Oleh :
NIM: 2017.02.090
BANYUWANGI
2021
SKRIPSI
Oleh :
NIM: 2017.02.090
BANYUWANGI
2021
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya tulis ilmiah saya sendiri, dan saya tidak melakukan
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya
NIM: 2017.02.090
Oleh:
Pembimbing 1
DR. H. Soekardjo
NUPN : 9907159603
Pembimbing 2
NIM: 2017.02.090
TIM PENGJI
Mengetahui,
Ketua
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehataan Banyuwangi
DR. H. Soekardjo
NUPN : 9907159603
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kepada Alloh SWT yang telah melimpahkan segala berkat,
2021” yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan, dan bimbingan dari
berbagai pihak, skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu,
melalui kesempatan ini penulis ingin secara khusus mengucapkan terima kasih
kepada:
STIKES Banyuwangi.
5. Kepada kedua orang tua tercinta dan terkasih Alm.Bpk.Selamet Rohmadi dan
Ibu Erni Suhartatik serta keluarga yang telah memberikan motivasi, doa, serta
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk
Pendahuluan:
Metode:
Hasil:
Kesimpulan:
Kata Kunci:
ABSTRACT
PENGARUH TERAPI RELAKSASI BENSON TERHADAP PERUBAHAN
TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI
PUKESMAS ROGOJAMPI TAHUN 2021
Tri Waris Subariyono
Pendahuluan:
Metode:
Hasil:
Kesimpulan:
Kata Kunci:
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman
Halaman
Halaman
BAB 1
PENDAHULUAN
perubahan fisik, psikologis dan sosial. Oleh karena itu, menurun, melemahkan,
Hal ini tidak benar, karena penuaan bukanlah penyakit, melainkan proses
penurunan daya tahan tubuh terhadap rangsangan eksternal dan internal. Dalam
tubuh, tetapi juga perubahan psikologi dan psikologi. (Nugroho, 2010). Perubahan
seperti hipertensi, jantung koroner, jantung paru, kardiomiopati, stroke, dan gagal
tekanan darah sistolik sama dengan atau lebih besar dari 140 mmHg, dan tekanan
darah diastolik sama dengan atau lebih besar dari 90 mmHg, dan interval antara
Hipertensi sering disebut silent killer (pembunuh siluman), karena sering kali
menderita hipertensi.
Hipertensi baru disadari oleh penderita saat mengalami komplikasi pada organ
vital(Triyanto, 2014).
orang diseluruh dunia menderita hipertensi, sebagian besar (dua pertiga) tinggal di
penduduk tahun 2017 terdapat 23,66 juta jiwa penduduk lansia di Indonesia
(9,03%). Diprediksi jumlah penduduk lansia tahun 2020 (27,08 juta), tahun 2025
(33,69 juta), tahun 2030 (40,95 juta) dan tahun 2035 (48,19 juta) (Kemenkes,
Pusat Data Informasi, 2017). Sejalan dengan usia harapan hidup penduduk
(BPS, 2018). Prevalensi usia lanjut di Kabupaten Banyuwangi tahun 2019 terbaru
sampai Agustus yang dilayani sebesar 98.937 dan sasarannya sebesar 247.526
penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberculosis, yakni mencapai 6,7%
didapatkan data lansia dengan hipertensi 37 orang dan sebanyak 10 orang yang
gaya hidup, psikikologi dan terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi karena
bertambahnya usia lebih besar pada orang yang banyak mengkonsumsi makanan
Werdha pernah dilakukan terapi antara lain : Terapi rendam kaki air hangat,
Terapi sprititual, dan Terapi nafas dalam. Sekitar 60% lansia akan mengalami
peningkatan tekanan darah setelah berusia 75 tahun (Nugroho, 2018). Kontrol
tekanan darah yang ketat pada lansia berhubungan dengan pencegahan terjadinya
peningkatan tekanan darah yang tak terkendali dan beberapa penyakit lainnya,
misalnya diabetes mellitus, serangan stroke, infark miokard dan penyakit vaskuler
perifer.
kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk mencapai masa tua bahagia dan
Penyebab hipertensi hingga saat ini secara pasti belum dapat diketahui, tetapi gaya
hidup berpengaruh besar terhadap kasus ini. Terdapat beberapa faktor yang
menjadi risiko terjadinya hipertensi, seperti usia, jenis kelamin, merokok, dan
gaya hidup kurang aktivitas yang dapat mengarah ke obesitas. Mengurangi faktor
resiko tersebut menjadi dasar pemberian intervensi oleh tenaga kesehatan
2016).
