Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Prinsip belajar adalah suatu hubungan yang terjadi antara peserta didik dengan
pendidik agar siswa mendapat motivasi belajar yang berguna bagi dirinya sendiri. Dan juga,
prinsip belajar dapat digunakan sebagai landasan berfikir, landasan berpijak, dan sumber
motivasi agar proses belajar dan Pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara pendidik
dan peserta didik.
Manusia dan makhluk hidup yang lain membutuhkan dunia untuk mengembangkan
dan melangsungkan hidupnya. Ia selalu mengadakan interaksi dengan dunia luar. Ia selalu
berusaha untuk menggunakan dan mengubah dunia luar untuk kebutuhan dirinya. Ia selalu
belajar menyesuaikan diri dengan dunia luar. Dengan kegiatan belajar atau menyesuaikan
dirinitu bebrabagai macam cara mereka pergunakan.
Adanya prinsip belajar meruapakan peran penting dalam dunia pembelajaran.
Beberapa ahli mengemukakan pendapat mereka tentang apa saja hal yang mencakup dalam
prinsip belajar. Prinsip belajar bermanfaat sebagai dasar upaya dalam pembelajaran, baik bagi
siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun guru dalam upaya meningkatkan
mengajarnya.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang pengertian prinsip belajar, proses
pembelajaran, dan peranan prinsip belajar dalam pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, telah dibuat beberapa rumusan masalah sebagai
berikut.
1. Apa yang dimaksud prinsip belajar?
2. Bagaimana proses pembelajaran?
3. Bagaimana peranan prinsip belajar dalam proses pembelajaran?

C. Tujuan
Ditinjau dari rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penulisan makalah ini, yaitu:
1. Menjelaskan tentang prinsip belajar.
2. Menjelaskan proses pembelajaran.
3. Menjabarkan peranan prinsip belajar dalam membangun proses pembelajaran.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Prinsip Belajar
Prinsip belajar pada dasarnya terdiri dari dua kata yaitu “prinsip” dan “belajar”.
Sebelum kita mengetahui arti dari prinsip belajar, ada baiknya kita mengetahui arti dari dua
kata tesebut. Prinsip adalah suatu yang dipegang, panutan utama, dan yang menjadi dasar
pokok dalam berfikir dan berpijak yang perlu dimiliki oleh setiap manusia yang dimana jika
manusia tidak memiliki sebuah prinsip maka dia tidak akan tahu tujuan hidupnya itu akan
seperti apa. Belajar adalah proses mencari, memahami, menganalisis suatu keadaan sehingga
terjadi perubahan perilaku, dan perubahan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai hasil belajar
jika disebabkan oleh karena pertumbuhan atau keadaan sementara.

 Pengertian Prinsip Belajar Menurut para ahli

Menurut Gestart prinsip belajar adalah suatu transfer belajar antara pendidik dan
peserta didik sehingga mengalami proses perkembangan dari proses interaksi belajar
mengajar yang dilakukan secara terus menerus dan diharapkan peserta didik akan mampu
menghadapi permasalahan dengan sendirinya melalui teori-teori atau pengalaman-
pengalaman yang telah diterimanya.

Menurut Robert H. Devies prinsip belajar adalah suatu komunikasi terbuka antara
pendidik dan peserta didik sehingga siswa dapat termotivasi belajar yang bermanfaat bagi
dirinya melalui contoh-contoh dan kegiatan praktek yang diberikan oleh pendidik lewat
metode yang menyenangkan siswa.

Menurut Suprijuno (dalam Thobroni dan Arif, 2011), prinsip-prinsipbelajar tediri dari
tiga hal. Pertama, prinsip belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil belajar yang meiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
1) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental, yaitu perubahan yang disadari.
2) Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya.
3) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.
4) Positif atau berakumulasi.
5) Aktif sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan.
6) Permanen atau tetap, sebagai mana dikatakan oleh Writig, belajar sebagai “any relatively
permanent change in an organism’s behavioral reportoire that accurs as a result of
experience”.
7) Bertujuan dan terarah.
8) Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.
Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena dorongan kebutuhan dan
tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistematik yang dinamis, konstruktif dan

2
organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dan berbagai komponen belajar. Ketiga,
belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah hasil interaksi
antara peserta didik dengan lingkungannya. William Burton mengemukakan, “A good
learning situation consist of a rich and varied series of learning expriences unified around a
vigorous purpose and carried on in interaction with a rich varied and propocative
environment”.
Dari pengertian-pengertian diatas maka dapat kita simpulkan bahwa prinsip belajar
adalah suatu hubungan yang terjadi antara peserta didik dengan pendidik agar siswa
mendapat motivasi belajar yang berguna bagi dirinya sendiri. Dan juga, prinsip belajar dapat
digunakan sebagai landasan berfikir, landasan berpijak, dan sumber motivasi agar proses
belajar dan Pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara pendidik dan peserta didik.

