Anda di halaman 1dari 13

TUGAS PERPINDAHAN KALOR

URAIAN TENTANG MEKANISME PERPINDAHAN PANAS DENGAN


CONTOH APLIKASINYA DALAM INDUSTRI

DOSEN PEMBIMBING:
Ir. CAECILIA PUDJIASTUTI, MT

DISUSUN OLEH:
FITRI PRIHARDANI 19031010003
ARDO KRISNANTO 19031010014
HASNA FAIRIZA 19031010030
IKA FAVIA ANGGRAENI 19031010034
LUSITANIA RAHMA PUTRI 19031010040

KELOMPOK 4 PARALEL A
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
JAWA TIMUR
2021
FITRI PRIHARDANI / 19031010003
MEKANISME PERPINDAHAN PANAS

I. Konsep Dasar Perpindahan Panas


Perpindahan panas adalah ilmu yang mempelajari perpindahan energi
karena perbedaan temperatur diantara benda atau material. Disamping itu,
perpindahan panas juga meramalkan laju perpindahan panas yang terjadi pada
kondisi tertentu. Bila dua benda yang suhunya berbeda diletakkan saling
bersentuhan, panas akan mengalir seketika dari benda yang suhunya tinggi ke
benda yang suhunya rendah. Perpindahan panas seketika ini selalu dalam arah
yang cenderung menyamakan suhu. Jika hal tersebut dibiarkan maka suhu
keduanya akan sama dan keduanya dikatakan dalam keadaan kesetimbangan
termal dan tidak terjadi perpindahan panas diantara keduanya. Perpindahan panas
dapat berlangsung melalui salah satu dari tiga cara yaitu konduksi, radiasi dan
konveksi (Supu, 2017).

II. Pengertian Perpindahan Panas Secara Konduksi

Perpindahan panas konduksi adalah proses perpindahan panas jika


panas mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat yang suhunya lebih
rendah tetapi media untuk perpindahan panas tetap, tidak ikut berpindah.
Perpindahan secara konduksi tidak hanya terjadi pada padatan, namun terjadi juga
pada cairan dan gas, hanya saja konduktivitas terbesar ada pada padatan (Buchori,
2009). Dalam aliran panas konduksi, perpindahan energi terjadi karena hubungan
molekul secara langsung tanpa adanya perpindahan molekul yang cukup besar.
Konduksi adalah satu-satunya mekanisme dimana panas dapat mengalir dalam zat
padat yang tidak tembus cahaya. Konduksi penting pula dalam fluida, tetapi di
dalam medium yang bukan padat biasanya tergabung dengan konveksi, dan dalam
beberapa hal juga dengan radiasi. Persamaan dasar untuk konduksi satu dimensi
dalam keadaan studi dapat ditulis:

∆T
q k =−KA ………………………….………………………………………..(1)
x

Keterangan:
qk = Laju perpindahan panas dengancara konduksi (Watt)

A = Luas perpindahan panas (m2)

∆ T = Gradien suhu pada penampang (K)

x = Jarak dalam arah aliran panas (m)

k = Konduktivitas thermal bahan ( Supu,2017).

III. Contoh Aplikasi Perpindahan Panas Secara Konduksi Dalam Industri

Setiap bahan memiliki sifat daya penghantaran panas yang berbeda


beda, ada bahan yang bersifat konduksi, konveksi dan radiasi. Konduksi
merupakan perpindahan kalor melalui suatu benda tanpa disertai perpindahan
partikel benda tersebut, namun partikel hanya bergetar disekitar posisinya saja.
Perpindahan kalor secara konduksi terjadi pada benda patat, terutama logam. Pada
percobaan Uji Konduktivitas Termal pada Interaksi Dua Logam Besi (Fe) dengan
3 Variasi Bahan Berbentuk Silinder yang dilakukan oleh Pertiwi pada tahun 2015
memakai logam besi, nilai konduktivitas termal besi berdasarkan referensi yang
dapat yaitu 73 W/moC. Dapat diketahui bahwa T1 merupakan suhu tertinggi dan T4
adalah suhu 'terendah. Karena adanya tumbukan antar molekul penyusun zat maka
terjadilah penghantaran panas dari ujung logam besi ke ujung bahan yang lain
yang digunakan.

