Anda di halaman 1dari 9

Sejarah Perkembangan Periklanan Dunia dan Indonesia

Disusun oleh :

Ade Fadyla Putri Atrianto


44320110031

Universitas Mercu Buana


Fakultas Ilmu Komunikasi
Periklanan dan Komunikasi Pemasaran
2020/2021

I
Daftar Isi

Cover ……………………………………………………………………………………I
Daftar Isi ………………………………………………………………………...............II
Kata Pengantar …………………………………………………………………………..1

I Pendahuluan …………………………………………………………………………...2
I.I Latar Belakang …………………………………………………………………2
I.II Rumusan Masalah ……………………………………………………………..2
I.III Tujuan Penulisan ….…………………………………………………………..2

II Pembahasan ……………………………………………………………………………3
II.I Sejarah Perkembangan Periklanan Dunia ……………………………………...3
II.II Sejarah Perkembangan Periklanan Indonesia …………………………………3
II.III Pengaruh Penayangan Iklan Pada Masyarakat ……………………………….3

III Penutup …………………………………………………………………………..........4


III.I Kesimpulan …………………………………………………………………... 4
III.II Daftar Pustaka …………………………………………………………….…. 4

II
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Sejarah Perkembangan Periklanan Dunia dan Indonesia ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu S. Margaretha
Niken Restaty selaku dosen pengampu pada mata kuliah Pengantar Periklanan. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang sejarah periklanan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu S. Margaretha Niken Restaty selaku dosen pengampu pada
mata kuliah Pengantar Periklanan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bekasi, 18 September 2020

Ade Fadyla Putri Atrianto

1
I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Pada mulanya iklan berbentuk sangat sederhana yakni disampaikan melalui lisan, yang ternyata
sudah ada sejak ribuan tahun silam. Dimuat dalam sebuah pesan dan disampaikan oleh komunikator
Perkembangan iklan mengalami perubahan yang sangat signifikan. Ditandai dengan metode dan media
yang digunakan. Seiring perubahan besar sejak manusia mengenal teknologi yang semakin canggih, iklan
turut mengalami perubahan yang begitu luar biasa. Metode dan media yang tadinya tradisional berubah
dan berkembang semakin modern. Alhasil, kemasannya pun semakin kreatif dan inovatif.

I.II Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai
berikut:

1. Bagaimana sejarah dan perkembangan periklanan dunia?

2. Bagaimana sejarah dan perkembangan periklanan Indonesia?

3. Bagaimana pengaruh penayangan iklan pada perilaku masyarakat?

I.III Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Mengetahui sejarah dan perkembangan periklanan dunia.

2. Mengetahui sejarah dan perkembangan periklanan Indonesia.

3. Menganalisa pengaruh penayangan iklan pada perilaku masyarakat.

2
II

PEMBAHASAN

II.I Sejarah Perkembangan Periklanan Dunia

Metode iklan dilakukan oleh manusia pertama kali sangat sederhana. Penjual yang ingin menjual
barangnya akan berteriak di gerbang kota menawarkan barangnya kepada pengunjung yang hendak pergi
ke kota tersebut. Iklan sudah dikenal manusia dalam bentuk pesan berantai yang bentuknya
pengumuman-pengmuman. Pesan berantai itu disampaikan dari mulut ke mulut untuk membantu
kelancaran proses jual-beli.

Pesan iklan dalam bentuk tertulis mulai ditemukan pada masa Babylonia 3000 SM berupa
kepingan tanah liat bertuliskan prasasti tentang dealer salep, juru tulis, dan pembuat sepatu.

Peninggalan Mesir dan Yunani Kuno berupa pengumuman-pengumuman di dinding dan naskah
di daun papirus, memberikan pengumuman tentang datangnya kapal pembawa anggur, rempah-rempah,
logam, barang-barang dagangan baru, dan acara-acara (pertarungan gladiator) yang akan digelar. Iklan
pada jaman ini hanya berupa surat edaran. Karena masih banyak yang buta huruf, pengumuman-
pengumuman itu dibacakan oleh tukang teriak yang biasa didampingi pemain musik. Penemuan mesin
cetak Gutenberg 1450 meningkatkan angka melek huruf sehingga memancing orang untuk berbisnis
iklan. Periklanan jadi bisnis massal. Bentuk awalnya berupa poster, selebaran, dan iklan baris di surat
kabar.