Selain itu hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat ditangani dengan
samping seperti batuk, pusing, disfungsi seksual, aritmia jantung, dan retensi
hipertensi yaitu dengan hidup sehat dan dapat dilakukan dengan melakukan terapi
relaksasi. Penenangan diri pada terapi relaksasi dapat menstabilkan tekanan darah.
hipertensi, oleh sebab itu, penderita hipertensi disarankan untuk melakukan terapi
Relaksasi benson yaitu salah satu teknik relaksasi yang sederhana, mudah
tinggi (Purwanto, 2006). Fokus dari relaksasi ini pada ungkapan tertentu yang
dengan sikap yang pasrah. Ungkapan yang digunakan dapat berupa nama-nama
teknik lain adalah teknik relaksasi lebih mudah dilakukan bahkan dalam kondisi
dasar teknik relaksasi pada hakekatnya cara relaksasi yang diperlukan untuk
menurunkan ketegangan pada otot yang dapat memperbaiki denyut nadi, tekanan
hasil p value < 0,05 sebesar 0,000 yang berarti bahwa ada pengaruh pemberian
terapi relaksasi benson terhadap perubahan tekanan darah pada lansia penderita
hipertensi.
tekanan darah pada lansia dengan Hipertensi di UPT Tresna Werdha Banyuwangi
tahun 2021.
menjadi bahan pembelajaran dan reverensi bagi kalangan yang akan melakukan
perubahan tekanan darah pada lansia Di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha
Banyuwangi.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi UPT Tresna Werdha
TIJAUAN PUSTAKA
Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh pompa jantung untuk
(Manembu, 2015)
di dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala,
antara curah jantung, resistensi perifer, volume darah, kekentalan darah, dan
elastisitas arteri.
a. Curah jantung
Tekanan darah bergantung pada curah jantung. Saat volume pada ruang
meningkat. Oleh karena itu, jika curah jantung meningkat maka darah yang
dipompakan terhadap dinding arteri akan bertambah sehingga tekanan
tekanan
darah meningkat. Curah jantung meningkat karena adanya peningkatan
b. Resistensi perifer
melalui jaringan arteri, arteriola, kapiler, venula, dan vena. Arteri dan
diri terhadap aliran darah sesuai kebutuhan jaringan local. Sebagai contoh,
saat organ utama membutuhkan darah lebih banyak, maka akan terjadi
konstriksi arteri perifer untuk menurunkan suplai darah. Darah bagi organ
Secara normal, arteri dan arteriola berada dalam keadaan konstriksi parsial
resistensi terhadap aliran darah yang ditentukan oleh tonus otot pembuluh
c. Volume darah
500ml. volume ini biasanya tetap. Jika terjadi peningkatan volume, tekanan
yang cepat dan tidak terkontrol akan meningkatkan tekanan darah. Saat
volume darah berkurang (pada perdarahan atau dehidrasi) tekanan darah akan
menurun.
d. Kekentalan
darah melalui pembuluh darah kecil. Hematocrit atau persentase sel darah
dan aliran darah melambat, maka tekanan arteri akan meningkat. Jantung
sirkulasi.
e. Elastisitas
fluktuasi yang besar dalam tekanan darah. Namun demikian, pada penyakit
elastisitasnya dan digantikan oleh jaringan fibrosis yang tidak dapat meregang
Menurut Potter & Perry (2010) tekanan darah tidak bersifat konstan.
