Anda di halaman 1dari 9

FORMAT PEMBUATAN LAPORAN PENDAHULUAN (LP)

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DASAR (PKKD)


PRODI KEPERAWATAN D-3 STIKES BANI SALEH

A. Definisi (minimal 2 definisi)


Sistem perkemihan atau sistem urinaria adalah suatu sistem tubuh tempat terjadinya
proses filtrasi atau penyaringan darah sehingga darah terbebas dari zat-zat yang tidak
digunakan lagi oleh tubuh. ( Prabowo dan Pranata, 2014).

Eliminasi urin merupakan salah dari proses metabolik tubuh. Zat yang tidak
dibutuhkan,dikeluarkan melalui paru-paru, kulit, ginjal dan pencernaan.

B. Anatomi dan fisiologi sesuai kebutuhan terkait Eliminasi Urine


1. Ginjal

Ginjal adalah organ berbentuk seperti kacang, berwarna merah tua, panjangnya sekitar
12,5 cm, tebal 2,5 cm. Setiap ginjal memiliki berat antara 125-175 gram pada laki-laki
dan 115-155 gram pada perempuan. Terletak pada dinding posterior abdomen. Posisi
ginjal kanan lebih rendah dari ginjal kiri karena diatas ginjal kanan terdapat hati.
Fungsi spesifik dari ginjal meliputi:
1. Mempertahankan keseimbangan H2O dalam tubuh
2. Mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian ion-ion penting
3. Memelihara volume plasma yang sesuai
Struktur Internal ginjal terdiri dari (1) Hilus, tingkat kecekungan tepi medial ginjal, (2)
Sinus Ginjal, rongga berisi lemak yang membuka pada hilus, (3) Pelvis Ginjal, tersusun
atas 2-3 kaliks mayor dan 8-18 kaliks minor,, (4) Parenkim Ginjal, jaringan yang
menyelubungi struktur sinus ginjal dan terbagi menjadi medula (tersusun atas piramida
ginjal dan papila) dan korteks (tersusun atas tubulus dan pembuluh darah nefron). Satu
ginjal mengandung 1-4 juta nefron yang merupakan unit pembentuk urin. Setiap
nefron memiliki satu komponen vaskular (kapiler) dan satu komponen tubular.
Struktur Nefron terdiri dari (1) Glomerulus adalah gulungan kapilar yang dikelilingi
kapsulepitel berdinding ganda disebut kapsul bowman. (2) Tubulus kontortus
proksimal panjangnya mencapai 15 mm dan sangat berliku. Pada permukaan yang

2 Buku Tugas Mahasiswa Praktik Klinik Keperawatan Dasar


menghadap lumen tubulus ini terdapat sel-sel epitel kuboid yang kaya akan mikrovilus
(brush border) dan memperluas area permukaan lumen. (3) Ansa henle. Tubulus
kontortus proksimal mengarah ke tungkai desenden ansahenle yang masuk kedalam
medulla membentuk lengkungan jepit yang tajam dan membalik ke atas membentuk
tungkai asenden ansahenle (4) Tubulus kontortus distal juga sangat berliku, panjang
nya sekitar 5mm dan membentuk segmen terakhir nefron (5) Tubulus dan duktus
pengumpul. Karena setiap tubulus pengumpul berdesenden di korteks, maka tubulus
tersebut akan mengalir ke sejumlah tubulus kontortus distal. Tubulus pengumpul
duktus pengumpul besar yang lurus. Duktus pengumpul membentuk tuba yang lebih
besar yang mengalir kanurine ke dalam kaliks mayor. Dari pelvis ginjal, urine
dikeluarka ndialirkan ke ureter yang mengarah kekandung kemih.
2. Ureter

Ureter adalah perpanjangan tubular berpasangan dan berotot dari pelvis ginjal yang
merentang sampai kandung kemih. Setiap ureter panjangnya antara 25–30 cm dan
berdiameter4-6 mm. Dinding ureter terdiri dari 3 lapisan jaringan: lapisan terluar adalah
lapisan fibrosa, ditengah adalah muskularis longitudinal ke arah dalam dan otot polos
sirkular ke arah dalam dan ototpolos sirkular ke arahluar dan lapisan terdalam adalah
epitelium mukosa yang mensekresi selaput mukus pelindung. Lapisan ototnya memiliki
aktivitas peristaltik intrinsik. Gelombang perisitaltik mengalirkan urine dari kandung
kemih keluar tubuh.

