Anda di halaman 1dari 4

Vaksinasi

Pengobatan infeksi pneumokokus yang menggunakan penisilin dan obat-obat lain


dulunya lebih efektif. Tapi sebagian organisme bakteri penyakit ini telah kebal terhadap obat-
obat tersebut. Karena itu, pencegahan penyakit melalui vaksinasi menjadi penting. Vaksinasi
Pneumokokus Polisakarid (PPSV) melindungi dari 23 jenis bakteri pneumokokus, termasuk
bakteri yang kemungkinan menyebabkan penyakit serius. Sebagian besar orang dewasa yang
sehat yang mendapat vaksinasi memiliki perlindungan terhadap hampir semua atau semua
jenis bakteri pneumokokus dalam waktu 2-3 minggu setelah mendapat suntikan. Orang-orang
yang lanjut usia, anak-anak usia di bawah 2 tahun, dan mereka yang sudah lama menderita
penyakit mungkin tidak akan menunjukkan respons yang diharapkan atau tidak sama sekali.
2.9.1 Jenis vaksin Pneumokokus:
1. Vaksin Pneumokokus Polisakarida (Pneumococcal Polysaccharide Vaccine=PPV)

Vaksin PPV 23 valen mengandung 23 serotipe yang bertanggung jawab terhadap   85
– 95% kasus IPD (Invasive Pneumococcal Disease) pada anak dan dewasa di
Amerika. Vaksin PPV 23 yang tersedia di Indonesia adalah Pneumo-23®. Vaksin PPV
tidak dapat merangsang respon imunologik pada anak usia muda dan bayi sehingga
tidak mampu menghasilkan respon booster. Untuk meningkatkan imunogenesitas pada
bayi maka dikembangkan vaksin pneumokokus konjugasi.

2. Vaksin Pneumokokus Konjugasi (Pneumococcal Conjugate Vaccine=PCV)

Vaksin PCV pertama berisi 7-valen, yang bertanggung jawab hampir 90% penyakit
pneumokokal invasif pada anak usia muda di Amerika Serikat dan Kanada, dan 75%
di Eropa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PCV 7 sangat efektif untuk mencegah
serotipe IPD yang tercakup dalam vaksin (89%) dan untuk semua serotipe (63%-
74%). Saat ini di Indonesia telah beredar vaksin PCV 13 (Prevenar 13®) yang
menggantikan PCV 7, dan diberikan pada bayi 2 bulan – 5 tahun.

Vaksin PCV lain yang beredar di Indonesia yaitu PhiD-CV yaitu Synflorix® berisi 10


serotipe. Vaksin pneumococcal non-typeable Haemophylus influenza protein D
(PhiD-CV) conjugate ini ditujukan untuk imunisasi terhadap IPD dan otitis media
yang disebabkan oleh S. pneumonia dan non-typeable H. influenza.  Vaksin jenis ini
dapat diberikan pada bayi usia 2 bulan – 2 tahun. Penelitian menunjukkan bahwa
respon antibodi yang dihasilkan setelah vaksinasi memberikan hasil yang baik.
 

Rekomendasi Satgas Imunisasi IDAI dikeluarkan pada tanggal 15 Juni 2006:

Vaksin Pneumokokus Polisakarida (PPV 23) diberikan pada:

 Semua orang dewasa usia 65 tahun ke atas.


 Semua orang usia 2-64 tahun yang telah lama menderita:
1) Penyakit jantung
2) Penyakit paru-paru
3) Penyakit Sel sabit
4) Diabetes
5) Kecanduan alkohol
6) Sirosis
7) Kebocoran cairan otak dan tulang belakang atau implantasi koklea.
• Semua orang usia 2-64 tahun yang menderita penyakit yang mengurangi perlawanan
tubuh terhadap infeksi, misalnya:
1) Penyakit Hodgkin
2) Kanker kelenjar getah bening
3) Gagal ginjal
4) Myeloma multipel (kanker sel-sel plasma darah)
5) Sindrom nefrotik (penyakit yang menyebabkan kerusakan ginjal sehingga
ginjal mengeluarkan protein dalam jumlah besar dari darah ke dalam air
kencing)
6) Kerusakan limpa atau tidak ada limpa
7) Pencangkokan organ tubuh
• Semua orang usia 2-64 tahun yang sedang meminum obat atau menjalani perawatan
yang menurunkan perlawanan tubuh terhadap infeksi, misalnya:
1) steroid dalam jangka waktu lama
2) Obat kanker tertentu
3) Terapi radiasi
• Semua orang usia 19-64 tahun yang:
1) merokok
2) menderita asma
PPSV menjadi kurang efektif bagi sebagian orang, terutama yang kurang memiliki
perlawanan tubuh terhadap infeksi. Namun mereka masih dapat divaksinasi karena lebih
rentan mengalami komplikasi serius jika menderita penyakit pneumokokus.
Anak-anak yang sehat kecuali jika mereka sering menderita infeksi telinga, infeksi
sinus, atau penyakit saluran pernafasan bagian atas lainnya, tidak perlu mendapat PPSV
karena tidak efektif melawan semua penyakit ini.

