi
masalah-masalah kehidupan melalui pemahaman, keyakinan, dan praktik-praktik
ibadah ritual agama yang dianutnya. Konseling spiritual berbeda dengan konseling
sekuler. Dalam konseling spiritual terdapat intervensi tuhan dalam kehidupan
manusia untuk menolongnya agar dapat mengatasi masalah dan melakukan
perubahan ke arah yang lebih baik.
Tujuan konseling spiritual ada dua yaitu sebagai berikut :
1. Tujuan umum
Tujuan umum konseling spiritual atau keagamaan adalah memfasilitasi dan
meningkatkan kemampuan klien untuk mengembangkan kesadaran beragama
atau spiritualitasnya dan mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya,
sehingga dapat mencapai kehidupan yang bermakna. Kesadaran beragama
atau spiritualitas klien yang baik diyakini akan berpengaruh secara positif dan
fungsional terhadap aspek-aspek kehidupan pribadi lainnya.
2. Tujuan khusus
Sedangkan tujuan khusus konseling spiritual adalah
a) Pengalaman dan pemantapan identitas spiritual atau keyakinannya
kepada Tuhan.
b) Memperoleh bimbingan dan kekuatan dari Tuhan dalam mengatasi
masalah dan mengembangkan dirinya.
c) Memperoleh dukungan sosial dan emosional, sehingga memiliki
kekuatan untuk mengatasi masalah.
d) Menguji dan memperbaiki keyakinan dan praktik-praktik spiritualnya
yang tidak berfungsi dengan baik (disfungsional).
e) Menerima tanggung jawab dan memperbaiki kekeliruan sikap dan
perilakunya yang mementingkan diri sendiri.
f) Mengembangkan dirinya dalam kebenaran dan komitmen terhadap
keyakinan, nilai-nilai keyakinan atau spiritualitasnya.
g) Mengaktualisasikan nilai-nilai keyakinan atau spiritualitas keagamaan
dalam membangun kehidupan bersama yang sejahtera.
Kegiatan bimbingan dan konseling merupakan jenis keterampilan yang
pada intinya mengajak, membimbing, dan mengarahkan klien kembali kepada
fitrah, maka siapa saja yang akan mendalami profesi ini, dia harus memiliki
keimanan, kemakrifatan, dan ketauhidan yang berkualitas. Karena sudah
sangat jelas, bahwa profesi konseling adalah usaha sadar untuk memahami
kondisi klien baik secara jasmani maupun secara rohani yang kemudian
mengantarkan konseli untuk menemukan solusi.
b. Langkah-Langkah Konseling
Berikut ini merupakan langkah-langkah konseling yang diberikan :
1. Identifikasi kasus
Putri (bukan nama sebenarnya) berumur 15 tahun menjadi pengguna narkoba
dikarenakan kurangnya perhatian dari orang tua dan pengaruh pergaulan.
2. Identifikasi masalah
Identifikasi masalah dilakukan dengan menggali data berdasarkan 5W+1H :
a. What
1) Apa yang terjadi pada Putri?
Putri menjalani rehabilitasi medis dan sosial dikarenakan
menyalahgunakan narkoba.
2) Narkoba jenis apa yang dipakai oleh Putri?
Ganja dan sabu-sabu.
3) Apa yang digunakan oleh Putri untuk membeli sabu-sabu?
Uang SPP sekolahnya.
4) Apa pekerjaan yang dilakukan Putri?
Putri bekerja sebagai asisten bandar yang pekerjaannya
menimbang dan mengantongi sabu, menjadi kurir, dan
berhubungan langsung dengan pembeli dan mengatur
pertemuan. Selain itu dia juga diajak bertemu dengan bandar
narkoba yang lebih besar.
b. Who?
1) Siapa yang mengasuh Putri?
Putri diasuh oleh neneknya.
2) Siapa yang menampung segala keluh kesah Putri?
Teman-temannya.
3) Siapa yang pertama kali memaksa Putri menggunakan
narkoba?
Teman Putri.
4) Siapa yang mempekerjakan Putri sebagai asisten bandar?
R yang merupakan bandar narkoba.
5) Siapa yang menciduk perilaku buruk Putri?
Satpol PP
c. Where?
1) Dimana bapak dan ibu Putri?
Bapak dan ibu Putri sudah menikah dan hidup dengan pasangan
masing-masing.
d. When
1) Kapan bapak dan ibu Putri bercerai?
Pada saat umur Putri 10 tahun
2) Kapan Putri pertama kali menggunakan narkoba?
Pada saat Putri usai menonton konser bersama teman-
temannya.
3) Kapan perilaku tak terpuji Putri diciduk oleh satpol PP?
