2 68 1 PB
2 68 1 PB
Abstract: Abstract: Effectiveness Filtrate Comparative of Guava Juice (Psidium guajava L.)
and Tomato Juice (Solanum lycopersicumL.) as Laxative. To realize the health status of the
highest for the public, health care effort of modern and traditional. One of the effects of modern
lifestyle is a diet that causes constipation. One of the traditional medicine for treating constipation
with natural ingredients using guava juice and tomato juice.Type of research is experimental by
using rangcangan completely randomized (CRD) is to test the effects of guava fruit juice and
tomato juice as a laxative in Swiss-Webster mice. The independent variable of this study is the
number of fruit guava and tomatoes are used in the form of juice and the dependent variable of the
study was the amount of stool, stool weight and consistency beses.The results showed guava juice
200 grams and 200 grams of tomato juice has the ability to increase the frequency of bowel
movements and stool weight. While the consistency of the stool becomes more tender than the
negative control. It can be concluded guava juice 200 grams and 200 grams of tomato juice has the
ability as laksansia.
Abstrak: Perbandingan Efektivitas Filtrat Jus Jambu Biji (Psidium guajava L.) dan Jus
Tomat (Solanum lycopersicum L.) Sebagai Laksansia ( Pencahar). Untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, dilakukan upaya pelayanan kesehatan modern
dan tradisional. Salah satu dampak dari gaya hidup modern adalah pola makan yang menyebabkan
sembelit. Salah satu pengobatan tradisional untuk mengatasi sembelit dengan bahan alam
menggunakan jus jambu biji dan jus tomat. Jenis penelitian yang digunakan bersifat eksperimental
dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yaitu untuk menguji efek jus buah jambu
biji dan jus buah tomat sebagai pencahar pada mencit Swiss-Webster. Variabel bebas dari
penelitian ini adalah banyaknya buah jambu biji dan tomat yang digunakan dalam bentuk jus dan
variabel terikat dari penelitian ini adalah jumlah feses, berat beses dan konsistensi feses. Hasil
penelitian menunjukkan jus jambu biji 200 gr dan jus tomat 200 gr mempunyai kemampuan
meningkatkan frekuensi defekasi dan berat feses. Sementara konsistensi feses menjadi lebih
lembek dibanding kontrol negative. Sehingga dapat disimpulkan jus jambu biji 200 gr dan jus
tomat 200 gr mempunyai kemampuan sebagai laksansia.
berolahraga, stress dan kebiasaan meng- jambu biji bersifat hipokolesterolemik dan
konsumsi obat-obat pencahar untuk hipoglikemik yang dapat menurunkan kadar
membantu buang air besar sehingga jika tidak kolesterol darah maupun gula darah. Ia
mengkonsumsi merasa sulit buang air besar mampu mengikat lemak dan gula dalam darah
(Djunarko dan Hendrawati, 2011). yang berasal dari makanan, lalu
Obat pencahar atau laksansia adalah membuangnya ke luar tubuh. Banyak
zat-zat yang dapat menstimulasi gerakan mengkonsumsi buah jambu biji matang
peristaltik usus sebagai reflek dari rangsangan bermanfaat memperlancar pencernaan dan
langsung terhadap dinding usus dan dengan mengobati sembelit (IKAPI, 2011).
demikian menyebabkan atau mempermudah Buah lain yang juga dimanfaatkan
buang air besar (defekasi) dan meredakan untuk mengatasi sembelit adalah buah tomat.
sembelit (Tjay dan Raharja, 2008). Tomat selain dapat dimanfaatkan sebagai
Banyak obat yang mengandung bahan antiseptik usus, juga digunakan sebagai
kimia yang dapat mengatasi sembelit pencahar ringan atau laksansia (Kurniawati,
misalnya mircolax®, dulcolax® dan agarol®, 2010). Kandungan lainnya adalah alkaloid
namun karena efek samping dari obat tersebut solanin (0,007 %), tomatin, asam folat, asam
berupa efek samping langsung maupun tak malat dan mineral.
langsung atau terakumulasi, hal ini dapat Buah jambu biji dan tomat telah
terjadi karena bahan kimia bersifat anorganik digunakan secara empiris sebagai pencahar
dan murni sementara tubuh bersifat organik untuk mengatasi sembelit. Namun secara
dan kompleks. Pengobatan menggunakan ilmiah belum ada penelitian untuk menguji
bahan-bahan alami saat ini menjadi alternative keduanya. Maka rumusan masalah pada
dalam penyembuhan berbagai macam penelitian ini adalah apakah filtrat jus jambu
penyakit dengan efek samping minimal biji (Psidium guajava L) dan filtrat jus tomat
dibandingkan obat-obatan kimia (Wikanjati, (Solanum lycopersicum L.) mempunyai
2010). kemampuan sebagai pencahar/laksantif? .