B. Proses Pembelajaran
Sebagaimana yang diketahui bahwa manusia dan makhluk hidup yang lain
membutuhkan dunia untuk mengembangkan dan melangsungkan hidupnya. Ia selalu
mengadakan interaksi dengan dunia luar. Ia selalu berusaha untuk menggunakan dan
mengubah dunia luar untuk kebutuhan dirinya. Ia selalu belajar menyesuaikan diri dengan
dunia luar. Dengan kegiatan belajar atau menyesuaikan dirinitu bebrabagai macam cara
mereka pergunakan. Berikut ini beberapa macam cara penyesuaian diri yang dilakukan
manusia dengan sengaja maupun tidak sengaja, dan bagaimana hubungan dengan belajar.
1. Belajar dan Kematangan
Kematangan adalah suatu proses pertumbuhan organ-organ. Suatu organ dalam diri
makhluk hidup dikatakan telah matang, jika ia telah mencapai kesanggupan untuk
menjalankan fungsinya masing-masing. Kematangan itu datang dengan sendiri. Sedangkan
belajar lebih membutuhkan kegiatan yang disadari, suatu aktivitas, latihan-latihan, dan
konsentrasi dari yang bersangkutan. Proses belajar terjadi karena perangsangan-perangsangan
dari luar. Sedangkan proses kematangan terjadi dari dalam.
2. Belajar dan Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri merupakan juga suatu proses yang dapat mengubah tingkah laku
manusia. penyesuaian diri terdiri dari dua macam yaitu sebagai berikut:
a. Penyesuaian diri autoplastis: seseorang mengubah dirinya disesusaikan dengan keadaan
lingkungan atau dunia luar.
b. Penyesuaian diri alloplastis: mengubah lingkungan atau dunia luar disesuaikan dnegan
kebutuhan dirinya.
Kedua macam penyesuaian diri ini termasuk kedalam proses belajar karena keduanya terjadi
perubahan-perubahan yang kadang sangat mendalam pada kehidupan manusia.
3. Belajar dan Pengalaman

3
Belajar dan pengalaman merupakan suatu proses yang dapat mengubah sikap, tingkah
laku, dan pengetahuan. Akan tetapi, belajar dan memperoleh pengalaman adalah berbeda.
Mengalalmi sesuatu belum tentu merupakan belajar dalam arti pedagosis. Namun sebaliknya,
tiap-tiap belajar berarti juga mengalami.
4. Belajar dan Bermain
Dalam bermain, juga terjadi proses belajar. Persamaannya adalah bahwa dalam
belajar dan bermain keduanya terjadi perubahan yang dapat mebgubah tingkah laku, sikap,
dan pengalamannya. Namun, antara keduanya terdapat perbedaan. Menurut arti katanya,
bermain merupakan kegiatan yang khusus bagi anak-anak meskipun juga dilakukan oleh
orang dewasa. Sedangkan, bealajar adalah kegiatan yang umum, terjadi saat manusia baru
lahir sampai mati. Menurut sifatnya, perbedaan antara belajar dann bermain adalah kegiatan
belajar mempunyai tujuan yang terletak pada masa depan. Sedangkan, bermain hanyalah
ditujukan utnk situasi diwaktu itu saja. Meskipun semikian, hubungan antara keduanya sangat
erat, kita mengenal kalimat “belajar sambil bermain” yang ditekankan adalah belajarnya dan
kalimat “belajar sambil beramin” yang ditekankan adalah bermainannya.
5. Belajar dan Pengertian
Belajar mempunya arti yang lebih luas daripada hanya mencapai pengertian. Ada
proses belajar yang berlangsung dengan otomatis tanpa pengertian seperti proses belajar yang
terjadi pada hewan. Sebaliknyam ada pula pengertian yang tidak menimbulkan proses belajar.
Dengan mendapatkan pengertian tertentu, belum tentu seseorang kemudian berubah tingkah
lakunya dan belum tentu seseorang yang mengerti tentang sesuatu berarti menjalankan atau
berperilaku sesuai dengan pengertian yang telah dicapainya.
6. Belajar dan Mengahafal (mengingat)
Menghafal atau mengingat tidak sama dengan belajar. Menghafal atau mengingat
sesuatu belum menjamin bahwa seseorang sudah belajar dalam artian yang sesungguhnya.
Sebab, untuk mengetahui sesuatu, tidak cukup hanya dengan menghafal saja, tetapi harus
dengan pengertian. Maksud belajar adalah menyediakan pengelaman-pengelaman untuk
menghadapi persoalan di masa depan. Jika pengalaman-pengalaman itu hanya merupakan
sesuatu yang statis, tidak berguna, atau digunakan untuk adanya perubahan dalam tingkah
laku, sikap, atau pengetahuan, dalam hal demikian tidak terjadi proses belajar.
7. Belajar dan Latihan
Belajar dan latihan memiliki persamaan, yaitu menyebabkan perubahan atau proses
dalam tingkah laku, sikap, dan pengetahuan. Akan tetapi, antara keduanya terdapat perbedaan
karena dalam praktiknya terapat pula proses belajar yang terjadi tanpa latihan. Misalnya,
seorang anak yabg terabakar tangannya didapur, sekali saja bahwa ia tahu api itu panas. Jadi,
belajar mempunyai arti yang lebih luas dari pada latihan. Ada pula belajar yang dengan
pengertiannya saja tanpa latihan. Misalnya, seorang anak yang dibawa berkarya wisata ke
pabrik gula, ia dapat mengetahui bagaimana proses membuat gula. Juga, cara belajar yang
dilakukan oleh anak dari gurunya dengan menggunakan alat-alat peraga.