Pada tanggal 9 Januari.
e. Why
1) Mengapa Putri menjalani rehabilitasi medis dan sosial?
Karena Putri menyalahgunakan narkoba.
2) Mengapa Putri menjadi broken home?
Dikarenakan hubungan ayah dan ibu Putri tidak harmonis,
sehingga Putri tidak tahu harus menceritakan masalahnya
kepada siapa.
3) Mengapa Putri bekerja sebagai asisten bandar?
Karena keungan Putri jebol sehingga tidak bisa membeli sabu-
sabu dan bekerja sebagai asisten bandar, Putri mendapatkan
bagian 0,5 gram sabu-sabu.
f. How
1) Bagaimana perasaan Putri ketika tidak ada yang bisa
menampung keluh kesah dan cerita masalahnya?
Putri galau berkepanjangan.
2) Bagaimana perasaan Putri setelah menggunakan ganja?
Dia merasa tidak nyaman menggunakan ganja.
3) Bagaimana perasaan Putri setelah menggunakan sabu-sabu?
Dia merasa nyaman menggunakan sabu-sabu.
Jadi, berdasarkan hasil identifikasi masalah di atas, dapat disimpulkan bahwa
Putri menjalani rehabilitasi medis dan sosial dikarenakan menyalahgunakan
narkoba. Putri diasuh oleh neneknya dikarena ayah dan ibu Putri sudah
bercerai saat umur Putri 10 tahun dan tinggal bersama pasangan masing-
masing. Hal tersebut menyebabkan Putri menjadi anak broken home dan
bingung kepada siapa dia harus menceritakan masalahnya, sehingga dia pun
galau berkepanjangan. Beberapa waktu berlalu, Putri pun kenal dengan teman-
temannya dan merekalah yang menampung keluh kesah Putri. Hingga suatu
saat, Putri dipaksa untuk menggunakan narkoba. Putri telah menggunakan
ganja dan sabu-sabu. Putri merasa tidak nyaman setelah menggunakan ganja,
namun Putri merasa nyaman setelah menggunakan sabu-sabu.putri membeli
sabu-sabu menggunakan uang SPP sekolahnya. Suatu ketika Putri bekerja
sebagai asisten bandar dari bandar narkoba R dikarenakan keuangannya jebol
sehingga tidak bisa membeli sabu-sabu. Pekerjaannya adalah menimbang dan
mengantongi sabu-sabu, menjadi kurir, dan bertemu dengan bandar narkoba
yang lebih besar. Dari pekerjaan ini, Putri mendapatkan bagian 0,5 gram sabu-
sabu. Namun, hal ini harus berakhir karena Putri diciduk oleh satpol PP pada
tanggal 9 Januari.
3. Diagnosa
Putri menjadi pengguna narkoba dikarenakan kurangnya perhatian
orang tua dan pengaruh dari pergaulan.
4. Prognosa
Apabila tidak segera ditangani, kemungkinan yang terjadi pada Putri
adalah sebagai berikut :
a. Berdampak pada kesehatan fisik
Apabila tidak diberikan penanganan, narkoba yang digunakan Putri
akan menyebabkan dehidrasi, penurunan kesadaran, dan sebagainya.
b. Berdampak pada kesehatan psikis
Apabila tidak diberikan penanganan, narkoba yang digunakan Putri
akan menyebabkan halusinasi.
c. Gangguan kualitas hidup
Apabila tidak diberikan penanganan, narkoba yang digunakan Putri
akan berdampak pada kualitas hidup Putri, seperti sulit berkonsentrasi,
keuangan menurun, dan sebagainya.
d. Membahayakan orang lain
Narkoba menyebabkan seseorang mengalami penurunan kesadaran dan
halusinasi. Hal ini dapat membahayakan keselamatan orang lain.
e. Kematian
Pengguna narkoba apabila tidak diberikan penanganan akan
berdampak pada kesehatannya dan tentu saja kemungkinan
terburuknya adalah kematian.

5. Treatment
Treatment yang digunakan pada kasus ini adalah menggunakan
konseling spiritual untuk meningkatkan kesadaran konseli (Putri). Treatmen
diberikan apabila konseli sudah bisa menunjukkan sikap kolaboratif dengan
tahapan sebagai berikut :
a. Mempengaruhi pola pikir konseli menolak menjadi menerima, tidak
menyetujui menjadi menyetujui. Fungsinya untuk memperkuat
penerimaan dan persetujuan. Bimbingan konseling pada jam-jam
tertentu seperti sehabis sembahyang merupakan aktivitas bimbingan
konseling untuk membangkitkan motivasi kebajikan pada diri konseli.