Sebagai bentuk printed advertising, periklanan berkembang di awal abad 15-16. Beberapa waktu
kemudian mulai muncul metode iklan dengan tulisan tangan dan dicetak di kertas besar yang berkembang
di Inggris. Iklan pertama yang dicetak di Inggris ditemukan pada Imperial Intelligencer Maret 1648. Pada
tahun 1655 istilah iklan (advertisement) muncul pertama kali dalam injil untuk menunjuk istilah
“peringatan”/“pemberitahuan”

Periklanan secara nyata mulai menunjukkan kemajuan di awal abad 17 di Inggris untuk
mempromosikan buku dan Koran yang mulai berkembang.Pada abad ke-17 di Inggris, pesan-pesan
komersial masih berbentuk poster atau selebaran lepas yang dikirim dalam lipatan surat kabar. Produk
yang paling banyak diiklankan pada masa ini adalah buku dan obat-obatan.

Ketika aktivitas perekonomian mulai meningkat diberbagai penjuru dunia, di abad 18-an, di
Amerika Serikat, periklanan mulai mendapat perhatian besar. Beberapa toko di Eropa mulai berfungsi
sebagai agen yang mengumpulkan iklan untuk surat kabar. Sears adalah pelopor rantai toko (chain stores)
di A.S yang kemudian berkembang menjadi department stores. Untuk memudahkan pelanggan, karena
pada masa itu transportasi masih terbatas, Sears menerbitkan katalog tentang semua barang yang dijual
dan para langganan dapat memesan melalui pos (mail order). Setiap barang yang ditawarkan ditampilkan
secara menarik dengan foto-foto dan gambar-gambar yang atraktif. Tampilan dan peragaan produk seperti
di Sears Catalog itulah yang kemudian dijumpai di berbagai surat kabar dan majalah di Amerika Serikat,
serta kemudian menyebar ke seluruh dunia. Di masa kini penampilan seperti itu sering disebut sebagai
display advertising (iklan komersial)

1
Pada abad ke-19 mulai dikenal pembelian ruang iklan melalui agen perseorangan (menyalurkan
lagi ke perusahaan periklanan). Pada masa dinasti Edo di Jepang, awal abad-19 selebaran yang
didistribusikan bersama surat kabar juga banyak membawa pesan-pesan komersial, khususnya tentang
obat-obatan. Pada tahun 1841 Volney Palmer, “orang iklan” (adman) masa-masa awal, bertindak sebagai
media broker / agen, mendapat komisi dari pemasangan iklan di media (media placement). Palmer
mendirikan Agensi Periklanan pertama oleh Volney Palmer di Boston. Pada waktu itu, agensi
periklanannya masih sebatas perantara pemasar dengan pihak surat kabar sebagai penerbit iklan. Pada
tahun 1844 muncul iklan majalah pertama di majalah Southern Messenger dengan editornya Edgar Allan
Poe (pengarang Tarzan). Majalah-majalah iklan periode awal yang masih terbit sampai sekarang adalah
Cosmopolitan, ladies Home Journal, ReadeR’s Digest. Sampai tahun 1850-an, di Eropa iklan belum
sepenuhnya dimuat di surat kabar. Kebanyakan masih berupa pamflet, leaflet, dan brosur.

Pada tahun 1864 periklanan berkembang seiring perkembangan pers yang juga ditandai
berkembangnya perusahaan periklanan dengan fungsi sederhana.

Pada tahun 1871 Charles bates membuat biro iklan professional pertama kali.

