OLEH :
MAHASISWA BIMBINGAN KONSELING
SEMESTER VI B
Om Swastyastu
Puja dan puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan laporan artikel ini tepat pada waktunya.
Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang dialami dalam proses pengerjaannya.
Saya selaku mahasiswa tak lupa mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
dosen pengampu mata kuliah Praktikum Konseling Reproduksi Remaja dan NAPZA, serta
pihak-pihak yang turut membantu dalam mengerjakan laporan ini. Tentunya ada hal-hal yang
ingin saya berikan kepada para pembaca dari laporan ini. Karena itu saya berharap semoga
laporan ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita semua.
Semoga laporan yang saya buat ini dapat membuat kita mencapai kehidupan yang lebih
baik lagi.
Penyusun
Ribka Aprilia Darmayanthi Onthoni
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH............................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................2
1.3 TUJUAN......................................................................................................................2
BAB 2 KAJIAN TEORI
2.1 PENGERTIAN & PENYALAHGUNAAN MINUMAN KERAS....................................4
2.2 TEORI KONSELING YANG DIGUNAKAN................................................................5
2.3 LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN KONSELING......................................6
BAB 3 PENYAJIAN HASIL
3.1 HASIL.........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….10
BAB 1
PENDAHULUAN
Survei Demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 mengukap umur mulai
minum minuman keras trutama pada usia 15-19 tahun pada pria 70 pwersen dan wanita
58 persen.Sementara usia 20-24 tahun, pria yang mengkonsumsi minum minuman
keras sebanayak 18 persen dan wanita 8 persen. Beberapa karaktersitik yang ditemukan
dalam kasus ini adalah: (1). Siswa belum bisa menyelesaikan permasalahan tentang
kebiasaa minum minuman keras yang dihadapi (2) akibat dari minum minuman
keras ,ada siswa yang sering tidak masuk sekolah (3) siswa keluyuran ketika jam
pelajaran masih berlangsung siswa sering datang terlambat(5) siswa tidak hormat
kepada guru (6) siswa masih mengikuti ajakan teman untuk minum minuman keras.
Permasalahan-permasalah tersebut banyak terjadi di lingkungan sekolah,
khususnya di lingkungan sekolah di mana peneliti mendapatkan data siswa pada saat
PPL BK data kondisi siswa yang sulit mengendalikan diri dari kebiasaan miminum
minuman keras di identifikasikan ada 1 orang siswa dengan karkter siswa yang
bermasalah di antarany: Z memiliki karakter permasalahan di antarany:siswa belum
bisa menyelesaikan masalah tentang kebiasaan minum minuman keras yang
dihadapi,akibat dari minum minuman keras ada siswa yang sering tidak masuk
sekolah,siswa keluyuran ketika jam pelajran masih berlangsung,siswa sering datang
terlambat,siswa tidak hormat kepada guru,siswa masih mengikuti ajakan teman untuk
minum minuman keras. Guru BK, melakukan tindakan tegas melalui konseling invidu
untuk membantu siswa untuk bisa bertanggung jawab pada permasalahan yang
dihadapinya serta mampu menjadi yang mandiri. Pelaksanaan konseling individu
dalam proses pemberian layanan kepada siswa sangat penting bagi siswa untuk
membantu dalam mendapatkan informasi tentang materi yang layakmaaaan dan
orientasi siswa kedepannya serta memperluas tujuantujuan hidup mereka dan
membantu dalam proses pemenuhan kebutuhan psikologis tunggal yang disebut
kebutuhan akan identitas.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu dan penyalahgunaan minuman keras