b. Perilaku erat kaitannya dengan motivasi, semakin baik motivasi
semakinkuat kehadiran perilaku itu. Demikian juga dengan lahirnya
perilaku positif, akan sangat dipengaruhi oleh motivasi.
c. Selain membangkitkan motivasi konseli, juga perlu konseli diarahkan
menumbuhkan kesadaran untuk mengakui kesalahan dan perbuatan
dosa yang pernah dilakukannya. Sepanjang konseli tidak menyadari
kesalahannya, sulit baginya untuk dapat berubah. Upaya
menumbuhkan kesadaran untuk mengakui dan menyesali
kesalahan/dosa diperlukan teknik yang tepat.
d. Pada kesempatan lain, konseli juga disadarkan akan faktor kegagalan
yang menimpa dirinya, seraya sebelumnya diajak untuk merasakan
adanya kegagalan serta faktor penyebabnya. Teknik membangun
kesadaran dapat dilakukan dengan mengajak sesorang tentang hal
mendasar dalam hidupnya.
e. Konselor tetap mengingatkan dan membimbing konseli untuk selalu
sembahyang dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
menjalani kegiatan-kegiatan positif di tempat rehabilitasi.
6. Follow Up
Tindak lanjut dari konseling ini adalah dengan tetap memantau
perkembangan dan perubahan konseli selama 3 bulan kedepan, baik
secara daring, maupun luring.
c. Verbatim
Ko/Ki Dialog
Konselor Selamat pagi, dik
Konseli Selamat pagi, Bu
Konselor Apakah benar adik bernama Putri?
Konseli Iya benar, Bu. Ada apa ya, Bu?
Konselor Baik Dik Putri, perkenalkan saya Lokita seorang konselor yang
saat ini memiliki tugas untuk memantau perkembangan Dik Putri.
Bagaimana keadaan Dik Putri hari ini?
Konseli Saya baik, Bu
Konselor Apa saja nih yang sudah Dik Putri lakukan hari ini?
Konseli Tadi pagi saya bangun, lalu makan setelah itu mandi, Bu. Terus
dokter tadi juga datang melakukan pemeriksaan
Konselor Baik dik, sekarang saya akan memberikan adik konseling.
Mungkin ada yang ingin adik ceritakan atau perasaan mengganjal
yang ada dalam diri adik bisa diungkapkan ya, dik
Konseli Sebenarnya saya bingung, Bu
Konselor Bisa diceritakan apa yang menyebabkan bingung, Dik?
Konseli Sejujurnya saya masih bingung dan cemas Bu kenapa saya bisa
sampai ada disini. Padahal saya hanya ingin menenangkan pikiran
dan relax saja. Selain itu juga banyak teman-teman saya yang
menggunakannya
Konselor Jadi Dik Putri merasa bingung mengapa Dik Putri bisa sampai
dimasukkan ke Pusat Rehabilitasi ya?! Berarti selama ini Dik
Putri menggunakan sabu-sabu untuk menenangkan pikiran dan
agar relax ya?
Konseli Iya, Bu. Memangnya saya salah menenangkan pikiran saya?
Konselor Tidak ada yang salah apabila ingin menenangkan pikiran semasih
hal tersebut dilakukan dengan tindakan yang positif, Dik Putri.
Baik, menurut Dik Putri menggunakan sabu-sabu termasuk hal
yang positif tidak?
Konseli Saya tahu sabu-sabu termasuk narkoba dan membahayakan.
Namun, saya menggunakan sabu-sabu untuk keperluan tubuh
saya, Bu. Jadi menurut saya sah-sah saja kalau saya
menggunakannya. Toh apabila membahayakan kesehatan, kan
yang punya tubuh itu saya, Bu
Konselor Dik Putri, kita diciptakan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa
dengan segala rahmat-Nya sampai detik ini kita masih bisa
menghirup nafas. Apakah yang sudah diberikan oleh Hyang
Widhi kepada Dik Putri akan Dik Putri sia-siakan begitu saja?
Konseli *Terdiam
Konselor Baik Dik Putri, perlu Dik Putri ingat bahwa narkoba tidak hanya
membahayakan kesehatan Dik Putri saja, namun juga
membahayakan keselamatan orang lain.
Konseli *Terdiam
Konselor Baik Dik Putri, apakah Dik Putri hapal Doa Tri Sandya?
Konseli Saya sempat hapal, Bu, namun sepertinya ada yang lupa
Konselor Baik, Dik. Mari kita Sembahyang Tri Sandya pada bait pertama
bersama-sama ya untuk menenangkan pikiran terlebih dahulu.
Namun, saya harap Dik Putri sembahyang dengan kushyuk ke
hadap timur ya, Dik
Konseli Baik, Bu
Ko&Ki *Sembahyang Tri Sandya
Konselor Bagaimana Dik Putri, apakah sudah merasa lebih tenang?
