Anda di halaman 1dari 15

BAB III

PEMBAHASAN MASALAH

3.1. Uji Kekerasan Rockwell


Pengujian Rockwell merupakan suatu uji untuk mengetahui tingkat
kekerasan. Tingkat kekerasan yang di uji adalah tingkat kekerasan logam baik
logam ferrous maupun logam non ferrous dengan menggunakan alat Rockwell
Hardness Tester.

3.1.1 Flowchart Uji Kekerasan Rockwell


Berikut ini adalah flowchart metodologi pengambilan data untuk
praktikum ini:
Mulai

Menentukan Material

Memotong

Mengikir / Menggerinda

Mengamplas

Uji Kekerasan (Rockwell)


Baja Karbon, Almunium dan Besi Cor

Pengambilan Data

Analisa

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1 Flowchart Pengambilan Data Uji Kekerasan

28
29

3.1.2 Penjelasan Flowchart


Metodologi pengambilan data pada simulasi adalah sebagai berikut:
1. Menentukan Material
Logam ferrous (baja karbon) dan logam non ferrous (alumunium dan
tembaga).
2. Memotong
Memotong bahan yang akan diuji.
3. Mengerinda / mengikir
Menghaluskan permukaan bahan uji yang telah dipotong.
4. Mengamplas
Menghaluskan bahan uji dari amplas berukuran 100 sampai dengan 1000
sampai permukaan benda rata.
5. Uji Kekerasan (rockwell) Baja Karbon, Alumunium, dan Tembaga
Menguji bahan uji dengan alat Rockwell, yaitu untuk kelompok logam ferrous
menggunakan indentor kerucut diamond 120o dan untuk kelompok logam non
ferrous menggunakan indentor steel ball berukuran Ø 1/16”.
6. Pengambilan data
Mengambil data yang dihasilkan pada saat menguji bahan, yaitu dengan
menetukan beban yang diberikan, dimana untuk baja menggunakan jenis HRa
dengan beban yang diberikan 60KP, untuk logam ferrous baja yang telah
dilakukan kalibrasi menggunakan jenis HRc dengan beban yang diberikan
150KP, logam non ferrous alumunium dan tembaga menggunakan jenis HRb
dengan beban yang diberikan 100KP.
7. Analisa
Menganalisa hasil pengambilan data, yaitu membandingkan hasilnya untuk
kelompok logam ferrous dan logam non ferrous untuk dicari mana yang
paling keras.
8. Kesimpulan
Menarik kesimpulan menurut tujuan yang telah ditentukan.
30

3.1.3 Pengujian Kekerasan Rockwell


Di bawah ini adalah data-data hasil pengamatan pada saat praktikum
Pengujian kekerasan Rockwell sebagai berikut:
a. Rockwell B
1. Specimen: Aluminium
Tabel 3.1 Data Hasil Pengamatan Uji Kekerasan Rockwell HR B Aluminium
Indentor : Steel Ball Ø 1/16” Load : 100 KPressure
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Rata-Rata
55 65 66 50 57 58,6

2. Specimen: Tembaga
Tabel 3.2 Data Hasil Pengamatan Uji Kekerasan Rockwell HR B Tembaga
Indentor : Diamond, < 120o Load : 100 KPressure
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Rata-Rata
89 80 92 86 80 85,4

b. Rockwell C
Specimen: Baja
Tabel 3.3 Data Hasil Pengamatan Uji Kekerasan Rockwell HR C
Indentor : Diamond, < 120o Load : 150 KPressure
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Rata-Rata
17 18 14 18 15 16,4
10 12 11 12 13 11,6
12 13 12 13 14 12,8

