Anda di halaman 1dari 11

FORMAT PEMBUATAN LAPORAN PENDAHULUAN (LP)

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DASAR (PKKD)


PRODI KEPERAWATAN D-3 STIKES BANI SALEH

A. Definisi (minimal 2 definisi)

Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan
atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut
untuk aktivitas penting dalam tubuh, serta mengeluarkan sisanya. (Tarwoto dan
Wartonah 2015)

Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan terhadap proses pemasukan dan pengolahan


zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam
aktivitas tubuh. (Alimul, A. Aziz dan Uliyah, M. 2012)

B. Anatomi dan fisiologi sesuai kebutuhan terkait

1. Mulut

Proses pencernaan dimulai di dalam mulut, tempat terjadinya pencernaan mekanik dan
kimiawi. Mulut berfungsi untuk mengunyah makanan menjadi lebih halus agar mudah
dicerna. Di dalamnya terdapat organ-organ pelengkap, yaitu lidah, gigi, dan kelenjar
ludah.

Gigi memotong makanan menjadi potongan-potongan kecil. Potongan kecil makanan


lalu dibasahi oleh air liur sebelum lidah dan otot-otot lain mendorong makanan ke
dalam faring dan melanjutkannya ke dalam kerongkongan (esophagus).

Bagian luar lidah terdiri dari papilla, yakni tonjolan-tonjolan yang berfungsi
mencengkeram makanan dan mengenali rasa. Sementara itu, kelenjar ludah yang
terletak di bawah lidah dan dekat rahang bawah menghasilkan air liur ke dalam mulut.

2 Buku Tugas Mahasiswa Praktik Klinik Keperawatan Dasar


Air liur berperan penting untuk memecah makanan, melembapkannya, dan
membuatnya lebih mudah untuk ditelan. Air liur juga memecah karbohidrat dengan
salah satu enzim pencernaan terpenting bagi manusia, yaitu enzim ptialin/amilase.

Gerakan lidah dan mulut mendorong makanan ke belakang tenggorokan. Pada


persimpangan antara tenggorokan dan kerongkongan, terdapat katup bernama epiglotis
yang mencegah makanan masuk ke dalam sistem pernapasan.

2. Kerongkongan (esofagus)

Esofagus (kerongkongan) adalah saluran yang menghubungkan mulut dengan lambung.


Saluran ini merupakan jalan bagi makanan yang telah dikunyah dari mulut menuju
proses pencernaan selanjutnya di dalam lambung.

Pada ujung kerongkongan terdapat sfingter, atau otot-otot berbentuk cincin. Otot-otot
ini memungkinkan makanan untuk masuk ke lambung dan kemudian menutupnya
untuk mencegah makanan dan cairan naik kembali ke kerongkongan.

3. Lambung

Lambung adalah organ berbentuk huruf ‘J’ yang berukuran sekitar dua kepalan tangan.
Lambung terletak di antara esofagus dan usus halus pada perut bagian atas. Fungsi
lambung yakni menyimpan makanan dan cairan yang tertelan, mencampur makanan
dan cairan pencernaan yang diproduksinya, serta perlahan-lahan mengosongkan isinya
ke dalam usus kecil.

Hanya zat-zat tertentu yang dapat diserap langsung oleh lambung. Sementara itu, zat
gizi dari makanan harus menjalani proses penguraian dahulu. Dinding otot lambung
melakukan proses ini dengan mencampur dan mengocok makanan bersama asam dan
enzim.

Makanan diolah menjadi bagian-bagian kecil dalam bentuk setengah padat yang disebut
kim. Setelah proses pencernaan selesai, kim akan dilepaskan sedikit demi sedikit
melalui otot-otot berbentuk cincin yang disebut sfingter pilorus.

2 Buku Tugas Mahasiswa Praktik Klinik Keperawatan Dasar


Sfingter pilorus terletak pada perbatasan antara lambung bawah dan bagian pertama
usus halus yang disebut duodenum (usus dua belas jari). Sebagian besar makanan baru
meninggalkan perut hingga empat jam setelah makan.

