Anda di halaman 1dari 6

KETIKA HARUS BERKULIAH DARING DIRUMAH

Ketika situasi dunia terpaksa membuat kita harus melakukan semuanya serba terbatas. Situasi
dimana seluruh penjuru Negeri ini kedatangan tamu tak di undang, tamu yang
membahayakan, dan tamu yang menjadi ancaman.

Siapa sangka bahwa ini semua akan terjadi? Siapa yang mengira bahwa situasi akan menjadi
seperti ini? dan siapa yang mau Negara nya dilanda peristiwa menyedihkan seperti saat ini?.
Tidak ada yang menyangka, tidak ada yang mengira, dan tidak ada yang mau tentunya.

Corona Virus Disease 2019 atau virus covid-19, inilah yang tengah menjadi ancaman bagi
dunia. Virus yang mengganggu sistem pernapasan manusia, virus yang sangat mudah untuk
berpindah tempat dari satu orang ke orang lain tanpa mengenal usia. Virus covid-19 dapat
menjangkit siapapun, bahkan orang terlihat sehat pun dapat terkena virus tersebut.

Saat kabar virus covid-19 mulai muncul di Indonesia sejak 2 Maret 2020. Presiden joko
Widodo mengumumkan bahwa Indonesia sudah menjadi salah satu negara yang warganya
terkonfirmasi positif virus covid-19.

Pandemi virus covid-19, pandemi yang membuat kita harus mengubah segala tatanan
kehidupan, beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.
Peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah tentang kebijakan pembatasan sosial untuk
mengurangi penyebaran virus covid-19. Mulai dari sekolah, kampus, tempat ibadah, dan para
pekerja untuk berkerja di rumah saja dan bagi pelajar dan mahasiswa belajar dirumah dengan
dialihkan ke metode daring atau online. Ya, kuliah online, itulah sebutan bagi kegiatan
belajar menggantikan kuliah tatap muka saat ini.

Berubahnya sistem pendidikan yang telah diputuskan oleh pemerintah dengan belajar di
rumah dilakukan dalam rangka mencegah penyebaran virus covid-19 maka semua tingkatan
pendidikan harus dilakukan dari rumah. Sistem pendidikan ini berubah dimulai pada bulan
Maret tahun 2020.

Sepenggal cerita kehidupan yang penuh suka dan duka yang saya rasakan dan mungkin
dirasakan juga oleh ratusan bahkan ribuan mahasiswa lainnya. Sebuah kehidupan membuat
kita semua harus membiasakan diri memulai perkuliahan daring atau online dirumah saja.
Kisah ini bermula pada bulan Maret tahun 2020, saat peraturan di keluarkan oleh pemerintah
tentang kebijakan pembatasan sosial, semua mahasiswa yang berada dikampus dipulangkan,
aktivitas pembelajaran dan praktikum pada hari itu langsung dihentikan dan dosen
menjelaskan tentang situasi yang tejadi. Saat mendengar penjelasan dosen, dengan pemikiran
yang dangkal tentunya saya pribadi merasa sangat senang karena langsung berpikir untuk
bisa pulang kampung dan bisa berkumpul dengan keluarga di rumah dalam waktu yang lama
dan mungkin pemikiran itu juga yang di pikirkan oleh mahasiswa perantauan lainnya.

Setelah berada dirumah surat edaran dari kampus pun yang di kirimkan oleh bagian akademik
ke grup kelas masing-masing yang isinya menyatakan bahwa mahasiswa akan dirumah kan
selama dua minggu dengan pembelajaran dialihkan ke metode daring atau online. Namun
dikarenakan penyebaran virus covid-19 yang kian hari kian merebak dan tidak ada pertanda
akan berakhir atau menurun pada saat itu maka pihak kampus mengumumkan bahwa
pembelajaran daring akan terus di lakukan hingga batas waktu yang tidak dapat ditentukan.
Dan pembelajaran daring masih tetap dilakukan hingga saat ini.