3.1.4 Analisa
Pengujian kekerasan rockwell ini dilakukan pengujian antara kelompok
logam ferrous dengan logam non ferrous. Bahan logam ferrous digunakan
rockwell HR A dan C. Pada rockwell HR A digunakan untuk menguji material
dengan menggunakan indentor Diamond 120o dan beban yang diberikan adalah
60 KP. Karena tidak dilakukan pengujian terhadap besi cor maka tidak diketahui
hasilnya. Pada rockwell HR C digunakan untuk menguji material baja sebanyak 3
31

macam baja dengan kehalusan permukaan yang berbeda, dengan menggunakan


indentor Diamond 120o dan beban yang diberikan adalah 150 KP dan didapatkan
rata-rata dari lima kali pengujian pada baja yang pertama 16,4, baja yang kedua
11,6 dan baja yang terakhir adalah 12,8. Bahan logam non ferrous digunakan
rockwell HR B.
Pada material aluminium, dengan menggunakan indentor bola baja (stell
ball) 1/16 dan beban yang diberikan adalah 100 KP dan didapatkan rata-rata
dari lima kali pengujian untuk masing–masing bahan adalah 58,6 untuk
alumunium dan 85,4 untuk tembaga.
Dalam pengujian Rockwell terdapat faktor – faktor yang mempengaruhi
hasil pengujian seperti kesalahan dalam proses persiapan pengujian benda uji atau
specimen dimana terjadi ketidakrataan permukaan specimen. Selain itu kesalahan
dapat terjadi pada operator pada saat mensetting alat uji, kesalahan pembacaan
skala pada alat uji dan juga dikarenakan akibat terjadi keausan pada indentor alat
uji Rockwell.

3.2. Uji Metalografi


Uji metalografi adalah suatu pengetahuan yang khusus mempelajari
tentang struktur logam dan mekanisnya. Dimana pengamatan struktur logam ini
dilakukan dengan menggunakan alat mikroskopi, oleh sebab itu pengujian ini
biasa disebut juga pengujian mikroskopi.
32

3.2.1 Flowchart Uji Metalografi


Berikut ini adalah flowchart metodologi pengambilan data untuk
praktikum ini:

Mulai

Menentukan
Material / Specimen

Memotong

Mounting

Mengamplas

Polishing

Etsa

Mikroskop Optis

Pengambilan Gambar

Analisa

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.2 Flowchart Pengambilan Data Uji Metalografi


33

3.2.2 Penjelasan Flowchart


Metodologi pengambilan data pada simulasi adalah sebagai berikut:
1. Menentukan Material / Specimen
Menentukan pengelompokan bahan yang akan diuji apakah termasuk logam
ferrous atau logam non ferrous (gear, piston RX King, piston vega, handle,
dan kampas rem).
2. Memotong
Memotong sedikit bagian benda kerja untuk diuji.
3. Mounting
Pembuatan bingkai dengan cara menaruh bahan kedalam pipa-pipa kecil yang
telah dipotong dan masukkan cairan resin + hardener dengan perbandingan
20 : 1.
4. Mengamplas
Mengamplas bahan uji yang telah dibingkai dengan amplas berukuran 100
sampai dengan 1200 hingga permukaannya rata.
5. Polishing
Memoles bahan uji dengan Autosol dan menggunakan alat Metallographic
Polishing Table dengan pemoles terbuat dari kain beludru.
6. Etsa
Mencelupkan bahan uji kedalam cairan Aquades dengan perbandingan 0,5%
:95,5% untuk foot step, kampas rem, piston dan anting shock selama 15 detik.
Setelah selesai dicelupkan kemudian dibersihkan dan dikeringkan
menggunakan tekanan angin mesin kompresor.
7. Mikroskop Optis
Melihat struktur bahan uji sampai pembesaran 400 kali.
8. Pengambilan gambar
Mengambil gambar hasil pembesaran dengan menggunakan kamera digital.
9. Analisa
Menganalisa hasil pengambilan gambar, yaitu menguraikan struktur apa saja
yang membentuk bahan uji tersebut.
34

10. Kesimpulan
Menarik kesimpulan menurut tujuan yang telah ditentukan.

3.2.3 Pengujian Metalografi


Di bawah ini adalah data-data hasil pengamatan pada saat praktikum
Pengujian Metalografi sebagai berikut:
Tabel 3.4 Data Uji Metalografi
Jenis
Lamanya
No. Specimen (ferrous/non Etching Reagent (%)
Etsa (detik)
ferrous)
1. Gear Ferrous Nital 0,5% 10
2. Handle Non Ferrous Hf 0,5% + Aquades 99,5% 15
3. Kampas rem Non Ferrous Hf 0,5% + Aquades 99,5% 15
4. Piston RX King Non Ferrous Hf 0,5% + Aquades 99,5% 15
5. Piston Vega Non Ferrous Hf 0,5% + Aquades 99,5% 15