Gaya hidup kembali ke alam (back to Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
nature) menjadi “trend” saat ini membawa perbedaan kemampuan filtrat jus jambu biji
masyarakat kembali memanfaatkan bahan (Psidium guajava L.) dan filtrat jus tomat
alam, termasuk pengobatan dengan tumbuhan (Solanum lycopersicum L.) sebagai
berkhasiat (obat herbal) pencahar/laksantif.
(Wijayakusuma,2008).
Salah satu hasil yang dilakukan untuk METODE
mencegah dan mengatasi sembelit yaitu
mengkonsumsi buah dan sayur yang Jenis penelitian adalah eksperimental
mengandung kaya serat diantaranya jambu laboratories dengan rancangan penelitian post-
biji, mangga, nanas, anggur, pir, belimbing, test only control group design yang bersifat
peach, apel, papaya, semangka, strawberry, eksperimental dengan menggunakan
jeruk, markisa, avokat, tomat, sayuran hijau, rancangan Acak Lengkap (RAL) yaitu untuk
brokoli, paprika, kapri, bayam, buncis, kacang menguji efek jus buah jambu biji dan jus buah
panjang, kacang hijau dan wortel, yang dapat tomat sebagai pencahar pada mencit Swiss-
di tanam sendiri sebagai tanaman yang Webster. Variabel bebas dari penelitian ini
berkhasiat sebagai obat (Fairuz, 2011). adalah banyaknya buah jambu biji dan tomat
Jambu biji (Psidium guajava, L.) yang digunakan dalam bentuk jus, sebagai
banyak digemari masyarakat dan buah yang variabel terikat adalah jumlah feses, berat
mudah didapat. Daun jambu biji maupun beses dan konsistensi feses.
akarnya mengandung tannin yang dapat Penelitian dilakukan di Laboratorium
digunakan penyembuhan berbagai penyakit Terpadu Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang,
diantaranya menyembuhkan penyakit diare adapun waktu penelitian yaitu pada bulan
(mencret) dan disentri. Sedangkan untuk Desember 2012.
penyembuhan sembelit yang digunakan Dalam penelitian ini terdapat 6 (enam)
adalah buahnya. Diantara jenis buah-buahan, kelompok perlakuan, yaitu 2 (dua) kelompok
jambu biji memiliki kandungan serat yang kontrol, 2 (dua) kelompok perlakuan untuk jus
cukup tinggi, yakni 5,60 gram per 100 gram jambu biji dan 2 (dua) kelompok perlakuan
buah jambu biji. Banyaknya kandungan serat untuk jus tomat. Bila dimasukkan ke dalam
kasar terlarut, terutama pectin, menjadikan rumus Federer, maka dapat ditentukan
216 Jurnal Kesehatan, Volume IV, Nomor 1, April 2013, hlm 214-219
Dari tabel 1 di atas, dilakukan perhitungan Terjadi perbedaan yang nyata denan
statistik menggunakan Anova Test dengan nilai sig. < 0,05. Maka dari tabel 3 dapat
hasil seperti pada tabel 2 berikut : disimpulkan bahwa frekuensi defekasi yang
berbeda nyata pada pemberian filtrat jus tomat
Tabel 2: Anova Frekuensi Defekasi Mencit 200 gram dan filtrat jus jambu biji 200 gram.
setelah Pemberian Filtrat jus
Tomat dan Filtrat jus Jambu Biji b. Hasil perhitungan berat feses pada
pengamatan selang 30 menit selama 3
Jml Drjt Rta2 Nilai Sig. jam.
Kdrt Kbbsn Kdrt F (p)
Tabel 4: Hasil pengukuran berat (gram)
Antara
28,47 5 5,69 2,73 0,04 feses mencit pada pengamatan
klmpk
selang 30 menit selama 3 jam.
Dalam
62,50 30 2,08
klmpk Kntrl Kntrl Tmt Tmt Jmb Jmb
pos neg 100 200 100 200
Total 90,97 35
CMC Aqdst mg mg mg mg
Ket. Jml = jumlah; Kdrt = kuadrat; Drjt = derajat 1 0,05 0,03 0,03 0,03 0,03 0,04
Kbbsn = kebebasan; Rta2 = Rata-rata;
2 0,04 0,05 0,05 0,07 0,05 0,07
Klmpk = kelompok
3 0,11 0,05 0,06 0,11 0,06 0,10
Dari tabel 2 diketahui nilai Sig 0,04, 4 0,11 0,06 0,07 0,11 0,08 0,11
(< 0,05), maka Ho ditolak, berarti ada
5 0,12 0,06 0,08 0,10 0,08 0,12
perbedaan frekuensi defekasi secara
signifikan sedikitnya pada dua kelompok 6 0,13 0,06 0,11 0,12 0,11 0,12
perlakuan. Karena H1 diterima, dilanjutkan Jml 0,60 0,31 0,41 0,55 0,41 0,56
analisis dengan uji LSD untuk mengetahui
Rta2 0,10 0,05 0,07 0,09 0,07 0,09
kelompok perlakuan mana berbeda nyata.