4
C. Peranan Prinsip Belajar dalam Membangun Proses Pembelajaran

Banyak teori dan prnsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli dan antara
yang satu dengan yang lain mempunyai persamaan dan perbedaan pendapat. Dari berbagai
prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang belaku secara umum dan dapat kita
pakai sebagai dasar upaya dalam pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan
upaya belajarnya maupun guru dalam upaya meningkatkan mengajarnya.

Berikut ini prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh Rothwal A.B (1961) adalah:

1)      Prinsip kesiapan (Readiness)

Proses belajar itu dipengaruhi oleh kesiapan siswa yaitu dalam arti kondisi kesiapan siswa
dalam menerima pembelajaran yang akan diberikan.

2)      Prinsip motivasi (Motivation)

Tujuan dalam belajar diperlukan untuk proses yang terarah. Motivasi belajar adalah suatu
kondisi belajar untuk memprakarsai kegiatan belajar, mengatur arah kegiatan untuk
memelihara kesungguhan dalam belajar.

3)      Prinsip persepsi

Sesorang cenderung percaya dengan bagaimana dia memahami situasi. Persepsi adalah suatu
interpertasi tentang suatu yang hidup, setiap individu melihat dunia dengan caranya sendiri
yang berbeda dari yang lain persepsi ini mempengaruhi perilaku individu.

4)      Prinsip tujuan

Tujuan adalah sasaran khusus yang harus ditempuh oleh seseorang, tujuan harus tergambar
jelas oleh fikiran dan diterima oleh para pelajar pada saat proses terjadinya sebuah
pengetahuan yang baru dia dapatkan.

5)      Prinsip perbedaan individual

Adalah proses pengajaran yang semestinya memperhatikan perbedaaan individual peserta


didik di dalam kelas, sehungga semua itu dapat mempermudah dalam pencapaian tujuan
belajar yang setinggi-tingginya.pengajaran yang hanya memperhatikan satu tingkat sasaran
akan gagal memenuhi kebutuhan seluruh peserta didik.

5
6)      Prinsip belajar kognitif

Adalah belajar kognitif melibatkan proses pengenalan dan penemuan. Belajar kognitif
mencangkup asosiasi antar unsur pembentukan konsep penemuan masalah dan keterapilan
dalam memecahkan suatu masalah, yang selanjutnya membentuk perilaku baru, berfikir,
bernalar, dan berimajinasi

7)      Prinsip belajar evaluasi

Pada dasarnya evaluasi dapat mempengaruhi proses belajar saat ini dan selanjutnya
pelaksanaan evaluasi memungkinkan bagi individu untuk menguji kemajuan dan pencapain
tujuan

Secara umum prinsip-prinsip belajar berkaitan dengan:

a. Perhatian dan motivasi

Perhatian mempunyai peranan penting dalam prioses belajar. Perhatian terhadap


belajar akan timbul pada siswa apabila bahan pembelajaran ssuai dengan kebutuhan mereka.
Apabila bahan pembelajaran sudah sesuai dengan kebutuhan, diperlukan untuk belajar lebih
lanjut. Disamping motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar, motivasi
adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi
mempunyai kaitan yang erat dengan minat, siswa yang memiliki minat terhadap bidang studi
tertentu cendenrung tertarik perhatianya dengan demikian timbulah motivasi untuk
mempelajari bidang studi itu dengan sungguh-sungguh. Motivasi juga dipengaruhi oleh nilai-
nilai yang penting dalam kehidupanya.