4. Usus halus

Usus halus adalah saluran kecil selebar 2,5 cm dengan panjang sekitar 10 meter. Usus
halus terdiri dari tiga bagian, yaitu duodenum (usus dua belas jari), jejunum (usus
kosong), dan ileum (usus penyerapan). Dinding bagian dalam usus halus penuh dengan
tonjolan dan lipatan. Fungsi lipatan usus halus adalah memaksimalkan pencernaan
makanan dan penyerapan zat gizi.

Kelenjar pada dinding usus mengeluarkan enzim yang memecah pati dan gula.
Pankreas mengeluarkan enzim ke dalam usus kecil yang membantu memecah
karbohidrat, lemak, dan protein. Hati menghasilkan empedu, yang disimpan di kantong
empedu. Empedu membantu melarutkan lemak sehingga dapat diserap oleh tubuh.

Usus halus menyerap nutrisi dari proses pencernaan. Dinding bagian dalam dari usus
kecil ditutupi oleh tonjolan yang disebut vili. Tonjolan-tonjolan ini meningkatkan luas
permukaan usus halus secara besar-besaran sehingga penyerapan zat gizi lebih
maksimal.

5. Usus besar

Usus besar membentuk huruf ‘U’ terbalik di sekitar usus halus yang berlipat-lipat.
Saluran ini dimulai dari sisi kanan bawah tubuh dan berakhir di sisi kiri bawah. Panjang
usus besar sekitar 5 – 6 meter dan terdiri dari tiga bagian, yaitu sekum, kolon, dan
rektum.

Sekum adalah kantung pada bagian awal usus besar. Area ini menyalurkan hasil
pencernaan makanan yang telah diserap dari usus halus menuju usus besar. Kolon
adalah tempat cairan dan garam diserap dan memanjang dari sekum ke rektum.

Fungsi utama dari usus besar yaitu membuang air dan mineral elektrolit dari ampas
makanan yang tidak tercerna, lalu membentuk limbah padat yang dapat dikeluarkan.
Bakteri dalam usus besar membantu memecah bahan yang tidak tercerna tersebut.
2 Buku Tugas Mahasiswa Praktik Klinik Keperawatan Dasar
6. Rektum dan anus

Sisa isi usus besar yang telah menjadi feses kemudian disalurkan ke arah rektum.
Rektum adalah bagian akhir dari usus besar yang berfungsi sebagai tempat
penampungan feses sementara sebelum dikeluarkan dari tubuh.

Saat rektum sudah mulai penuh, otot-otot di sekelilingnya akan terangsang untuk
mengeluarkan feses. Inilah yang membuat Anda merasa mulas dan ingin buang air
besar. Feses nantinya akan dikeluarkan melalui anus. Fungsi anus tak lain adalah
sebagai tempat keluarnya feses. Otot-ototnya bisa berkontraksi di bawah kendali Anda
untuk mengatur pengeluaran feses.

C. Gangguan-gangguan pada kebutuhan terkait

1. Pengetahuan. Rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan bergizi


dapat mempengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapt disebabkan ole
kurangnya informasi, sehingga dapat terjadi kesalaahan dalam pemenuhan kebutuhan
gizi.

2. Kebiasaan, Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap


makanan tertantu dapat juga memengaruhi status gizi.

3. Kesukaan, Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat


mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat
gizi yang dibutuhkan secara cukup.

4. Ekonomi, Status ekonomi dapat memengaruhi perubahan status gizi. Penyediaan


makanan yang bergizi membutuhkan dana yang tidak sedikit, sehingga perubahan
status gizi dipengaruhi oleh status ekonomi. Dengan kata lain, orang dengan
status ekonomi kurang biasanya kesulitan dalam penyediaan makanan bergizi.

D. Pengkajian

2 Buku Tugas Mahasiswa Praktik Klinik Keperawatan Dasar


1. Identitas : Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, Pendidikan, pekerjaan,

alamat, status perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk rumah sakit

diagnose medis

2. Riwayat keperawatan dan diet: Keluhan utama, Riwayat kesehatan sekarang,


Riwayat penyakit dahulu, Riwayat kesehatan keluarga, Anggaran makanan, makan
kesukaan, waktu makan, Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus?, Adakah
penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama periode waktunya?, Adakah
status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet seperti luka bakar dan demam?,
Adakah toleransi makanan/minuman tertentu?