Ket. Kntrl = kontrol; Tmt = tomat; Jmb = jambu
Tabel 3: Nilai Sig. Hasil Uji LSD Frekuensi nos = positif; neg = negatif; Aqdst = aquadest
Defekasi Mencit setelah mg = miligram
Pemberian Filtrat jus Tomat dan Dari tabel 4, dilakukan perhitungan
Filtrat jus Jambu Biji statistik menggunakan Anova Test dengan
hasil seperti pada tabel 5 berikut :
Kntrl Kntrl Tmt Tmt Jmb Jmb
pos neg 100 200 100 200
CMC Aqdst mg mg mg Tabel 5: Hasil Perhitungan Anova Berat
Mg
Feses Mencit setelah Pemberian
Filtrat jus Tomat dan Filtrat jus
Kntrl Jambu Biji
positif - 0,01 0,2 4 0,43 0,55 0,84
CMC
Kntrl Jml Drjt Rta2 Nilai Sig.
negatif - 0,17 0,00 0,06 0,02 Kdrt Kbbsn Kdrt F (p)
Aqdst Antara
0,01 5 0,00 2,69 0,04
Tomat klmpk
100 - 0,06 0,55 0,33 Dalam
mg 0,03 30 0,00
klmpk
Tomat
200 - 0,17 0,33
Total 0,04 35
mg
Tabel 5 menunjukkan nilai Sig 0,040,
Jambu
100 - 0,69 (< 0,05), maka Ho ditolak, berarti ada
mg perbedaan berat feses mencit secara
Jambu signifikan sedikitnya pada dua kelompok
200
-
perlakuan. Karena H1 diterima, dilanjutkan
mg
analisis uji LSD untuk mengetahui kelompok
perlakuan mana yang berbeda nyata.
218 Jurnal Kesehatan, Volume IV, Nomor 1, April 2013, hlm 214-219
Tabel 6 : Hasil Uji LSD Berat Feses Mencit Dari tabel 7 di atas, dilakukan
setelah Pemberian Filtrat jus perhitungan statistik menggunakan Kruskal-
Tomat dan Filtrat jus Jambu Biji Wallis Test untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan konsistensi feses pada sedikitnya
Kntrl Kntrl Tmt Tmt Jmb Jmb dua kelompok perlakuan. Uji ini digunakan
pos neg 100 200 100 200 karena variabelnya adalah kategori. Hasil
. CMC Aqdst mg mg mg mg ujinya pada tabel 8.
Kntrl Tabel 8 : Hasil Uji Kruskal-Wallis
pos - 0,01 0,56 0,60 0,07 0,70
CMC Pengaruh pemberian Filtrat jus
Tomat dan Filtrat jus jambu Biji
Kntrl
neg - 0,34 0,02 0,30 0,02
terhadap Konsistensi Feses
Aqds mencit
Tmt
100 - 0,15 0,94 0,12 Konsistensi
mg
Tmt
Chi kuadrat : 9,917
200 - 0,18 0,89 Derajat bebas (df) : 2
mg Asymp. Sig. : 0,007
Jmb
100 - 0,14 Dari perhitungan tabel diatas
mg menunjukkan nilai Chi-Square 9,917 dan
Jmb Asymp. Sig 0,007. Karena nilai Asymp. Sig
200 - hitung < 0,05, maka Ho ditolak, H1 diterima,
mg berarti ada perbedaan konsistensi feses secara
signifikan sedikitnya dua kelompok perlakuan.
Terjadi perbedaan yang nyata dengan
nilai sig. < 0,05. Maka dari tabel 6 dapat Pembahasan
disimpulkan bahwa frekuensi defekasi yang
berbeda nyata pada pemberian filtrat jus tomat Pada pengujian efek laksansia dibuat
200 gram dan filtrat jus jambu biji 200 gram. kelompok pelakuan yang terdiri dari 6 (enam)
c. Hasil pengamatan konsistensi feses pada kelompok, yaitu kontrol positif (CMC), kontrol
pengamatan selang 30 menit selama 3 negatif (aquadest), uji T1 (filtrat jus dari tomat
jam. 100g), T2 (filtrat jus tomat dari 200 g), J1
(filtrat jus dari jambu biji 100 g) dan J2 (filtrat
Tabel 7: Data hasil pengukuran berat jus dari jambu biji 200 g). Untuk mengetahui
(gram) feses mencit ada ada atau tidaknya efek laksansia, diamati
pengamatan selang 30 menit dengan parameter frekuensi defekasi,
selama 3 jam. konsistensi feses, dan berat feses.