Vaksin Pneumokokus Konjugat direkomendasikan untuk:

 Semua anak sehat usia di atas 2 bulan sampai 2 tahun untuk PCV 10/PhiD-CV, dan di
atas 2 bulan sampai 5 tahun untuk PCV 13
 Anak dengan risiko tinggi IPD (seperti disebutkan pembahasan di atas)
 Anak yang tinggal di rumah dengan hunian padat, lingkungan merokok, di panti
asuhan/tempat penitipan anak, dan yang sering terserang otitis media

2.9.2 Dosis dan cara pemberian

Vaksin Pneumokokus Polisakarida (Pneumococcal Polysaccharide Vaccine=PPV)


Biasanya hanya perlu satu dosis PPSV, namun dalam keadaan tertentu bisa diberikan dosis ke
dua.
• Sebaiknya memberikan dosis ke dua bagi mereka yang berusia 65 tahun ke atas yang
mendapatkan dosis pertama sebelum mencapai usia 65 tahun dan sudah lebih dari 5 tahun
jaraknya sejak mendapat dosis pertama.
• Dosis ke dua sebaiknya diberikan pada orang-orang usia 2-64 tahun yang:
1) Mengalami kerusakan limpa atau tidak memiliki limpa.
2) Menderita penyakit sel sabit.
3) Menderita infeksi HIV atau AIDS
4) Menderita kaknker, leukemia, kanker kelenjar getah bening, myeloma multipel
(kanker sel-sel plasma darah)
5) Menderita sindrom nefrotik (penyakit yang menyebabkan kerusakan ginjal sehingga
ginjal mengeluarkan protein dalam jumlah besar dari darah ke dalam air kencing)
6) Mendapat transplantasi organ tubuh atau sumsum tulang.
7) Sedang meminum obat yang melemahkan kekebalan tubuh (misalnya kemoterapi atau
steroid dalam jangka waktu lama) Bila dosis ke dua diberikan, jaraknya harus 5 tahun
setelah dosis pertama.

Vaksin Pneumokokus Konjugasi (Pneumococcal Conjugate Vaccine=PCV)

 Vaksin PCV diberikan pada bayi usia 2, 4, 6 bulan, dan diulang pada umur 12-15
bulan.
 Pemberian PCV minimal usia 6 minggu
 Interval antara 2 dosis adalah 4-8 minggu
Apabila anak datang setelah berumur ≥ 7 bulan maka diberikan jadwal dan dosis PCV 13
seperti tertera pada tabel:

Umur Datang Pertama Kali Dosis Vaksin Yang Diberikan


7-11 Bulan 3 Dosis*
12-23 Bulan 2 Dosis**
≥24 Bulan-5 Tahun 1 Dosis
Keterangan:
* 2 dosis interval 4 minggu, dosis ketiga diberikan setelah 12 bulan, paling sedikit 2 bulan
setelah dosis kedua; **2 dosis interval minimal 2 bulan

3.9.3 Efek Samping


Vaksin Pneumokokus aman diberikan, tidak menyebabkan efek samping yang serius. Reaksi
KIPI seringkali terjadi setelah dosis pertama

 Efek samping berupa kemerahan, bengkak, nyeri di tempat penyuntikan


 Efek sistemik yang sering terjadi berupa demam, gelisah, pusing, tidur tidak tenang,
nafsu makan menurun, muntah, diare, urtikaria. Demam ringan sering terjadi tetapi
demam tinggi diatas 39˚C jarang dijumpai dilaporkan setelah pemberian dosis ketiga
 Reaksi berat seperti reaksi anafilaksis sangat jarang ditemukan
 Pernah dilaporkan kejadian berupa sindroma nefrotik limfadenopati, dan
immunoglobilinemia
 Reaksi KIPI biasanya terjadi setelah dosis kedua, tetapi berlangsung tidak lama, akan
menghilang dalam 3 hari

Anda mungkin juga menyukai