Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan
atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut
untuk aktivitas penting dalam tubuh, serta mengeluarkan sisanya. (Tarwoto dan
Wartonah 2015)
1. Mulut
Proses pencernaan dimulai di dalam mulut, tempat terjadinya pencernaan mekanik dan
kimiawi. Mulut berfungsi untuk mengunyah makanan menjadi lebih halus agar mudah
dicerna. Di dalamnya terdapat organ-organ pelengkap, yaitu lidah, gigi, dan kelenjar
ludah.
Bagian luar lidah terdiri dari papilla, yakni tonjolan-tonjolan yang berfungsi
mencengkeram makanan dan mengenali rasa. Sementara itu, kelenjar ludah yang
terletak di bawah lidah dan dekat rahang bawah menghasilkan air liur ke dalam mulut.
2. Kerongkongan (esofagus)
Pada ujung kerongkongan terdapat sfingter, atau otot-otot berbentuk cincin. Otot-otot
ini memungkinkan makanan untuk masuk ke lambung dan kemudian menutupnya
untuk mencegah makanan dan cairan naik kembali ke kerongkongan.
3. Lambung
Lambung adalah organ berbentuk huruf ‘J’ yang berukuran sekitar dua kepalan tangan.
Lambung terletak di antara esofagus dan usus halus pada perut bagian atas. Fungsi
lambung yakni menyimpan makanan dan cairan yang tertelan, mencampur makanan
dan cairan pencernaan yang diproduksinya, serta perlahan-lahan mengosongkan isinya
ke dalam usus kecil.
Hanya zat-zat tertentu yang dapat diserap langsung oleh lambung. Sementara itu, zat
gizi dari makanan harus menjalani proses penguraian dahulu. Dinding otot lambung
melakukan proses ini dengan mencampur dan mengocok makanan bersama asam dan
enzim.
Makanan diolah menjadi bagian-bagian kecil dalam bentuk setengah padat yang disebut
kim. Setelah proses pencernaan selesai, kim akan dilepaskan sedikit demi sedikit
melalui otot-otot berbentuk cincin yang disebut sfingter pilorus.
4. Usus halus
Usus halus adalah saluran kecil selebar 2,5 cm dengan panjang sekitar 10 meter. Usus
halus terdiri dari tiga bagian, yaitu duodenum (usus dua belas jari), jejunum (usus
kosong), dan ileum (usus penyerapan). Dinding bagian dalam usus halus penuh dengan
tonjolan dan lipatan. Fungsi lipatan usus halus adalah memaksimalkan pencernaan
makanan dan penyerapan zat gizi.
Kelenjar pada dinding usus mengeluarkan enzim yang memecah pati dan gula.
Pankreas mengeluarkan enzim ke dalam usus kecil yang membantu memecah
karbohidrat, lemak, dan protein. Hati menghasilkan empedu, yang disimpan di kantong
empedu. Empedu membantu melarutkan lemak sehingga dapat diserap oleh tubuh.
Usus halus menyerap nutrisi dari proses pencernaan. Dinding bagian dalam dari usus
kecil ditutupi oleh tonjolan yang disebut vili. Tonjolan-tonjolan ini meningkatkan luas
permukaan usus halus secara besar-besaran sehingga penyerapan zat gizi lebih
maksimal.
5. Usus besar
Usus besar membentuk huruf ‘U’ terbalik di sekitar usus halus yang berlipat-lipat.
Saluran ini dimulai dari sisi kanan bawah tubuh dan berakhir di sisi kiri bawah. Panjang
usus besar sekitar 5 – 6 meter dan terdiri dari tiga bagian, yaitu sekum, kolon, dan
rektum.
Sekum adalah kantung pada bagian awal usus besar. Area ini menyalurkan hasil
pencernaan makanan yang telah diserap dari usus halus menuju usus besar. Kolon
adalah tempat cairan dan garam diserap dan memanjang dari sekum ke rektum.
Fungsi utama dari usus besar yaitu membuang air dan mineral elektrolit dari ampas
makanan yang tidak tercerna, lalu membentuk limbah padat yang dapat dikeluarkan.
Bakteri dalam usus besar membantu memecah bahan yang tidak tercerna tersebut.
2 Buku Tugas Mahasiswa Praktik Klinik Keperawatan Dasar
6. Rektum dan anus
Sisa isi usus besar yang telah menjadi feses kemudian disalurkan ke arah rektum.
Rektum adalah bagian akhir dari usus besar yang berfungsi sebagai tempat
penampungan feses sementara sebelum dikeluarkan dari tubuh.
Saat rektum sudah mulai penuh, otot-otot di sekelilingnya akan terangsang untuk
mengeluarkan feses. Inilah yang membuat Anda merasa mulas dan ingin buang air
besar. Feses nantinya akan dikeluarkan melalui anus. Fungsi anus tak lain adalah
sebagai tempat keluarnya feses. Otot-ototnya bisa berkontraksi di bawah kendali Anda
untuk mengatur pengeluaran feses.
D. Pengkajian
alamat, status perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk rumah sakit
diagnose medis
2. Faktor yang mempengaruhi diet: Status Kesehatan, Kultur dan kepercayaan, Status
social dan ekonomi, Faktor psikilogis, Informasi yang salah tentang makanan dan cara
berdiet.
3. pemeriksaan fisik
f. Kardiovaskuler : denyut nadi lebih dari 100 kali/menit, irama abnormal, tekanan
darah tinggi/rendah.
pucat.
(MAC)
4. Laboratorium
hasil
No Diagnosa Keperawatan (SDKI) Tujuan Dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi Keperawatan (SIKI)
1. Defisit Nutrisi b.d Asupan Yang Setelah dilakukan Tindakan Manajemen Nutrisi
keperawatan 3.X 24 jam diharapkan Observasi:
Tidak Adekuat
Defisit Nutrisi teratasi. - Identifikasi status nutrisi
Kriteria Hasil: - Identifikasi alergi dan intoleransi
1. Porsi makan yang dihabiskan makanan
Meningkat - Identifikasi makanan yang disukai
Manajemen Muntah
Observasi:
- Identifikasi karakteristik muntah
(mis. Warna, konsistensi, adanya
G. Evaluasi
Evaluasi adalah fase kelima dan fase terakhir proses keperawatan, dalam konteks ini
aktifitas yang direncanakan, berkelanjutan dan terarah Ketika pasien dan professional
Kesehatan menentukan kemajuan – kemajuan pasien menuju pencapaian tujuan/hasil
dan keefektifan rencana asuhan keperawatan. Evaluasi kebutuhan nutrisi merupakan
salah satu dari berbagai tanggung jawab keperawatan yang membutuhkan pemikiran
kritis yang efektif. Perawat harus melakukan observasi dengan penuh perhatian dan
mengetahui respon apa yang akan diantisipasi berdasarkan kondisi dimana
seseorangmengalami asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolismenya.
H. Referensi
Alimul, Aziz, A & Uliyah, M. 2012. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:
Salemba Medika.
Nurannisa Yilianan.2018.https://www.academia.edu/37922003/MAKALAH_
KEBUTUHAN_ NUTRISI. Diakses pada tanggal 29 Agustus 2021
PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.