2. Untuk mengetahui layanan konseling yang akan diberikan kepada pecandu NAPZA
pada kasus tersebut
3. Untuk mengetahui langkah-langkah konseling pada kasus tersebut
BAB 2
KAJIAN TEORI
BAB 3
PENYAJIAN HASIL
3.1 HASIL
Pertemuan total yang dilakukan dengan klien adalah 5 kali pertemuan, dimana
pertemuan atau sesi-1 sampai dengan sesi-4 digunakan untuk melaksanakan proses
konseling behavioral dengan jadwal yang sudah disepakati digunakan untuk
memberikan angket setelah diberikan tretmen. Adapun uraian singkatnya,Pada
pertemuan ini untuk rangkaian treatment ini diawali dengan silahkan duduk
adek,terimakasih,bagai mana kabar,bagai mana kabar keluarga di rumah,berdoa,
perkenalan antara peneliti dan klien serta membina hubungan yang baik dengan klien,
kemudian structuring tentang apa konseling itu (pengertian konseling), mengapa
konseling (tujuan konseling), manfaat konseling dan bagaimana konseling itu
dilaksanakan, peneliti tidak lupa juga menjelaskan asas-asas dalam konseling. Pada
treatmen pertama ini klien diberikan pengertian akan pentingnya layanan konseling
bagi klien. Setelah itu klien diberikan informasi tentang masalah kebiasaan minum
minuman keras melalui proses konseling berdasarkan data angket yaitu:, 1. Pengertian
minum minuman keras: klien merasa kurang mendapat informasi tentang miras dan
perhatian dari guru, sehingga kliyen kurang meminimalisir untuk tidak minum miuman
keras 2. Penyebab kebiasaan minum minuman keras yang di minum klien tidak
memperdulikan akibat ketika minum minuman keras yang berlebihan 3. Dampak dari
kebiasaan minum minuman keras yang di minum: klien tidak peduli dampak dari
minum minuman keras yang diminum seberapa banyak yang ia minum. tingkat
masalah kebiasaan minum minuman keras sebelum dan sesudah treatmen adalah
sebagai berikut: Aspek frekuensi minum minuman keras Prosentase aspek frekuensi
minum minuman keras sebelum dan sesudah treatmen adalah 57% dan 28%.Hal ini
berarti ada perubahan aspek frekuensi minum minuma keras ke arah yang lebih fositip
Kadar minuman keras yang diminum Prosentase aspek kadar minuman keras yang
diminum sebelum dan sesudah treatmen adalah 45% dan 25%%. Hal ini berarti ada
perubahan kadar minum minuman keras ke arah yang lebih positif Jumlah minum
minuman keras yang diminum Prosentas aspek jumlah minum minuman keras yang
diminum sebelum dan sesudah treatmen adalah 50% dan 25%. Hal ini berarti ada
perubahan kea rah positif. Cara minum minuman keras Prosentase aspek cara minum
minuman keras sebelum dan sesudah treatmen adalah 25% dan 31%. Hal ini berarti ada
kenaikan cara minum minuman keras ke arak negative.
Kesimpulan beradasarkan karakteristik kondisi awal kebiasaan minum minuman
keras yang diperoleh mengunakan angket dengan guru Bk dengan jumlah sekor rata
rata 44,25% dengan katagori cukup berat klien sering minum minuman keras dan
mengkonsumsi minum minuman keras dengan kadar alkhol tinggi sampai mabok.
Karakteristik kondisi setelah diberikan layanan konseling individu terjadi penurunan
sekor dengan jumlah rata rata 27,25% termasuk katagori tidak berat, dengan
karakteristik klien minum minuman kerasnya sudah menurun dan juga kadar alkholnya
sudah menurun. Beradasarkan kondisi klien sebelum dan sesudah diberikan layanan
konseling behavioral menjadi positif, berarri ada pengaruh konseling individu
pendekatan behavioral untuk mengatasi kebiasaan minum minuman keras.
Kelebihan dengan adanya konseling individu behavioral kepada para siswa SMP
di Lombok timur dapat menangani kebiasaan minum minuman keras.
