Anda di halaman 1dari 5

Faktor – Faktor yang Diperhatian dalam Penerapan Dental Ergonomic

1. Posisi dan Postur Tubuh


 Operator
Operator harus menghindari posisi statis dan canggung. Pasien harus diposisikan
sedemikian rupa sehingga siku operator tidak terangkat lebih dari 30 derajat (Gambar
3.1).1

Gambar 3.1 Postur duduk yang benar (tampilan samping) dengan mengangkat siku
operator tidak lebih dari 30 derajat.1

Seseorang harus menyesuaikan kursi pasien saat mengakses kuadran yang berbeda.
Pada ketinggian yang benar dari kursi operator, operator harus dapat duduk tegak di
kursi dengan kaki terpisah, kaki rata di lantai dan paha sejajar lebih disukai miring ke
bawah atau sejajar dengan lantai (Gambar 3.2).1
Gambar 3.2 Postur tubuh yang benar, operator duduk dalam posisi tegak yang
nyaman, kaki rata di lantai dan paha sebaiknya miring ke bawah atau sejajar dengan
lantai.1

Mata operator harus kira-kira 14 sampai 16 inci dari rongga mulut pasien. Bahu harus
rileks dan tidak terangkat. Untuk posisi bahu ini, siku harus kira-kira sama dengan
bidang oklusal pasien dan dipegang dekat dengan tubuh (Gambar 3.3).1

Gambar 3.3 Postur duduk yang benar.1


Seseorang harus menjaga postur netral. Kurangi kebutuhan gaya dengan memastikan
bahwa instrumen diasah, dirawat dengan baik. Gunakan alat genggam otomatis
sebagai pengganti instrumen manual jika memungkinkan. Gunakan gerakan tangan
penuh daripada gerakan pergelangan tangan.1
 Pasien
Pada posisi kerja, pasien diletakkan dalam posisi terlentang dengan sandaran kursi gigi
hampir sejajar dengan lantai. Untuk memeriksa ketinggian yang tepat dari kursi pasien,
operator harus melipat lengan di pinggang. Ujung hidung pasien harus lebih rendah
dari posisi siku lengan terlipat.1
2. Kursi Operator dan Pasien
Kedalaman dudukan maksimum harus 40 cm, lebar 40 cm sampai 43 cm, dan tinggi
penyangga pinggang 12 cm sampai 30 cm panjangnya, tidak melebihi puncak iliaka.
Penopang pinggang dapat diatur secara vertikal antara 17 cm dan 22 cm, dan hingga 24
cm untuk dokter gigi yang sangat tinggi. Jika tidak, itu akan menghambat gerakan
lengan bebas. Ketinggian kursi maksimum dapat bervariasi antara 47 cm dan 63 cm dari
permukaan tanah (Gambar 1.4).2

Gambar 3.4 Representasi kursi ideal kerja dokter gigi yang mencakup ukuran dan
sudut yang diperlukan untuk memastikan ergonomi yang baik selama semua prosedur
dilakukan, mengurangi kelelahan dan mendapatkan kinerja yang lebih baik oleh
profesional.2
 Operator
Ini harus seperti untuk mempromosikan mobilitas dan akses pasien, mengakomodasi
ukuran tubuh yang berbeda. Ini harus stabil dengan alas yang lebar dan berat,
memberikan dukungan lumbar, sebaiknya memiliki penyetelan ketinggian tempat
duduk bebas genggam dan dapat disetel sepenuhnya. Ini harus siap bergerak. Ini harus
diposisikan dengan benar (Posisi tripod: kaki harus rata di tanah dan selebar bahu).
Untuk menentukan ketinggian yang benar dari kursi operator, pertama kepala fibula di
sisi kaki harus ditempatkan dengan meletakkan tangan di sisi lutut. Kepala fibula
berada di garis sendi antara kepala fibula dan kondilus femoralis lateral. Bagian atas
jok harus sejajar dengan bagian atas kepala fibula. Paha sebaiknya sedikit condong ke
bawah atau sejajar dengan lantai.1

 Pasien
Ini harus meningkatkan kenyamanan pasien, memaksimalkan akses pasien. Ini harus
stabil dengan sandaran kepala yang dapat disesuaikan sepenuhnya dan memiliki
operasi handsfree. Ini harus menopang kepala, batang tubuh dan kaki pasien.1
3. Memperhatikan pergelangan tangan dan tangan
Perawatan gigi juga dikaitkan dengan masalah tangan dan pergelangan tangan.1
4. Ruang kerja dokter gigi yang ergonomis
Ruang / tempat kerja (work station lay out) dengan memperhatikan instruments,
materials, dan medications tersedia selama duduk/bekerja. Pipa dan kabel, jauh dari
posisi tubuh. Set-up dapat diubah sehingga sesuai bagi operator lain yg berbeda.3
 Pencahayaan
Menghasilkan pencahayaan yang merata, bebas bayangan, dengan koreksi warna yang
terkonsentrasi pada bidang operasi. Sakelar lampu overhead harus mudah diakses.
Cermin tangan dapat digunakan untuk memberikan cahaya secara intraoral.
Penggunaan Fiberoptics untuk handpiece menambahkan pencahayaan terkonsentrasi
ke bidang operasi.1
 Hand Instruments
Saat memilih instrumen, seseorang harus memilih instrumen dengan
a) Gagang berongga atau resin
b) Pegangan bundar, bertekstur / berlekuk, atau yang dapat dimampatkan
c) Konstruksi baja karbon
d) Pengodean warna dapat mempermudah identifikasi instrumen
5. Penjadwalan (Scheduling)
Menyediakan waktu yang cukup untuk recovery time dan mencegah kelelahan otot
(muscular fatigue). Potential strategies pada kasus yang lebih sulit waktu pengobatan
ditambah (Increase treatment time). Menangani kasus berat dan ringan
berurutan/bergantian dalam jadwal (schedule), Prosedur yang bervariasi, recall interval
diperpendek.3
6. Alat pelindung diri
 Kaca mata (Glasses): Ringan, bersih, dan cocok-sesuai (well-fitted).
 Kaca pembesar (Magnifying lenses) dan head lamps dianjurkan.
 Pakaian (Clothing): Cocok, sesuai, tidak ketat (fit loosely), ringan, tidak kaku.
 Sarung tangan (Gloves): Ukuran sesuai, ringan, tidak kaku, tangan dan jari bisa
gerak bebas, dan tidak ketat pada pergelangan atau lengan. Sarung tangan yang
tidak sesuai dapat menimbulkan gejala CTS (Carpal Tunnel Syndrome).
 Bagi mereka yang kidal dianjurkan menyesuaikan keadaan.3

Daftar Pustaka
[1] Marya CM. A Textbook of Public Health Dentistry. New Delhi: Jaypee; 2011. p. 518-21.
[2] Carreira LM, Azevedo P, Dias J. The importance of Ergonomics for Dental Medicine
Procedures In tTe Triad Position: The Patient, The Dentist, and The Surgical Microscope.
ARC Journal of Dental Science. 2016;1(4):15.
[3] Suwandi T. Dental Ergonomics. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Jember. 2010;7(3):2-
5.

Anda mungkin juga menyukai