2. Faktor yang mempengaruhi diet: Status Kesehatan, Kultur dan kepercayaan, Status

social dan ekonomi, Faktor psikilogis, Informasi yang salah tentang makanan dan cara

berdiet.

3. pemeriksaan fisik

a. Keadaan fisik: apatis, lesu.

b. Berat badat: obesitas, kurus.

c. Otot : flaksi/lemahm tonus kurang, tidak mampu bekerja.

d. Sistem saraf: binggung, rasa terbakar, paresthesia, refleks menurun.

e. Fungsi gastointertesinal: anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi, pemebsaran liver.

f. Kardiovaskuler : denyut nadi lebih dari 100 kali/menit, irama abnormal, tekanan

darah tinggi/rendah.

g. Rambut: kusam,kering,pudar,kemerahan,tipis, pecah/patah-patah.

h. Kulit : kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak disubkutan tidak ada.

i. Bibir: kering, pucat,pecah-pecah, bengkak,lesi, stomatitis, membrane mukosa

pucat.

2 Buku Tugas Mahasiswa Praktik Klinik Keperawatan Dasar


j. Gusi : berdarah, peradangan.

k. Lidah: edema, hiperemis.

l. Gigi : karies, nyeri, kotor.

m. Mata : konjungtiva pucatm kering, exotalmus, tanda-tanda infeksi.

n. Kuku: mudah patah.

o. Pengukuran antropemetri: Berat badan ideal:(TB-100)±10%, Lingkar lengan atas

(MAC)

4. Laboratorium

E. Diagnosis keperawatan (minimal 3 diagnosis)

1. Defisit Nutrisi b.d Asupan Yang Tidak Adekuat

2. Disfungsi Motilitas Gastrointestinal b.d

F. Intervensi Keperawatan (sesuai diagnosis keperawatan), termasuk tujuan dan kriteria

hasil

No Diagnosa Keperawatan (SDKI) Tujuan Dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi Keperawatan (SIKI)
1. Defisit Nutrisi b.d Asupan Yang Setelah dilakukan Tindakan Manajemen Nutrisi
keperawatan 3.X 24 jam diharapkan Observasi:
Tidak Adekuat
Defisit Nutrisi teratasi. - Identifikasi status nutrisi
Kriteria Hasil: - Identifikasi alergi dan intoleransi
1. Porsi makan yang dihabiskan makanan
Meningkat - Identifikasi makanan yang disukai

2. Perasaan cepat kenyang - Identifikasi kebutuhan kalori dan

menurun jenis nutrient

3. Berat badan Meningkat - Identifikasi perlunya penggunaan

4. Indeks massa tubuh (IMT) selang nasogastric

Meningkat - Monitor asupan makanan

5. Nafsu makan Meningkat - Monitor berat badan


- Monitor hasil pemeriksaan

2 Buku Tugas Mahasiswa Praktik Klinik Keperawatan Dasar


laboratorium
Terapeutik:
- Lakukan oral hygiene sebelum
makan, jika perlu
- Fasilitasi menentukan pedoman
diet (mis. Piramida makanan)
- Sajikan makanan secara menarik
dan suhu yang sesuai
- Berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
- Berikan suplemen makanan, jika
peril
- Hentikan pemberian makan
melalui selang nasogastric jika
asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi:
- Anjurkan posisi duduk, jika mampu
- Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi:
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
2. Disfungsi Motilitas Gastrointestinal Setelah dilakukan Tindakan Manajemen Mual
keperawatan …..X…. jam diharapkan Observasi;
b.d Kecemasan
Disfungsi Motilitas Gastrointestinal - Identifikasi pengalaman mual
teratasi. - Identifikasi dampak mual
Kriteria Hasil: terhadap kualitas hidup (mis.
1. Mual Menurun Nafsu makan, kinerja, tanggung
2. Muntah Menurun jawab peran, dan tidur
- Monitor mual (mis. Frekuensi,
2 Buku Tugas Mahasiswa Praktik Klinik Keperawatan Dasar
durasi, dan tingkat keparahan)
- Monitor Asupan nutrisi dan
kalori
Terapeutik:
- Kendalikan factor lingkungan
penyebab mual (mis. Bau tidak
sedap, suara, dan rangsangan
visual yang tidak menyenangkan)
- Kurangi atau hilangkan keadaan
penyebab mual (mis. Kecemasan,
ketakutan, kelelahan)
- Berikan makanan dalam jumlah
kecil dan menarik
Edukasi:
- Anjurkan istirahat dan tidur
yang cukup
- Anjurkan makanan tinggi
karbohidrat dan rendah lemak
- Anjurkan penggunaan Teknik
non farmakologis untuk
mengatasi mual ( mis.
Biofeedback, hypnosis, relaksasi,
terapi music, akupresur)
Kaloborasi:
- Kaloborasi pemberian
antiemetik, jika perlu