2.4 Verbatim
S Isi Percakapan Kode
P Selamat pasi mas 1
P1 Selamat pagi juga mbak 2
P Bisa minta waktunya sebentar mas sekitar 5-10 menit 3
P1 Iya bisa 4
P Perkenalkan nama saya pretty, saya mahasiswi ilmu kesehatan uksw, 5
maksud saya disini untuk melakukan penelitian sebagai tugas akhir saya. 6
Apakah masnya bersedia menjadi subjek 7
penelitian saya ? 8
P1 Iya bisa 9
P Saya akan merekam proses wawancara kita mas, apakah masnya 10
keberatan kalau saya rekam? 11
P1 Ya gak papa mbak 12
P Kalau boleh tau masnya namanya siapa? 13
P1 Mas Y. 14
P Oke mas Y, apa yang mas Y tau tentang narkoba ? 15
P1 Ya Cuma tau gitu aja mbak. Liat teman pake, enak trus saya coba 16
P Kenapa mas Y menggunakan narkoba? 17
P1 Coba-coba to mbak. Liat teman-teman pake, mereka bilang enak yo saya 18
penasaran to mbak saya coba. 19
P Apakah mas Y tau dampak negatif dari penggunaan narkoba? 20
P1 Yo tau mbak. Tapi saya penasaran liat teman-teman pada make ya saya 21
ikut to mbak. 22
P Sejak kapan mas Y mengikuti rehabilitasi di sini? 23
P1 Waduh kapan yo? Nek gak salah satu tahun. Kalo gak salah yo mbak 24
saya juga lupa. 25
P Kenapa memilih pengobatan disini? 25
P1 Saya dulu ikut IPWL mbak disini. Trus pas ada rehabilitasi disini saya 26
langsung ikut to mbak, lumayan pengobatan gratis mbak 27
P Apa yang mas Y rasakan saat pertama kali mengkonsumsi 28
metadon? 29
P1 Pertama kali yo mbak? Hmmmm rasanya gak enak mbak, walaupun 30
udah dikasih sirup tetap masi kerasa gak enak mbk. Dibadan juga gak enak 31
apalagi waktu masih dosis awal, wuuuh itu rasanya gak enak banget 32
mbak, rasanya kayak apa ya? Hmmmm 33
pokoknya gak enak mbak 34
P Adakah perbedaan yang dirasakan oleh mas Y saat menggunakan putaw 35
dan metadon? 36
P1 Bedanya yo gak enak itu to mbak. Metadon itu rasanya aja gak 37
enak banget, dibadan juga gak enak. Beda kalo putaw enak mbak 38
hehehehehe 39
P Pertama kali mengikuti pengobatan disini, mas Y diberikan dosis 40
berapa ml? 41
P1 15 ml mbak. 41
P Dosis dikirasaran berapa ml yang menurut mas Y enak 42
P1 Kalo aku 130 uwes lumayan enak mbak. Saya paling enak tu 140 150 43
mbak. 44
P Apa yang mas Y lakukan untuk mengalihkan rasa tidak enak yang 45
dirasakan oleh mas Y saat belum mencapai dosis yang enak menurut mas 46
Y? 47
P1 Apa yo mbak? Paling tak buat jalan-jalan mbak tapi jalan kaki kemana aja 48
asalkan gak diem mbak. Soalnya kalo diem keroso banget dibadan mbak. 49
Ngapain aja yang penting gak diem lah 50
mbak. 51
P Apakah selama mengikuti pengobatan disini mas Y 52
masih menggunakan putaw? 53
P1 Kalo sekarang udah engga mbak. Kalo waktu IPWL kadang-kadang 54
masih pake mbak. 55
P Apa yang dilakaukan petugas puskesmas saat mas Y pertama kali mengikuti 56
pengobatan disini? 57
P1 Maksudnya mbak? Oh iya cek darah mbak. Saya kan sudah ikut 58
IPWL disini mbak jadi Cuma tes darah aja kalo gak salah mbak 59
P Ada perbedaan yang dirasakan saat mas Y menurunkan dosis 10 ml dari 60
150 ml? 61
P1 Sama aja sih mbak, gak ada perbedaan. Kalo turun langsung 62
setengah baru berasa mbak. 63
P Trimkasih ya mas Y untuk waktu yang sudah mas Y berikan. Kalo ada kata- 64
kata saya yang kuang berkenan dihati mas Y saya mohon maaf. Kalau 65
masih ada hal yang kurang jelas boleh saya 66
berbincang-bincang dengan mas Y lagi? 67
P1 Sama-sama mbak. Iya mbak. 68
P Sekali lagi trimakasih mas untuk waktunya 69
DAFTAR PUSTAKA
Aulia, F., Marfuatun, M., & ... (2020). Konseling Behavioral Untuk Menangani Kebiasaan
Minum-Minuman Keras Siswa SMP Di Lombok Timur. … (Jurnal Konseling …, 4(1), 8–
14. http://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/jkp/article/view/2595