Penelitian ini menggunakan hewan
Kntrl Kntrl Tmt Tmt Jmb Jmb percobaan mencit 18-22 gram, dan satu jam
Pos neg 100 200 100 200
CMC Aqds mg mg mg Mg
sebelum perlakuan mencit dipuasakan, hal ini
sesuai kriteria dan prosedur kerja yang telah
1 1 1 2 2 2 2 ditentukan, parameter yang dilihat frekuensi
defekasi, konsistensi feses, dan berat feses.
2 2 2 2 2 2 2 Kontrol negatif yang digunakan adalah
3 1 2 2 2 2
2 aquadest. Kontrol negatif digunakan sebagai
4 2
1 2 2 2 2 kontrol, untuk mengetahui apakah zat uji yang
5 1 2 2 2 2 digunakan dapat memberikan efek atau tidak.
2
1 Zat uji yang digunakan adalah filtrat jus
6 2 2 2 2 2 buah tomat dan jambu biji. Penelitian ini
menggunakan buah dalam bentuk filtrat jus,
∑ 11 7 12 12 12 12 karena buah tomat dan jambu biji yang biasa
dikonsumsi untuk mengatasi sembelit biasanya
Rata2 1,83 1,17 2 2 2 2 dimakan langsung atau di filtrat jus sebanyak
100 gram. Kandungan serat untuk setiap 100
Ardini, Perbandingan Efektifitas Filtrat Jus Jambu Biji 219
gram buah tomat adalah 4,2 g, sedangkan buah Nilai rata-rata konsistensi feses kontrol
jambu biji adalah 5,60 gram (Kusumo, 2010). positif (1,83) mempunyai kesamaan dengan
Hasil uji statistik terhadap frekuensi yang diberi filtrat jus buah tomat dan jambu
defekasi dan berat feses mencit, terdapat biji. Hal ini disebabkan karena serat dan pektin
perbedaan antara kontrol negatif dengan tomat dan jambu biji mempunyai kemampuan
perlakuan pemberian filtrat jus tomat 200 gram seperti pada CMC. Sedangkan pada kontrol
dan filtrat jus jambu biji 200 gram. Perbedaan negatif (akuades), nilai rata-rata konsistensinya
terjadi karena kandungan serat dan senyawa (1,17) terjadi perbedaan konsistensi setelah
pectin. Struktur kimia serat dan pektin pemberian filtrat jus tomat dan filtrat jus jambu
membentuk anyaman kompleks, serat dan biji (nilai rata-rata = 2) menjadi lebih lembek.
pektin berdaya menyerap dan mengikat banyak Dari hasil tersebut, maka baik jambu biji dan
molekul air, dengan demikan mampu tomat tidak terdapat perbedaan yang bermakna
mengembang dengan kuat. Isi usus yang terhadap konsistensi feses.
mengandung banyak serat volumenya
diperbesar sehingga menstimulir peristaltik SIMPULAN
serta memperlancar pengeluaran feses.
Disamping frekuensi buang air besar Simpulan pada penelitian ini antara lain:
meningkat, juga feses bertambah banyak dan 1) Filtrat jus dari 200 gram buah tomat dan
menjadi lunak (Tjay dan Rahardja, 2010). filtrat jus dari 200 gram buah jambu biji
Bila dibandingkan dengan kontrol positif mempunyai kemampuan meningkatkan
(CMC Na), nilai rata-rata frekuensi defekasi frekuensi defekasi pada mencit; 2) Filtrat jus
dan berat feses mencit setelah pemberian dari 200 gram buah tomat dan filtrat jus dari
filtrat jus tomat 200 gram dan filtrat jus jambu 200 gram buah jambu biji mempunyai
biji 200 gram tidak berbeda nyata (nilai sig. > kemampuan meningkatkan berat feses pada
0,05), maka kedua filtrat jus tersebut dapat mencit; 3) Filtrat jus dari buah tomat dan buah
dikatakan efektif sebagai pencahar. jambu mempengaruhi konsistensi feses
Pemberian filtrat jus tomat 100 gram menjadi lebih lembek dibandingkan kontrol
dan jambu biji 100 gram tidak memberikan negatif; 4) Filtrat jus dari 200 gram buah tomat
pengaruh terhadap frekuensi, dan berat feses. dan filtrat jus dari 200 gram buah jambu biji
Hal ini disebabkan oleh jumlah serat dan mempunyai kemampuan sebagai laksansia; 5)
pektin yang ada belum cukup untuk Filtrat jus jambu biji dan tomat tidak berbeda
memberikan efek pencahar secara nyata. kemampuannya sebagai laksansia.