Manajemen Muntah
Observasi:
- Identifikasi karakteristik muntah
(mis. Warna, konsistensi, adanya

2 Buku Tugas Mahasiswa Praktik Klinik Keperawatan Dasar


darah, waktu, frekuensi dan durasi)
- Periksa volume muntah
- Identifikasi Riwayat diet (mmis.
Makanan yang disuka, tidak disukai,
dan budaya)
- Identifikasi kerusakan esofagus
dan faring posterior jika muntah
terlalu lama
- Monitor efek manajemen muntah
secara meyeluruh
- Monitor keseimbangan cairan dan
elektrolit
Terapeutik:
- Kendalikan factor lingkungan
penyebab mual (mis. Bau tidak
sedap, suara, dan visual yang
tidak menyenangkan)
- Kurangi atau hilangkan keadaan
penyebab mual (mis. Kecemasan,
ketakutan,
- Berikan dukungan fisik saat
muntah ( mis. Membantu
membungkuk atau menundukkan
kepala)
- Berikan kenyamanan selama
muntah (mis. Kompres dingin di
dahi, atau sediakan pakaian
kering dan bersih)
- Berikan cairan yang tidak
mengandung karbonasi minimal
30 menit setelah muntah

2 Buku Tugas Mahasiswa Praktik Klinik Keperawatan Dasar


Edukasi:
- Anjurkan membawa kantong
plastic untuk menampung muntah
- Anjurkan memperbanyak
istirahat
- Anjurkan penggunaan Teknik
non farmakologis untuk
mengatasi mual ( mis.
Biofeedback, hypnosis, relaksasi,
terapi music, akupresur)
Kaloborasi:
- Kaloborasi pemberian
antiemetik, jika perlu

G. Evaluasi

Evaluasi adalah fase kelima dan fase terakhir proses keperawatan, dalam konteks ini
aktifitas yang direncanakan, berkelanjutan dan terarah Ketika pasien dan professional
Kesehatan menentukan kemajuan – kemajuan pasien menuju pencapaian tujuan/hasil
dan keefektifan rencana asuhan keperawatan. Evaluasi kebutuhan nutrisi merupakan
salah satu dari berbagai tanggung jawab keperawatan yang membutuhkan pemikiran
kritis yang efektif. Perawat harus melakukan observasi dengan penuh perhatian dan
mengetahui respon apa yang akan diantisipasi berdasarkan kondisi dimana
seseorangmengalami asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolismenya.

H. Referensi
Alimul, Aziz, A & Uliyah, M. 2012. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:
Salemba Medika.

2 Buku Tugas Mahasiswa Praktik Klinik Keperawatan Dasar


https://studylibid.com/doc/426353/makalah-kebutuhan-nutrisi

Nurannisa Yilianan.2018.https://www.academia.edu/37922003/MAKALAH_
KEBUTUHAN_ NUTRISI. Diakses pada tanggal 29 Agustus 2021

Tarwoto, Wartonah. 2015. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses KeperawatanEdisi 5.


Jakarta: Salemba Medika

PPNI (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Shabrina Anisa.2021. https://hellosehat.com/pencernaan/anatomi-sistem-pencernaan.


Di akses pada tanggal 29 Agustus 2021

2 Buku Tugas Mahasiswa Praktik Klinik Keperawatan Dasar

Anda mungkin juga menyukai