Konseli Jujur, Bu saya merasa lebih tenang setelah sembahyang tadi
Konselor Bagus sekali, Dik Putri. Itulah pentingnya mengingat dan berserah
kepada Sang Hyang Widhi, Dik. Tuhan itu maha segalanya. Maha
pengampun, pengasih, dan penyayang.
Konseli Bu, sekarang saya sedikit sadar, saya bisa merasa tenang tanpa
menggunakan sabu-sabu, Bu.
Konselor Bagus, Dik Putri. Apabila saya menyuruh Dik Putri
membandingkan antara menggunakan sabu-sabu dengan
sembahyang, yang mana sih yang menurut Dik Putri lebih
bermanfaat?
Konseli Tentu saja sembahyang, Bu
Konselor Bagus, Dik Putri sepertinya adik sudah menyadarinya. Setelah
Dik Putri menyadari hal ini, bahwa mengingat dan berserah
kepada Tuhan dapat menenangkan pikiran Dik Putri, apa yang
akan Dik Putri lakukan?
Konseli Mulai besok saya akan Sembahyang Tri Sandya 3 kali sehari, Bu.
Saya baru ingat bahwa saat di sekolah, saya pun dulu
Sembahyang Tri Sandya, jadi saya akan mencoba mengingat
kembali mantra Tri Sandya sampai bait terakhir, Bu namun saya
minta tolong Bu untuk selalu mendampingi saya terlebih dahulu
supaya saya lebih cepat menghapalnya
Konselor Bagus sekali rencananya, Dik. Tentu saja ya, Dik saya pasti akan
membantu adik
Konseli Terima kasih, Bu. Satu lagi, Bu saya akan lebih rajin mengikuti
kegiatan-kegiatan bakti disini, Bu. Saya ingin cepat sembuh dan
segera bertemu nenek saya
Konselor Baik, Dik Putri. Rencana Dik Putri bagus sekali. Jadi Dik Putri
akan sembahyang Tri Sandya 3 kali sehari dan rajin mengikuti
kegiatan bakti disini supaya cepat sembuh dan segera bertemu
dengan nenek Dik Putri. Pastinya nenek Dik Putri juga kangen
dan berharap Dik Putri lekas sembuh. Jadi semangat ya, Dik
Konseli Terima kasih, Bu. Saya akan meminta maaf kepada nenek saya
karena sudah mengecewakannya
Konselor Bagus sekali, Dik Putri. Baik Dik Putri, apakah ada yang ingin
Dik Putri ungkapkan lagi?
Konseli Untuk sekarang itu saja, Bu
Konselor Baik, Dik Putri, jadi Dik Putri merasa lebih tenang setelah
melakukan sembahyang Tri Sandya dan akan meneruskan hal
tersebut ditambah lagi Dik Putri akan lebih rajin mengikuti
kegiatan bakti disini. Untuk pertemuan kita selanjutnya akan kita
jadwalkan besok siang ya dik. Diingat ya rencana-rencana yang
akan Dik Putri lakukan mulai besok. Semoga berhasil
Konseli Baik, Bu. Terima kasih ya, Bu
Konselor Iya, Dik sama sama. Saya permisi ya
Konseli Iya, silahkan, Bu

A. Penutup
a. Simpulan
Berdasarkan kegiatan konseling yang telah dilakukan didapatkan bahwa
pelaksanaan konseling spiritual efektif untuk meningkatkan kesadaran diri
pengguna narkoba, yang dilihat dari :
1. Tercerahkannya pola pikir konseli tentang pilihan perilaku yang harus diambil
dan meninggalkan pola perilaku lama.
2. Kondisi jasmani dan rohani konseli yang semakin membaik.
b. Follow Up
Tindak lanjut dari pelaksaan konseling ini adalah dengan tetap memantau
perkembangan konseli selama 3 bulan kedepan baik secara daring maupun luring .
DAFTAR PUSTAKA

Cucu, M. (2009). Pendekatan spiritual dalam konseling Pengembangan hikmah ibadah bagi
pemulihan pecandu napza. Sosio Konsepsia Jurnal Penelitan Dan Pengembangan
Kesejahteraan Sosial, 14, 273–284.

Kusuma, R. H. (2020). Penerapan Konseling Adiksi Narkoba di Balai Rehabilitasi Badan


Narkotika Nasional (BNN) Tanah Merah Samarinda. Islamic Counseling: Jurnal
Bimbingan Konseling Islam, 4(1), 1. https://doi.org/10.29240/jbk.v4i1.1375

Anda mungkin juga menyukai