Perbedaan suhu menyebabkan terjadinya transfer energi termal dari


ujung batang paling bawah menuju ujung batang paling atas yang suhunya lebih
rendah. Saat ujung permukaan silinder besi dipanaskan dengan kompor listrik,
elektron- elektron dalam ujung besi mendapatkan energy lebih karena dipanaskan
sehingga dapat menggerakkan elektron. Elektron- elektron tersebut saling
bertumbukan dengan elektron elektron lainnya. Saat terjadi tumbukan maka
terjadilah transfer energi dari elektron ke elektron yang ditumbuknya dalam
bentuk kalor sehingga elektron yang awalnya bergerak lambat dapat bergerak
lebih cepat dan seterusnya sehingga kalor sampai pada ujung besi atau ujung
bahan yang lain. Dari percobaan konduktivitas termal yang telah dilakukan, maka
telah didapatkan hasil bahwa variasi bahan yang diuji kekonduktivitas termalnya
yang memiliki nilai rata-rata konduktivitas termal terbesar adalah kayu 1 yaitu
209.4279196 W/moC lalu disusul dengan kayu 2 yaitu 9.847679647 W/m oC dan
yang memiliki nilai konduktivitas termal terkecil adalah tanah liat atau lempung
yaitu 2.306233691 W/moC. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai konduktivitas
termal adalah suhu antar muka logam besi dan penambahan energi yang dapat
menggerakkan elektron yang dapat menghasilkan panas/termal.

IV. Pengertian Perpindahan Panas Secara Konveksi

Konveksi adalah proses transport energi dengan kerja gabungan dari


konduksi panas, penyimpanan energi dan gerakan mencampur. Konveksi sangat
penting sebagai mekanisme perpindahan energi antara permukaan benda padat,
cairan atau gas. Perpindahan panas secara konveksi diklasifikasikan dalam
konveksi bebas ( free convection ) dan konveksi paksa ( forced convection )
menurut cara menggerakkan alirannya. Bila gerakan mencampur berlangsung
semata – mata sebagai akibat dari perbedaan kerapatan yang disebabkan oleh
gradien suhu, maka disebut konveksi bebas atau alamiah (natural). Bila gerakan
mencampur disebabkan oleh suatu alat dari luar seperti pompa atau kipas, maka
prosesnya disebut konveksi paksa. Keefektifan perpindahan panas dengan cara
konveksi tergantung sebagian besarnya pada gerakan mencampur fluida .
akibatnya studi perpindahan panas konveksi didasarkan pada pengetahuan tentang
ciri – ciri aliran fluida.

A. Hukum-hukum Dasar Perpindahan Panas

Laju perpindahan panas dengan cara konveksi antara suatu permukaan dan suatu
fluida dapat dihitung dengan hubungan :

qc=hc A ∆ T ………………………………………………………………... (2)

Keterangan

qc= laju perpindahan panas dengan cara konveksi, Btu/h

A = luas perpindahan panas, ft2

∆ T = beda antara permukaan suhu Ts dan suhu fluida T∞ dilokasi yang


ditentukan (biasanya jauh dari permukaan) (F)
h = Konduktansi termal satuan konveksi rata – rata (sering disebut koefisien
permukaan perpindahan panas atau koefisien perpindahan panas konveksi), (
Btu/h ft 2 F)

Tabel 1. Orde Besaran Koefisien Perpindahan Panas Konveksi hc.