Ya, Saat awal perkuliahan daring dilakukan saya baru saja memasuki semester dua, semester
dimana kebanyakan mahasiswa baru masih sangat menikmati dunia perkuliahan. Saat awal
memulai perkuliahan daring dirumah saja saya merasa senang dan berpikir bahwa hal
tersebut sangat menarik dan mampu membuat antusiasme mahasiswa meningkat untuk
belajar. Perkuliahan online merupakan hal yang sangat baru bagi saya pribadi. Kegiatan ini
memberikan pengalaman yang sangat luar biasa. Selain itu, dengan pembelajran secara
daring saya merasa jadi punya waktu yang lebih fleksibel untuk mengikuti pembelajaran
jarak jauh ini karena mudah diakses dimana saja jika memiliki sinyal yang memadai, mampu
menghemat banyak waktu, menarik sehingga minat untuk mengikuti perkuliahan tinggi dan
dengan kuliah daring tentunya tidak perlu pergi ke kampus. Meskipun awalnya sedikit
bingung dengan pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan aplikasi, namun seiring
berjalannya waktu saya sudah terbiasa dengan prose pembelajaran daring.

Kegiatan kuliah daring memang dapat diakses dimana saja dan diwaktu yang telah ditentukan
bersama. Materi perkuliahan yang diberikan dosen melalui kuliah daring juga dapat dipelajari
kembali dengan mudah oleh mahasiswa diwaktu yang fleksibel karena dosen mata kuliah
mengirimkan file materi kepada mahasiswa setelah proses pembelajaran berlangsung. Baik
dosen dan mahasiswa juga dapat lebih menguasai teknologi infomasi dan komunikasi
ditengah era globalisasi yang menuntut manusia untuk hidup bersama teknologi. Banyak
media yang digunakan dalam proses pembelajaran daring seperti menggunakan zoom, google
meet, classroom, whatsapp grup dan media yang disediakan dari kampus seperti
menggunakan vilep. Kuliah daring dengan menggunakan aplikasi zoom sebenarnya cukup
efektif untuk dilakukan karena bisa bertatap muka secara langsung meskipun dari jarak jauh
mengingat situasi yang dihadapi saat ini. Dan saya juga dapat merasakan suasana
pembelajaran jauh lebih santai dan merasa tidak terbebani saat mengikuti perkuliahan daring.
Tidak ada alasan untuk tidak bersemangat untuk kuliah dari rumah karena selain bisa
berkumpul dengan keluarga dirumah kapan lagi kita bisa mengikuti perkuliahan dengan
santai dan dapat menghemat biaya transportasi juga tentunya.

Saat proses pembelajaran berubah dari yang tadinya kuliah tatap muka menjadi kuliah daring
saya pribadi merasakan proses pembelajaran saat itu masih sangat tidak efektif karena seingat
saya tidak semua materi perkuliahan dijelaskan menggunakan aplikasi zoom atau sejenisnya
hanya beberapa mata kuliah saja. Namun saya menyadari hal itu terjadi karena adanya proses
penyesuaiaan yang dilakukan oleh mahasiswa dan juga dosen. Ya. Saya menyadari bukan
hanya mahasiswa yang harus membiasakan diri dengan situasi dan kondisi yang terjadi
namun para dosen dan staff kampus juga merasakan hal sama. Para dosen, staff, dan kita
semua harus membiasakan diri terlebih dahulu dengan situasi belajar yang baru yang tak
pernah terbayangkan sebelumnya.

Disadari atau tidak dengan berkuliah daring pasti ada kelebihan dan kekurangannya masing-
masing yang dirasakan oleh mahasiswa. Belajar secara daring di satu sisi memberi
keuntungan, namun di sisi lain ada kesulitan yang mengiringinya.