3.Vesika Urinaria

Vesika urinaria adalah organ muscular berongga yang berfungsi sebagai tempat
penyimpanan urin. Pada laki-laki, kandung kemih terletak tepat di belakang simfisis
pubis dan di depan rectum. Pada perempuan, organini terletak agak di bawah uterus di
depan vagina. Ukurannya sebesar kacang kenari dan terletak di pelvis saat kosong,
Organ berbentuk seperti buah pir dan dapat mencapai umbilicus dalam rongga abdomino
pelvis jika penuh berisi urin. Kandung kemih ditopang dalam rongga pelvis
denganlipatan- lipatan peritoneum dan kondensasi fasia.

2 Buku Tugas Mahasiswa Praktik Klinik Keperawatan Dasar


4. Uretra

Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi
menyalurkan air kemih keluar. Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok- kelok melalui
tengah-tengah prosta tkemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis
kebagian penis panjangnya ± 20 cm. Uretra pada laki-laki terdiri dari :1.Uretra Prostaria,
2.Uretra membranosa, 3.Uretra kavernosa.

Lapisan uretra laki–laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam),dan lapisan
submucosa. Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubis berjalan miring sedikit
kearah atas, panjangnya ± 3 – 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari
Tunikamuskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena –
vena,dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada wanita terletak
disebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran
ekskresi

C. Gangguan-gangguan pada kebutuhan terkait


1. Nutrisi (Intake)

Makanan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap proses
eliminasi urin. Makanan atau minuman yang mengandung caffein seperti kopi, teh,
cola, dan coklat dapat meningkatkan jumlah urin yang dikeluarkan karena berperan
seperti deuritic. Pengkonsumsian alkohol dalam jumlah yang banyak juga
menyebabkan pelepasan ADH yang mana sangat berpengaruh terhadap penyerapan air
sehingga menyebabkan berkurangnya produksi urin.

2. Obat-obatan

Banyak obat-obatan terutama yang mempengaruhi system saraf otonom, mengganggu


proses urinasi normal dan dapat menyebabkan retensi. Diuretic meningkatkan
pembentukan urine dengan mencegah reabsorpsi air dan elektrolit dari tubulus ginjal ke
aliran darah. Selain itu obat-obatan seperti diuretics yang dapat menurunkan tekan
darah, mempertahankan cairan, dan edema dengan meningkatkan proses eliminasi urin.

2 Buku Tugas Mahasiswa Praktik Klinik Keperawatan Dasar


3. Cairan

Tubuh yang sehat mempertahankan keseimbangan antara jumlah cairan yang


dikonsumsi dan jumlah cairan yang dikeluarkan. Oleh karena itu, apabila jumlah asupan
cairan meningkat, keluaran cairan secara normal juga meningkat. Makanan dan cairan
tinggi natirum dapat menyebabkan retensi cairan karena air ditahan untuk
mempertahankan kenormalan konsentrasi elektrolit.