Banyak faktor yang mempengaruhi tekanan darah. Tekanan darah klien tidak
dapat diukur dengan adekuat melalui satu kali pengukuran saja. Tekanan darah
factor ini akan memastikan interpretasi tekanan darah yang lebih akurat.
a. Usia
Tekanan darah pada orang dewasa akan meningkat sesuai usia. Tekanan
darah optimal untuk dewasa usia paruh baya adalah di bawah 120/80 mmHg.
elastisitas pembuluh darah yang menurun; tetapi tekanan darah lebih dari
b. Stress
c. Etnik
Insidens hipertensi pada ras Afrika Amerika lebih tinggi dibandingkan pada
lebih berat pada usia yang lebih muda dan memiliki resiko dua kali lebih
besar untuk menderita komplikasi seperti stroke dan serangan jantung. Faktor
Kematian yang berkaitan dengan hipertensi juga lebih tinggi pada ras Afrika
Amerika.
d. Variasi Harian
Tekanan darah lebih rendah antara tengah malam dan pukul 3 pagi. Diantara
pukul 03.00-06.00 pagi terjadi peningkatan tekanan darah yang lambat. Saat
ditemukan saat siang hari di antara pukul 10.00-18.00. Setiap orang memiliki
e. Obat-obatan
Para lansia mengalami penurunan tekanan darah sebanyak 5-10 mmHg 1 jam
hipertensi.
g. Merokok
Merokok menyebabkan vasokonstriksi. Saat seseorang merokok,tekanan
darah meningkat, dan akan kembali ke nilai dasar dalam 15 menit setelah
berhenti merokok.
darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg atau diastolik 90 mmHg pada dua kali
(Yanita, 2017). Menurut Smith Tom, 1995 Hipertensi dapat didefiniskan sebagai
tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan
antara 105 dan 114 mmHg dan hipertensi beraat bila tekanan diastoliknya 115
karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik (Padila, 2015). Hipertensi
diartikan sebagai tekanan darah yang intermiten atau terus menerus diatas 140/90
mmHg karena fluktasi terkanan darah terjadi antar individu dan dapat dipengaruhi
2.2.2 Etiologi
2017 ) yaitu:
a. Hipertensi Primer
terjadi karena kondisi masyarakat yang memiliki asupan garam cukup tinggi,
lebih dari 6,8 gram setiap hari, serta karena faktor genetik. (terdapat pada
b. Hipertensi Sekunder
pembuluh darah atau organ tubuh tertentu, seperti ginjal, kelenjar adrenalin,
dan aorta. Penyebab hipertensi sekunder sekitar 5-10% berasal dari penyakit
ginjal, dan sekitar 1-2% karena kelainan hormonal atau pemakaian obat
tertentu (misalnya pil KB). Penyebab lain yang jarang adalah
meliputi diabetes ras riwayat keluarga jenis kelamin faktor gaya hidup seperti
obesitas asupan garam yang tinggi alkohol yang berlebihan. Faktor resiko yang
1. Jenis kelamin
yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus
dengan umur wanita secara alami, yang umumnya mulai terjadi pada wanita
2. Umur
Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi orang
yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari orang
yang berusia lebih muda. Hipertensi pada usia lanjut harus ditangani secara
khusus. Hal ini disebabkan pada usia tersebut ginjal dan hati mulai menurun,
karena itu dosis obat yang diberikan harus benar-benar tepat. Tetapi pada
sering terjadi pada usia pria : > 55 tahun; wanita : > 65 tahun. Hal ini
(2009) mengemukakan bahwa kondisi yang berkaitan dengan usia ini adalah
mengerasnya arteri- arteri ini dan menjadi semakin kaku, arteri dan aorta itu
3. Keturunan (Genetik)
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu
sodium Individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua
kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak
4. Obesitas
lansia dapat memicu timbulnya berbagai penyakit seperti artritis, jantung dan
pembuluh darah, hipertensi. Indeks masa tubuh (IMT) berkorelasi langsung
dengan tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik. Risiko relatif untuk
menderita hipertensi pada orang obes 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan
5. Kurang Olahraga
karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan
menurunkan tekanan darah (untuk hipertensi) dan melatih otot jantung sehingga
menjadi terbiasa apabila jantung harus melakukan pekerjaan yang lebih berat
karena adanya kondisi tertentu Kurangnya aktivitas fisik menaikan risiko tekanan
darah tinggi karena bertambahnya risiko untuk menjadi gemuk. Orang-orang yang
tidak aktif cenderung mempunyai detak jantung lebih cepat dan otot jantung
mereka harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi, semakin keras dan sering
jantung harus memompa semakin besar pula kekuaan yang mendesak arteri.