Jenis - Jenis Btu/ ft2 F W/m2 K


Udara , konveksi bebas 1-5 6 – 30
Uap panas lanjut atau udara, konveksi paksa 5 - 50 30 – 300
Minyak, konveksi paksa 10 - 300 60 – 1800
Air, konveksi paksa 50 - 2000 300 – 6000
Air, mendidih 500 - 10000 3000 – 60000
Uap, mengembun 1000 - 20000 6000- 120000
Dengan mempergunakan pers. (1), kita dapat mendefenisikan konduktansi termal
K untuk perpindahan – panas konveksi sebagai

Kc=hc A ….…………………………………………………………………(3)

Dan tahanan termal terhadap perpindahan – panas konveksi Rc yang sama dengan
kebalikan konduktansi, sebagai

1
Rc = …………………………………………………………………………
hc A
(4)

B. Koefisien Perpindahan Panas Konveksi

Laju perpindahan panas dengan cara konveksi antara batas benda padat
dan fluida adalah

´ ( Ts−T ∞ ) ……..…………………………(5)
q permukaan ke fluida= A hc

Persamaan diatas adalah definisi konduktansi konveksi termal satuan rata-rata hc


dan bukannya hukum perpindahaan panas dengan cara konveksi.

Koefisien perpindahan panas konveksi sebenarnya merupakan fungsi yang rumit


dari aliran fluidanya, sifat-sifat medium fluidanya,dan geometri sistemnya. Harga
angka pada suatu permukaan pada umunya tidak seragam, dan juga bergantung
pada lokasi tempat mengukur suhu fluida T∞. Perpindahan panas antara batas
benda padat dan fluida terjadi dengan adanya suatu gabungan dari konduksi dan
angkutan (transport) massa. Bila suatu fluida mengalir sepanjang suatu permukaan
yang bersuhu berlainan daripadasuhu fluida, maka perpindahan panas terjadi
dengan konduksi molekular di dalam fluida maupun bidang-antara (interface;
permukaan-temu) fluida dan permukaan. Gerakan fluida tersebut dapat
disebabkan oleh dua proses.

Fluida dapat bergerak sebagai akibat dari perbedaan kerapatan yang


disebabkan oleh perbedaan suhu di dalam fluida. Mekanisme ini disebut konveksi
bebas (free convection) atau konveksi alamiah (natural convection). Contoh-
contoh konveksi bebas adalah gerakan udara di padang pasir pada hari yang
tenang setelah matahari terbenam. Bila gerakan disebabkan oleh suatu energi luar,
seperti pompa atau kipas, maka kita berbicara tentang konveksi paksa (forced
convection). Contohnya ialah pendinginan radiator mobil dengan udara yang
dihembuskan melintasinya oleh kipas.

V. Contoh Aplikasi Perpindahan Panas Secara Konveksi Dalam Industri


1. Pada Peralatan Pengering dengan cara Proses Perpindahan Panas Konveksi
Alamiah

Prinsip dasar proses pengeringan adalah terjadinya pengurangan kadar


airatau penguapan kadar air oleh udara karena perbedaan kandungan uap air
antara udara sekeliling dan bahan yang dikeringkan. Penguapan ini terjadi karena
kandungan air diudara mempunyai kelembapan yang cukup rendah. Pada saat
proses pengeringan, akan berlangsung beberapa proses yaitu:

a) Proses perpindahan massa, proses perpindahan massa uap air atau


pengalihan kelembapan dari permukaan bahan kesekeliling udara
b) Proses perpindahan panas, akibat penambahan (perpindahan) energi
panasterjadilah proses penguapan air dari dalam bahan ke permukaan
bahan atau proses perubahan fasa cair menjadi fasa uap.

Kedua proses tersebut diatas dilakukan dengan cara menurunkan


Kelembapan relatif udara dengan mengalirkan udara panas disekeliling bahan
sehingga tekanan uap air bahan lebih besar dari tekanan uap air di udara sekeliling
bahan yang di keringkan. perbedaan tekanan ini meneyebabkan terjadinya aliran
uap air dari bahan ke udara luar. Untuk meningkatkan perbedaan tekanan udara
antara permukaan bahan dengan udara sekelilingnya dapat dilakukan dengan
memanaskan udara yang dihembuskan ke bahan. Makin panas udara yang
dihembuskan mengelilingi bahan, maka banyak pula uap air yang dapat di tarik
oleh udara panas pengering.