3.2.4 Struktur Pembentuk Specimen


Dibawah ini merupakan gambar dari struktur pembentuk ke 4 bahan yang
telah diuji:

Pearlit

Ferrit
Gambar 3.3 Struktur Gear

ALα

Eutetik
Gambar 3.4 Struktur Handle
35

Eutetik

ALα

Silikon
likon
likon

Gambar 3.5 Struktur Kampas Rem

Silikon

ALα
likon
Eutetik
likon

Gambar 3.6 Struktur Piston RX King

ALα
likon
Eutetik
likon
Silikon
Gambar 3.7 Struktur Piston Vega

3.2.5 Analisa
Pengujian metalografi yaitu suatu proses pengujian specimen atau benda
uji dengan menggunakan mikroskop sebagai alat uji yang bertujuan untuk melihat
struktur logam dan mekanis yang ada. Pengujian ini dilakukan sesuai dengan
36

proses kerja atau flowchart diatas pada 5 specimen yang berbeda yaitu gear,
piston RX King, piston vega, handle, dan kampas rem. Gear terdiri dari
kandungan pearlit dan ferrit. Pearlit merupakan mineral industri dan produk
komersial yang berguna karena beratnya yang ringan setelah pengolahan. Ferrit
adalah semikonduktor yang mempunyai resistivitas antara 102 hingga 107 Ω.cm.
Karena resistivitas yang tinggi tersebut, maka penggunaannya pada frekuensi
tinggi adalah tepat karena kerugian daya yang disebabkan arus pusarnya kecil.
Pada komponen selanjutnya, yaitu komponen handle terdapat kandungan
eutetik, yaitu gabungan suhu dan kadar karbon dan terdapat ALα berfungsi
sebagai padatan pendukung sekaligus sebagai sumber aluminium pada kerangka
kristal zeolit. Komponen kampas rem terdapat silikon, eutetik, dan ALα. Silikon
(Si) berpengaruh dalam kekerasan suatu material. Piston RX King dan piston
Vega terdapat kandungan silikon, kandungan dari gabungan eutetik, dan Alα.

3.3. Uji Impact


Uji impact adalah suatu uji yang digunakan untuk mengetahui kegetasan
atau keuletan dari suatu bahan yang diakibatkan oleh gaya kejut pada bahan uji
tersebut. Pengujian impact yang digunakan dalam pengujian ini, yaitu uji impact
charpy. Dengan menggunakan bahan uji adalah alumunium ADC 12 dan alat uji
impact tipe charpy.

3.3.1 Flowchart Uji Impact


Berikut ini adalah flowchart metodologi pengambilan data untuk
praktikum ini:
37

Mulai

Menentukan Material

Memotong

Mengamplas

Uji Impact
(Charpy)

Pengambilan Data

Analisa

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.8 Flowchart Pengambilan Data Uji Impact

3.3.2 Penjelasan Flowchart


Metodologi pengambilan data pada simulasi adalah sebagai berikut:
1. Menentukan Material
Material yang digunakan ADC 12, yaitu logam yang memiliki kandungan
Silikon sebesar 9,6% atau 12%.
2. Memotong
Memotong bahan yang akan diuji.
3. Mengamplas
Menghaluskan bahan uji sampai rata.
4. Uji impact (Charpy)
Menguji bahan uji dengan alat Charpy, yaitu menaruh bahan uji ke alat
penguji dan memberikan ukuran sudut awal pada lengan pengayun sebesar
100o.
38

5. Pengambilan data
Mengambil data yang dihasilkan pada saat menguji bahan, yaitu dengan cara
melihat sudut akhir yang dihasilkan, kemudian menghitung usaha yang
dibutuhkan alat penguji untuk mematahkan bahan uji dan menghitung nilai
impact charpy-nya.
6. Analisa
Menganalisa hasil pengambilan data, yaitu bagaimana kegetasan atau keuletan
dari bahan uji.
7. Kesimpulan
Menarik kesimpulan menurut tujuan yang telah ditentukan.

