Makalah PTK Kelompok 2
Makalah PTK Kelompok 2
Oleh Kelompok 2 :
REGULER E, 2019
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “TINJAUAN TEORI
PENELITIAN TINDAKAN KELAS”.
Penulis juga berterima kasih kepada Dra. Sorta Simanjuntak, M.Pd selaku dosen yang
memberikan bimateri, saran, dan kesempatan kepada penulis.
Kami juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena itu kami
minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga mengharapkan kritik dan saran
yang membangun guna kesempurnaan tugas ini. Kami berharap semoga dengan makalah ini dapat
memberikan pengetahuan bagi para pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah saya ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata kami ucapkan terima kasih semoga dapat
bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bukanlah hal yang baru, sudah berkembang sejak tahun
1970-an atau bahkan sebelumnya. Akan tetapi di dalam dunia pendidikan di Indonesia PTK baru
menarik perhatian banyak pengambil kebijakan dan pelaku pendidikan dalam dua dasa warsa
terakhir. Perhatian yang besar pada PTK didasari oleh keyakinan bahwa upaya perbaikan atau
peningkatan kualitas pembelajaran harus dilakukan oleh pelaku pembelajaran itu sendiri yang
dalam hal ini adalah guru.
Penelitian tindakan berurusan langsung dengan praktik di lapangan dalam situasi alami.
Penelitinya adalah pelaku praktik itu sendiri dan pengguna langsung hasil penelitiannya. Yang
paling menonjol adalah penelitian tindakan ditujukan untuk melakukan perubahan pada semua diri
pesertanya dan perubahan situasi tempat penelitian dilakukan guna mencapai perbaikan praktik
secara perlahan dan berkelanjutan. Dapat disimpulkan ciri utama dari penelitian tindakan adalah
adanya intervensi atau perlakuan tertentu untuk perbaikan kinerja dalam dunia nyata. Selanjutnya,
penelitian tindakan yang diteliti oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (selanjutnya
disebut PTK).
Kunandar yang dikutip oleh Rochiati (2008: 46) memberikan arti bahwa PTK termasuk
penelitian kualitatif meskipun data dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif, di mana uraiannya
bersifat deskriptif, peneliti sebagai instrumen utama pengumpulan data, dengan proses yang sama
pentingnya dengan hasil yang diperoleh. Sedangkan, Rochman (1977) berpendapat PTK adalah
kajian terhadap permasalahan yang bersifat situasional dan kontekstual, ditujukan untuk
menemukan tindakan yang tepat dalam pemecahan masalah yang sedang dihadapi, atau untuk
memperbaiki sesuatu. PTK dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di
dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi
dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisa
setiap pengaruh dari perlakukan tersebut.
Masnur (2009:12) menyebutkan beberapa karakteristik PTK, antara lain: (1) Masalah PTK
berawal dari guru, guru merasakan ada masalah di kelasnya ketika mengajar dan berusaha
mengatasi masalah tersebut dengan sebuah penelitian yang disebut dengan PTK; (2) Tujuan PTK
memperbaiki pembelajaran, guru berupaya memperbaiki proses pembelajaran agar lebih efektif.
1
Oleh karena itu, guru tidak boleh mengorbankan proses pembelajaran karena melakukan PTK; (3)
PTK bersifat kolaborasi, dilaksanakan dengan cara berkolaborasi dengan dosen maupun teman
sejawat; (4) PTK memunculkan adanya tindakan tertentu untuk memperbaiki kegiatan belajar
mengajar di kelas; (5) PTK menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik pendidikan.
Hardjodipuro mengatakan bahwa PTK adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan
melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri,
agar kritis terhadap praktik tersebut dan agar mau utuk mengubahnya. PTK mendorong guru untuk
berani bertindak dan berpikir kritis dalam mengembangkan teori dan rasional bagi mereka sendiri,
dan bertanggung jawab mengenai pelaksanaan tugasnya secara profesional.
1.3. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dari beberapa definisi seperti yang telah dikemukakan dimuka maka ciri utama dari
penelitian tindakan adalah adanya intervensi atau perlakuan tertentu untuk perbaikan kinerja dalam
dunia nyata. Elliot (1982) mengatakan, “The fundamental aim of action research is to improve
practice rather than toproduce knowledge (Wina 2011:25).
3. Situasional
Rancangan penelitian dengan tindakan kelas bersifat situasional yang artinya seorang
praktisi penelitian bukan hanya melakukan apa yang diperintahkan oleh kepala sekolah atau
menteri pendidikan, akan tapi peneliti juga harus mampu mencoba berbagai metode dalam
pembelajaran.
Sehingga dengan melakukan penelitian tindakan kelas, proses mencoba dan mencari
metode menjadi terarah dengan penelitian ilmiah.
4
5. Senantisa Diperlukan Validas
Riset dengan tindakan kelas sanat dibutakan jenis validitas kepada setiap pihak yang
terkait dengan topik penelitian. Misalnya saja ketika mengangkat objek penelitian tentang
pelajaran matematika maka diperlukan validitas terhadap subjek matematika, yaitu guru.
Bahkan dari lingkungan dasar inilah seorang tenaga pendidik dapat menggunakan
logika dan pemecahan masalah secara ilmiah.
7. Praktis
Riset dengan PTK pada dasarnya bersifat praktis tidak seperti pada penelitian
pengembanganyang mencipatakan produk untuk memecahkan permasalahan. Sehingga atas
dasar kepraktisan ini beberapa kampus di Indonesia lebih menyarakan mahasiswa jurusan
pendidikan melakukan berbagai contoh penelitian pengembangan, alasannya agar bisa
mendapatkan solusi atas permasalahan yang terjadi.
1. Tujuan PTK
Tujuan penelitian tindakan kelas atau classroom action research adalah untuk
meningkatkan dan memperbaiki praktik pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru. W.R.
Borg, seperti dikutip oleh Suyatno (1997: 8), menyebutkan bahwa tujuan utama penelitian
tindakan kelas adalah pengembangan keterampilan guru berdasarkan pada persoalan-persoalan
pembelajaran yang dihadapi oleh guru di kelasnya, dan bukan bertujuan untuk pencapaian
pengetahuan umum dalam bidang pendidikan.
Berkenaan dengan tujuan, PTK merupakan salah satu cara strategis bagi guru untuk
meningkatkan dan memperbaiki layanan pendidikan. McNiff (Suyatno, 1997) menyebutkan
bahwa dasar utama dilaksanakan penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan.
5
2. Manfaat PTK
6
2.5. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas
Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru (peneliti) dalam pelaksanaan
PTK, yaitu sebagai berikut (Aqib & Chotibuddin, 2018):
1. Tindakan dan pengamatan dalam proses penelitian yang dilakukan tidak boleh
mengganggu atau menghambat kegiatan utama, misalnya bagi guru tidak boleh sampai
mengorbankan kegiatan pembelajaran.
2. Masalah penelitian yang dikaji merupakan masalah yang cukup merisaukan dan berpijak
dari tanggung jawab professional guru di kelas.
3. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang lama, sehingga
berpeluang mengganggu proses pembelajaran.
4. Metodologi yang digunakan harus terencana secara cermat dan taat azas PTK.
5. Permasalahan atau topik yang dipilih harus benar-benar nyata, mendesak, menaik, mampu
ditangani, dan berada dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan.
6. Peneliti harus tetap memperhatikan etika dan tata krama penelitian serta rambu-rambu
pelaksanaan yang berlaku umum.
Untuk lebih jelas, berikut dikemukakan secara singkat mengenai keempat jenis PTK
tersebut.
1) PTK Diagnostik
Jenis Diagnostik maksudnya penelitian dilakukan untuk menuntun peneliti ke
arah suatu tindakan karena suatu masalah yang terjadi, misalnya adanya konflik antar
siswa di kelas, adanya pertengkaran di antara siswa dan sejenisnya.
2) PTK Partisipan
Suatu penelitian dikatakan sebagai PTK Partisipan ialah apabila orang yang
akan melaksanakan penelitian harus terlibat langsung dalam proses penelitian sejak
awal sampai dengan hasil penelitian berupa laporan. Dengan demikian, sejak
7
penencanan panelitian peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantau,
mencacat, dan mengumpulkan data, lalu menganalisa data serta berakhir dengan
melaporkan hasil panelitiannya. PTK partisipasi dapat juga dilakukan di sekolah
seperti halnya contoh pada butir a di atas. Hanya saja, di sini peneliti dituntut
keterlibatannya secara langsung dan terus-menerus sejak awal sampai berakhir
penelitian.
3) PTK Empiris
Yang dimaksud dengan PTK Empiris ialah apabila peneliti berupaya
melaksanakan sesuatu tindakan atau aksi dan membukakan apa yang dilakukan dan
apa yang terjadi selama aksi berlangsung. Pada prinsipnya proses penelitinya berkenan
dengan penyimpanan catatan dan pengumpulan pengalaman penelti dalam pekerjaan
sehari-hari.
4) PTK Eksperimental
Ada beberapa model PTK yang sampai saat ini sering digunakan di dalam
dunia pendidikan, di antaranya: (1) Model Kurt Lewin, (2) Model Kemmis dan Mc
Taggart, (3) Model John Elliot, dan (4) Model Dave Ebbutt.
1. Model Kurt Lewin
PTK pertama kali diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946. Konsep inti
PTK yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin ialah bahwa dalam satu siklus terdiri dari
empat langkah, yaitu:
a) Perencanaan ( planning),
b) Aksi atau tindakan (acting),
8
c) Observasi (observing), dan
d) Refleksi (reflecting) (Lewin, 1990).
Sementara itu, empat langkah dalam satu siklus yang dikemukakan oleh Kurt
Lewin tersebut oleh Ernest T. Stringer dielaborasi lagi menjadi :
a) Perencanaan (planning),
b) Pelaksanaan (implementing), dan
c) Penilaian (evaluating) (Ernest, 1996).
2. Model Kemmis dan Mc. Taggart
Model yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc. Taggart tidak
terlalu berbeda dengan model Kurt Lewin. Dikatakan demikian karena di dalam satu
siklus atau piutaran terdiri atas empat komponen seperti yang dilaksanakan Lewin.
Keempat komponen tersebut adalah:
a) Perencanaan ( planning),
b) tindakan ( acting )
c) Observasi ( observation ), dan
d) refleksi ( reflection ).
Sesudah satu siklus selesai diimplementasikan, khususnya sesudah ada refleksi,
diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus
tersendiri. Demikian seterusnya atau dengan beberapa kali siklus. Kemmis dan Taggart
telah melakukan penelitian tindakan kelas, mengenai proses inkuari pada pelajaran
sains. Ia memfokuskan pada strategi bertanya kepada siswa.
9
apa yang sedang terjadi. Pengamat juga mencatat dalam buku hariannya. Dalam kotak
refleksi, ternyata kontrol kelas yang terlalu ketat menyebabkan tanya jawab kurang
lancar dilaksanakan, sehingga tidak mencapai hasil yang baik dan perlu diperbaiki.
10
Kemmis. Selanjutnya dikatakan pula olehnya tentang pandangan Ebbutt yang
mengatakan bahwa bentuk spiral yang dilakukan oleh Kemmis dan Mc Taggart bukan
merupakan cara baik untuk menggambarkan proses aksi refleksi (actionreflection).
Strategi pembelajaran yang dihasilkan melalui PTK akan memiliki banyak kelebihan yang
menarik bagi banyak guru lain untuk ikut menggunakannya dalam kelas mereka apabila telah
terbukti mampu mencapai target criteria of success baik yang berupa prestasi akademik maupun
atmosfir akademik yang menunjang.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bukanlah hal yang baru, sudah berkembang sejak tahun
1970-an atau bahkan sebelumnya. Akan tetapi di dalam dunia pendidikan di Indonesia PTK baru
menarik perhatian banyak pengambil kebijakan dan pelaku pendidikan dalam dua dasa warsa
terakhir. Perhatian yang besar pada PTK didasari oleh keyakinan bahwa upaya perbaikan atau
peningkatan kualitas pembelajaran harus dilakukan oleh pelaku pembelajaran itu sendiri yang
dalam hal ini adalah guru. Dalam konteks pekerjaan guru, maka penelitian tindakan yang
dilakukannya disebut Penelitian Tindakan Kelas, dengan demikian Penelitian Tindakan Kelas
adalah suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan
tindakan, yang secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas, yang bertujuan memecahkan
masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas tersebut. Tindakan yang secara sengaja
dimunculkan tersebut diberikan oleh guru atau berdasarkan arahan guru yang kemudian dilakukan
oleh siswa. Dalam hal ini arti Kelas tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam
pengertian yang lebih spesifik, yaitu kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama,
menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama juga.
3.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka, banyak harapan penulis agar tenaga pendidik atau
guru lebih memberikan perhatian besar pada penelitian tindakan kelas agar lebih memahami dan
bisa memecahkan masalah yang ada didalam kelas pada saat pembelajaran.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan meskipun penulis sudah
berusaha semaksimal mungkin. Hal ini disebabkan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan
yang penulis miliki. Oleh karena itu, tidak ada kata-kata yang lebih indah melainkan saran dan
kritik yang membangun dari seluruh pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya sebagai
penutup penulis mohon maaf segala kekurangan dan kesalahan, serta penulis berdo’a semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Z., & Chotibuddin, M. (2018). TEORI DAN APLIKASI PENELITIAN TINDAKAN KELAS.
Yogyakarta: Deepublish.
Aqib, Zainal. 2009, Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya.
Arikunto Suharsimi,dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Angkasa
Jufri, A. W. (2010). Penelitian Tindakan Kelas: Antara Teori dan Praktek. Jurnal Pijar MIPA,
49-52.
Mahmud, H dan Tefi Priatna. (2008). Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Praktik. Bandung:
Tsabita
Sanjaya, Wina, 2011, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
MU`ALIMIN. 2014. Penelitian tindakan kelas teori dan praktik. Ganding
13