Energi panas yang berasal dari hasil pembakaran menyebabkan naiknya


temperature ruang pembakaran. Karena adanya perbedaan temperatur antara ruang
pembakaran dengan lemari pengering, maka terjadi perpindahan panas konveksi
alamiah didalam alat pengering. Udara panas didalam lemari pengering
mempunyai densitas yang lebih kecil dari udara panas diruang pembakaran
sehingga terjadi aliran udara.

Cara perpindahan panas konveksi erat kaitannya dengan gerakan atau


aliran fluida. Salah satu segi analisa yang paling penting adalah mengetahui
apakah aliran fluida tersebut laminar atau turbulen. Dalam aliran laminar, aliran
dari garis aliran (streamline) bergerak dalam lapisan-lapisan, dengan masing-
masing partikel fluida mengikuti lintasan yang lancar serta malar (kontiniu).
Partikel fluida tersebut tetap pada urutan yang teratur tanpa saling mendahului.
Sebagai kebalikan dari gerakan laminar, gerakan partikel fluida dalam aliran
turbulen berbentuk zig-zag dan tidak teratur. Kedua jenis aliran ini memberikan
pengaruh yang besar terhadap perpindahan panas konveksi.

VI. Pengertian Perpindahan Panas Secara Radiasi

Radiasi merupakan proses perpindahan panas dari suatu benda ke benda


lain tanpa melalui medium. Dalam teori radiasi dijelaskan bahwa panas yang
berpindah dari suatu benda ke benda lain dipancarkan melalui gelombang
elektromagnetik sehingga dalam proses perpindahannya tidak memerlukan
medium sama sekali. Bahkan jika kedua benda tersebut dipisahkan oleh ruang
hampa, panas akan tetap berpindah melalui pancaran gelombang elektromagnetik.
Panas matahari yang sampai ke bumi merupakan salah satu contoh nyata bentuk
perpindahan panas secara radiasi. Meskipun jarak antara matahari dan bumi
sangat jauh serta dipisahkan oleh ruang hampa, panas matahari tetap dapat sampai
ke bumi melalui pancaran.Laju perpindahan panas radiasi suatu benda
dipengaruhi oleh beberapa hal. Koestoer (2002: 184) menjelaskan bahwa laju
energi yang dipindahkan tergantung kepada beberapa faktor yaitu temperatur
permukaan yang mengemisi dan menerima radiasi, emisivitas permukaan yang
teradiasi, refleksi, absorpsi dan transmisi, serta faktor pandang (view’s factor)
antara permukaan yang mengemisi dan yang menerima radiasi. Salah satu hal
yang berpengaruh terhadap laju perpindahan panas secara radiasi adalah kondisi
permukaan benda yang memancarkan dan menerima radiasi. Hal ini disebabkan
karena sifat-sifat permukaan benda berpengaruh langsung terhadap emisivitas
(daya pancar) benda tersebut. Dengan kata lain, kekasaran permukaan, pelapisan
serta perlakuan permukaan terhadap suatu benda akan berpengaruh terhadap
proses laju perpindahan panas yang terjadi antara dua benda yang bertukar panas.

Konsep perpindahan panas radiasi telah banyak digunakan dalam


kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh nyata mengenai pengaruh perlakuan
permukaan terhadap perpindahan panas radiasi adalah pada pembuatan panel
surya. Bahan yang digunakan untuk membuat panel surya merupakan logam yang
dilapisi dengan warna hitam. Alasan kenapa hal tersebut dilakukan disebabkan
karena warna gelap/hitam lebih mudah menangkap panas radiasi jika
dibandingkan dengan warna lain. Pemilihan bahan dan karakteristik suatu
permukaan dapat diperhitungkan dengan baik pada pembuatan panel surya. Selain
itu, pemahaman tentang pengaruh perbedaan perlakuan permukaan terhadap
perpindahan panas radiasi juga dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam
mendesain dan membuat peralatan/mesin yang berhubungan dengan panas/kalor.
Dengan mengetahui pengaruh tersebut, maka pemilihan bahan dan perlakuan
permukaan pada peralatan/mesin yang didesain dapat disesuaikan dengan
kebutuhan yang ingin dicapai (Burhani, 2014).

Peristiwa radiasi akan lebih efektif terjadi pada ruang hampa, berbeda
dari perpindahan panas konduksi dan konveksi yang mengharuskan adanya media
perpindahan panas. Ilustrasi perpindahan panas secara radiasi digambarkan seperti
gambar dibawah

Gambar 1. Proses perpindahan panas secara radiasi


Besarnya radiasi yang dipancarkan oleh permukaan suatu benda nyata
(real)(qrad.g), adalah:
q rad . g=s . a . T c 4 . A …………………………………..…………………….(6)

Sedangkan, untuk benda hitam sempurna (black body), dengan nilai


emisivitas (ε = 1) memancarkan radiasi (qrad.b), sebesar:
q rad . b=a . T c 4 . A …………….……………………………………………….(7)

Untuk laju pertukaran panas radiasi keseluruhan, antara permukaan dengan


sekelilingnya (surrounding) dengan temperatur sekeliling (Tcur), adalah:
q rad =s . a . ( T c 4−T cur 4 ) . A ……………………………………………(8)

Dimana:

q rad= laju pertukaran panas radiasi (W)

s = Nilai emisivitas suatu benda (0≤ ε ≤1)

a =Konstanta proporsionalitas,disebut juga konstanta Stefan Boltzmann. Dengan


nilai 5,67x10–8(W/N2 K 4)
A =Luas bidang permukaan (N2 )

T c= Temperatur benda (K)

Dalam hal ini semua analisis tentang temperatur dalam pertukaran panas radiasi
adalah dalam temperatur mutlak (absolut) yaitu Kelvin(K).

VII. Contoh Aplikasi Perpindahan Panas Secara Radiasi Dalam Industri

1. Dalam bidang industri, sinar-X dapat digunakan untuk memeriksa


sambungan pengelasan. Kesalahan pengelasan yang mungkin terjadi
pemasukan kerak dan keretakan dapat terlihat pada foto sinar-X. jika
lapisan bahan tebal diradiografi, waktu penyinaran dapat dikurangi dengan
menggunakan sumber-sumber radiasi yang memancarkan radiasi gamma
seperti kobal-60 atau iradium-192.
2. Kebocoran pada sistem aliran bawah tanah dapat ditemukan dengnan
memompa suatu larutan yang mengandung zat radioaktif berumur pendek
ke dalam jaringan pipa (tahap 1). Suatu campuran air dan larutan perunut
radioaktif dialirkan kedalam tanah melewati pipa yang bocor. Setelah itu,
saluran pipa dibilas bersih dari larutan perunut (tahap 2). Air yang
mengandung zat radioaktif yang masuk lewat pipa yang retak tetap tinggal
dalam tanah dan lokasi kebocoran dapat ditelusuri dengan alat pengukur
radiasi. Dan ketika pekerja dari perusahaan air minum mulai menggali pipa
yang bocor, aktivitas zat radioaktif telah hilang setelah mengalami
penguraian alami.
3. Untuk menghasilkan produk kertas tertentu, film plastik dan lembaran-
lembaranbsjs, ketebalannya dapat dikontrol dengan radiasi. Sebuah
sumberradiasi ditempatkan pada satu sisi dari lembaran tersebut dan pada
sisi lainnya ditempetkan sebuah pengukur radiasi. Bila ketebalan dari
lembaran berubah, perubahan intensitas radiasi akan dideteksi oleh
pengukur radiasi. Suatu tanda dari pengukur radiasi bahkan akan
mengendalikan gulungan penekan yang menjaga ketebalan lembaran dalam
batas-batas yang telah ditentukan. Radiasi gamma paling sering digunakan
dalam produk lembaran baja, sedangkan radiasi beta paling sesuai untuk
produksi kertas dan film plastik.
4. Tinggi rendahnya cairan pada tangki-tangki besar dapat diukur dengan
radiasi. Sumber radiasi penunjuk arah ditempatkan pada permukaan luar
tangki,satu di atas yang lainnya, dan alat ukur radiasi yang bertindak
sebagai penerima ditempatkan pada sisi berlawanan. Alat ukur yang
ditempatkan diataspermukaan cairan akan mengirimkan sinyal kuat,
sedangkan sinyal yang dikirimkan alat-alat ukur yang ditempatkan di bawah
permukaan cairan lebih lemah. Bermacam-macam ukuran yang
diperlihatkan oleh alat ukur radiasi menunjukkan batas tinggi rendahnya
permukaan cairan.