Saat awal pembelajaran daring saya masih sangat menikmati hal baru tersebut karena berfikir
proses belajar daring tidak akan berlangsung lama. Ternyata waktu berlalu terasa begitu cepat
dan tanpa di sadari sudah hampir empat semester atau sekitar satu tahun lamanya
pembelajaran kuliah dilakukan secara daring.

Disisi lain kenyataan yang saya tau tidak semua mahasiswa merasakan kenikmatan dari
kuliah daring yang berlangsung sangat lama ini. Ekspektasi kebanyakan mahasiswa lainnya
mengenai kuliah daring atau online dirumah saja yang dikira menyenangkan tidak sejalan
dengan realita yang terjadi. Sangat banyak kendala yang dihadapi saat berkuliah online
sehingga membuat mahasiswa mengeluhkan sistem pembelajaran daring yang dirasa kurang
efektif bagi mahasiswa dan menyatakan bahwa lebih senang jika kuliah secara tatap muka.
Mahasiswa mengeluhkan sistem kuliah daring yang dijalani. Keluhan mahasiswa terjadi
karena mahasiswa mulai merasa jenuh dan lelah. Mahasiswa diberi tugas online secara terus
menerus. Tugas yang selalu datang silih berganti, dimana tugas satu belum selesai ada lagi
tugas baru. Tugas berdatangan sambung menyambung seperti kereta api dan tentunya tugas-
tugas tersebut harus dikerjakan dan diselesaikan oleh mahasiswa yang waktu tenggatnya
tidak berbeda jauh dengan tugas-tugas sebelumnya.

Meskipun dosen mengatakan, pembelajaran online tidak seefektif belajar secara tatap muka
sehingga tujuan diberikannya tugas-tugas online tersebut agar mahasiswa bisa belajar mandiri
dan lebih mendalami materi yang telah diberikan sebelumnya. Ya, pernyataan tersebut tidak
salah namun hal tersebut lama kelamaan membuat mahasiswa merasa kelelahan dan mulai
merasakan kejenuhan karena tidak memiliki banyak waktu istirahat bahkan tak sedikit
mahasiswa yang menggunakan waktu istirahat nya untuk mengerjakan tugas yang diberikan
agar tidak menumpuk. Dan saya salah satu mahasiswa yang mendapatkan tugas-tugas yang
datang silih berganti tersebut. Mahasiswa yang harus tetap semangat mengerjakan tugas
meskipun badan dan pikiran sudah merasa lelah.

Selain masalah tugas-tugas yang datang silih berganti kendala jaringan yang jelek saat
berkuliah menjadi salah satu kendala yang sering saya hadapi dan teman mahasiswa lainnya
tentu merasakannya juga dalam pembelajaran daring ini. Daerah tempat tinggal saya bukan di
daerah perkotaan melainkan di daerah pedesaa, sinyal internetnya cukup baik bahkan bisa di
bilang sangat baik. Namun ada kalanya saat sedang mendengarkan penjelasan dosen di
aplikasi zoom tiba-tiba jaringan internet menjadi sangat lelet yang membuat suara saat dosen
menjelaskan menjadi tidak jelas.

Susah sinyal mungkin dialami juga oleh hampir semua mahasiswa karena pasti ada
mahasiswa yang tinggal di daerah yang masih sulit menjangkau sinyal internet sehingga
mengharuskan mahasiswa harus keluar rumah dan mencari jaringan agar bisa mengikuti
perkuliahan. Saat perkuliahan menggunakan aplikasi zoom yang butuh sinyal kuat, terkadang
saat dosen sedang menjelaskan materi tiba-tiba suara dosen menjadi tidak jelas didengar dan
terkadang juga dikarenakan jaringan yang kurang stabil membuat keluar masuk zoom. Jika
hal tersebut terjadi maka mengharuskan menghubungi teman kelas lainnya untuk
menanyakan tentang apa yang sedang dijelaskan agar tidak tertinggal materi perkuliahan.
Koneksi internet yang buruk menjadi tanggung jawab dan urusan pribadi masing-masing dan
dosen atau pihak kampus tidak mau tahu masalah itu. Dengan koneksi internet yang buruk
karena susah sinyal ilmu yang disampaikan oleh dosen tidak masuk secara optimal.