Pada tahun 1875 di Philadelpia, dibuat agensi periklanan yang lebih multi fungsi. Dalam periode
ini pula wanita mulai mengambil porsi. Baik sabagai tenaga periklanan, maupun sebagai image produk
iklan. Penggunaan “wanita” sebagai daya tarik, pertama kali dipakai dalam iklan sabun mandi.

Pada tahun 1920 KDKA stasiun radio pertama di dunia lahir di Pittsburgh. Saat radio siaran
mulai mengudara di tahun 1920-an, periklanan di radio pun mulai marak walaupun secara teknis dan daya
tarik, tidak seperti yang kita nikmati saat ini. Sponsorsif saat itu lebih banyak dikuasai satu orang/pihak.
Misalnya, sponsorsif suatu radio, dikuasai satu bisnisman. Dengan kata lain, space iklan digunakan
sendiri. Tapi seiring dengan tingginya persaingan, kondisi ini berangsur-angsur berubah.

Pada peralihan menuju abad ke-20, sistem manajemen periklanan modern seperti posisi manajer
iklan mulai diterapkan Advertising modern sendiri yang mulai berkembang tahun 1960an, jauh berbeda
dengan advertising masa lampau. Pada tahun ini, periklanan menemukan bentuknya yang modern dengan
karya-karya kreatif yang menakjubkan. Perintis iklan dengan landasan karya kreatif yang digarap secara
apik ini dipelopori oleh seri iklan mobil kodok Volkswagen.

Di akhir 1980 dan awal 1990 memperlihatkan kemunculanTv Kabel dan MTV, sebagai bagian
darinya. Sebagai Pionir dalam konsep musik-video, Pelayanan MTV merupakan sebuah tipe periklanan
yang baru. Konsumen lebih menyimak pesan yang diiklankan MTV dibandingkan dengan membeli
setelah mendapat informasi dari media lain. Saat tv kabel dan tv satelit mengalami peningkatan secara
umum, beberapa saluran berada di posisi puncak, termasuk saluran yang seluruh durasinya berisi iklan.
Pemasaran melelui internet membuka batas baru bagi periklanan dan memberikan kontribusi pada
‘boomingnya’ “dot-com” tahun 1990. Seluruh perusahaan terus beroperasi semata-mata dalam bidang
periklanan, dan menawarkan segalanya untuk kupon berlangganan internet gratis. Memasuki abad ke-21
sejumlah website, termasuk ‘mesin pencarian google’ memulai perubahan dalam dunia periklanan on-line
dengan mengekspansi relevansi kontekstual, tidak menonjolkan iklan dibandingkan dengan pemberian

2
bantuan dan lebih utama ketimbang membanjiri konsumen dengan brosur. Hal ini menandai kebangkitan
dari upaya untuk meningkatkan trend periklanan interaktif. Pemasaran melalui internet membuka batas
baru bagi periklanan dan memberikan kontribusi pada ‘boomingnya’ “dot-com” tahun 1990. Seluruh
perusahaan terus beroperasi semata-mata dalam bidang periklanan, dan menawarkan segalanya untuk
kupon berlangganan internet gratis. Memasuki abad ke-21 sejumlah website, termasuk ‘mesin pencarian
google’ memulai perubahan dalam dunia periklanan on-line dengan mengekspansi relevansi kontekstual,
tidak menonjolkan iklan dibandingkan dengan pemberian bantuan dan lebih utama ketimbang membanjiri
konsumen dengan brosur. Hal ini menandai kebangkitan dari upaya untuk meningkatkan trend periklanan
interaktif.

II.II Sejarah Perkembangan Periklanan Indonesia

Surat kabar Tjahaja Sijang yang terbit di Manado sejak 1869. Pada awalnya surat kabar ini terbit
sebulan sekali dengan ketebalan 8 halaman setiap terbit, ditambah 4 halaman yang disebut “Tambahan”,
dan kadang-kadang pula ditambah lagi dengan 4 halaman untuk apa yang disebut “Sapotong Kartas
Chabar yang Ditambahi pada Tambahan”. Banyaknya tambahan-tambahan ini disebabkan oleh
membanjirkan iklan, yang waktu itu disebut “pemberitahoewan”. Cuplikan iklan baris pada surat kabar
Tjahaja Sijang. Di Indonesia, radio sudah dikenal sejak awal abad ke-20. Radio Nederland Wereldomroep
yang pertama kali memancarkan siarannya ke seluruh dunia pada tahun 1920-an. Radio swasta baru hadir
di Indonesia pada tahun 1960-an, yaitu sejak tumpasnya pemberontakan G30S/PKI. Sedangkan RRI
berdiri sejak direbutnya radio bentukan Hindia Belanda yang diduduki Jepang oleh Indonesia..

Perintis periklanan yang bernama Nuradi ini. Lahir di Jakarta, tanggal 10 Mei 1926. Seperti juga
banyak pelaku periklanan modern, Nuradi pun tidak memperoleh pendidikan formal di bidang periklanan.
Tahun 1946-1948 ia masuk Fakultas Hukum, Universitas Indonesia (darurat). Kemudian masuk Akademi
Dinas Luar Negeri Republik Indonesia (1949-1950). Tahun-tahun berikutnya dia banyak mengenyam
pendidikan di Amerika Serikat. Dia menjadi orang Indonesia pertama yang diterima di Foreign Service
Institute, US State Department, Washington DC. Selanjutnya belajar penelitian sosial di New School,
New York (1952-1954) dan menyelesaikan studi bidang administrasi publik di Harvard University,
Cambridge, Massachusetts. Kemudian selama setahun belajar bahasa di Universitas Sorbone dan
Universitas Besancon, Perancis.Tahun 1945, dia juga dikenal sebagai orang pertama diangkat sebagai
pegawai negeri di Departemen Luar Negeri dan di Departemen Penerangan. Yang terakhir ini, karena ia
juga menjadi penyiar siaran Bahasa Inggris di Radio Republik Indonesia. Antara tahun 1946-1950, dia
menjadi juru bahasa pribadi untuk Bung Karno, Bung Hatta dan Ir. Juanda dan tahun 1949 sempat
menjadi kepala bagian penerjemah pada delegasi Indonesia ke Konperensi Meja Bundar di Den Haag,
Negeri Belanda.

Sebelumnya iklan di televisi (dalam hal ini TVRI) sempat menjadi primadona selain suratkabar,
namun dengan kematian iklan televisi pada tahun 1981 yang ditandai dengan penghentian ”Manasuka
Siaran Niaga” , giliran radio menuai hasilnya. Tahun 1981-1988 adalah zaman keemasan radio swasta
memperoleh iklan sampai akhirnya pada tahun 1988 RCTI membuka ruang bagi kelahiran televisi swasta
lain yang sangat berpengaruh pada peta periklanan di Indonesia.

1
Kurang lebih sepuluh tahun kemudian, berbarengan dengan berbagai krisis yang terjadi di tanah
air, terjadi deregulasi pada dunia pertelevisian dengan munculnya SK Menpen No. 286/1999 dan Izin
Frekuensi dari Direktorat jenderal Pos dan Telekomunikasi. Dari kebijakan ini, televisi swasta terus
bermunculan disusul berdirinya televisi-televisi daerah. Selain itu, pada tahun 1994, masyarakat juga
mulai mengenal media televisi kabel dengan diawalinya layanan Indovision. Indovision menyewa
frekuensi di C-band untuk transponder dan sistem broadcasting dari satelit PALAPA C-2. Satelit inilah
yang membuat kemampuan migrasi dari sistem analog ke sistem digital. Dalam perkemangan berikutnya.