3.3.3 Pengujian Impact Charpy


Dibawah ini adalah data-data hasil pengamatan pada saat praktikum
Pengujian Impact Charpy sebagai berikut:
Dimensi specimen:
10mm
10mm

8mm
2mm

45

55mm

Gambar 3.9 Sketsa Bahan Uji Impact Charpy

Gambar 3.10 Specimen Alumuniun ADC 12


39

Diketahui:
Bahan yang diuji : Alumunium
Spesifikasi : ADC 12
Berat pendulum (G) : 8 Kg

Panjang lengan pengayun (λ) : 600 mm = 0,6 m

Sudut awal (α) : 900

Sudut akhir (β) : 800

Maka dapat dicari usaha yang dibutuhkan dan nilai impact charpy sebagai
berikut:
W = W1 – W2

dengan: W1 = G x γ (1 – cos α)

W2 = G x γ (1 – cos β)
atau

W = G x γ (cos β-cos α)

Dimana: W = besarnya usaha untuk mematahkan specimen (Kg.m)


G = berat pendulum (Kg)
= Panjang lengan pengayun (m)
Cos = sudut awal pendulum terhadap specimen
Cos = sudut akhir pendulum terhadap specimen
1 Kg.m = 10 Joule.

W
K
AO

Dimana : K = harga impact specimen (Joule/mm2)


W = besarnya usaha untuk mematahkan specimen (Joule)
Ao = luas specimen (mm2)
40

Dari rumus diatas, dapat ditentukan besarnya usaha (W) untuk mematahkan
specimen dan nilai uji impact charpy, yaitu:
1. W1 = G x γ (1 – cos α)
W1 = 8 x 0,6 (1 – cos 90)
= 4,8 (1-0)
= 4,8 kg.m
= 4,8 kg.m × g
= 4,8 kg.m × 10 m/s = 48 Joule
W2 = G x γ (1 – cos β)
W2 = 8 x 0,6 (1 – cos 80)
= 4,8 (1-0,174)
= 4,8 . 0,826
= 3,965 kg.m
= 3,965 kg.m × g
= 3,965 kg.m × 10 m/s = 39,65 Joule
W = W1 – W2

= 48 - 39,65 = 8,35 Joule

2. W = G x γ (cos β-cos α)
= 8 x 0,6 (cos 800 – cos 90o)
= 8 x 0,6 (0,174 - 0)
= 0,835 kg.m
= 0,835 kg.m × 10 m/s
= 8,35 Joule
 Menentukan nilai uji impact charpy (k)
W
K
AO

8,35 Joule
=
80 mm 2
= 0,10 Joule/mm2
41

3.3. 4 Analisa
Pengujian impact charpy dilakukan untuk menguji keuletan atau kegetasan
dari suatu material. Dalam praktiukum kali ini dilakukan pengujian kegetasan
untuk benda uji Alumuniun ADC 12. Pada pengujian ini sudut awal diatur
90 0 yang diberikan pada benda uji dan sudut akhir yang didapat untuk pengujian
tersebut sebesar 80. Setelah mendapatkan data pengujian dilakukan perhitungan
untuk mencari besarnya usaha untuk mematahkan specimen (w) dan didapat nilai
besar usaha tersebut sebesar 8,35 joule setelah mendapatkan nilai usaha dapat
dicari nilai impact charpy nya (k) dan didapat nilai sebesar 0,10 Joule/mm2.
Dalam perhitungan uji impact charpy ini sudut akhir sangat berpengaruh untuk
menentukan besarnya usaha yang diberikan kepada benda yang kita uji sehingga
diperoleh harga impact. Nilai uji impact ini digunakan untuk menentukan tingkat
kekuatan dari logam alumunium yang akan digunakan.
42

Anda mungkin juga menyukai