6. Kebiasaan Merokok
lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram garam) perhari.
hipertensi
8. Minum Alcohol
9. Minum Kopi
Faktor kebiasaan minum kopi didapatkan dari satu cangkir kopi mengandung
10. Stress
darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti akan tetapi angka
pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami
stres ini dapat berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan
karakteristik personal
Menurut Nurarif dan Kusuma (2013) tanda dan gejala pada hipertensi di
bedakan menjadi:
1. Tidak ada gejala Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan
2. Gejala yang lazim Gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataanya ini merupakan gejala terlazim yang
konsetrik lama, iktus bertambah . bila terjadi dilatasi vertikel kiri , iktus kordis
bergeser kekiri bawah . pada auskultasi pasien dengan hipertrofi dapat ditemukan
mitral relatif Gambaran klinis seperti sesak nafas adalag salah satu gejala
wlaupun fungsi sistolik masi normal . bila berkembang terus, terjadi hipertrofi
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar
dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Pada saat
yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi
dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar
2.2.5 Komplikasi
kondisi jantung tidak mampu lagi memompa darah yang dibutuhkan tubuh.
Kondisi ini terjadi karena kerusakan otot jantung atau sistem listrik jantung.
2. Stroke
Hipertensi adalah faktor penyebab utama terjadi stroke, karena tekanan darah
yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah yang sudah lemah
menjadi pecah. Bila hal ini terjadi pada pembuluh darah otak, maka terjadi
pendarahan otak yang dapat berakibat kematian. Stroke juga dapat 35 terjadi
akibat sumbatan dari gumpalan darah yang macet dipembuluh yang sudah
menyempit
3. Kerusakan Ginjal
kembali kedarah.
4. Kerusakan Pengelihatan
Hipertensi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah di mata, sehingga
bagaian otak, jantung, ginjal dan juga mata yang mengakibatkan penderita
bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan factor resiko lain atau
lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa, kolesterol
total, HDL.
scan.
1. Diuretik
dan garam yang berlebih dalam tubuh melalui urin .hal inilah yang dapat
menyebabkan volume cairan tubuh berkurang dan pompa jantung lebih ringan
dan Catrophil
3. Beta Blocker
kekuatan kontraksi jantung sehingga aliran darah yang terpompa lebih sedikit
kalsium yang melalui otot jantung dan yang masuk ke dinding pembuluh
darah . sehingga , pembuluh darah lancar dan pembuluh darah dapat rileks .
5. Vasodilasator
Hidralizin.
2.3 Lansia
kehidupannya (WHO, 2016). WHO juga memberi batasan yaitu usia pertengahan
(middle age) antara 45 - 59 tahun, usia lanjut (elderly) antara 60 - 74 tahun, dan
usia lanjut tua (old) antara 75 – 90 tahun, serta usia sangat tua (very old) diatas 90
tahun. Sementara Kementerian Kesehatan RI (2016), lansia atau lanjut usia adalah
Lansia atau lanjut usia adalah suatu periode penutup dalam rentang hidup
seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah “beranjak jauh” dari
periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh
manfaat (Sarwono, 2015). Lansia yaitu bagian proses tumbuh kembang dimana
manusia tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang mulai dari bayi,
anak, remaja, dan menjadi tua (Pujianti, 2016). Lansia adalah tahap dari siklus
hidup manusia paling akhir, yaitu bagian dari proses kehidupan yang tidak dapat
dihindarkan dan akan di alami oleh setiap orang. Pada tahap tua ini individu
bahwa usia lanjut atau lansia adalah suatu periode penutup dalam rentang hidup
seseorang yang tidak dapat dihindarkan dan akan di alami oleh setiap individu.
sampai dengan 59 tahun, usia lanjut (elderly) dari 60 sampai dengan 7 tahun, dan
usia lanjut tua (old) dari 75 sampai dengan 90 tahun, serta usia sangat tua (very
old) lebih dari 90 tahun (Nugroho, 2016). Menurut Departemen Kesehatan RI
(dalam Darmojo, 2014), batasan lansia terbagi dalam beberapa kelompok yaitu:
a) Pralansia (Prasenilis) yaitu masa persiapan usia lanjut yang mulai memasuki
antara 45 – 59 tahun.
b) Lansia (Lanjut Usia) yaitu kelompok yang memasuki usia 60 tahun keatas.
c) Lansia resiko tinggi yaitu kelompok yang berusia lebih dari 70 tahun atau
kelompok usia lanjut yang hidup sendiri, terpencil, tinggal di panti, menderita
Penuaan terjadi baik secara fisiologis dan patologis. Bila seseorang telah
mengalami penuaan fisiologis, mereka tua dalam keadaan sehat (healthy aging).