Maraknya Internet Sebagai media baru yang marak pada tahun 1998 juga memberi warna baru
bagi periklanan di Indoensia. Di Indonesia, fenomena iklan di internet dapat dijelaskan dari sejarah iklan
di Detik.com. Menurut Yusuf dan Supriyanto (Jurnal Komunikasi, 2007: 106-107), situs Detik.com sejak
awal berdirinya tahun 1998 dirancang untuk diakses secara gratis oleh pembaca. Oleh karena itu, sejak
kemunculan pertamanya, para pengelola memikirkan bagaimana agar newsonline ini mendapat dukungan
iklan. Untungnya, meski belum ada kepastian berapa orang yang akan mengakses, rupanya perusahaan
distributor prosesor merek Intel Pentium bersedia mempertaruhkan dananya untuk memasang banner di
Detik.com. Dengan demikian, sejak pertama kali muncul, detikcom sesungguhnya sudah mendapat
dukungan dana dari pemasang banner.

II.III Pengaruh Penayangan Iklan Pada Masyarakat

Keberadaan iklan ini tentu saja sangat mempengaruhi perilaku masyarakat. Perilaku yang
terbentuk pada masyarakat banyak dipengaruhi oleh berbagai informasi, terutama keberadaan
iklan ini. Penayangan iklan yang diputar terus menerus bertujuan untuk dapat mempengaruhi
masyarakat. Strategi penayangan iklan oleh para produsen, sangatlah berpengaruh terhadap
penjualan produk mereka. Namun, sangatlah sulit untuk melihat langsung efek media massa pada
orang, oleh karena itu pada penelitian yang dilakukan terhadap subjek diatas lebih diarahkan pada
apa yang dilakukan orang terhadap media. Tujuan periklanan adalah mengubah atau
mempengaruhi sikap-sikap khalayak, dalam hal ini tentunya sikap-sikap konsumen. Tujuan periklanan
komersial adalah membujuk konsumen untuk membeli produk A, bukannya produk B (Jefkins,
1994).Penayangan iklan dapat merubah sikap masyarakat. Secara khusus, keberadaan iklan
suatu produk bertujuan untuk mengubah sikap konsumen.

Pengaruh iklan ini dapat menimbulkan pembentukan sikap, baik positif maupun negatif.
Penayangan iklan dengan frekuensi yang relatif sering, yang dibuatsekreatif mungkin membuat
penyampaian informasi kepada masyarakat menjadi lebih cepat. Pengaruh periklanan ini
seringkali dikritisi oleh para wakil-wakil golongan berhaluan kiri sebagai sesuatu yang tidak
bermoral dan bersifat parasit karena mengagung-agungkan nilai-nilai yang sesungguhnya tidak
benar dan mempengaruhi orang untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak mereka
butuhkan atau yang tidak terjangkau harganya. Oleh karena hal itulah, diharapkan kepada para
pemasar agar tidak membuat iklan yang dapat menimbulkan perilaku atau pemikiran-pemikiran dan
berpengaruh negatif kepada masyarakat.

2
III

PENUTUP

III.I Kesimpulan

Komunikasi massa semakin berkembang akhir-akhir ini. Semakin banyak pula


informasi yang kita dapatkan dari berbagai media massa, seperti surat kabar, majalah, radio dan
televisi. Salah satu informasi yang sering kita lihat adalah penayangan iklan di berbagai media
tersebut. Berbagai jenis iklan yang ditayangkan di berbagai media massa sangatlah mempengaruhi
penonton. Sejalan dengan tujuan utama para pemasar yang menerapkan strategi iklan ini adalah
untuk menarik perhatian konsumen, sehingga nantinya konsumen akan tertarik pula pada produk,
baik barang atau jasa yang ditawarkan kepada mereka. Pengaruh iklan juga nantinya akan mengubah
sikap masyarakat itu sendiri. Salah satunya adalah membuat masyarakat menjadi lebih
konsumtif. Selain hal tersebut, penayangan iklan juga dapat merubah pandangan masyarakat terhadap
suatu hal.

III.II Daftar Pustaka

Winarno, Bondan. 2008. Rumah Iklan. Jakarta : PT Gramedia


Widyatama, Rendra, 2005. Pengantar Periklanan. Buana Pustaka Indonesia,Jakarta.
Sejarah Periklanan di Indonesia, https://bangkitw92.wordpress.com/
Sejarah Periklanan di Dunia, https://emjaiz.wordpress.com/

Anda mungkin juga menyukai