Implikasi prinsip ini adalah Siswa dituntut untuk memberikan perhatian yang
mengarah pada pencapaian tujuan belajar. Adanya tuntutan untuk sekaku memberikan
perhatian ini, menyebabkan siswa harus membangkitkan perhatiannya kepada segala pesan
yang dipelajarinya. Pesan-pesan yang menjadi isi pelajaran seringkali dalam bentuk suara,
warna, bentuk, gerak, dan rangsangan lain yang berhubungan dengan panca indra. Dengan
demikian siswa diharapkan bisa melatih indranya untuk mengembangkan minatnya yang
dapat mempengaruhi motivasi.

b. Keaktifan

Dalam proses belajar siswa biasanya selalu menampakan sifat keaktifanya. Keaktifan
itu bermacam-macam bentuknya, mulai kegiatan fisik yang mudah diamati, sampai kegiatan
psikis yang sangat susah untuk diamati. Kecenderungan dewasa ini menganggap bahwa anak
adalah manusia yang aktif anak mempunyai dorongan untuk bertindak sesuatu yang
mempunyai kemampuan dan aspirasi sendiri. Belajar tidak bisa dipaksa oleh orang lain juga
tidak bisa dilimpahkan oleh orang lain. Belajar akan terjadi apabila anak aktif dengan
mengalaminya sendiri. Mon Dewey misalkan mengemukakan bahwa, belajar adalah

6
menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif itu harus
datang dari siswa itu sendiri dan guru hanya sekedar pembimbing dan pengarah.

Implikasi prinsip ini adalah dalam proses belajar mengajar siswa dituntut untuk selalu
aktif dalam proses pembelajaran. Untuk memperoleh pembelajaran yang efektif perilaku
mencari-cari informasi itu sangatlah penting dan dibutuhkan. Implikasi prinsip keaktifan
siswa lebih menuntut pada keterlibatan langsung siswa dalam proses pembelajaran.

c. Keterlibatan langsung dan pengalaman

Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar yang dituangkan dalam


pengalamanya mengemukakan bahwa cara belajar yang baik adalah belajar melalui
pengalaman langsung, apabila dalam belajar melalui pengalaman langsung maka murid tidak
sekedar hanya mengamati langsung tapi dia juga harus menghayati, terlibat langsung dalam
pembuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Pentingnya keterlibatan dalam belajar
dikemukakan oleh John Dewey dengan “learning by doing-nya”. Belajar sebaiknya dialami
melalui perbuatan langsung. Belajar harus dilakukan oleh siswa secara aktif baik induvidual
maupun kelompok dengan cara memecahkan masalah (problem solving), dan guru bertindak
sebagai pembimbing dan fasilitator.

Keterlibatan siswa dalam belajar jangan diartikan keterlibatan fisik semata, namun
harus lebih dari itu terutama adalah keterlibatan mental emosional, keterlibatan dengan
kegiatan kognitif dalam pencapainan dan perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan,
intermalisasi dan nilai-nilai dalam pembentukan sik, dan juga pada saat mengadakan latihan-
latihan dalam pembentukan keterampilan.

Implikasi dari prinsip ini dituntut bagi para siswa agar tidak segan-segan mengerjakan
tugas belajar yang diberikan kepadanya. Dengan keterlibatan secara langsung ini maka secara
otomatis akan membuat mereka memperoleh pengalaman.

d. Pengulangan

Dalam prinsip belajar perlu adanya proses pengulangan yang dikemukakan oleh teori
psikologi Dava. Menurut toeri ini belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia
yang terdiri daria daya mengingat, menganggap, mengamat, menghayal, dan merasakan.
Dengan adanya pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang dengan baik.
Banyak tingkah laku manusia yang terjadi karena kondisi, menurut teori ini perilaku individu
dapat dikondisikan dan belajar adalah upaya untuk mengkondisikan suatu perilaku atau
respon terhadap sesuatu. Prinsip pengulangan masih relevan sebagai dasar pembelajaran.
Dalam belajar sangat lah diperlukan toeri pengulangan agar kegiatan belajar dapat berjalan
sebagai mana mestinya.