VIII. Hukum Pendinginan Newton

Hukum Newton tentang pendinginan menyebutkan bahwa laju


pendinginan berbanding lurus dengan selisih suhu benda dengan suhu ruangan.
Penurunan suhu pada pendinginan mengikuti kurva peluruhan, dengan
mengetahui konstanta waktu peluruhan maka dapat ditentukan koefisien konveksi
suatu fluida.
Hukum Newton tentang pendinginan air menyatakan bahwa laju
penurunan suhu berbanding lurus dengan selisih suhu air dan ruangan, secara
matematis dirumuskan sebagai:
dT
=−α ¿T0) …………………………………………………………..(9)
dt
Keterangan :
α = konstanta pendinginan air (s-1 )
T = suhu air (oC)
T0 = suhu ruangan (oC)
Penurunan persamaan (9) akan menghasilkan persamaan:
T (t)=T 0(T 1−T 0) e−at ……………………...………………….(10)
Dengan T1 adalah suhu awal air panas (oC)

IX. Konduktivitas Thermal

Konduktivitas termal adalah salah satu sifat dasar dari material, yaitu
laju perpindahan panas melalui ketebalan unit material per satuan luas per gradien
suhu. Konduktivitas termal juga dapat menunjukkan seberapa cepat kalor
mengalir dalam bahan tertentu. Nilai konduktivitas termal tertinggi menunjukkan
bahwa material tersebut adalah konduktor, sementara konduktivitas termal yang
rendah menunjukkan material tersebut adalah isolator.
q=−λ . A . dT dt ………………………………………………………..……(11)
E
q= …………………………………….…………...………………………
Axt
(12)
(Laraswati,2018)
X.
DAFTAR PUSTAKA

Buchori, Luqman., 2009, Perpindahan Panas, Semarang, UNDIP

Burhani,K. 2014, “Pengembangan Media Pembelajaran Perpindahan Panas


Radiasi Dengan Variasi Beda Perlakuan Permukaan Spesimen Uji”,
Journal of Mechanical Engineering Learning, Vol.3, No. 2

Guswantoro, Taat, 2017, “Hubungan Kecepatan Pendinginan Air dengan


Kecepatan Tiupan Udara”, Jurnal Fisika Universitas Negeri Sebelas
Maret, hal.241-249

Laraswati, Dyah , 2018, “Rancang Bangun Kit Percobaan Konduktivitas Termal


Berbasis Mikrokontroler”, Jurnal Inovasi Fisika Indonesia (IFI), Vol 7,
No 3, hal. 6-10

Mursadin, A & Subagyo., 2016, Bahan Ajar Perpindahan Panas I Hmkk 453,
Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.

Pertiwi P,K 2015, “Uji Konduktivitas Termal pada Interaksi Dua Logam Besi (Fe)
dengan 3 Variasi Bahan Berbentuk Silinder”, Jurnal Fisika
Laboratorium, Hal. 1 dan 3

PPIN BATAN, 2012, Radiasi Dalam Industri, diakses pada 18 Februari 2021,
http://www.batan.go.id/index.php/id/publikasi-2/artikelnuklir/126-
radiasi-dalam-industri

Supu, Idawati, 2017, 'Pengaruh Suhu Terhadap Perpindahan Panas Pada Material
Yang Berbeda', Jurnal Dinamika, No 7, Vol 1, hal. 62-73

Anda mungkin juga menyukai