Penuaan sesuai dengan kronologis seperti usia, dipengaruhi oleh faktor endogen,
Utomo, 2016). Penuaan banyak dipengaruhi oleh fakor seperti faktor eksogen,
yaitu berupa lingkungan, sosial budaya, gaya hidup disebut penuaan sekunder.
Penuaan itu tidak sesuai, dengan kronologis usia dan patologis. Faktor eksogen
juga dapat memengaruhi faktor endogen, sehingga dikenal dengan faktor risiko.
tertinggi pada lansia tua yaitu sebesar 64,01 % (Kementerian Kesehatan RI,
2013).
stroke, gagal ginjal, kanker, hipertensi, dan jantung. Jenis-jenis keluhan kesehatan
pada lansia dapat mengindikasikan gejala awal dari penyakit kronis yang
sebenarnya tengah diderita. Adapun jenis keluhan kesehatan yang paling banyak
dialami lansia adalah keluhan lainnya, yaitu jenis keluhan kesehatan yang secara
khusus memang diderita lansia seperti asam urat, darah tinggi, darah rendah,
reumatik, diabetes, dan berbagai jenis penyakit kronis lainnya (Badan Pusat
Statistik, 2015).
(Sanjaya,2015).
2006).Teknik ini merupakan upaya untuk memusatkan perhatian pada suatu fokus
dengan menyebut berulang-ulang kalimat ritual dengan ritme yang teratur disertai
Cara relaksasi yang telah dijelaskan oleh Dokter Benson dalam bukunya :
b) Tutuplah mata
c) Regangkan semua otot-otot mulai dari kaki terus menuju ke raut muka,
anda, sewaktu menghembuskan nafas keluar, katakan pada diri anda “satu”
(jadi menggunakan kata “satu”, misalnya nafas masuk .... keluar, “satu”,
sewajarnya.
mata untuk mengecek waktu atau jam, tetapi jangan menggunakan alarm.
Bila anda telah selesai, duduklah dahulu dengan tenang beberapa menit,
katakan pada diri anda “oh, ya ” dan kembali sadar akan pernafasan dengan
sekali atau dua kali sehari, tetapi jangan melakukan dalam waktu dua jam
terapi dilakukan pengukuran tekanan darah pre-testterlebih dahulu pada pagi hari,
setelah itu dilakukan pemberian terapi benson 2 kali dalam sehari selama ± 10
menit pada pagi dan sore hari selama 7 hari. Menurut (Laras,2015) Tekanan darah
rekaman murottal Al-Quran surat Ar-rahman ayat 1-78 selama ± 10 menit yang
dibacakan oleh Ahmad Al-Shalabi melalui aplikasi MP3 Al-Quran digital dengan
terapi relaksasi benson terhadap tekanan darah lansia hipertensi dilakukan selama
perlakuan terapi relaksasi benson pada penderita hipertensi 7 hari frekuensi 2 kali
setiap selesai melakukan terapi. Setiap hasil pengukuran pada kedua kelompok
Manfaat Terapi Relaksasi Benson (Priharjo, 2003 : 29), antara lain sebagai
berikut ini:
a) Ketentraman hati.
abnormal dan terjadi secara terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan
tekanan darah yang disebabkan oleh satu factor maupun beberapa factor risiko
dengan cara non farmakologi yaitu dengan metode relaksasi. Terapi relaksasi
benson dengan tekanan darah adalah terapi yang diberikan kepada penderita
hipertensi yang bertujuan untuk mengatasi tekanan darah tinggi dan ketidak
rangsangan pada area pre optic menimbulkan efek penurunan arteri dan frekuensi
masal) pada respon dari system saraf simpatis (Aspiani,2016). Menurut penelitian
signifikan terapi relaksasi benson terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik
pada kelompok intervensi (p = 0,000 untuk sistolik dan p = 0,004 untuk diastolik).
Sedangkan pada kelompok kontrol tidak terdapat perubahan tekanan darah yakni
Tabel 2. Tabulasi Sintesis Pengaruh Terapi Relaksasi Benson Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi di UPT
Tresna Werdha Bnyuwangi tahun 2021.