D. Pengkajian
1. Identitas : Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, Pendidikan, pekerjaan,
alamat, status perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk rumah sakit
diagnose medis
2. Riwayat Keperawatan : Pola berkemih, Gejala dari perubahan berkemih, Faktor yang
memengaruhi berkemih

3. Pemeriksaan fisik

a. Abdomen : Pembesaran, pelebaran pembuluh darah vena, distensi bladder,


pembesaran ginjal, nyeri tekan, tenderness, bising usus.

b. Genetalia Wanita : inflamasi, nodul, lesi, adanya sekret dari meatus, keadaan atropi
jaringan vagina.

c. Genetalia laki-laki : Kebersihan, adanya lesi, tenderness, adanya pembesaran


skrotum

4. Intake dan output cairan : Kaji intake dan ouput cairan dalam sehari (24 jam),
Kebiasaan minum dirumah, Intake : cairan infus, oral, makanan, NGT, Kaji perubahan
volume urine untuk mengetahui ketidakseimbangan cairan, Output urine dari urinal,
cateter bag, drainage ureterostomy, sistostomi, Karakteristik urine : warna, kejernihan,
bau, kepekatan.

5. Pemeriksaan diagnostic : Pemeriksaan urine (urinalisis), Warna : (N : jernih),


Penampilan : (N : jernih), Bau (N : beraroma), pH : (N : 4,5-8,0), Berat jenis (N : 1,005

2 Buku Tugas Mahasiswa Praktik Klinik Keperawatan Dasar


– 1,030), Glukosa (N : negatif), Keton (N : negatif), Kultur urine (N: kuman patogen
negatif)

E. Diagnosis keperawatan (minimal 3 diagnosis)


1. Retensi Urin b.d Peningkatan Tekanan Uretra

2. Gangguan Eliminasi Urin b.d Penurunan Kapasitas Kandung Kemih

3. Inkontinensia Urin Berlebih b.d Kerusakan atau Ketidakadekuatan jalur aferen

F. Intervensi Keperawatan (sesuai diagnosis keperawatan), termasuk tujuan dan kriteria


hasil
No Diagnosa Keperawatan (SDKI) Tujuan Dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi Keperawatan (SIKI)
1 Retensi Urin b.d Peningkatan Setelah dilakukan Tindakan Kateterisasi Urine
Tekanan Uretra keperawatan 3.X 24 jam diharapkan Observasi:
Retensi Urin teratasi. - Periksa kondisi pasien (mis.
Kriteria Hasil: Kesadaran, tanda-tanda vital, daerah
1. Sensasi berkemih perineal, distensi kandung kemih,
Meningkat inkontensia urine, refleks berkemih)
2. Desakan Berkemih Terapeutik:
Meningkat - Siapkan perlatan, bahan-bahan dan
3. Distensi kandung kemih ruangan Tindakan
Menurun - Siapkan pasien: bebaskan pakaian
4. Berkemih tidak tuntas bawah dan posisikan dorsal rekumben
Menurun (untuk Wanita) dan supine (untuk
pria)
- Pasang sarung tangan
- Bersihkan daerah perineal atau
preposium dengan cairan Nacl atau
aquades
- Lakukan insersasi kateter urine
dengan menerapkan prinsip aseptic

2 Buku Tugas Mahasiswa Praktik Klinik Keperawatan Dasar


- Sambungkan keteter urin dengan
urine bag
- Isi balon dengan Nacl 0,9% sesuai
anjuran pabrik
- Fiksasi selang kateter diatas simpisis
atau dipaha
- Pastikan kantong urine ditempatkan
lebih rendah dari kandung kemih
- Berikan label waktu pemasangan
Edukasi:
- Jelaskan tujuan dan prosedur
pemasangan kateter urine
- Anjurkan menarik napas saat insersi
selang kateter
2 Gangguan Eliminasi Urin b.d Setelah dilakukan Tindakan Manajemen Eliminasi Urine
Penurunan Kapasitas Kandung keperawatan 3.X 24 jam diharapkan Observasi:
Kemih Gangguan Eliminasi Urin teratasi. - Identifikasi tanda dan gejala retensi
Kriteria Hasil: atau inkontensia urine
1. Distensi kandung kemih - Identifikasi factor yang
Menurun menyebabkan retensi atau inkontensia
2. Berkemih tidak tuntas urine
Menurun - Monitor eliminasi Urine (mis.
3. Urin menetes (dribbling) Frekuensi, konsistensi, aroma,
Menurun volume, dan warna)
4. Mengompol Menurun Terapeutik;
- Catat waktu-waktu dan haluaran
berkemih
- Batasi asupan cairan, jika perlu
- Ambil sampel urine tengah
(midstream) atau kultur
Edukasi:

2 Buku Tugas Mahasiswa Praktik Klinik Keperawatan Dasar


- Ajarkan tanda dan gejala infeksi
saluran kemih
- Ajarkan mengukur asupan cairan
dam haluaran urine
- Ajarkan mengambil specimen urine
midstream
- Ajarkan mengenali tanda berkemih
dan waktu yang tepat untuk
berkemihan
- Ajarkan terapi modalitas penguatan
otot-otot panggul/berkemih
- Anjurkan minum yang cukup, jika
tidak ada kontraindikasi
- Anjurkan mengurangi minum
menjelang tidur
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian obat
supositoria, jika perlu
3 Inkontinensia Urin Berlebih b.d Setelah dilakukan Tindakan Perawatan Inkontinensia Urine
Kerusakan atau keperawatan 3.X 24 jam diharapkan Observasi:
Ketidakadekuatan jalur aferen Inkontinensia Urin Berlebih - Identifikasi penyebab inkontinensia
teratasi. urine (mis. Disfungsi neurologis,
Kriteria Hasil: gangguan medulla spinalis, gangguan
1. Kemampuan berkemih refleks destrusor, obat-obatan, usia,
Menurun Riwayat operasi, gangguan fungsi
2. Nokturia Menurun kognitif)
3. Residu volume urine setelah - Identifikasi perasaan dan persepso
berkemih Menurun pasien terhadap inkontenensia urine
4. Frekuensi berkemih dialaminya
Membaik - Monitor keefektifan obat,
pembedahan dan terapi modalitas

2 Buku Tugas Mahasiswa Praktik Klinik Keperawatan Dasar


berkemih
- Monitor kebiasaan BAK
Terapeutik:
- Bersihkan genital dan kulit sekitar
secara rutin
- Berikan pujian atas keberhasilan
mencegah inkotinensia
- Buat jadwal konsumsi obat-obat
diuretik
- Ambil sampel urine untuk
pemeriksaan urine lengkap atau kultur
Edukasi:
- Jelaskan definisi, jenis
inkontenensia, penyebab
inkontenensia urine
- Jelaskan program penanganan
inkontinensia urine
- Jelaskan jenis pakaian dan
lingkungan yang mendukungan proses
berkemih
- Anjurkan membatasi konsumsi
cairan 2-3 jam menjelang tidur
- Ajarkan memantau cairan keluar dan
masuk serta pola eliminasi urine
- Anjurkan minum minimal 1500
cc/hari, jika tidak kontraindikasi
- Anjurkan menghindari kopi,
minuman bersoda, teh dan cokelat
- Anjurkan konsumsi buah dan sayur
untuk menghindari konstipasi
Kolaborasi:

2 Buku Tugas Mahasiswa Praktik Klinik Keperawatan Dasar


- Rujuk ke ahli inkontenensia, jika
perlu

G. Evaluasi
Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah eliminasi urine dilakukan
dengan menilai kemampuan dalam perubahan pola eliminasi diantaranya klien
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi, Klien mampu berkemih
secara normal tanpa mengalami gejala-gejala gangguan perkemihan, Karakteristik
urin : kekuningan, jernih, tidak mengandung unsur yg abnormal

H. Referensi
DewiFitria.2021.https://www.academia.edu/36109139/Makalah_sistem_eliminasi_urin
e.Di akses pada tanggal 6 September 2021
Potter, P.A dan Perry. A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, dan Praktik. Edisi 4. Jakarta : EGC
PPNI (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Prabowo, Eko dan Andi Eka Pranata. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Sistem
Perkemihan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan.
Edisi 4. Salemba Medika : Jakarta

2 Buku Tugas Mahasiswa Praktik Klinik Keperawatan Dasar

Anda mungkin juga menyukai