Selain itu dengan perkuliahan daring ini membutuhkan pengeluaran lebih banyak untuk
membeli kuota internet daripada kuliah tatap muka. Saat masih kuliah tatap muka
penggunaan kuota internet saya pribadi bisa habis paling cepat dalam waktu dua minggu dan
paling lama bisa sampai sebulan karena hanya digunakan untuk mencari bahan tugas
perkuliahan dan sesekali membuka instagram dan youtube. Namun dengan perkuliahan
daring ini kuota internet saya paling lama hanya sampai seminggu dengan besar pembelian
kuota sama dengan pembelian saat kuliah tatap muka. Sekarang dengan adanya bantuan dana
dari kampus untuk membeli kuota internet menjadi lebih meringankan dalam pembelian
kuota internet.

Kendala lain yang saya rasakan dan mungkin dirasakan juga oleh teman-teman mahasiswa
lainnya yaitu jadwal mata kuliah yang bisa saja sewaktu-waktu mengalami perubahan
sehingga mengharuskan untuk selalu online agar tidak tertinggal pemberitahuan di grup
whatsapp kelas. Terkadang jadwal jam kuliah tidak teratur, kadang maju, kadang mundur,
dan kadang juga bisa saja tiba-tiba dibatalkan oleh dosen karena berbagai alasan yang ada.
Tak jarang juga terkadang konfirmasi kehadiran saat dosen mengajar juga mendadak.

Selain itu, kegiatan pembelajaran yang mayoritas dilakukan secara virtual membuat
mahasiswa merasakan jenuh yang mengakibatkan semangat belajar menjadi menurun karena
selama pembelajaran berlangsung hanya menatap layar laptop mendengarkan dosen
menjelaskan materi, dimana biasanya jika berada dikampus dapat berinteraksi dengan teman-
teman di kelas atau teman-teman di kampus. Dahulu, ketika pembelajaran tatap muka dikelas
langsung dapat berdiskusi bersama dengan mahasiswa yang lain sehingga suasana belajar
mengajar dapat lebih hidup dan membuat mahasiswa bersemangat jika terjadi perbedaan
pendapat atau perdebatan dalam suatu pembahasan. namun sekarang jika pembelajaran
daring telah selesai hanya berdiam diri dirumah saja dan hanya bisa berinteraksi dengan
teman-teman melalui chat.

Selain kendala diatas ada kendala lain yang dirasakan oleh mahasiswa khususnya mahasiswi
perempuan. Karena selama pandemi covid-19 pembelajaran dilakukan secara daring dirumah
maka tidak mungkin sebagai seorang anak perempuan hanya duduk manis tanpa membantu
ibu melakukan pekerjaan rumah. Berusaha membagi waktu antara jam kuliah, membantu
pekerjaan rumah, dan mengerjakan tugas kuliah.

Perkuliahan daring menimbulkan banyak kerugian meskipun pasti ada keuntungan yang juga
dirasakan. Perkuliahan tatap muka memang memerlukan biaya hidup yang jauh lebih tinggi,
tetapi kuliah tatap muka memiliki peluang yang lebih besar dalam hal menggali potensi diri.
Dengan perkuliahan tatap muka bukan hanya ilmu yang didapatkan, tetapi akan memiliki
pengalaman, teman atau relasi, dan perspektif baru.

Bosan? Tentu juga dirasakan mahasiswa. Kuliah dari rumah, tak boleh kemana-mana jika
tidak penting karena diluar sana virus covid-19 sedang merajalela. Ingin bersosialisasi, tetapi
hanya bisa dilakukan secara virtual.

Anda mungkin juga menyukai