N Volume,
Penulis dan Tahun Judul Metode Penelirian Hasil Sumber
O angka
1. Yaumil Vol.6 Pengaruh D : Quasi Eksperimental Hasil penelitian ini Google
khaeria, La nomor 2 Terapi S: 22 Orang menunjukkan adanya scholar
rangki, Parawansah Relaksasi Benson V: Independent : pengaruh yang signifikan
(2019) Terhadap Tekanan Relaksasi Benson terapi relaksasi benson
Darah Lansia Dependent : Hipertensi I: terhadap tekanan darah
Hipertensi di Panti Lembar Observasi sistolik dan diastolik pada
Sosial Tresna Werdha A : T-test kelompok intervensi
(p=0,000 untuk sistolik dan
p=0,004 untuk diastolik).
Sedangkan pada kelompok
kontrol tidak terdapat tidak
terdapat perubahan tekanan
darah yakni (p=0,069
untuk sistolik dan tekanan
darah diastolik p=0,016).
2. Tiurmaida Vol. 4 Pengaruh Teknik D : Quasi Hasil didapatkan rerata Google
Simandalahi, Weni nomor 3 Relaksasi Benson Eksperimental S : 16 tekanan darah kelompok Scholar
Sartiwi, Elisabeth Terhadap Tekanan Orang kontrol: pretest sistolik
Novita Angriani L. Darah Pada Penderita V : Independen : 162.13
Toruan (2019) Hipertensi Relaksasi Benson dan diastolik 112.88,
Dependen : Hipertensi I : sedangkan post test
Lembar Observasi A : T- sistolik140.50 dan
test diastolik87.00.Kelomp
ok intervensi: pre test
sistolik 163.50 dan
diastolik 113.50,
sedangkan post test
sistolik 131.50 dan
diastolik 78.63.Terdapat
pengaruh teknik
relaksasi benson
terhadap tekanan darah
penderita Hipertensi
dengan p value
kelompok kontrol 0,026
dan kelompok
intervensi 0,023.
3. Laras Pratiwi, Yesi Vol.2 Pengaruh Teknik D : Quary Hasil penelitian Google
Hasneli, Juniar Nomor 2 Relaksasi Benson Eksperimental S : 30 menunjukkan bahwa nilai Scholar
Ernawaty (2015) Terhadap Tekanan Orang diastole tekanan darah
Darah Pada Penderita V : Independen : sebelum dan sesudah
Hipertensi Terapi Relaksasi diberikan intervensi pada
Benson Dependen : kelompok eksperimen, p
Hipertensi I : Lembar value sistole = 0,000 dan
Observasi pvalue diastole = 0,001
A :T-test yang berarti ada pengaruh
teknikRelaksasi
bensonterhadap tekanan
darah pada pasien
penderita hipertensi.
4. Oktarina Dewi Pengaruh Relaksasi D : Quasy Hasil penelitian ini Google
Sartika, Kirnantoro Benson Terhadap Ekspremintal S : 30 menunjukkan sebelum Scholar
(2017) Penurunan Tekanan Orang melakukan relaksasi
Darah Pada Lansia V : Independen : benson masuk kategori
Penderita Hipertensi Terapi Relaksasi hipertensi sedang
Di Balai PSTW Unit Benson Dependen : (56,7%), setelah
Budi Luhur Hipertensi I : Lembar melakukan relaksasi
Yogyakarta Observasi benson masuk kategori
A : Wilcoxon hipertensi ringan
(86,7%), Rata-rata
tekanan darah sistolik
turun sebesar 11,03 mmHg
dan rata-rata
5. Sonia Arafiah Pengaruh Relaksasi D : Quasy Hasil Penelitian pada Google
Ekmal Putri (2020) Benson Terhadap Eksperimental S : 15 tekanan darah sistolik Scholar
Tekanan Darah Pada Orang menunjukkan nilai p-
Lansia Hipertensi Di V : Independen : value(0,001) < α (0,05)
Wilayah Kerja Terapi Relaksasi dan tekanan darah
Puskesmas Payung Benson Dependen : diastolik menunjukkan
Sekaki Pekan Baru Hipertensi I : Lembar nilai p-value(0,003) < α
Observasi (0,05).
A : Wilcoxon
BAB 3
KERANGKA KONSEP
variabel (baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti (Nursalam, 2015).