Betuk-bentuk perilaku pembelajaran yang merupakan implikasi prinsip pengulangan


diantaranya, siswa diarahkan misalkan menghafal, mengerjakan soal-soal, dan sebagainya
dengan cara itu maka siswa akan selalu ingat apah yang pernah mereka dapatkan.

7
e. Tantangan

Teori Medan dari Kurt Lewin mengemukakan bahwa situsi belajar itu berada dalam
suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan
yang ingin dicapai, tapi kadang kala menghadapi suatu rintangan yang mempelajari bahan
belajar, maka ada motif untuk mengatasi hambatan atau rintangan itu, yaitu dengan
mempelajari bahasa belajar tersebut.

Agar pada anak itu timbul motif yang kuat, maka bahan yang dipelahjari haruslah
menantang. Bahan belajar yang baru adalah yang perlu mengandung banyak masalah
sehingga perlu dipecahkan sehingga siswa tertantang untung mempelajarinya. Pelajaran yang
memberikan kesempatan pada siswa untuk menemuksan konsep-konsep, prinsip-prinsip akan
menyebabkan siswa unruk mencari dan memnemukan hal-hal tersebut.

Implikasi prinsip tantangan, yaitu tuntutan yang ada pada dirinya bahwa dia harus
memiliki keingintahuan yang besar terhadap segala permasalahan yang dihadapinya. Bentuk-
bentuk perilaku siswa yang merupakan implikasi dari prinsip tantangan yaitu meklakukan
eksperimen atau mencari tahu pemecahan suatu masalah

f. Balikan dan penguatan

Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan atau timbal balik ditekankan oleh teori
belajar operant condicioning dari B.F. Skinner. Dalam teori ini yang diperkuat adalah
responnya, pada dasarnya siswa akan lebih giat belajar apabila mengetahui atau mendapat
hasil yang baik. Itu akan menimbulkan balikan yang menyenangkan bagi siswa tersebut dan
berpengaruh baik bagi usaha belajar yang selanjutnya.

Siswa mendapat nilai yang baik dalam hasil ulangannya, nilai yang baik itulah yang
mendorong untuk siswa belajar lebih giat lagi, nilai yang baik iitu merupakan penguatan yang
positif. Sebaliknya anak yang emndapat nilai yang jelek itu akan merasa takut tidak nail
kelas, karena takut itukah dia terdorong untuk belajar lebih giat lagi, dan inilah yang disebut
penguatan negativ. Format belajar berupa tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode
penemuan, dan sebagainya merupakan cara belajar mengajar yang memungkinkan terjadinya
balikan dan penguatan.

g. Perbedaan individual

Siswa yang merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang siswa yang
sama persis. Setiap siswa memiliki perbedaan dengan yang lainya. Perbedaan individu ni
berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa.

Implikasi adanya perbedaan individual yaitu, pada umumnya perbedaan individual


siswa itu dapat berupa perilaku fisik maupun psikis., semua ini dapat dilihat dalam setiap
kegiatan atau perilaku dari siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Prinsip belajar merupakan landasan atau dasar berpikir agar proses belajar mengajar
berjalan dengan baik, dan adanya peningkatan bagi pendidik dan anak didiknya. Prinsip
belajar terdiri dari perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung (pengalaman),
pengulangan, tantangan, balikan atau penguatan, serta perbedaan individual. Prinsip belajar
juga berperan dalam keberhasilan proses pembelajaran manusia.
B. Saran
Dalam proses belajar mengajar, seorang pendidik ataupun anak didik penting
sekiranya untuk mengetahui prinsip dari belajar. Agar di kemudian hari apa yang diharapkan
dalam belajar dapat tercapai dengan baik.

9
Daftar Pustaka

Purwanto. 2013. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tobroni, Mustafa. 2011. Belajar dan Pembelajaran Pengembangan Wacana dan Praktik
Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Feldman. 2012. Pengantar Psikologi (Terj. Petty dan Putri). Jakarta: Salemba Humanika.

Morris, Charles G. 2003. Understanding Psychology. Michigan : Prentice Hall.

Davidoff, Linda L. 1980. Introduction to Psychology. Auckland: McGraww-Hill


International.

Wortman, Camille., Loftus, Elizabeth. & weaver, Charles. 2004. Psychology. 5th Ed. Boston,
McGraw-Hill.

Gage, N.L., David C. Berliner. 1984. Educational Psycology. Chicago: Rand Mc Nally
College Publishing Company.

10

Anda mungkin juga menyukai