Anda di halaman 1dari 3

MAKALAH

PERENCANAAN OBAT DI RUMAH SAKIT

OLEH:
KELAS A
KELOMPOK II

PROGRAM STUDI APOTEKER


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
2021
DAFTAR ISI

1.1 LATAR BELAKANG


Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah
sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik
tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan
teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan
pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi tingginya. Pelayanan kefarmasian di rumah sakit merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada
pelayanan pasien, penyediaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan yang bermutu dan
terjangkau bagi semua lapisan masyarakat termasuk pelayanan farmasi klinik (Permenkes RI,
2016).
Menurut Permenkes RI (2016), Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah bagian yang
bertanggung jawab penuh di bidang pengelolaan perbekalan farmasi di rumah sakit, bagian
ini dikepalai oleh Apoteker. Instalasi Farmasi merupakan satu-satunya unit yang bertugas
merencanakan, mengadakan, menyimpan, mendistibusikan, melakukan pengendalian
penggunaan, serta melakukan pencatatan dan pelaporan obat dalam suatu rumah sakit.
Perencanaan kebutuhan obat sebagai tahap awal dalam pengelolaan obat merupakan salah
satu fungsi yang menentukan dalam pengadaan obat, dengan tujuan mendapatkan jenis dan
jumlah obat yang sesuai dan menghindari kekosongan obat.
Perencanaan merupakan rangkaian proses pembuatan daftar kebutuhan obat sejak dari
pemilihan macam dan jumlah obat serta menghitung dana yang dibutuhkan sampai pada
penyesuaian dana yang ada, sehingga diperoleh sebuah daftar perencanaan kebutuhan obat
(Depkes, 2008). Manajemen obat yang baik menjamin selalu tersedianya obat setiap saat
diperlukan, dalam jumlah yang cukup dan mutu yang terjamin, untuk mendukung pelayanan
yang bermutu di rumah sakit. Manajemen obat menyangkut berbagai tahap dan kegiatan yang
saling terkait antara satu dengan yang lain. Ketidakterkaitan antara masing-masing tahap dan
kegiatan akan membawa konsekuensi tidak efisiennya sistem suplai dan penggunaan obat
yang ada, mempengaruhi kinerja rumah sakit baik secara medik, ekonomi dan sosial.
Dampak negatif lainnya akan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap layanan rumah
sakit. Salah satu upaya penting dalam manajemen logistik obat dan perbekalan kesehatan
adalah perencanaan kebutuhan obat, karena proses perencanaan yang baik akan menghasilkan
pengadaan obat yang sesuai dengan kebutuhan sarana pelayanan kesehatan. Sehingga,
diperlukan informasi terkait tahapan-tahapan perencanaan obat yang baik dan berkas-berkas
yang perlu dilengkapi atau diperlukan dalam proses perencanaan obat tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu:
1. Apakah definisi dari perencanaan obat?
2. Apa sajakah dasar hukum dari perencanaan obat?
3. Bagaimanakah contoh dokumen dari perencanaan obat?
4. Bagaimanakah implementasi perencanaan obat di lapangan?

DAFTAR PUSTAKA
DepKes RI. 2009. Undang Undang No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Jakarta :
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Permenkes. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 72 th 2016 tentang Standar Pelayanan
Farmasi Rumah Sakit. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia
DepKes RI. 2008. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesi Nomor :
129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimum Rumah Sakit. Jakarta :
Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai