PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut WHO penyakit gout mengalami kenaikan jumlah penderita hingga dua kali lipat
antara tahun 1990-2012.Pada orang dewasa di Amerika Serikat penyakit gout mengalami
peningkatan dan mempengaruhi 8.3 juta (4%) orang Amerika.Sedangkan prevalensi
hiperurisemia juga meningkat dan mempengaruhi 43.300.000 (21%) orang dewasa di
Amerika Serikat.Di Indonesia sendiri penyakit gout pertama kali diteliti oleh seorang dokter
Belanda yang bernama dr. van den Horst, pada tahun 1935. Ia menemukan bahwa terdapat 15
kasus gout berat pada masyarakat kurang mampu di pulau Jawa. Hasil penelitian oleh
Darmawan (1988) di Bandungan Jawa Tengah menunjukkan bahwa diantara 4683 orang
yang diteliti, 0.8% menderita asam urat tinggi berusia antara 15-45 tahun. 1.7% pada pria dan
0.05% pada wanita, bahkan di antara mereka sudah sampai pada tahap gout.
Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan bahwa penyakit sendi di
Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan (nakes) sebesar 11.9% dan berdasarkan
diagnosis dan gejala sebesar 24.7%, sedangkan berdasarkan daerah diagnosis nakes tertinggi
di Provinsi Bali sebesar 19.3% dan berdasarkan diagnosis dan gejala tertinggi yaitu di Nusa
Tenggara Timur sebesar 31.1%. Prevalensi penyakit sendi di Jawa Tengah tahun 2013
berdasarkan diagnosis nakes sebesar 11.2% ataupun berdasarkan diagnosis dan gejala sebesar
25.5%.
A. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.S dan Ny.S dengan riwayat asam urat
di Wilayah jambiTahun 2021
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu mengelola Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.t dan Ny.s dengan
riwayat asam urat di Wilayah jambi tahun 2021
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengetahui Konsep Dasar Teori tentang Keperawatan Keluarga.
b. Mampu mengetahui Konsep Dasar Teori tentang asam urat.
c. Mampu melakukan Asuhan Keperawatan Keluarga Ny. S dengan asam
urat di Wilayah jabir Tahun 2021.
d. Mampu mengaplikasikan jurnal terkait Asuhan Keperawatan Keluarga Ny.
S dengan Asam urat Di Wilayah jambi Tahun 2021.
e. Mampu melakukan telaah jurnal terkait Asuhan Keperawatan Keluarga
Ny. S Dengan Asam urat Di Wilayah JambiTahun 2021.
C. Manfaat Penulis
a. Bagi Penulis
Hasil karya tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis tentang
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Kasus asam urat dan lebih dikembangkan
oleh penulis lain dengan diagnosa keperawatan lainnya.
b. Bagi Instasi Pendidikan
Hasil karya ilmiah dapat dijadikan sebagai bahan untuk pelaksanaan pendidikan
serta masukan dan perbandingan untuk penulis selanjutnya dengan Asuhan
Keperawatan Keluarga dengan Asam urat.
c. Bagi Pelayan Kesehatan
Hasil karya ilmiah ners ini dapat memberikan manfaat terhadap pelayanan
keperawatan dengan memberikan gambaran dan mengaplikasikan acuan dalam
melakukan asuhan keperawatan keluarga dengan kasus Asam urat dengan
komperhensif (bio, psiko, sosial, spiritual).
d. Bagi Masyarakat
Hasil karya ilmiah dapat berguna untuk penerapan serta masukan untuk merawat
keluarga dengan kasus Asam urat.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP KELUARGA
1. Defenisi
Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama melalui
ikatan perkawinan dan kedekatan emosi yang masing-masing mengidentifikasi diri
sebagai bagian dari keluarga (Ekasari, 2000).
Menurut Duval, 1997 (dalam Supartini, 2004) mengemukakan bahwa keluarga
adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, dan
kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial setiap anggota.
Bailon, 1978 (dalam Achjar, 2010) berpendapat bahwa keluarga sebagai dua
atau lebih individu yang berhubungan karena hubungan darah, ikatan perkawinan
atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dalam
peranannya dan menciptakan serta mempertahankan budaya.
Keluarga adalah sekumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu sama lain (Harmoko, 2012).
Menurut Departemen Kesehatan RI, 1998 keluarga adalah unit terkecil dari
suatu masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
Dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih
yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, hubungan darah, hidup dalam
satu rumah tangga, memiliki kedekatan emosional, dan berinteraksi satu sama lain
yang saling ketergantungan untuk menciptakan atau mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap anggota
dalam rangka mencapai tujuan bersama.
2. Tipe Keluarga
a. Menurut Maclin, 1988 (dalam Achjar, 2010) pembagian tipe keluarga, yaitu :
1) Keluarga Tradisional
a) Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak
yang hidup dalam rumah tangga yang sama.
b) Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga yang hanya dengan satu
orang yang mengepalai akibat dari perceraian, pisah, atau ditinggalkan.
c) Pasangan inti hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak atau tidak
ada anak yang tinggal bersama mereka.
d) Bujang dewasa yang tinggal sendiri.
e) Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari nafkah, istri
tinggal di rumah dengan anak sudah kawin atau bekerja.
f) Jaringan keluarga besar, terdiri dari dua keluarga inti atau lebih atau
anggota yang tidak menikah hidup berdekatan dalam daerah geografis.
2) Keluarga Non Tradisional
a) Keluarga dengan orang tua yang mempunyai anak tetapi tidak menikah
(biasanya terdiri dari ibu dan anaknya).
b) Pasangan suami istri yang tidak menikah dan telah mempunyai anak.
c) Keluarga gay/lesbian adalah pasangan yang berjenis kelamin sama hidup
bersama sebagai pasangan yang menikah.
d) Keluarga kemuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih satu
pasangan monogami dengan anak-anak, secara bersama menggunakan
fasilitas, sumber dan mempunyai pengalaman yang sama.
b. Menurut Jhonson L dan Lenny R (2010)
1) Keluarga Tradisional
a) Keluarga Inti (nuclear family), yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri
dan anak kandung atau anak angkat.
b) Dyad family, yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri tanpa anak
yang hidup dalam satu rumah
c) Keluarga usila, yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang
berusia lanjut dengan anak yang sudah memisahkan diri
d) The Childless family , yaitu keluarga tanpa anak karena terlambt menikah
dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan
karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita
e) Keluarga besar (extended family), yaitu keluarga inti ditambah dengan
keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek,
paman, dan bibi.
f) Single parent, yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan
anak kandung atau anak angkat, yang disebabkan karena perceraian atau
kematian.
g) Commuter Family, yaitu kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda,
tetapi salah satu kota tersebut menjadi tempat tinggal dan orang tua yang
bekerja di luar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada akhir
pecan
h) Multygenerational family, keluarga dengan beberapa generasi atau
kelompok umur yang tinggal dalam satu rumah
i) Kin-network family, yaitu beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu
rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang barang
dengan pelayanan yang sama
j) Blended family, yaitu keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang
menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
k) Single adult, yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dari seorang dewasa
saja yang hidup sendiri karena perceraian
2) Keluarga Non Tradisional
a) Commune family, yaitu lebih dari satu keluarga tanpa pertalian darah
hidup serumah.
b) The unmarried teenage, Orang tua (ayah/ ibu) yang tidak ada ikatan
perkawinan dan anak hidup bersama dalam satu rumah.
c) Gay and lesbian familys, yaitu dua individu yang sejenis kelamin hidup
bersama dalam satu rumah tangga.
d) The stepparent family, yaitu keluarga dengan orang tua tiri
e) The nonmarital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup
bersama berganti ganti pasangan tanpa pernikahan
f) Cohabiting couple, orang dewasa diluar ikatan perkawinan yang tinggal
bersama
g) Group marriage family, beberapa orang dewasa yang menggunakan alat
rumah tangga bersama yang merasa telah saling menikah satu dengan
yang lainnya, berbagi sesuatu termasuk sexual
h) Group network family, keluarga inti yang dibatasi oleh aturan
c. Menurut Allender dan Spradley (2001)
1) Keluarga Tradisional
a) Keluarga inti (nuclear family), yaitu keluarg yang terdiri dari suami istri
dan anak kandung atau anak angkat
b) Keluarga besar (extended family), yaitu keluarga inti ditambah dengan
keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek,
paman, dan bibi.
c) Keluarga dyad, yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa
anak.
d) Single parent, yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan
anak kandung atau anak angkat, yang disebabkan karena perceraian atau
kematian.
e) Single adult, yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dari seorang dewasa
saja.
f) Keluarga usia lanjut, yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang
berusia lanjut.
2) Keluarga Non Tradisional
a) Commune family, yaitu lebih dari satu keluarga tanpa pertalian darah
hidup serumah.
b) Orang tua (ayah/ ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup
bersama dalam satu rumah.
c) Homoseksual, yaitu dua individu yang sejenis kelamin hidup bersama
dalam satu rumah tangga.
3. Struktur Keluarga
Struktur keluarga dapat menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan
fungsi keluarga dimasyarakat sekitarnya yang diadopsi Friedman, mengatakan ada
empat elemen struktur keluarga, yaitu:.
a. Struktur peran keluarga, menggambarkan peran masing- masing anggota keluarga
dalam keluarga sendiri dan perannya ditingkat masyarakat atau peran formal dan
informal
b. Nilai atau norma keluarga, menggambarkan nilai dan norma keluarga yang
dipelajari dan diyakini oleh keluarga, khususnya yang berhubungan dengan
kesehatan.
c. Pola komunikasi keluarga, menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi
ayah dan ibu (orangtua), orang tua dengan anak-anak, anak dengan anggota
keluarga lain (pada keluarga besar) dengan keluarga inti.
d. Struktur kekuatan keluarga, merupakan kemampuan diri individu untuk
mengembalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kearah
yang positif.
Dalam Setiadi (2008), struktur keluarga terdiri dari bermacam – macam, diantarannya
adalah :
a. Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi di mana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga sedarah
istri.
d. Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga sedarah
suami.
e. Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembina
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami atau istri.
Menurut Friedman (1998), struktur keluarga terdiri atas :
a. Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan secara jujur,
terbuka, melibatkan emosi, dan ada hierarki kekuatan. Komunikasi dalam keluarga
ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa
faktor yang ada dalam komponen komunikasi seperti : sender, chanel-media,
message, environtment, dan reciever. Komunikasi dalam keluarga yang berfungsi
adalah:
1) Karakteristik pengirim yang berfungsi, yaitu yakin ketika menyampaikan
pendapat, jelas dan berkualitas, meminta feedback, mene-rima feedback
c. Struktur Peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial
yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu
dalam masyarakat, misalnya status sebagai istri/suami atau anak.
d. Struktur Norma dan Nilai
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan dan mengikat anggota keluarga dalam
budaya tertentu. Norma adalah pola perilaku yang diterima pada lingkungan sosial
tertentu, lingkungan keluarga, dan lingkungan sekitar masyarakat keluarga.
4. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga atau sesuatu
tentang apa yang dilakukan oleh keluarganya. Fungsi keluarga menurut Friedman
(1998) adalah antara lain :
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan
pemeliharaan kepribadian anggota keluarga.
b. Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi bercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak,
membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan batasan perilaku
yang boleh dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai-nilai budaya anak.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga dalam
melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga serta menjamin
pemenuhan kebutuhan perkembangan fisik, mental, dan spiritual, dengan cara
memelihara dan merawat anggota keluarga serta mengenali kondisi sakit tiap
anggota keluarga.
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan,
dan papan, dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber daya keluarga.
e. Fungsi Biologis
Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskn keturunan tetapi untuk
memelihara dan membesarkan anak untuk kelanjutan generasi selanjutnya.
f. Fungsi Psikologis
Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih sayang dan rasa
aman/memberikan perhatian diantara anggota keluarga, membina pendewasaan
kepribadian anggota keluarga dan memberikan identitas keluarga.
g. Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan penge-tahuan,
keterampilan membentuk perilaku anak, mempersiapkan anak untuk kehidupan
dewasa mendidik anak sesuai dengan tingkatan perkembangannya.
Menurut (Suprajitno, 2004) ada beberapa fungsi keluarga antara lain :
a. Fungsi biologis, kebutuhan meliputi:
1) Sandang, Pangan dan papan
2) Hubungan seksual suami istri
3) Reproduksi atau pengembangan keturunan
b. Fungsi ekonomi: Keluarga (dalam hal ini ayah) mempunyai kewajiban
menafkahi keluarganya (istri dan anaknya).
c. Fungsi pendidikan: keluarga berfungsi sebagai (transmiter budaya atau mediator
sosial budaya bagi anak).
d. Fungsi sosialisasi: Keluarga merupakan penyamaan bagi masyarakat masa depan
dan lingkungan keluarga merupakan faktor penentu yang sangat mempengaruhi
kualitas generasi yang akan datang.
e. Fungsi perlindungan: Keluarga sebagai pelindung bagi para anggota keluarga dari
gangguan,
f. Fungsi rekreasi: Keluarga diciptakan sebagai lingkungan yang memberi
kenyamanan, keceriaan, kehangatan dan penuh semangat bagi anggotanya
g. Fungsi agama (religius): keluarga berfungsi sebagai penanam nilai-nilai agama
kepada anak agar mereka memiliki pedoman hidup yang benar.
5. Tugas Keluarga
Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan ke-
tidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan. Asuhan keperawatan
keluarga mencantumkan lima tugas keluarga sebagai paparan etiologi/penyebab
masalah. Lima tugas keluarga yang dimaksud, yaitu :
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, termasuk bagaimana persepsi
keluarga terhadap tingkat keparahan penyakit, pengertian, tanda dan gejala, faktor
penyebab dan persepsi keluarga terhadap masalah yang dialami keluarga.
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauh mana keluarga
mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, bagaimana masalah dirasakan
keluarga, bagaimana keluarga menanggapi masalah yang dihadapi, adakah rasa
takut terhadap akibat atau adakah sifat negatif dari keluarga terhadap masalah
kesehatan, bagaimana sistem pengambilan keputusan yag dilakukan keluarga
terhadap anggota keluarga yang sakit.
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, seperti
bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat, dan perkembangan
perawatan yang diperlukan, sumber-sumber yang ada dalam keluarga serta sikap
keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit.
d. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan seperti pentingnya hygiene
sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit yang dilakukan keluarga.
Upaya pemeliharaan lingkungan yang dilakukan keluarga, kekompakan anggota
keluarga dalam menata lingkungan dalam dan lingkungan luar rumah yang
berdampak terhadap kesehatan keluarga.
e. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, seperti
kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas pelayanan
kesehatan, keberadaan fasilitas kesehatan yang ada, keuntungan keluarga terhadap
penggunaan fasilitas kesehatan, apakah pelayanan kesehatan terjangkau oleh
keluarga, adakah pengalaman yang kurang baik yang dipersepsikan keluarga.
6. Peran Keluarga
Peran keluarga menggambarkan seperangkat interpersonal, sifat kegiatan yang
berhubungan dengan individu dengan posisi dan situasi tertentu. Peranan
individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku keluarga, kelompok
dan masyarakat.. Berbagai peran yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai
berikut :
a. Ayah berperan sebagai pencari nafkah, pendidik dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala keluarga dan sebagai anggota dan kelompok sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan
pendidik anak-anaknya, pelindung sebagai salah satu kelompok dalam peranan
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dan lingkungannya, disamping itu juga.
ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangannya
baik fisik, mental, sosial, spiritual.
1. Pengkajian
a. Wawancara keluarga
c. Pemeriksaan fisik dari anggota keluarga (dari ujung rambut ke ujung kaki)
d. Data sekunder, seperti contoh : hasil laboratorium, hasil X-Ray, pap semar dan
lain-lain)
Pengkajian asuhan keperawatan keluarga menurut teori/model Family Centre
a. Data Umum
2) Alamat
3) Telepon
7) Genogram
8) Tipe Keluarga
9) Suku Bangsa
10) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala
keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status social ekonomi
serta barang – barang yang dimiliki oleh keluarga, dan siapa yang mengatur
keuangan.
12) Aktivitas Rekreasi Keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama –
keluarga tersebut
terpenuhi
c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifiksai dengan melihat luas rumah, tipe
perabotan rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic tank dengan sumber
berpindah tempat
masyarakat
anggota keluarga yang sehat, fasilitas – fasilitas yang dimiliki keluarga untuk
atau dukungan dari anggota keluarga, dan fasilitas sosial atau dukungan dari
masyarakat setempat.
d. Struktur Keluarga
3) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing – masing anggota keluarga baik secara formal
maupun informal
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga, yang
e. Fungsi Keluarga
1) Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji adalah gambaran diri anggota keluarga, perasaan
2) Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji adalah bagaimana interaksi atau hubungan dalam
keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya, dan
perilaku.
4) Fungsi reproduksi
anggota keluarga
5) Fungsi ekonomi
pangan
2) Mengambil keputusan
4) Memelihara lingkungan
3) Aspek pemeriksaan fisik mulai dari vital sign, rambut, kepala, mata, mulut,
THT, leher, thoraks, abdomen, ekstremitas atas dan bawah, sistem genetalia.
i. Harapan keluarga
2. Diagnosa Keperawatan
a. Analisa Data
perawat dari keluarga secara langsung atau tidak langsung atau tidak yang
yaitu :
1) Diagnosa Sehat/Wellness/Potensial
2) Diagnosa Ancaman/Risiko
risiko ini terdiri dari komponen problem (P) dan etiologi (E).
3) Diagnosa Nyata/Aktual/Gangguan
Skoring :
1) Tentukan skore untuk setiap kriteria
Skore
X Bobot
Angka tertinggi
3. Intervensi
Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk
Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai skor tinggi dan
4) Menonjolnya masalah
Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosa keperawatan telah dari satu
proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan
b. Merumuskan Rencana
Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan
mengatasi etiologi yang berorientasi pada lima tugas keluarga. Adapun bentuk
tindakan yang akan dilakukan dalam intervensi nantinya adalah sebagai berikut :
1) Menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman keluarga mengenai masalah.
faktor penyebab, tanda dan gejala, cara menangani, cara perawatan, cara
5) Memberikan pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa yang telah
4. Implementasi
keluarga, yaitu :
1) Memberikan informasi
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara:
1) Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan.
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit, dengan
cara :
dengan cara :
5. Evaluasi
Pada umumnya, tahap evaluasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu: evaluasi
kuantitatif dimana evaluasi ini menekankan pada jumlah pelayanan atau kegiatan yang
telah diberikan. Sedangkan evaluasi kualitatif adalah evaluasi yang difokuskan pada
tiga dimensi yang saling berkaitan yaitu: evaluasi struktur yaitu berhubungan dengan
tenaga atau bahan yang diperlukan dalam suatu kegiatan, evaluasi proses adalah
evaluasi yang dilakukan selama kegiatan berlangsung dan evaluasi basil merupakan
a. Observasi langsung metode ini merupakan metode yang paling valid untuk
menentukan adanya perubahan yaitu bila interpretasi yang subyektif dan pengamat
dapat dikurangi dan menggunakan instrument yang tepat dan tujuan yang telah
c. Wawancara untuk menentukan perubahan sikap dan tingkah laku yang rumit,
wawancara dapat disusun dan diberikan kepada keluarga yang berperan penting.
menganalisa masalah.
diberikan pada keluarga adalah dengan pedoman SOAP sebagai tuntunan perawat
Subyektif: Pernyataan atau uraian keluarga, klien atau sumber lain tentang
perubahan yang dirasakan baik kemajuan atau kemunduran setelah diberikan tindakan
keperawatan.
Obyektif: Data yang bisa diamati dan diukur memalui teknik observasi,
palpasi, perkusi dan auskultasi, sehingga dapat dilihat kemajuan atau kemunduran
ditanggulangi.
Planning: Rencana yang ada dalam catatan perkembangan merupakan rencana
tindakan hasil evaluasi tentang dilanjutkan atau tidak rencana tersebut sehingga
1. Pengkajian Keluarga
a. Data umum
2. Alamat : jambi
3. Pekerjaan : wirausaha
4. Pendidikan : SLTA
5. Komposisi keluarga
Status Imunisasi
No Nama J Hubungan Um Pddk Polio DPT Hepatitis Campak
k dengan Kk ur BC
Tn. Tn.
S Ny.R
SA
An.d
An. An.R
d
Asam urat
Asam lambung
Ket : HIPERTENSI
: Menikah
: Meninggal
: Klien
: Perempuan
: Laki-Laki
: Tinggal Serumah
Kesimpulan: Pada genogram diatas terdapat orang tua dari Tn.T ibu masih hidup dan ayah
meninggal, Tn.S bersaudara 7 orang. Saudara pertama laki laki, saudara ke 2 perempuan dan
saudara ke 3 Tn.S sendiri. Dan dari Ny.s ayah sudah meninggal dan ibu masih hidup, Ny. S
3 Ny.S sendri, dan saudara ke 4laki laki. Tn.T dan Ny.S mempunyai 3 orang anak dan tinggal
6. Tipe Keluarga
keluarga besar (Extended family) yang terdiri dari suami istri, anak-anak,
menantu, cucu, dan saudara ke 3 Ny.R. Tn.S dan Ny.R memiliki 3 anak
dimana 2 laki laki dan 1 perempuan, anak pertama telah berumah tangga dan
kuliah.
7. Suku Bangsa
Semua keluarga memiliki suku bangsa Indonesia yang berasal dari jambi
8. Agama
Tn.S beragama Islam serta anak beragama yang sama, setiap jum’at dan bulan
puasa Tn.S ke masjid terutama pada hari jum’at untuk melaksanakn shoolat
dimesjid maupun ditv. Ny.R terkadang juga ada menjalankan sholat di masjid.
seperti lauk-pauk untuk makan. Karena uang kuliah An.R yang harus
pandemi virus Corona skarang, Ny.S memutuskan untuk tidak terlalu keluar
rumah karena beresiko terhadap kesehatan .Tn.S juga memutuskan untuk tetap
berada dirumah dan hanya pergi keladang untuk mengurus, Tn.t jarang pergi
lingkungan
N:87x/I, RR: 20x/I, S: 36,8ºC. Ny.S mengatakan sering sakit kepala, sakit pada leher
bagian belakang, Ny.S sering mengkonsumsi obat-obata herbal atau obat-obatan alami
setiap sakit kepala, Ny.S mengatakan menyukai semua makanan, Ny.S tidak ada
riwayat alergi makanan. Ny.S sudah lama mengkonsumsi obat-obatan herbal jika
Tekanan darahnya terlalu tinggi. TD : 150/100 mmHg, N: 85x/I, RR: 21x/I, S: 36,5ºC.
Anak-anak Tn.Sa dan Ny.S tidak mempunyai riwayat penyakit. Saudara Ny.R
mengatakan memiliki riwayat asam lambung, asam lambung Tn.Sa kambuh jika
Tn.Sa tidak makan tepat waktu. TD : 130/80, N: 80x/I, RR, 18x/i, S: 36,0ºC. An.A
Tn.T mengatakan Ibunya tidak memiliki riwayat penyakit asma, hipertensi, dan
maag. Tetapi memiliki penyakit rematik dan asam urat yang diderita sudah lama.
5. Pengkajian Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Status rumah keluarga Tn.S adalah milik pribadi dengan bangunan per manent
tamu, 1 ruang makan, 2 ruang dapur, 2 kamar mandi diluar dan 2 kamar mandi
dimasing2 kamar jenis jamban leher angsa. Jumlah jendela ± 14 buah, memiliki
Keluarga memakai air PDAM . kualitas air bersih, tidak berbau dan tawar.
Sumber air minum yang digunakan adalah dari sumber mata air kiambang,
keluarga mengatakan sudah mempunyai ruangan isolasi mandiri, jika ada salah
Teras
K.M K.M
Dapur R.Kel K.T 2 K.T 3
kotor
K.M R.makan
R.Tamu
Dapur
bersih
R.Tamu
K.T 5
R.KelK.M
K.T 4
Teras Kolam
ikan hias
Lantai 2
K. Isman
Lingkungan tetangga Tn.S mayoritas bekerja sebagai petani dan PNS, dan
sangat baik. Tn.S adalah orang yang sudah lama tinggal di daerh tersebut.
Hubungan antar tetangga saling membantu bila ada tetangga yang mengadakan
Keluarga Tn.S merupakan penduduk asli daerah ini. Saat ini Tn.S tinggal
bersama Ny.R dan anak-anaknya. Selama libur Tn.S berada dirumah bersama
istri dan anak-anaknya, Tn.S selalu mengunjungi ibunya karena jarak rumah
Tn.T dan Ny.S memiliki 3 orang anak, 2 orang telah menikah dan 1 anak
masyarakat karena bekeja diladang. Ny.s yang bekerja sebagai wiraswasta dan
daerah tempat tinggal yang aman. An.A dan An.U sering berpergian
lingkungan
Keluarga Tn.S terdiri atas 5 anggota keluarga dekat dan jauh saling membantu
serta tetangga yang peduli dengannya. Keluarga juga memiliki ASKES yyang
membantu perekonomian keluarga, An.D dan An.A sudah bekerja dan juga
keluarga yang sakit, ank dan keluarga lainnya membantu untuk memeriksa
kesehatan
6. Struktur keluarga
terbuka dan lembut. Saat mengambil keputusan mengenai suatu masalah kadang
Tn.T meminta pendapat dari anggota keluarga lain dan kadang mengambil
sama. Tn.T dan Ny.S mengatakan saling menguatkan dalam hal dan keadaan
apapun. Jika anggota keluarga yang sakit, akan langsung dibawa kefaskes.
Tn. T berperan sebagai kepala keluarga yang mencari nafkah sera mendidik dan
membimbing anggota keluarga. Ny.S berperan sebagai istri dan ibu bagi anak-
anaknya. Sebagai Ibu rumah tangga Ny.S mengurus beberapa pekerjaan rumah
dibantu oleh anak pertama. Kemudian An.A dan An.D juga menjalankan tugas
keluarga diambil oleh ayah sebagai kepala keluarga tapi didiskusikan terlebih
dahulu jika masalah yang akan diputuskan tersebut serius dan memerlukan saran
dan masukan dari anggota keluarga lain. Sedangkan anggota keluarga menerima
keputusan dari kepala keluarga dan kadang menyampaikan jika tidak setuju
pentingnya mentaati nilai dan norma khususnya dalam keluarga dan masyarakat.
Nilai dan norma sudah ditanamkan sejak anaknya kecil, agar anaknya tidak lupa
akan nilai dan norma daerah tempat tinggal seperti mentaati aturan dan budaya
daerah setempat seperti gotong royong, saling membatu dan berbaur dengan
sayuran sehingga Ny.R juga kadang hanya memasak makanan yang disukai
7. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
memiliki perasaan saling memiliki satu sama lain, saling mendukung satu
menyimpang dari nilai dan norma. Tn.S dan Ny. I mengatakan selalu
lingkungan.
b. Fungsi Sosialisasi
Tn.S mengatakan bahwa ia adalah seorang ayah yang suka berbincang dengan
masalah dalam sosialisasi, baik antar warga terutama tetangga. Setiap harinya
keluarga selalu berkumpul di rumah, hubungan dalam keluarga baik dan selalu
mentaati norma yang baik. Ny.R mengatakan anggota keluarga jarang makan
kadang dialaminya.
resiko
terkadang hanya dibawa tidur saja dan berfikir keluhan yang dirasakan
akan hilang jika dibawa tidur. Tn.T mengatakan ia terkadang juga sakit
kepala Karena stressor dan fikiran. Jika ada anggota keluarga yang sakit
hangat , minum air panas dan memberikan obat pada anggota keluarga
yang sakit.
kesehatan
3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Tn.T mengatakan jika ada keluarga yang sakit, hal pertama yang
memberikan obat herbal seperti perasan daun sungkai , dan obat herbal
lainnya. Namun jika dalam 2 hari keluhan tidak berkurang akan langsung
Ny.S mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit dibawa ke Klinik
Dokter
d. Fungsi resproduksi
Ny.S memiliki 3 orang anak , anak pertama dan kedua sudah menikah dan 1
anak belum menikah dan tinggal bersama-sama dirumah dengan Tn.T dan
Laki laki anak kedua berjenis laki-laki dan anak ketiga berjenis kelamin
perempuan. Ketiga anak Tn.T dan Ny.S sudah memasuki remaja dan dewasa.
e. Fungsi Ekonomi
Tn.T dan Ny.S merupakan keluarga sederhana dengan menghasilkan cukup
untuk kuliah dan biaya hidup sehari-hari. Tn.T sebagai kepala keluarga
terkadang dibantu oleh anak pertama dan anak kedua dalam membantu
adalah masalah krisis ekonomi yang timbul akibat wabah virus corona
tindakan.
1 Tanda Vital TD:120/80mmHg TD:125/90 mmHg TD:120/90 mmHg TD:120/90 mmHg TD:110/90 mmHg
N:87x/i,RR: 20x/i N:85x/I,RR:19x/i N: 80x/I,RR:18x/i N: 80x/I,RR:18x/i N: 80x/I,RR:18x/i
S: 36,5ºC S: 36ºC S: 36,3ºC S: 36,3ºC S: 36,3ºC
4 Mata Konjungtiva merah Konjungtiva merah konjungtiva merah muda, konjungtiva merah muda, konjungtiva merah muda,
muda, sclera putih, muda, sclera putih, pupil sklera putih, pupil isokor, sklera putih, pupil isokor, sklera putih, pupil isokor,
pupil isokor, Tn.S isokor, Tn.S mata bersih tidak ada kotoran. mata bersih tidak ada mata bersih tidak ada
menggunakan menggunakan kacamata kotoran. kotoran.
kacamata saat saat membaca, mata
membaca, mata besih tidak ada kotoran
besih tidak ada
kotoran
5 Hidung Simetris,nyeri(-), Simetris,nyeri(-), luka(-), Simetris,nyeri(-), luka(-), Simetris,nyeri(-), luka(-), Simetris,nyeri(-), luka(-),
luka(-),benjolan(-) benjolan(-) benjolan(-) benjolan (-) benjolan (-)
6 Mulut Keadaan mulut Keadaan mulut bersih, Keadaan mulut bersih, karies Keadaan mulut bersih, Keadaan mulut bersih,
bersih, karies gigi (-) karies gigi (-) dan ada gigi (-) dan ada gigi yang karies gigi (-) dan ada gigi karies gigi (-) dan ada gigi
danTn.S gigi yang tanggal tidak tanggal tidak ada yang tanggal tidak ada yang tanggal tidak ada
menggunakan gigi ada
palsu
7 Telinga Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi:
Pendengaran masih Pendengaran masih baik, Pendengaran masih baik, Pendengaran masih baik, Pendengaran masih baik,
baik, luka(-), kotoran luka(-), kotoran yang luka(-), kotoran yang luka(-), kotoran yang luka(-), kotoran yang
yang keluar(-), keluar(-), keluar(-), keluar(-), keluar(-),
Palpasi: Palpasi: Palpasi: Palpasi: Palpasi:
Nyeri tekan(-), Nyeri tekan(-), Nyeri tekan(-), Nyeri tekan(-), Nyeri tekan(-),
pembengkakan(-) pembengkakan (-) pembengkakan (-) pembengkakan (-) pembengkakan (-)
8 Leher Pembesaran kelenjer Pembesaran kelenjer Pembesaran kelenjer tiroid Pembesaran kelenjer tiroid Pembesaran kelenjer tiroid
tiroid (-), kelenjer tiroid (-), kelenjer getah (-), kelenjer getah bening (-) (-), kelenjer getah bening (-) (-), kelenjer getah bening
getah bening (-) bening (-) (-)
9 Dada Jantung inspeksi : Jantung inspeksi : letus Jantung inspeksi : letus Jantung inspeksi : letus Jantung inspeksi : letus
letus cardis tidak cardis tidak tampak, cardis tidak tampak, jantung cardis tidak tampak, jantung cardis tidak tampak,
tampak, jantung jantung terkompensasi, terkompensasi, terkompensasi, jantung terkompensasi,
terkompensasi, Palpasi : Palpasi : Palpasi : Palpasi :
Palpasi : letus cardis ada pada letus cardis ada pada spatum letus cardis ada pada spatum letus cardis ada pada
letus cardis ada pada spatum intercosta V intercosta V disebelah medial intercosta V disebelah spatum intercosta V
spatum intercosta V disebelah medial sinistra, sinistra, letak cardis tidak medial sinistra, letak cardis disebelah medial sinistra,
disebelah medial letak cardis tidak bergeser untuk melihat kuat tidak bergeser untuk melihat letak cardis tidak bergeser
sinistra, letak cardis bergeser untuk melihat atau tidak, kuat atau tidak, untuk melihat kuat atau
tidak bergeser untuk kuat atau tidak, Perkusi : kanan atas : SIC II Perkusi : kanan atas : SIC tidak,
melihat kuat atau Perkusi : kanan atas : linea pada stenalis sinistra II linea pada stenalis sinistra Perkusi : kanan atas : SIC
tidak, SIC II linea pada stenalis dextra dextra II linea pada stenalis
Perkusi : kanan atas sinistra dextra Kanan bawah: SIC IV linea Kanan bawah: SIC IV linea sinistra dextra
: SIC II linea pada Kanan bawah: SIC IV sinistra dextra sinistra dextra Kanan bawah: SIC IV
stenalis sinistra linea sinistra dextra Kiri bawah: SIC V linea Kiri bawah: SIC V linea linea sinistra dextra
dextra Kiri bawah: SIC V linea media clavikularis sinistra. media clavikularis sinistra. Kiri bawah: SIC V linea
Kanan bawah: SIC media clavikularis Kesan perkusi jantung pekak. Kesan perkusi jantung media clavikularis sinistra.
IV linea sinistra sinistra. Auskultasi: pekak. Kesan perkusi jantung
dextra Kesan perkusi jantung Reguler Auskultasi: pekak.
Kiri bawah: SIC V pekak. HR : 84 Reguler Auskultasi:
linea media Auskultasi: HR : 84 Reguler
clavikularis sinistra. Reguler PARU : HR : 84
Kesan perkusi HR : 89 Inspeksi : simetris PARU :
jantung pekak. Palpasi : kesimetrisan paru Inspeksi : simetris PARU :
Auskultasi: PARU : dengan menggunakan telapak Palpasi : kesimetrisan paru Inspeksi : simetris
Reguler Inspeksi : simetris tangan, taktil premitus sama. dengan menggunakan Palpasi : kesimetrisan
HR : 89 Palpasi : kesimetrisan Perkusi : telapak tangan, taktil paru dengan menggunakan
paru dengan Batas paru hepar : ICS 4- ICS premitus sama. telapak tangan, taktil
PARU : menggunakan telapak 6 Perkusi : premitus sama.
Inspeksi : simetris tangan, taktil premitus Batas atas kiri jantung : ICS 2 Batas paru hepar : ICS 4- Perkusi :
Palpasi : sama. - ICS 3 ICS 6 Batas paru hepar : ICS 4-
kesimetrisan paru Perkusi : Batas atas kanan. jantung: Batas atas kiri jantung : ICS ICS 6
dengan Batas paru hepar : ICS 4- ICS 2- ICS 3. 2 - ICS 3 Batas atas kiri jantung :
menggunakan ICS 6 Batas kiri bawah jantng linea Batas atas kanan. jantung: ICS 2 - ICS 3
telapak tangan, taktil Batas atas kiri jantung : media clavicularis ICS kekiri. ICS 2- ICS 3. Batas atas kanan. jantung:
premitus sama. ICS 2 - ICS 3 Auskultasi : Batas kiri bawah jantng ICS 2- ICS 3.
Perkusi : Batas atas kanan. Vesikuler linea media clavicularis ICS Batas kiri bawah jantng
Batas paru hepar : jantung: ICS 2- ICS 3. kekiri. linea media clavicularis
ICS 4- ICS 6 Batas kiri bawah jantng Auskultasi : ICS kekiri.
Batas atas kiri linea media clavicularis Vesikuler Auskultasi :
jantung : ICS 2 - ICS ICS kekiri. Vesikuler
3 Auskultasi :
Batas atas kanan. Vesikuler
jantung: ICS 2- ICS
3.
Batas kiri bawah
jantng linea media
clavicularis ICS
kekiri.
Auskultasi :
Vesikuler
10 Abdomen Inspeksi : Inspeksi : Inspeksi : Inspeksi : Inspeksi :
Simetris, lesi (-), Simetris, lesi (-), jejas (-), Simetris, lesi (-), jejas (-), Simetris, lesi (-), jejas (-), Simetris, lesi (-), jejas (-),
jejas (-), benjolan (-) benjolan (-) benjolan (-) benjolan (-) benjolan (-)
Palpasi : Palpasi : Palpasi : Palpasi : Palpasi :
nyeri tekan (-) nyeri nyeri tekan (-) nyeri nyeri tekan (-) nyeri lepas (-), nyeri tekan (-) nyeri lepas nyeri tekan (-) nyeri lepas
lepas (-), massa (-) lepas (-), massa (-) massa (-) (-), massa (-) (-), massa (-)
Perkusi : Perkusi : Perkusi : Perkusi : Perkusi :
tympani pada hepar, tympani pada hepar, tympani pada hepar, pekak tympani pada hepar, pekak tympani pada hepar, pekak
pekak pada gaster. pekak pada gaster. pada gaster. pada gaster. pada gaster.
Auskultasi: Auskultasi: Auskultasi: Auskultasi: Auskultasi:
Bising usus (+) Bising usus (+) Bising usus (+) Bising usus (+) Bising usus (+)
11 ekstremitas Ekstremitas atas : Ekstremitas atas : Ekstremitas atas : tidak ada Ekstremitas atas : tidak ada Ekstremitas atas : tidak
sering mengeluh jari mengeluh nyeri di siku keluhan pada ekstremitas atas keluhan pada ekstremitas ada keluhan pada
tangan kaku dan Ekstremirtas bawah : Ekstremirtas bawah : atas ekstremitas atas
mati rasa Sering nyeri lutut saat Tidak ada keluhan pada Ekstremirtas bawah : Ekstremirtas bawah :
Ekstremirtas bawah : cuac dingin ekstremitas bawah. Tidak ada keluhan pada Tidak ada keluhan pada
Sering sulit berjalan Kekuatan otot : penuh Kekuatan otot : penuh ekstremitas bawah. ekstremitas bawah.
apabila sudah duduk 5555 5555 5555 5555 Kekuatan otot : penuh Kekuatan otot : penuh
di lantai 5555 5555 5555 5555 5555 5555 5555 5555
Kekuatan otot : 5555 5555 5555 5555
setengah
5555 5555
5555 5555
10. Harapan hidup
Keluarga berharap Tn.T dan Ny.S selalu diberika kesehatan dan semangat dalam
menjalani hidup, dan Tn.S dan Ny.R berharap anak-anaknya menjadi orang yang sukses
dan berguna. Ny.R juga berharap agar asam uratnya berkurang. Ny.S ingin memahami
lebih banyak lagi tentang bagaimana perawatan penyakit asam urat dan
penanggulangannya.
B. Analisa Data
No Data Diagnosa
DO:
5. Ny S terlihat sulit menuntaskan aktifitas
sehari hari karena menahan nyeri
persendiannya
6. Ny S terlihat sangat was was dalam
menjalankan aktifitas sehari hari
7. Otot Ny S terlihat mengalami penurunan
8. Dalam keseharian, NY S dan Tn T hanya
duduk duduk saja
9. Ny S terlihat susah untuk menggerakkan
tangannya saat hendak melakukan
aktifitas
10. Tn T terlihat tidak mampu menyelesaikan
aktifitas sehari hari kaena terlihat lemah
DO:
6. Keluarga Tn.S tampak mengekspresikan
keinginan untuk mengelola masalah
kesehatan dan pencegahannya
7. Keluarga tampak bertanya bagaimana
cara meningkatkan status kesehatannya
8. Keluarga tampak ingin mencoba merubah
kebiasaan hidupnya
DO:
5. Ny S terlihat sulit
menuntaskan
aktifitas sehari hari
karena menahan
nyeri persendiannya
6. Ny S terlihat sangat
was was dalam
menjalankan
aktifitas sehari hari
7. Otot Ny S terlihat
mengalami
penurunan
8. Dalam keseharian,
NY S dan Tn T
hanya duduk duduk
saja
9. Ny S terlihat susah
untuk menggerakkan
tangannya saat
hendak melakukan
aktifitas
10. Tn T terlihat tidak
mampu
menyelesaikan
aktifitas sehari hari
kaena terlihat lemah
1. Judul
Pengaruh pemberian jus sirsak terhadap penurunan kadar asam urat pada ansia di
pumpungan IV RT 03 RW 02 Kecamatan Sukolilo Surabaya
2. Kata Kunci
3. Penulis
Sosilo Yobel
1. P ( PROBLEM)
Lanjut usia merupakan kelompok usia yang beresiko terhadap berbagai macam
penyakit,salah satunya yaitu peningkatan kadar asam urat dalam darah. Tingginya kadar asam
urat dapat ditangani dengan upaya terapi non farmakologi berupa pemberian jus sirsak. Jus
sirsak berfungsi sebagai antioksidan yang dapat mengurangi terbentuknya asam urat dan
analgesik yang dapat meredakan rasa nyeri akibat asam urat.
2. I ( INTERVENSI)
Penelitian ini menggunakan desain penelitian pre-experiment designs dengan rancangan one
group pretestpostest untuk mengidentifikasi pengaruh pemberian jus sirsak terhadap
penurunan kadar asam urat. Teknik sampling yang digunakan secara non probability
sampling dengan teknik purposive sampling, didapatkan 28 peserta yang memenuhi kriteria.
Analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji statistic paired t-test.
3. C ( COMPARISON)
Menunjukkan bahwa 28 Lansia sebelum di lakukan pemberian jus sirsak mununjukkan nilai
seluruhnya 100%. Mengalami kadar asam urat. Dan sesudah dilakukan pemberian jus sirsak
menunjukkan sebagian besar tidak mengalami penurunan 53% dan hampir setengahnya
mengalami penurunan 46%. Hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan uji paired t-test
dengan confidence interval of the difference 95% didapat nilai signifikan = 0.000 berarti
p<0.05 maka H1 diterima artinya ada pengaruh pemberian jus sirsak terhadap penurunan
kadar asam urat pada lansia di Pumpungan IV RT 03 RW 02 Kec Sukolilo, Surabaya.
Sedangkan H0 ditolak yang artinya tidak ada pengaruh pemberian jus sirsak terhadap
penurunan kadar asam urat.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar asam urat lansia sesudah diberikan
jus sirsak adalah hampir setengahnya normal 46%. Kandungan buah sirsak tersusun atas 67%
daging buah yang dapat dimakan, 20% kulit, 8,5% biji, dan 4% poros tengah buah, dari berat
keseluruhan buah. Buah sirsak banyak mengandung air dan serat, kandungan zat gizi
terbanyak dalam sirsak adalah karbohidrat. Salah satu jenis karbohidrat pada buah sirsak
adalah gula preduksi (glukosa dan fruktosa) dengan kadar 81,9 - 93,6% dari kandungan gula
total. Buah sirsak mengandung sedikit lemak yaitu 0,3 gram/ 100 gram, sehingga sangat baik
untuk kesehatan. Vitamin yang paling dominan pada buah sirsak adalah vitamin C, yaitu
sekitar 20 mg/100 gram daging buah (Joe, 2012). Sirsak merupakan tanaman yang paling
banyak di tanam di daerah yang cukup berair, tanaman ini mudah ditanam dan harganya pun
cukup murah. Selain itu buah sirsak dapat dimanfaatkan untuk menurunkan kadar asam urat.
Pemberian jus sirsak dilakukan dalam waktu 1x sehari selama 1 minggu dengan 500 ml jus
sirsak.
Berdasarkan uji statistik Paired t Test yang diperoleh hasil nilai signifikansi = 0.000 berarti
p<0.05 maka H1 diterima atau Ho ditolak yang artinya tidak ada pengaruh pemberian jus
sirsak terhadap penurunan kadar asam urat pada Lansia Di Pumpungan IV RT 03 RW 02 Kec
Sukolilo.
4. O ( OUTCOME)
Pemberian jus sirsak dapat digunakan sebagai alternative lain untuk mengurangi kadar asam
urat. sebagai tenaga kesehatan dapat memberikan terapi non farmakologi berupa pemberian
jus sirsak bagi lansia yang mengalami peningkatan kadar asam urat. selain itu perlu juga
pengaturan pola makan dan pola hidup sehat demi mencegah komplikasi yang lebih berat.